PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Batasan Masalah
Manfaat Penelitian
Metode Penelitian
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
- Definisi (lightin arrester)
- Karakteristik (lightin arrester)
- Pemilihan Tingkat Isolasi Dasar (BIL)
- Jarak Penempatan Arester dengan Peralatan
- Teori Perhitungan Jarak Maksimum
- Surja Hubung (Switching Surge)
Penangkal petir (lignin arester) adalah peralatan yang dirancang untuk melindungi peralatan lain dalam sistem tenaga listrik dari lonjakan tegangan (baik lonjakan saluran maupun lonjakan arus petir) dengan cara membatasi lonjakan arus yang masuk dan menyalurkannya ke tanah serta harus mampu melakukan survei arus ke tanah tanpa kerusakan. Sesuai dengan fungsinya, arester harus mampu menahan tegangan sistem sebesar 50 Hz dalam waktu yang tidak terbatas dan harus mampu mengalirkan arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Selain itu, perangkat proteksi yang baik memiliki rasio proteksi yang tinggi, yaitu waktu pengosongan antara tegangan lonjakan maksimum yang diijinkan pada saat pengosongan dan tegangan sistem maksimum 50 Hz yang dapat ditahan setelah pengosongan.
Batas atas dan bawah tegangan percikan ditentukan oleh tegangan sistem maksimum dan tingkat isolasi peralatan yang dilindungi, seringkali masalah ini dapat diselesaikan hanya dengan menerapkan cara khusus pengaturan tegangan (Kontrol tegangan. Tetapi jika resistansinya adalah a nilainya tetap, maka jatuh tegangan menjadi sangat besar sehingga dengan tujuan untuk menghilangkan tegangan lebih tidak dilakukan, oleh karena itu digunakanlah katup tahanan yang mempunyai sifat khusus dimana hambatannya sangat kecil bila tegangan dan arusnya besar. hal ini menyebabkan penurunan resistansi secara drastis sehingga penurunan tegangan menjadi terbatas meskipun arusnya besar.
Ketika lonjakan arus habis dan tegangan normal tertinggal, resistansi meningkat lagi, sehingga arus yang diusulkan dibatasi sekitar 50 ampere. Arus sekunder ini akhirnya terputus oleh gangguan kebakaran ketika tegangan sistem mencapai nol, sehingga perangkat ini bertindak sebagai katup untuk mematikan arus (sehingga hambatan arus diketahui). V = Tegangan lonjakan masukan (kV) Va = Tegangan terminal arester (kV) Z + Impedansi lonjakan kabel transmisi (Ω) Impedansi lonjakan.
Penempatan arester yang baik adalah dengan menempatkan arester sedekat mungkin dengan peralatan yang dilindungi. Jarak antara arester dengan peralatan yang dilindungi digunakan persamaan berikut. Untuk menentukan jarak maksimum, arester dan peralatan proteksi yang dihubungkan langsung ke saluran udara dianggap terminal terbuka jika gambarnya seperti gambar di bawah ini. Perlindungan yang baik dicapai jika arester ditempatkan sedekat mungkin dengan terminal transformator. Namun dalam prakteknya arester harus ditempatkan pada jarak S dari trafo yang dilindungi. Oleh karena itu, jarak ini ditetapkan agar perlindungan dapat berlangsung dengan baik sebagai berikut.
