• Tidak ada hasil yang ditemukan

GREEN ARCHITECTURE tokoh - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "GREEN ARCHITECTURE tokoh - Spada UNS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

GREEN ARCHITECTURE tokoh

Tri Yuni Iswati

(2)

Latar belakang

• Menurut World Health Organisation (WHO), 30%

bangunan gedung di dunia mengalami masalah kualitas udara dalam ruangan. Untuk itu muncul adanya konsep green architecture yaitu pendekatan perencanaan arsitektur yang berusaha meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Konsep green architecture ini memiliki beberapa manfaat diantaranya bangunan lebih tahan lama, hemat energi, perawatan bangunan lebih minimal, lebih nyaman ditinggali, serta lebih sehat bagi penghuni.

Konsep green architecture memberi kontribusi pada masalah lingkungan khususnya pemanasan global.

Apalagi bangunan adalah penghasil terbesar lebih dari 30% emisi global karbon dioksida sebagai salah satu penyebab pemanasan global. Selain karna adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang terbarukan juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture.

Sampai pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan sebutan green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global.

• Dengan konsep hemat energi yang tepat, konsumsi energi suatu gedung dapat diturunkan hingga 50%, dengan hanya menambah investasi sebesar 5% saat pembangunannya. ”Dengan hanya menambah 5% dari biaya pembangunan gedung biasa, konsumsi energi gedung dapat diturunkan hingga 50%.” Green Building dibangun dengan perencanaan energi modern. Selain dari sisi desain yang dipertimbangkan untuk meminimalkan masuknya sinar matahari sehingga mengurangi penggunaan beban Air Conditioner (AC), pada atap gedung bisa dipasang panel surya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam gedung. Beberapa sudut pandang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut diantaranya adalah aspek Passive Design, Active Design, Kondisi Udara Ruangan, Management, serta Service & Maintenance.

Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur antara lain penggunaan renewable resources (sumber- sumber yang dapat diperbaharui, passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan tanaman untuk atap, taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan sebagainya.

(3)

• SISTIM OPERASIONAL BANGUNAN Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui, yaitu pembangkit listrik dari tenaga uap (minyak bumi, batu bara, gas alam yang merupakan sisa sisa fosil yang telah punah). Terdapat beberapa tingkat sistim operasional yang digunakan dalam bangunan dengan kategori berikut (menurut Worthington, J, 1997 yang dikutip dari Yeang, Ken, 1999) :

· Sistim Pasif ( passive mode ) Tingkat konsumsi energi

paling rendah, tanpa ataupun minimal penggunaan

peralatan ME (mekanikal elektrikal) dari sumber daya

yang tidak dapat diperbarui (non renewable resources) ·

Sistim Hybrid ( mixed mode) Sebagian tergantung dari

energi (energy dependent) atau sebagian dibantu

dengan ME

(4)

• Sistim Aktif (active mode/ full mode) Seluruhnya menggunakan peralatan ME yang bersumber dari energi yang tidak dapat diperbarui (energy

dependent) · Sistim Produktif (productive mode) Sistim yang dapat mengadakan/ membangkitkan energi nya sendiri (on-site energy) dari sumber

daya yang dapat diperbarui (renewable resources) misalnya pada sistim sel surya (fotovoltaik) maupun kolektor surya (termosiphoning). Interval

kenyamanan yang akan dicapai dari beberapa

tingkat sistim operasional tersebut dapat dilihat

pada skema berikut ini: INTERVAL KENYAMANAN

SISTIM OPERASIONAL Dikutip dari: Yeang, Ken, The

Green Skyscraper, p. 201. Target konsumsi energi

dari beberapa sistim operasional bangunan dan

keterkaitannya dengan teknologi dapat dilihat

pada skema berikut ini:

(5)

TIPE TIPE SISTIM OPERASIONAL TARGET KONSUMSI ENERGI TIPE TIPE SISTIM OPERASIONAL Dikutip dari: Yeang, Ken, The Green Skyscraper, p.

198, 201.

