• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman judul - Unissula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Halaman judul - Unissula"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN

PENGABDIAN MASYARAKAT PKM KELOMPOK KADER DAN IBU BALITA DALAM GERMAS CETING (GERAKAN MASYARAKAT CEGAH STUNTING) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN BALITA STUNTING DI DESA PURWOSARI

KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

Oleh:

Endang Surani , S.SiT., M.Kes (Ketua Pelaksana)

Putri Ciptari (Anggota 1)

Meidi Bunga Cikita (Anggota 2)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Halaman judul

(2)

2 RINGKASAN

Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Penyebab utamanya asupan gizi, terdapat faktor multidimensi yang menyebabkan stunting diantaranya praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan termasuk ante natal care, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Dampak buruk lainnya yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut, dalam jangka waktu pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Intervensi gizi spesifik merupakan upaya dalam penanganan stunting, pada anak usia 24-59 bulan intervensi prioritas yang dilakukan adalah tata laksana gizi buruk akut, pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang akut. GERMAS CETING (Gerakan masyarakat cegah stunting) merupakan gerakan masyarakat yang dilakukan secara bersama dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan stunting dengan sasaran seluruh masyarakat utamanya adalah Kader, ibu hamil dan ibu balita serta kelompok potensial lainnya dengan mengintegrasikan seluruh intervensi spesifik dan intervensi sensitive.

Tujuan dari kegiatan ini adalah Meningkatkan pengetahuan kader dan ibu balita tentang Stunting dan meningkatkan ketrampilan ibu balita dan kader dalam pembuatan MP ASI dan PMT sehingga dapat memberikan kepada balita sesuai dengan usianya. Kegiatan yang dilakukan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan demontrasi cara pembuatan makanan tambahan. Setelah dilakukan penyuluhan tentang stunting selanjutnya dilakukan post test dengan kuesioner yang sama. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu balita tentang stunting, yaitu 100% ibu mempunyai pengetahuan yang baik, ibu sangat antusias mengikuti demontrasi pembuatan makanan tambahan.

Kata kunci : Gerakan masyarakat, stunting

(3)

3

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, serta Hidayah-Nya sehingga kami bisa melaksanakan pengabdian pada masyarakat sebagai salah satu bentuk dari Tridharma Perguruan Tinggi. Pengabdian Masyarakat dengan judul “Pengabdian Masyarakat Kelompok Kader Dan Ibu Balita Dalam Germas Ceting (Gerakan Masyarakat Cegah Stunting) Sebagai Upaya Pencegahan Balita Stunting Di Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak” dapat terselesaikan dengan baik.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Islam Sultan Agung Semarang

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

3. Pimpinan Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Sultan Agung Semarang

4. Ketua Program Studi Kebidanan Universitas Islam Sultan Agung Semarang

5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini masih belum mencapai target ideal karena keterbatasan waktu dan dana yang tersedia. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, menurut kami perlu kiranya dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat di lain waktu sebagai kelanjutan kegiatan tersebut. Namun demikian, besar harapan kami semoga pengabdian masyarakat ini dapat memberikan manfaat. Amien.

Semarang, September 2020

Tim Pengusul

(4)

4 DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... 1

HALAMAN PENGESAHAN ... 2

RINGKASAN …………... 3

KATA PENGANTAR... 4

DAFTAR ISI ... 5

DAFTAR LAMPIRAN... 6

BAB I. PENDAHULUAN... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

BAB III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN... 12

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 14

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 16

DAFTAR PUSTAKA... 17

LAMPIRAN... 88

(5)

5

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Jadual Pengabdian

Lampiran 2 : Alokasi Dan Perincian Anggaran Yang Diusulkan Lampiran 3 : Organisasi Tim Pengabdian Dan Pembagian Tugas Lampiran 4 : Daftar Hadir

Lampiran 5 : Surat Tugas

Lampiran 6 : Kontrak Pengabdian Masyarakat Lampiran 7 : Biodata Pengusul

(6)

6

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Penyebab utamanya asupan gizi, terdapat faktor multidimensi yang menyebabkan stunting diantaranya praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan termasuk ante natal care, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses air bersih dan sanitasi (Kemenkes RI, 2018).

Dampak buruk lainnya yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut, dalam jangka waktu pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh, sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi Secara lebih spesifik, kekurangan gizi dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan badan, lebih penting lagi keterlambatan perkembangan otak dan dapat pula terjadinya penurunan atau rendahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. (Kemenkes, 2017).

