Pengertian
Bahasa
Istilah
Takrifan versi Abu Hanifah ini terkenal kontroversi di kalangan majoriti ulama, kerana harta yang diwakafkan masih menjadi hak milik orang yang mewakafkan. Bertentangan dengan pendapat guru-guru mereka, kedua-dua ulama besar mazhab Hanafi ini mentakrifkan wakaf sama seperti pendapat jumhur ulama iaitu sebagai harta yang telah menjadi milik Allah SWT dan bukan lagi milik para ulama. orang tidak. beri wakaf. Menahan harta sehingga menjadi milik Allah menggunakan manfaatnya bagi orang yang mencintainya.
Perbedaan Waqaf Dengan Sedekah Lain
Manfaat Yang Terus Menerus
Kemudian Utsman bin Al-Affan radhiyallahuanhu membeli sumur tersebut dan mewakafkannya untuk kepentingan umum. Siapapun boleh minum dari air sumur tersebut dan mendapatkan manfaat dari air tersebut, termasuk orang Yahudi yang pernah menguasai sumur tersebut. Sedangkan sepiring nasi tidak bisa diberikan sebagai oleh-oleh, karena sekali dimakan, manfaatnya sudah habis dan tidak bisa digunakan lagi.
Pahala Yang Terus Menerus
Namun jika kita memulihkan fasilitas umum yang manfaatnya dapat terus dirasakan oleh para korban bencana, tentu kita akan tetap mendapat imbalan.
Adanya Pengelola
Masyru'iyah Waqaf
Al-Quran
Hadits
Abdullah bin Umar ra mengatakan bahwa Umar bin al-Khattab diberikan tanah di Khaibar. Ia mendatangi Rasulullah SAW dan menanyakan pendapatnya, “Ya Rasulullah, aku telah diberi sebidang tanah di Khaibar, yang sebelumnya belum pernah aku menerima harta yang nilainya melebihi ini. menghancurkan kekuatan Yahudi sampai ke akar-akarnya, Perang Khaibar juga menghasilkan pendapatan finansial yang besar.
Bahkan para sahabat Nabi SAW dari kalangan Muhajirin Mekah selepas perang ini dan mendapat bahagian harta rampasan yang besar mampu membayar semua hutang mereka dari sahabat Ansar penduduk Madinah atau mereka mampu memulangkan apa yang telah diberikan daripada mereka. saudara berhijrah. 2. Sehingga Ibnu Umar r.a menyatakan bahawa mereka tidak pernah merasa puas dengan harta rampasan itu melainkan dalam perang Khaibar. Salah seorang yang mendapat harta yang melimpah ruah dari rampasan perang Khaibar adalah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, berupa kebun kurma yang sangat luas dan nilai produksi yang sangat tinggi dari setiap hasil panen. .
Oleh Nabi Muhammad SAW, harta setinggi-tingginya dianjurkan untuk dilimpahkan di jalan Allah, untuk mendapatkan nilai pahala yang sama. Selain hadits tentang ghanimah agung di atas, ada pula dalil lain yang juga menjadi landasan wakaf masyru'iyah, yaitu hadits tentang zakat anak Adam yang tidak terputus meskipun ia meninggal. Dalam hadits yang sangat terkenal ini, salah satu amal yang tidak ada habisnya adalah sedekah jariyah.
Malah, selain Umar, terdapat ramai lagi sahabat yang turut mewakafkan harta mereka seperti yang disebutkan dalam hadis berikut.
Hukum Wakaf
- Wakaf Sunnah
- Wakaf Wajib
- Wakaf Mubah
- Wakaf Haram
Maka wakaf baginya mengubah hukum dari yang asalnya sunnah kepada kewajipan, sedangkan apa yang dijanjikannya menjadi kenyataan. Di antara bukti kewajipan manusia untuk melakukan apa yang telah dikerjakan, apa yang dijanjikan adalah firman Allah. Allah Yang Maha Tinggi ia juga menerangkan salah satu ciri orang yang berbuat baik, yang suka menunaikan komitmen.
