• Tidak ada hasil yang ditemukan

hak khiyar dalam undang-undang nomor 8 - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hak khiyar dalam undang-undang nomor 8 - IAIN Repository"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui khiyar dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, serta untuk melihat gambaran hukum ekonomi syariah terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khiyar ditinjau dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ditinjau dari Hukum Ekonomi Islam. Secara garis besar, keseimbangan yang diatur dalam UU Perlindungan Konsumen cenderung merupakan keseimbangan yang mengacu pada pemenuhan keinginan masing-masing.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis ingin memfokuskan pembahasan tentang hak khiyar dalam undang-undang no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen ditinjau dari hukum dagang syariah. Bagaimana khiyar ditinjau dari undang-undang no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen ditinjau dari hukum dagang syariah. Yusri, “Kajian Hukum Perlindungan Konsumen dari Perspektif Hukum Islam” dalam Ulumudin, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry), No., 5/Juli-Desember 2009, h.

Disertasi ini bertujuan untuk mengkaji perlindungan konsumen bagi pengguna game online di warnet Blankon berdasarkan Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perlindungan Konsumen dalam Bisnis SMS Undian dengan Kajian Perbandingan Harga Fatwa MUI dan UU No. 8 Tahun 199915. 15 Dede Hermawan, dalam disertasinya berjudul, Perlindungan Konsumen dalam Kajian Komparatif Bisnis Undian SMS Berhadiah Fatwa MUI dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, (Yokyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009), dalam http://digilib.uin-suka.ac.id, diunduh 2 Januari 2017.

Penelitian ini memiliki kesamaan karena menggunakan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa karya ilmiah peneliti berjudul “Hak Khiyar Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Perspektif Hukum Dagang Syariah”. 72 UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, Pasal 4 para. peraturan perundang-undangan) yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah bangsa 73.

Sedangkan sumber utama hukum perlindungan konsumen adalah buku Hukum Perlindungan Konsumen Zulham, buku Elsi Kartika Sari, buku Hukum Ekonomi Advendi Simanunsong, dan buku Hukum Ekonomi Syariah. Dengan metode tersebut, penulis akan menyimpulkan bagaimana khiyar didasarkan pada kedudukan undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan bagaimana hukum perlindungan konsumen ditinjau dari hukum ekonomi syariah. Revisi hukum ekonomi syariah terhadap UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa hukum tentang perlindungan konsumen sudah sesuai dengan hukum ekonomi syariah, kesesuaian ini dapat dilihat dalam Al Quran dan hadits. Dede Hermawan, dalam tesisnya yang berjudul, Perlindungan Konsumen Dalam Studi Banding Bisnis Berhadiah Sms Undian Fatwa MUI dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pertanyaan penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relefan

LANDASAN TEORI

Khiyar

  • Macam-macam Khiyar

Perlindungan Konsumen

  • Asas-Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen
  • Tujuan Perlindungan Konsumen

Hak Konsumen dan Kewajiban Pelaku Usaha

  • Hak Konsumen
  • Kewajiban Pelaku Usaha

Hukum Ekonomi Syari’ah

  • Hukum Ekonomi
  • Ekonomi Islam
  • Ijtihad dan Qiyas

Dasar-Dasar Bangunan Ekonomi Islam

  • Nilai Ketuhanan (ilahiah)
  • Nilai Keadilan (al-Adl)
  • Nilai Kenabian (al-Nubuwah)
  • Nilai Pemerintahan (al-Khalifah)
  • Nilai Hasil (al-Ma’ad)

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Artinya peneliti dapat segera mencari bahan penelitian tentang hak khiyar dan undang-undang perlindungan konsumen terkait dalam buku-buku yang ada untuk kemudian diolah. Penulis menggunakan buku Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, untuk memudahkan pemahaman, penulis menggunakan buku Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Perangkat Hukumnya yang ditulis oleh Shidarta dan buku Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang ditulis oleh Firman Tumantara Endipradja, buku-buku tersebut digunakan oleh penulis, sehingga memudahkan penulis untuk memahami undang-undang perlindungan konsumen. Hak memilih yang terkandung dalam kedua pasal di atas akan memuat salah satu asas yang menjadi landasan perlindungan konsumen, yaitu asas keselamatan konsumen.

Berdasarkan pemaparan di atas, istilah perlindungan hak konsumen dalam Islam sekilas berbeda dengan istilah perlindungan konsumen saat ini, namun jika ditelaah secara seksama dari segi regulasi, nilai dan tujuannya memiliki peran dan fungsi yang sama dengan perlindungan hak konsumen konsumen. Perlindungan konsumen adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhannya terhadap hal-hal yang merugikan konsumen itu sendiri. Undang-Undang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya untuk menjamin kepastian hukum guna melindungi konsumen139.

Keinginan untuk mencapai perlindungan konsumen merupakan rasa aman bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Islam memandang bahwa perlindungan konsumen bukan hanya hubungan keperdataan sebagaimana dalam UU Perlindungan Konsumen Indonesia, melainkan mencakup kepentingan umum secara luas, bahkan dalam kaitannya dengan hubungan manusia dengan Allah swt. Sedangkan dalam hadits Nabi, langkah-langkah perlindungan konsumen lebih jelas dan rinci, hal ini dapat kita lihat dari hadits-hadits yang berbicara tentang majelis khiyar, syarat-syarat khiyar dan khiyar ru'yah.

