• Tidak ada hasil yang ditemukan

halaman pengesahan program penelitian undaris

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "halaman pengesahan program penelitian undaris"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

PENYELIDIKAN PERAN POLISI PAMONG PRAY DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PERDAGANGAN JALAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kewenangan pengaturan PKL di Kota Semarang berdasarkan Perda No. 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima, dimana kebijakan pokok pengelolaan PKL harus mencakup penataan, pembinaan dan pengawasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan menganalisis peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam penegakan Perda No. 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kota Semarang ditinjau dari aspek HAM, kendala yang dihadapi dan upaya penanggulangan kendala tersebut.

11 Tahun 2000 tentang pengaturan PKL di Semarang ditinjau dari aspek hak asasi manusia adalah dengan melakukan tindakan persuasif, Perda harus direvisi lagi, SDM pegawai harus ditingkatkan, dalam penertiban satuan kepolisian, harus berkelanjutan atau dalam menegakkan Perda tidak setengah-setengah agar tidak ada diskriminasi terhadap PKL. Kendala yang dihadapi Satpol PP dalam menjalankan perannya sebagai penegak Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2000 tentang pengaturan PKL di Kota Semarang ditinjau dari aspek HAM antara lain masyarakat cenderung tidak mengikuti peraturan yang berlaku untuk dipatuhi, teknis yang kurang memadai. kemampuan dan keterampilan unit, kurangnya kerjasama dengan instansi terkait, dan dukungan teknis sarana dan prasarana untuk pembinaan dan ketertiban operasional masih kurang. Solusi untuk mengatasi hambatan penegakan Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kota Semarang tentang Hak Asasi Manusia antara lain: di tingkat kecamatan, perekrutan personel harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, menjalin kerjasama dengan instansi terkait, memberi nasihat dan membimbing masyarakat tentang peraturan daerah.

11 Tahun 2000 tentang Pendirian dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Semarang Perspektif Hak Asasi Manusia, Kendala yang dihadapi dan upaya penanggulangan kendala tersebut. Pelaksanaan pengaturan pedagang kaki lima di kota semarang berdasarkan peraturan daerah no. 11 tahun 2000 tentang pengaturan dan pembinaan pedagang kaki lima.

Latar Belakang Masalah

Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan peraturan daerah dan daerah, memelihara ketertiban dan ketentraman masyarakat, serta memberikan perlindungan masyarakat. Satuan Polisi Pamong Praja bertugas menegakkan peraturan daerah dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat. 3 Dari latar belakang permasalahan di atas, jelas ditegaskan bahwa Satpol PP memiliki tugas untuk melakukan penertiban terhadap masyarakat.

Istilah tindakan represif non yudisial menunjukkan bahwa aparat kepolisian dapat melakukan tindakan yang tergolong kegiatan penindakan. Peraturan Negara Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja merupakan pedoman utama yang mengatur pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja. Polisi Pamong Praja dinilai sangat minim dalam mengutamakan diskusi, negosiasi dan kompromi dalam pelaksanaan tugasnya.

Di Semarang Aksi penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Pahlawan yang dilakukan oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang berujung kerusuhan. Sebanyak 8 insiden terjadi antara Satpol PP dengan puluhan pedagang kaki lima terlihat di pintu gerbang Balai Kota Semarang.

Rumusan Masalah

Mereka tidak terima dengan aparat Satpol PP yang sering mencampuri urusan penertiban dan penertiban pedagang kaki lima serta peradilan. Disinilah perlunya peningkatan peran dan kinerja anggota Satuan Polisi Pamong Praja dalam hal menertibkan peraturan daerah (Perda) dan keputusan kepala daerah tentang penegakan HAM. Pemerintah daerah harus memastikan bahwa pejabat dan anggota unit polisi sipil menerima pelatihan profesional yang sesuai untuk melaksanakan tanggung jawab keselamatan publik mereka.

Hambatan apa yang dihadapi Satuan Polisi Pamong Praja dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kota Semarang tentang aspek hak asasi manusia. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan pemberlakuan Perda No. 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kota Semarang tentang aspek hak asasi manusia.

Orisinalitas

Membahas peran Satuan Polisi Negara dalam implementasi peraturan daerah tentang pedagang kaki lima di kota Surakarta dan kegiatan yang dilakukan oleh Satuan Polisi Negara di Penegakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam memasyarakatkan PKL di Kota Semarang.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

13 pemberlakuan Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Semarang Dari Perspektif Hak Asasi Manusia.