Intervensi gizi spesifik merupakan upaya dalam penanganan stunting, pada anak usia 24-59 bulan intervensi prioritas yang dilakukan adalah tata laksana gizi buruk akut, pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang akut, pemantauan pertumbuhan, intervensi penting mencakup suplemen kapsul vitamin A, suplementasi taburia, suplementasi zinc untuk pengobatan diare dan manajemen terpadu balita sakit serta pencegahan kecacingan.

Kebutuhan dasar asuh (kebutuhan fisik-biomedis) meliputi pangan/gizi merupakan kebutuhan yang paling terpenting untuk anak, perawatan kesehatan dasar (seperti imunisasi, pemberian ASI Eksklusif, penimbangan bayi/anakyang teratur, pengobatan pada anak jika sakit). Sedangkan kebutuhan asih adalah kebutuhan anak untuk mengembangkan kasih sayang, spiritual anak, kemandirian, kebutuhan rasa aman dan nyaman, rasa memiliki dan kemandirian. Kebutuhan asih dapat memberikan rasa aman jika terpenuhinya kontak fisik dan psikis yang

(7)

7

dilakukan sedini mungkin dengan ibu. Pemenuhan kebutuhan asih tidak mengutamakan hukuman pada anak dengan kemarahan, namun orang tua dapat lebih banyak memberikan contoh bagi anak dengan rasa pen uh kasih sayang (Soetjiningsih, 2013).

GERMAS CETING (Gerakan masyarakat cegah stunting) merupakan gerakan masyarakat yang dilakukan secara bersama dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan stunting dengan sasaran seluruh masyarakat utamanya adalah Kader, ibu hamil dan ibu balita serta kelompok potensial lainnya dengan mengintegrasikan seluruh intervensi spesifik dan intervensi sensitive.

Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak merupakan desa yang terletak dipesisir dan berada di wilayah Puskesmas Sayung 1, pada tahun 2019 jumlah dari 435 balita terdapat 142 (32,64%) balita dengan stunting. Hasil wawancara dengan bidan dan ibu yang memiliki balita dengan stunting di dapatkan fakta bahwa di Desa tempat dilakukannya penelitian masih banyak ibu yang tidak memberikan colostrum karena beranggapan bahwa ASI yang pertama kali keluar adalah ASI basi, bayi masih di berikan MPASI sejak dini karena ibu beranggapan bahwa bayi akan kenyang dan tidur pulas setelah di berikan makan. MPASI yang diberikan kebanyakn hanya nasi uleg dengan gula merah dan pisang kerok sehingga tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi. pemberian MP-ASI sebelum usia 6 bulan masih merupakan kebiasaan, ibu bekerja sebagai alasan tidak memberikan ASI secara eksklusif, pemberian MP-ASI, buang air besar disungai dan konsumsi air sungai juga menjadi kebiasaan di daerah tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah mitra maka rumusan masalah dalam kegiatan PKM ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan pengetahuan kader dan ibu balita stunting tentang ASI eksklusif, ASI pada ibu bekerja, MPASI dan PHBS setelah dilakukan pendidikan kesehatan

2. Bagaimana peningkatan ketrampilan kader dan ibu balita dalam pembuatan dan penyajian MPASI sesuai dengan usia anak serta bagaimana perubahan perilaku dalam pemberian MPASI.

(8)

8 C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini secara umum adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pengetahuan kader dan ibu balita tentang Stunting

b. Meningkatkan ketrampilan kader dan ibu balita dalam pembuatan makanan tambahan sesuai dengan usia anak

2. Manfaat

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatan pengetahuan ibu balita dan kader tentang stunting, meningkatkan ketrampilan ibu balita dan kader dalam pembuatan MP ASI dan PMT sehingga dapat memberikan kepada balita sesuai dengan usianya.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 1. STUNTING

1. Pengertian

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek disbanding tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia).

2. Faktor Penyebab

Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolik serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen and Gillespie, 2001).

(9)

9

Dan stunting dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

a. Praktek pengasuhan yang tidak baik

Dimana 60% dari anak 0-6 bulan tidak mendapatkan Asi eksklusif serta 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak mendapatkan MP-ASI atau MP-ASI yang tidak sesuai dengan usia anak dan adanya kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa ibu hamil (Kemenkes, 2017).

b. Kesehatan Ibu

Ibu yang memiliki perawakan pendek, indeks massa tubuh yang rendah yaitu kurang dari 18,5 kg/m2 , dan ibu yang mengalami anemia pada kehamilan dengan Hb < 11 g/l serta ibu yang terinfeksi malaria pada kehamilan dapat menjadi salah satu faktor penyebab lahirnya anak stunting (Danaei et al., 2016).

c. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan seperti sanitasi yang buruk, air yang tidak tercukupi serta penggunaan bahan bakar biomassa untuk memasak merupakan salah satu faktor terjadinya stunting (Danaei et al., 2016).