Dalam ayat yang lain, Allah SWT menceritakan kisah seseorang yang mungkir janji untuk melakukan apa yang dia nazarkan, padahal Allah telah memberikan apa yang dia kehendaki. Dan di antara mereka ada juga yang bernazar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya, niscaya kami akan bersedekah dan tentulah kami termasuk orang-orang yang bertaqwa." dengan pemberian ini dan berpalinglah, dan sesungguhnya ada orang yang selalu membelakanginya.
Maka Allah timbulkan kemunafikan dalam hati mereka hingga mereka bertemu Allah, karena mereka mengingkari janji Allah kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta (Q. At-Taubah: 75-77). Para ulama juga menuliskan dalam kitabnya bahwa ada zakat yang dibolehkan, yang mana orang yang menyumbangkan hartanya tidak mendapat pahala. Boleh hukumnya jika seseorang yang bukan muslim ingin berwakaf tanpa syarat, namun di sisi Allah amalnya tidak ada manfaatnya alias tidak memberinya pahala.
Sebagai orang yang membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan, berjudi, arak dan segala jalan yang tidak diredhai Allah (swt).
Rukun Waqaf
Shighah
Sehingga sebagian ulama mengatakan jika tidak ada persetujuan dari pihak yang menerima maka hukumnya sah. Para ulama membagi hukum Kabul ini menjadi dua, ada yang harus dikabulkan dan ada yang tidak. Jika harta wakaf mustahik itu merupakan hajatan umum dan semua orang dapat menikmatinya, maka pengakuan itu tidak diperlukan.
Jadi orang yang salat di mesjid tidak perlu memberikan izin, yang mana pemberi wakaf tidak tahu kapan mengucapkannya. Sebaliknya jika wakaf ini diperuntukkan hanya untuk orang-orang tertentu, misalnya hanya untuk 10 anak yatim yang telah ditentukan namanya, maka para ulama mengatakan bahwa sepuluh anak yatim tersebut wajib mengucapkan kabul yaitu shhat yang menegaskan bahwa mereka telah menerima hadiah tersebut. Tujuannya menjadi penguat atau dokumen yang abadi agar tidak ada pihak yang memanfaatkan keadaan di kemudian hari.
Terdapat dua syarat yang dikemukakan oleh para ulama tentang sifat wakaf topi atas iaitu tanjiz dan ta'bid. Ulama seperti mazhab Al-Hanafiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah bersepakat bahawa highhat mestilah akad wakaf dengan tanjiz. Ulama membenarkan janji seperti itu kerana ia adalah sesuatu yang pasti akan berlaku lambat laun.
Para ulama juga membolehkan seseorang bergantung pada akad wakafnya, pada status kepemilikannya atas suatu harta yang masih menggantung.
Orang Yang Mewakafkan Harta
Syarat lain yang ditetapkan oleh para fuqaha adalah akad shihat atau wakaf harus bersifat ta'bid atau berlaku selamanya. Oleh karena itu, dalam menghibahkan harta, pemilik harta tidak boleh mengatakan bahwa ia mewariskan hartanya hanya untuk jangka waktu tertentu. Shihat yang sebenarnya adalah shihat yang abadi dimana ketika seseorang mendonasikan hartanya, maka ia telah kehilangan hartanya karena tidak lagi memilikinya untuk selama-lamanya.
Sebaliknya, orang yang bukan beragama Islam, walaupun dia bersedekah atau mendermakan hartanya, sudah tentu tidak akan mendatangkan pahala kepadanya. Dan amalan orang-orang kafir itu adalah seperti fatamorgana di dataran, yang disangka oleh orang-orang yang dahaga adalah air, tetapi apabila dia sampai ke air, dia tidak mendapat apa-apa. Kerana orang gila tidak mempunyai hak untuk membuat kontrak pertukaran, penjualan atau pemindahan hak ke atas harta kepada pihak lain.
Begitu pula wakafnya tidak sah jika wakafnya diwariskan oleh anak yang belum baligh. Sekalipun ia bekerja keras dan mendapat bayaran, otomatis upahnya menjadi milik tuannya, ibarat seekor kuda yang menarik delman yang mengerahkan tenaga sepanjang hari, uang untuk membayar naik kereta bukan milik kudanya, melainkan milik kudanya. . menguasai. Maka apabila harta itu telah dialihkan oleh seorang budak menjadi harta wakaf, maka hukumnya tidak sah, karena syarat-syarat pemberian wakaf tidak terpenuhi.
