GURU PEMBELAJARAN SASTRA DI ERA NEW NORMAL
ENUNG NURHAYATI, M.A., Ph.D
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
IKIP SILIWANGI, 08 JULI 2020
APA RAIHAN GURU SASTRA, SEKARANG???
“MERAIH MOMENTUM YANG PALING BERHARGA”
Guru sastra adalah guru yang meraih momentum paling berharga di era covid19 dan era new normal untuk mengajak siswanya meresapi berbagai pengalaman hidup manusia abnormal and new normal.
Karena, pada hakikatnya karya sastra bisa disebut sebagai produk pengungkapan pengalaman
kemanusian
ADAPTASI GURU SASTRA DI ERA NEW NORMAL
GROWTH ADAPTATION
BLOCK ADAPTATION FIXED ADAPTATION
SITUATIONAL ADAPTATION
Adaptasi Bertumbuh
Dengan kebiasaan baru, guru segara beradaptasi,
meningkatkan skillnya, dengan hal-hal baru, bertumbuh terus berinovasi dalam pembelajaran sastra. Situasi seperti ini dimanfaatkan untuk
mengembangkan sastra bersama siswanya. Guru sadar tidak akan kembali dalam keadaan seperti dulu
Adaptasi situasional
Adaptasi fix
Tidak menyadari dan tidak faham dengan keadaan, guru
menyangka suatu saat keadaan akan kembali seperti
kebiasaannya. Guru bersama siswanya bisa melakukan
pembelajaran sastra dengan cara tatap muka, misal mengadakan konser pembacaan puisi di panggung terbuka dengan ramainya penonton, dll.
Tidak melakukan adaptasi
Guru sastra tidak bisa beraksi apa apa. Guru tersebut diam tidak melakukan adaptasi, karena guru tersebut kebingungan, panik apa yang mustiia kerjakan.
Karena ia beranggapan bahwa bersastra adalah berexflorasi Beradaptasi sesuai dengan
situasi, guru berharap akan kembali seperti dulu. Dia mencoba hal baru seadanya.
Misalnya, guru bersama siswanya berkarya sastra menyesuaikan dengan kondisi, misalnya membuat video pembacaan puisi, antologi cerpen yang diterbitkan dalam e-book, dll
GREAT LITERATURE TEACHER
Creative, interaktif, dan inovatif dalam pembelajaran bersastra
Technology, memuktahirkan pembelajaran sastra dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi
Adapt, mampu beradaptasi dengan berbagai persoalan
Communicate, mampu berkomunikasi efektif
Research, tidak pernah berhenti belajar
Collaboration, dan menjadi teladan Write, teruslah berkarya
GLT
1
2
3
4
5
6
Guru pembelajaran sastra harus lebih fleksibel , baik itu dalam pendekatan pembelajaran ataupun pemanfaatan realitas sosial untuk dijadikan bahan baku bersastra. Atau lebih berkaitan dengan personalisasi daripada masalah umu m dan abstrak
Flexible/personalised
Guru pembelajaran sastra yang semula hanya sebagai
“penyampai”, maka ia harus berubah peran menjadi fasiltator dan model. Bersama siswa bersastra.
From delivery to facilitation
Guru pembelajaran sastra tidak hanya menyampaikan pengetahuan , tapi ia harus bisa menghantarkan siswanya pada pencapaian target kompetensi bersastra yang sesuai dengan KD-KD yang ada dalam Permendikbud
From knowledge recall to competencies
Guru pembelajaran sastra harus melatih siswa menuju kebiasaan belajar bersastra/membudayakan belajar bersastra, dan meningkatkan pembelajaran sastra di tahap HOTS
Learn how to learn, and HOTS
Guru harus bisa meningkatkan penumbuhan karakter siswanya melalui pembelajaran sastra. Dalam situasi serba panik, ketakutan, dan berbahaya maka pembelajaran sastra harus bisa berperan membantu menemukan kemungkinan pola hidup yang lebih baik, saling menguatkan dan berempati.
Role more important
Guru harus lebih cerdas digital, lebih meningkatkan keterampilan literasi digital . Desain proses belajar lebih berbasis digital, membentuk pola pikir digital ,berbasis teknologi informasi