3. Upaya Pencegahan dan Penanganan

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan stunting sebagai salah satu program prioritas. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, upaya yang dilakukan untuk menurukan prevalensi stunting diantaranya sebagai berikut :

a. Ibu Hamil dan Bersalin 1) Intervensi pada 1000 HPK;

2) Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu;

3) Meningkatnya persalinan di fasilitas kesehatan;

4) Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi, kalori, protein dan mikronutrien (TKPM).

b. Balita

1) Pemantauan pertumbuhan balita

2) Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)untuk balita;

(10)

10

3) Menyelenggarakan stimulus dini perkembangan anak; dan 4) Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

c. Anak Usia Sekolah

1) Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);

2) Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS;

3) Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS); dan 4) Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba.

d. Remaja

1) Penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengkonsumsi narkoba; dan 2) Pendidikan kesehatan reproduksi.

e. Meningkatkan Dewasa Muda

1) Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencara (KB);

2) Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); dan

3) Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak merokok/mengonsumsi narkoba (Kemenkes RI, 2018).

2. GERAKAN MASYARAKAT CEGAH STUNTING

Gerakan masyarakat cegah stunting merupakan gerakan yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam upaya penurunan kejadian stunting. Gerakan tersebut berdasarkan Intervensi spesifik dilakukan melalui peningkatan asupan gizi melalui perbaikan konsumsi makanan baik kuantitas dan kualitas. (Lancet 2008; 2013) jumlah dan komposisi asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang optimal dan harus menjaga kebersihan dan keamanan terutama makanan untuk bayi berumur 0-6 bulan ( ASI Eksklusif) dan usia 6-23 bulan (makanan pendamping ASI), dan makanan bergizi seimbang untuk ibu hamil dan ibu menyusui.

(11)

11

BAB III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah No Permasalahan

Mitra

Solusi yang ditawarkan Indikator Keberhasilan

Kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang stunting

Memberikan

pendidikan kesehatan tentang stunting

Semua Kader dan ibu

balita 90 %

pengetahuannya

meningkat, keberhasilan diukur menggunakan kuesioner yang diberikan saat pre dan post test

B. Realisasi Pemecahan Masalah

Realisasi pemecahan masalah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada hari senin, tanggal 7 september 2020 dengan mengadakan kegiatan berupa ceramah, tanya jawab, diskusi dan demontrasi tentang hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan kesadaran masyarakat terutama ibu balita tentang pencegahan kejadian stunting pada balita.

Pada sesi ceramah menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, upaya pencegahan dan penanganan stunting. materi lengkap juga di bagikan ke peserta yang hadir dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Pada sesi ini ada 3 pertanyaan yang di sampaikan oleh peserta yaitu pertama ibu Asiyah umur 34 tahun mempunyai balita umur 7 bulan yang menanyakan apakah anak yang pendek, lahir dari keluarga yang pendek bisa dikatakan stunting?, kedua ibu Uswatun umur 23 tahun mempunyai balita umur 5 bulan yang menanyakan persalinan bagaimana yang dapat menyebabkan terjadinya stunting ?, ketiga ibu Siti Rahayu umur 30 tahun mempunyai balita umur 8 bulan yang menanyakan apakah pencegahan yang bisa dilakukan oleh keluarga yang mempunyai anak stunting?

(12)

12 Jawaban pertanyaan pertama:

Salah satu faktor penyebab terjadinya stunting adalah faktor keturunan, tetapi tidak semua ayah ibu yang pendek akan melahirkan anak yang pendek juga, pada masa pertumbuhan dan perkembanagan apalagi di 1000 hari kehidupan pertama apabila kebutuhan nutrisi dan stimulasi terpenuhi dengan baik maka anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya

Jawabaan pertanyaan kedua:

Proses persalinan yang mengakibatkan trauma pada bayi seperti pleksus brachialis, patah tulang, cedera kepala dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan anak seperti tubuh yang pendek atau stunting, makanya apabila sudah diketahui kehamilan dengan risiko, persalinan harus dilakuakn di rumah sakit yang mempunyai fasilitas lengkap.

Jawaban pertanyaan ketiga:

Upaya yanag dapat dilakukan unutk pencegahaan balita stunting antara lain dengan persiapan kehamilan, pemeriksaaan kehamilan yang rutin, persalinan di tenaga kesehatan, pemberian ASI secara eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sesuaai dengan usia, stimulasi pertumbuhan dana perkembangan anak.