Syarat yang keempat bagi seseorang yang mewakafkan hartanya di jalan Allah adalah tidak dalam keadaan terpaksa.
Contoh Sukses Pengelolaan Wakaf
Universitas Al-Azhar Mesir
Menariknya, Al-Azhar tak hanya mampu bertahan selama satu abad, namun tetap menjaga tradisi meluluskan puluhan ribu santrinya yang datang dari berbagai penjuru dunia. Berbeda sekali dengan dunia pendidikan di negara kita yang sudah menjadi kewajiban negara namun masyarakat tetap harus membayar dengan harga yang bersaing dengan kampus swasta, Al-Azhar di Mesir tidak memiliki sejarah menarik biaya pendidikan dan sejenisnya. Dan terdapat ribuan ulama Al-Azhar di berbagai negara yang ditunjuk untuk mengajarkan berbagai ilmu agama atas biaya Al-Azhar di Mesir.
Begitu banyak aset yang sudah menjadi milik Al-Azhar, terdapat berbagai perusahaan beras, manufaktur, dan dunia usaha yang menjaga roda lembaga berusia 1000 tahun ini tetap berjalan. Bahkan konon dulu ketika keuangan negara Mesir sedang krisis, salah satu yang menyelamatkannya adalah Al-Azhar. Maka wajar jika Al-Azhar di Mesir mempunyai kedudukan tersendiri di mata pemerintah, bahkan di mata pemerintahan Islam yang berbeda-beda di berbagai negara.
Al-Azhar hanyalah contoh kecil bagaimana harta wakaf jika dikelola secara profesional akan memberikan hasil yang luar biasa. Bahkan, penulis yakin jika dibandingkan dengan pengelolaan harta zakat yang aturannya agak terlalu banyak, pengelolaan harta wakaf sebenarnya sangat fleksibel, mudah, dan elastis. Itu sebabnya di berbagai negara Islam umumnya terdapat kementerian khusus yang mengurusi harta wakaf, mulai dari masalah regulasi hingga peraturan perundang-undangan.
Sehingga wakaf di berbagai negara berkembang sangat baik dan memberikan manfaat yang luas serta mampu menjawab berbagai tantangan.
Warees di Singapore
Memang zakat juga merupakan bagian dari hukum Islam, namun menurut penulis pengelolaan harta zakat terasa lebih rumit karena banyak kesalahan dan perbedaan pendapat, serta perdebatan yang tiada habisnya. Sedangkan pengelolaan harta wakaf sebenarnya sangat menantang, karena selain wakaf juga merupakan bagian dari hukum Islam, ternyata ketentuannya sangat mudah dan sangat fleksibel, padahal bidangnya sebenarnya lebih ke arah usaha dan pengembangan usaha. Lihat saja harta wakaf pertama dalam sejarah Islam, berupa kebun kurma yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Bayangkan jika Umar bin Al-Khattab saat itu mempunyai 1000 pohon, maka ia akan mempunyai 75 milyar. Secara umum, wakaf adalah istilah yang digunakan untuk benda-benda yang sudah tidak layak untuk dimiliki dan menjadi kurang bernilai. Entah dari mana, harta wakaf tersebut nampaknya juga merupakan harta yang sudah tidak ada nilainya lagi, seperti kipas angin dari anyaman bambu yang sudah usang dan rusak, atau berupa sajadah yang sudah tua dan berjamur. enaknya disumbangkan ke musala yang mana musalanya memang reyot dan menunggu roboh karena tidak dirawat.
Anda dapat membagikan e-book pdf ini kepada teman, keluarga, saudara atau siapapun agar mereka juga dapat tercerahkan dalam ilmu agama. E-book pdf ini merupakan salah satu bentuk amal, karena semakin banyak pembaca maka semakin banyak pula pahala yang diterima penulis dan pihak yang membantu menyebarkannya. Peluang juga terbuka jika Anda ingin berpartisipasi dalam kampanye amal demi kelancaran penerbitan ebook pdf ini.
Silakan sumbangkan sebagian rezeki yang Allah SWT anugerahkan kepada Anda melalui sedekah jariyah yang terus melimpahkan pahala atas semakin meningkatnya penyebaran ilmu pengetahuan Islam.