Sistematika Penulisan

Dalam bab ini penulis memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan hukum.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Hak Asasi Manusia

Perkembangan HAM di Indonesia

Pengertian Peran

Pengertian Satuan Polisi Pamong Praja

Peraturan Daerah

  • Pengertian Peraturan Daerah
  • Pembentukan Peraturan Daerah yang Baik

Pedagang Kaki Lima

Pembinaan Pedagang Kaki Lima

METODE PENELITIAN

Metode Pendekatan (Pendekatan Penelitian)

Sumber Data

Metode Penentuan Subyek (Informan Penelitian)

Metode Pengumpulan Data

Analisis data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang

Oleh karena itu, sesuai dengan Peraturan Pegawai Negeri Sipil Daerah Istimewa Yogyakarta No. 1 dari tahun 1984, pada tanggal 30 Oktober 1948, 'Departemen Kepolisian Praja Negara' didirikan. Kurang dari sebulan kemudian, detasemen ini berubah nama menjadi 'Departemen Kepolisian Praja Negara' berdasarkan perintah Kanwil Dinas Negara. Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 2 Tahun 1948, tanggal 10 November 1948. Bersamaan dengan keputusan tersebut, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : UP.32 /2/21 tentang pembentukan satuan polisi pamong praja di luar Daerah Istimewa Yogyakarta.

Satuan Polisi Pamong Praja bertugas menegakkan peraturan daerah dan memelihara ketertiban umum dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat. Peraturan daerah, peraturan walikota, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat 3) Pelaksanaan kebijakan penegakan peraturan daerah dan. Berikut adalah bagan struktur organisasi dan tugas masing-masing Satuan Polisi Pamong Praja di Kota Semarang.

Tugas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang adalah memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban masyarakat, menegakkan peraturan daerah, peraturan dan keputusan walikota. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan ruang lingkup tugasnya. Pelaksanaan penanganan pengaduan pelanggaran ketertiban dan ketertiban umum, Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota Kota;

Pelaksanaan proses administrasi operasional dan pengendalian pelanggaran ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota; Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan penyuluhan pelanggaran ketertiban umum dan ketertiban umum, Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, dan Keputusan Walikota; Pelaksanaan penghentian kegiatan dan atau penyegelan dengan menggunakan garis batas Polisi Pamong Praja terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota;

Melaksanakan analisis dan pengolahan data serta visualisasi kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pembinaan Satuan Polri; Kondisi Perlengkapan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang Dalam melaksanakan tugas memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat serta menegakkan peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Satpol PP Kota Semarang didukung oleh sarana dan prasarana sebagai berikut.

Dasar Hukum Satuan Polisi Pamong Praja di Kota

Praja tidak mampu berperan dalam mengimplementasikan kekuasaan penegakan peraturan dan pembinaan PKL di Kota Semarang. Peran Satpol PP Kota Semarang dalam penegakan peraturan daerah bagi pedagang kaki lima dari perspektif hak asasi manusia. Peran polisi pamong praja dalam penegakan peraturan daerah di kota semarang cukup berperan karena polisi pamong memilikinya.

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Kota Semarang Dari Aspek Hak Asasi Manusia. Pelaksanaan pembinaan dan penertiban PKL di Kota Semarang mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun. Seperti yang disampaikan Kabag Ops Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang, bahwa.

Namun, terkait koordinasi pengembangan PKL, Satpol PP tidak dilibatkan. Satuan Polisi Pamong Praja hanya terlibat dalam penertiban pedagang kaki lima dan penegakan peraturan daerah. Keterlibatan Satuan Polisi Pamong Praja dalam pelaksanaan penanganan masalah ketenteraman dan ketertiban masyarakat serta penegakan peraturan daerah, khususnya bagi pedagang asongan, merupakan kewenangan yang sangat diinginkan.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Satpol PP Kota Semarang belum dapat berperan dalam menegakkan kewenangan penegakan peraturan dan pembinaan PKL di Kota Semarang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Eko Suryono, kendala sumber daya manusia di kantor Satpol PP Kota Semarang adalah. Fredi Anton Saputro, 2013, Peran Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Penegakan Perda Tentang Pedagang Kaki Lima Di Kota Surakarta.

Liana, Rima., 2014, Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun Tentang Pengaturan PKL Di Kota Semarang (Studi Kasus PKL Oleh Pemerintah Kota Semarang). Slamet Supriyadi, 2016, Implementasi Kewenangan Penegakan Peraturan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam mendorong PKL di Kota Semarang. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang.

Keputusan Walikota Nomor 2016 tentang Penetapan Tanah/Lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Semarang. Hasil wawancara dengan Kabag Ops Satpol PP Kota Semarang saat wawancara tanggal 20 Desember 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Theoretical Linguistics focuses on the examination of the structure of English in all its manifestations (phonetics, phonology, morphology, syntax, grammar at large). Other