C. Khalayak Sasaran

Mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Bidan Desa, Kader posyandu dan ibu balita stunting yang berada dan bertugas di desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten dan ibu yang mempunyai balita dengan stunting.

D. Metode Yang Di Gunakan

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah: Memberikan penjelasan kepada kader dan ibu balita tentang konsep dasar stunting dan upaya pencegahannya

(13)

13

E. Alat dan bahan yang digunakan meliputi:

1. Power point tentang stunting 2. LCD

3. Lembar balik 4. Materi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Serangkaian kegiatan PKM telah dilaksanakan di Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Pada tanggal 7 September 2020, kegiatan di awali dengan koordinasi terlebih dahulu dengan mitra, yaitu Bidan koordinator, bidan desa dan kader, Sebelum dan selama pelaksanaan kegiatan tim pengusul saling berkoordinasi dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan kepakaran serta dibantu oleh 1 mahasiswa Prodi Sarjana dan Profesi Kebidanan Fakultas Kedokteran. Pelaksanaan kegiatan dalam kondisi pandemi harus sesuai dengan protokol kesehatan, sehingga dalam kegiatan ini peserta yang diundang hanya 15 ibu balita, 1 bidan koordinator, 1 bidan desa dan 5 kader. Sebelum masuk ke dalam ruangan, peserta dipersilahkan untuk mencuci tangan dengan cara yang benar, pengukuran suhu badan dan pemakaian hand sanitizer. Di dalam ruangan peserta dipersilahkan menempati tempat yang telah diatur yaitu dengan jarak 1,5 meter, tidak diperkenankan saling berbicara dengan jarak dekat dan wajib memakai masker.

Berikut hasil serta luaran dari kegiatan yang dicapai : Pendidikan Kesehatan Tentang Stunting

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara memberikan penjelasan tentang konsep dasar stunting kepada ibu balita, kader yang hadir dalam kegitan, Sebelum di berikan penjelasan, terlebih dahulu dilakukan pre test dengan cara membagikan kuesioner yang berisi tentang pengertian, faktor penyebab, tanda dan gejala, cara pemeriksaan, upaya pencegahan dan penanganan stunting. Hasil pre test dapat diketahui bahwa dari 15 ibu balita terdapat 53.33% yang pengetahuannya baik, sedangkan 46.66% pengetahuannya cukup. Setelah dilakukan penyuluhan tentang stunting selanjutnya dilakukan post test dengan kuesioner yang sama. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu balita tentang stunting, yaitu 100% ibu mempunyai pengetahuan yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa ibu balita

(14)

14

menyampaikan bahwa sebenarnya mereka tahu tentang upaya-upaya pencegahan stunting, tetapi mereka menganggap bahwa anak yang pendek itu tidak sakit dan bukan masalah sehingga mereka enggan untuk memeriksakan balitanya ke puskesmas.

(15)

15

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan penjelasan tentang stunting, terjadi peningkatan pengetahuan ibu balita tentang stunting, hal ini ditunjukkn dari hasil prosentase jawaban pada kuesioner pre test dan post test.

B. Saran

1. Bekerjasama dan melibatkan orang tua dalam upaya pencegahan balita stunting

2. Mitra membuat jadual penyuluhan terutama tentang stunting

(16)

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. (2018a). Buletin Stunting. Kementerian Kesehatan RI, 1, 2.

Kemenkes RI. (2018b). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat r Jenderal. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun, p. 248. https://doi.org/351.077 Ind r

2. Buku saku desa dalam penanganan stunting. Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting, 2–13.

3. Jateng, G. (2019). Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019.

https://doi.org/10.1016/j.surfcoat.2019.125084

4. Kemenkes RI. (2018). Buletin Stunting. Kementerian Kesehatan RI, 301(5), 1163–1178.

5. Kukuh, E. K. (2013). Faktor Resiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur. Retrieved from eprint Undip

6. Rosha, B. C., Sari, K., SP, I. Y., Amaliah, N., & Utami, N. H. (2016). Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif dalam Perbaikan Masalah Gizi Balita di Kota Bogor. Buletin Penelitian Kesehatan, 44(2), 127–138.

https://doi.org/10.22435/bpk.v44i2.5456.127-138

7. Saputri, R. A., & Tumangger, J. (2019). Hulu-Hilir Penanggulangan Stunting Di Indonesia. Journal of Political Issues, 1(1), 1–9.