(6)

• Arsitektur Bioklimatik (Bioclimatic Architecture/Low Energy Architecture) Arsitektur yang berlandaskan pada pendekatan disain pasif dan minimum

energi dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk menciptakan kondisi

kenyamanan bagi penghuninya. Dicapai dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi bentuk massa

bangunan dan peren-canaan tapak, orientasi bangunan, disain fasade, peralatan

pembayangan, instrumen penerangan alam, warna selubung bangunan, lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah. Tercatat para

arsitek pelopor disain bioklimatik antara lain Ken Yeang, Norman Foster, Renzo Piano, Thomas

Herzog, Donald Watson, Jeffry Cook.

(7)

• Arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture) Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran

“meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya “ dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif.. Meng-

optimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi

antara sistim tata udara buatanalamiah, sistim tata

cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode

pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat

energi. Credo form follows function bergeser menjadi

form follows energy yang berdasarkan pada prinsip

konservasi energi (non-renewable resources). Para

pelopor arsitektur ini tercatat Norman Foster, Jean

Nouvel, Ingenhoven Overdiek & partners.

(8)

• Arsitektur Hijau (Green Architecture) Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan

kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi

(energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach). Bertitik tolak dari pemikiran disain ekologi yang

menekankan pada saling ketergantungan (interdependencies) dan keterkaitan (inter- connectedness) antara semua sistim (artifisial

maupun natural) dengan lingkungan lokalnya dan

biosfeer.

(9)

• Credo form follows energy diperluas menjadi form follows environment yang berdasarkan pada prinsip recycle, reuse, reconfigure. Karya karya arsitektur hijau yang terkemuka antara lain NMB Bank (arsitek Ton

AlbertsAmsterdam), Four Times Square (Fox & Fowle architects), The Helicoidal Skyscraper (proposal Prof.

Manfredi Nicoletti), Frankfurt „Max‟ Tower, Nagoya 2005

Tower, Bishopsgate Tower, Elephant and Castle Tower

yang kesemuanya merupakan vertical urban design

karya T.R. Hamzah & Yeang, Glasshouse (LOG ID/Dieter

Schempp,Fred Mollring) Germany, 17-18 Apartments, Les

Garennes,France (L. Bouat et al), Audubon House, New

York City (Croxton Collaborative Architects).

(10)

• Prinsip dasar perancangan tipologi arsitektur sadar energi dan arsitektur hijau dapat di formulasikan dalam matriks berikut ini : (Sumber : The Green Skyscraper, Ken Yeang, p. 12

• ”Energy-efficient Architecture” Paradigma Dan

Manifestasi Arsitektur Hijau Jimmy Priatman dimensi

Teknik Arsitektur Vol. 30, No. 2, Desember 2002: 167 -

175

(11)
(12)
(13)

Solaris, fusionopolis

(14)

Editt tower

singapore

(15)
(16)
(17)

Proyek Kota-Kota Mandiri 2050-2060

Terdapat 180 Kota Mandiri Bertaraf Dunia di Indonesia

• Coastarina

Di Pulau Batam akan dibangun pulau-pulau buatan yang menyerupai peta dunia terbesar di dunia mengalahkan perumahan di Dubai. Sebagian areanya diperoleh dari hasil

reklamasi. Site plan-nya dirancang bak lagoon raksasa yang bagian tengahnya ditata

menyeru0pai peta dunia dengan miniatur berbagai benua: Asia, Amerika,

Eropa, Afrika, dan Antartika.

Di Coastarina, akan dibangun total 1.000 rumah di kawasan total 150 hektar (25

hektar termasuk taman dan fasilitas umum).

Coastarina mega proyek ini akan selesai dalam 6 tahun dan total investasi

diperkirakan menjadi 60 – 80 juta USD atau sekitar Rp. 570 M / Rp 760 M. MURI (Museum Rekor Indonesia) memberikan

penghargaaan kepada Coastarina untuk papan tulisan terbesar di Indonesia.

Pembangunan 18 Kota Megapolitan di Indonesia sampai 2045

Visi 2145

(18)

Rem kolhas

(19)

Doble helix skyscraper

(20)

Breath taking hotel

singapore

(21)
(22)

Singapore under ground

skyscraper

(23)

Russian sub terrain city

(24)

sekian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Absensi dan Productivity Manhours Terhadap Ketepatan Turn Around Time TAT Perawatan