Gardu induk terlindung dari benturan langsung dan kabel transmisi juga terlindung dari gardu induk hingga titik terjadinya tegangan lebih. Karena besarnya tegangan lebih suatu rangkaian sangat bergantung pada tegangan sistem, maka semakin tinggi tegangan maka tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih pada rangkaian tersebut akan semakin besar, dan tegangan lebih tersebut dapat lebih besar dari tegangan lebih petir. Oleh karena itu, karena peningkatan karakteristik arester, yang memungkinkan pengurangan BIL (petir), tegangan lebih pada rangkaian merupakan faktor utama dalam menentukan derajat isolasi.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
- Waktu
- Tempat
Peralatan Yang Diteliti
Metode Penelitian
FLOW CHART
Proses penelitian ini diawali dengan survey literatur dengan mengumpulkan berbagai jenis bahan tentang arester dan trafo yang bersumber dari buku dan jurnal yang ada, kemudian melakukan studi lapangan dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan seperti: data trafo, data arester dan data tegangan petir. Penentuan karakteristik letak klem penerangan dengan tingkat isolasi perangkat yang dilindungi menggunakan teori refleksi berulang. Rumus yang digunakan untuk menentukan jarak maksimum antara arester dan trafo adalah Ep = Ea + 2 A S/v. Berdasarkan rumus diatas, jarak antara arester (S) dipengaruhi oleh tegangan terminal trafo (Ep), arester. Tegangan percikan (Ea), kemiringan gelombang, kedatangan (A) dan kecepatan rambat gelombang (v).
Tegangan lebih merupakan lonjakan tegangan yang terjadi secara tiba-tiba dan sangat besar, sehingga dapat merusak peralatan listrik jika melebihi toleransi alat tersebut. Proteksi yang baik diperoleh jika arester ditempatkan sedekat mungkin dengan trafo, namun pada kenyataannya arester harus ditempatkan pada jarak tertentu agar proteksi dapat berlangsung dengan baik. Tipe arester yang digunakan pada peralatan Gardu Induk Maros 150 KV adalah tipe 3EP2 150-2PH31-2CA1. Sedangkan terafo yang diteliti di Gardu Induk Maros 150 KV adalah trafo tipe P030LEC575 yang dihubungkan dengan arester tipe 3EP2 150-2PH31-2CA1.
Dari hasil survey penelitian diketahui bahwa arester dipasang pada saluran untuk melindungi seluruh peralatan, dengan reservasi. Trafo dilindungi oleh arester dengan tegangan percikan 650 KV, dengan jarak proteksi peralatan 3 meter, lonjakan arus yang datang sebagai. Untuk nilai kecuraman gelombang diatas 1000 dv/dt merupakan nilai tertinggi yang dapat terjadi akibat adanya kenaikan tegangan akibat lonjakan arus pada trafo.
Hasil perhitungan percikan arester dan kenaikan tegangan pada trafo ditunjukkan pada diagram tangga di bawah ini. Kemiringan gelombang yang diperoleh dari setiap perhitungan berdasarkan waktu terjadinya yang disajikan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut. Pada waktu tertentu dan kemiringan bentuk gelombang tertentu, arester akan menarik (memicu) tegangan pada lokasi arester dan waktu untuk mencapainya dapat diperoleh dari analisis diagram tangga.
Dan karena BIL trafo sebesar 715 KV, sedangkan tegangan puncaknya mencapai 748,1 KV pada 300 μdetik, maka arester masih mampu melindungi trafo. Dari hasil matematis, jarak pemasangan arester tipe 3EP2 150-2PH31-2CA1 masih mampu melindungi trafo dari petir dan kejut rangkaian, dengan jarak maksimal 9,75, sedangkan jarak di lapangan 3 m. BIL trafo sebesar 715 KV sedangkan tegangan puncak sebesar 748,1 KV pada tegangan 300 μs, arester masih mampu melindungi trafo.
Ramayulis Nasution, dkk 2019 Analisis Pemasangan Penangkal Petir Sebagai Penangkal Petir di Gardu Induk Langsa (ONLINE) http://jurnal.uisu.ac.id/index.php/but/article/view/1274.
HASIL DAN PEMBAHSAN
Data penelitiaan
Pembahasan
- Pehitungan Jarak Arester Dengan Trafo
- Analisi Tegangan Percik Arrester
Faktanya, pemasangannya berjarak 3 meter di lapangan, sehingga pemasangannya masih dibawah biaya maksimal 2. Diperlukan pengujian atau perhitungan dengan menggunakan teori seperti Witzke Bliss untuk membandingkan hasil perhitungan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Data Penelitina
Dokumentasi Penelitian