https://doi.org/10.33019/jpi.v1i1.2

8. Satriawan, E. (2018). Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018- 2024 (National Strategy for Accelerating Stunting Prevention 2018-2024). Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, (November), 1–32. Retrieved from http://tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis 2018/Sesi 1_01_RakorStuntingTNP2K_Stranas_22Nov2018.pdf

9. Sri Mugianti, Arif Mulyadi, Agus khoirul Anam, Z. L. N. (2018). Faktor Penyebab Anak. Jurnal Ners Dan Kebidanan, 5, 268–278.

https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.ART.p268

(17)

17 LAMPIRAN

1. JADWAL PENGABDIAN N

o

Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6

1 Proposal Kegiatan √

2 Koordinasi dengan perangkat desa dan Puskesmas Setempat

3 Persiapan Materi a. Materi stunting b. Materi MP-ASI

c. Melengkapi alat dan bahan yang di butuhkan

√ √

4 Pelaksanaan dengan 3 kali kunjungan √ √ √

5 Pembuatan laporan dan publikasi √

2. ALOKASI DAN PERINCIAN ANGGARAN YANG DIUSULKAN 1. HONORARIUM

Item Honor Volume Satuan Honor Jumlah

Pembantu Lapangan 2 Orang 200.000 400.000

Laboran 1 Orang 150.000 150.000

Narasumber 1 Orang 200.000 200.000

SUB JUMLAH 1 750.000

2. BAHAN HABIS PAKAI DAN PERALATAN a. ATK

1) Kertas 1 Rim 260.000 260.000

2) Jilid proposal 2 Exs 10.000 20.000

3) Kertas Bufalo 4 Lembar 5.000 20.000

b. Bahan pelatihan pembuatan MPASI 1) Waskom sedang 2,

pisau 2, parutan keju 2, telanan 2, penyaring halus dan kasar, pencetak makanan berbagai bentuk

2 Set 100.000 200.000

2) Bahan olahan 2 Paket 100.000 200.000

(18)

18

c. Konsumsi 40 Paket 10.000 400.000

SUB JUMLAH 2 800.000

3. PERJALANAN (BBM)

a. Pelaksanaan 2 Kali 150.000 300.000

b. Uang Transport Mitra 12 Orang 25.000 300.000

SUB JUMLAH 3 600.000

4. PUBLIKASI

a. Jurnal Nasional 1 350.000 350.000

SUB JUMLAH 4 350.000

Sub jumlah 1 + sub jumlah 2 + sub jumlah 3 + sub jumlah 4 2.500.000

3. ORGANISASI TIM PENGABDIAN DAN PEMBAGIAN TUGAS

NO NAMA, NIK, FAKULTAS

BIDANG ILMU

ALOKASI WAKTU JAM/MINGGU

URAIAN TUGAS 1 Endang Surani,

S.Si.T.,M.Kes

Kebidanan Neonatus, bayi dan balita serta

anak pra-

sekolah

1. Menjelaskan tentang stunting 2. Menjelaskan

tentang ASI Eksklusif

3. Menjelaskan tentang ASI pada ibu bekerja

2 Mahasiswa Membantu

pelaksanaan kegiatan

(19)

19 BIODATA PENGUSUL

BIODATA ANGGOTA PENGUSUL

Nama Endang Surani, S.Si.T.,M.Kes

NIDN/NIDK 0604017601

Pangkat/Jabatan Asisten Ahli/III a E-mail surani@unissula.ac.id

ID Sinta -

h-Index

Publikasi di Jurnal Internasional terindeks No Judul Artikel Peran (First author,

Corresponding author, atau co- author)

Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor, P- ISSN/EISSN

URL artikel (jika ada)

Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 1 dan 2 No Judul Artikel Peran (First author,

Corresponding author, atau co- author)

Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor, P- ISSN/EISSN

URL artikel (jika ada)

Prosiding seminar/konverensi internasional terindeks No Judul Artikel Peran (First author,

Corresponding author, atau co- author)

Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor, P- ISSN/EISSN

URL artikel (jika ada)

Buku

No Judul Buku Tahun Penerbitan ISBN Penerbit URL artikel (jika ada)

Perolehan HKI

No Judul Tahun Dana

Disetujui

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Gizi, Status Ketahanan Pangan Keluarga Dengan Balita Stunting (Studi Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja

HASIL DAN PEMBAHASAN Hakikat Dan Pengertian Pendidikan Keluarga Keluarga ialah kelompok sosial kecil dalam lingkungan bermasyarakat,Sutinah, 2019 dimana didalam keluarga tersebut