Selain itu, perlindungan konsumen syariah memiliki sumber hukum yang lebih tinggi yaitu Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma dan Qiyas. Islam memandang bahwa perlindungan konsumen tidak hanya merupakan hubungan keperdataan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, tetapi mencakup kepentingan umum yang luas, bahkan menyangkut hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Walaupun peraturan perundang-undangan telah dibentuk, namun pada kenyataannya penerapan undang-undang perlindungan konsumen masih belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara lain disebabkan faktor selain konsumen itu sendiri, adalah aparat penegak hukum yang belum tegas dalam penerapannya.

Nasution, “Hukum Perlindungan Konsumen Sebuah Pengantar” di http:// Hukum-Ekonomi.bligspot.co.id, diunduh pada 02 Januari 2017 Nasrun Haroen.

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

Khiyar dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Untuk melindungi kepentingan konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan yang mengatur hak-hak konsumen melalui undang-undang. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta memperoleh barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan syarat serta jaminan yang dijanjikan; Hak atas informasi yang benar, jelas dan adil mengenai syarat dan jaminan barang dan/atau jasa;

Hak atas ganti rugi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; Memberikan informasi yang benar, jelas dan wajar mengenai syarat dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan; menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau dipasarkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mencoba dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberikan jaminan dan/atau jaminan atas barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan; Pemberian kompensasi, ganti rugi dan/atau kompensasi atas kerugian yang timbul dari penggunaan, penggunaan dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; Pemberian kompensasi, kompensasi dan/atau ganti rugi apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau digunakan tidak sesuai dengan perjanjian.

Prinsip keamanan dan keselamatan konsumen adalah memberikan jaminan keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, penggunaan dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan124. Berdasarkan penjelasan di atas, maka isi Pasal 4 angka 2 3 4 dan 7 UUPK adalah maksud dan tujuan memenuhi syarat yaitu untuk memperoleh jaminan atas barang atau jasa yang layak, melindungi konsumen dari penipuan atas informasi produk, dan untuk mendapatkan hak untuk didengar pengaduannya, dengan kata lain isi pasal 4 merupakan inti dari syarat khiyar. Jika ditemukan kecacatan pada barang dan/atau jasa, konsumen berhak untuk mengadu agar keluhannya didengar dan mendapat ganti rugi.

Hak untuk menerima kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, jika barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya134.

Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Undang-undang

Perlindungan terhadap konsumen Muslim yang diatur dalam timun mempunyai dasar dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, walaupun peraturan tersebut secara konkrit disebutkan dalam hadits-hadits Nabi, namun terdapat ayat-ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang timun. Maksudnya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan perkara-perkara yang berlaku secara sukarela di antara kamu." (QS. An-Nisa: 29) 140. Maksudnya: "dan janganlah salah seorang di antara kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil."

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang bertakwa”. (QS. At-Taubah: 119) 146. Lebih-lebih lagi, ia bertujuan untuk mencapai keredhaan yang sempurna kedua-dua belah pihak, sebagaimana yang disampaikan oleh Allah dalam al-Qur'an Surah an-Nisa ayat 29 di atas. Maksudnya: “daripada Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang membeli sesuatu sebelum melihatnya, maka dia berhak khiyar setelah melihat barang itu” (HR ad-Daruqutni daripada Abu Hurairah)156.

Dari hadits di atas dapat dipahami, bahwa penekanan hak khiyar ru'yah ada pada pihak pembeli. Namun jika jual beli bersifat mu'awadhah (barter), jelas kedua belah pihak membutuhkan khiyar ru'yah157. Sebaliknya, barang yang di ru'yah diperiksa secara menyeluruh sebelum dibeli, atau jika ada hak khiyar, setelah diperiksa ternyata kualitas barang tersebut melanggar pernyataan penjual, tentu pembeli juga akan dirugikan. dirugikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang mengandung makna perlindungan. Penegak hukum harus mengimplementasikan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen secara nyata, sedangkan pemerintah harus aktif mengawasi para penegak hukum, agar keadilan dapat terwujud bagi setiap konsumen. Syaugi Mubarak Seff, "Ekonomi Syariah sebagai Fondasi di Al-Bai" (Jual Beli)" dalam AT-Taradhi.

Wijayati dalam tesisnya yang berjudul Tinjauan Hukum Islam terhadap Hak Khiyar Dalam Jual Beli Telepon Seluler Tersegel di Loket Utama Driyorejo Gresik.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengaturan, nilai dan tujuan hak khiyar memiliki peran dan fungsi yang sama dengan perlindungan hak konsumen dalam UUPK. Islam mensyaratkan unsur keadilan, kejujuran dan keterbukaan dalam praktik perdagangan dan pengalihan hak, hal ini sejalan dengan tujuan utama Undang-Undang Perlindungan Konsumen yaitu tercapainya kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi setiap konsumen. Perbedaan mendasar UUPK dengan perlindungan konsumen syariah adalah perbedaan prinsip keduanya.

Saran

Abdi Darwis, dalam tesisnya yang berjudul Hak Konsumen untuk Mendapatkan Perlindungan Hukum Pada Industri Perumahan di Kota Tangerang. Nanang Taufiq Masruri, dalam tesisnya yang berjudul Pandangan Hukum Islam tentang Penerapan Khiyar dan Jaminan Produk Elektronik Studi Kasus di Lenovo Service Center, Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Pemenuhan Hak-hak Anak Berkebutuhan Khusus dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas: Studi Kasus Di Desa Sonoageng Kecamatan