• Tidak ada hasil yang ditemukan

hambatan dalam upaya mengelola sanitasi lingkungan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hambatan dalam upaya mengelola sanitasi lingkungan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

HAMBATAN DALAM UPAYA MENGELOLA SANITASI LINGKUNGAN PEMUKIMAN NELAYAN DI NAGARI PULAU RAJO INDERAPURA

KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Putri Permata Sari, Rio Tutri, Yuhelna

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

The fishermen's family manage the environmental sanitation is not good because the symptom is found, that is, there are fishermen who do not have clean water source at home, littering because it does not provide a garbage disposal and environmental sanitation is not good as well as performing MCK activities in any place, such as directly on the lips beach. The purpose of this study is to describe the obstacles in Sanitation Management Efforts of Fisherman's Settlements in Nagari Pulau Rajo Inderapura, Air Pura Subdistrict, Pesisir Selatan Regency The theory used in this research is the theory of structural functionalism by Robert K Merton. Merton criticized the three basic postulates of structural analysis as developed by Anthropologists such as Malinowski and Radcliffe Bron. The first postulate is about the functional unity of society. This type of research is qualitative with descriptive research type. Data collection is done by observation, interview, document study.

Informant selection technique is by purposive sampling technique, with number of informant 12 people. The unit of analysis in this study is a group. The data analysis technique used in this study is an interactive model developed by Miles and Huberman. The results of this study found that the condition of clean water is poor and insufficient, to meet the needs of clean water, such as buying gallons of water for drinking and using colored water for bath and toilet needs. Condition of MCK is quite good, because it is still functioned but the amount is less.

Keyword : Barriers, Management of Environmental Eanitation

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk membiasakan hidup bersih dan sehat di lingkungan permukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengelolaan lingkungan tersedianya air bersih untuk umum, tersedianya tempat pembuangan sampah dan pengelolaannya, tersedianya

(2)

2 tempat pembuangan air limbah, serta tersedianya pembuangan kotoran manusia atau WC di lingkungan tempat tinggal (Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009).

Data Kementerian Kesehatan menyebutkan untuk target MDGs masalah sanitasi, Indonesia berada pada posisi pencapaian 55.6% dari target 62.4%. sedangkan untuk target MDGs masalah air minum, Indonesia baru mencapai 42.76% dari target MDGs 68.9% (Riskesdas, 2010).

Kondisi sanitasi Provinsi Sumatera Barat juga mengalami kemajuan. Selama tahun 2012-2016 rumah tangga di Sumatera Barat yang mendapatkan kriteria sanitasi dan air minum layak cenderung meningkat, meskipun masih di bawah nasional.

Jumlah rumah tangga dengan kelayakan sanitasi di Provinsi Sumatera Barat meningkat pada tahun 2012 ke tahun 2016, yaitu dari 44,26% menjadi 46,13%.

Kondisi sanitasi Kabupaten Pesisir Selatan termasuk baik, karena persentase penduduk dengan akses sanitasi yang layak yaitu sebesar 79,9%

dari jumlah penduduk. Penyelenggaraan penyehatan pemukiman difokuskan pada

peningkatan rumah sehat. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Dari data yang diperoleh tahun 2015 rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 79.334 unit (79,8%). Ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan target nasional yang ditetapkan sebesar 60%. Dari jumlah tempat-tempat umum sebanyak 560 unit yang memenuhi syarat sebesar 77,3% dan jumlah tempat pengelolaan makanan sebanyak 1.462 yang memenuhi syarat kesehatan 67,6%

(Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, 2017).

Pengelolaan sanitasi lingkungan di Kabupaten Pesisir Selatan salah satunya adalah pada pemukiman nelayan. Salah satu kecamatan yang memiliki permukiman nelayan adalah Kecamatan Air Pura. Pemukiman nelayan di Kecamatan Air Pura salah satunya adalah di Nagari Pulau Rajo Inderapura. Observasi awal di Nagari Pulau Rajo Inderapura merupakan salah

(3)

3 satu nagari yang terletak di Kecamatan Airpura Kabupaten Pesisir Selatan.

Pemukiman nelayan di Nagari Pulau Rajo Inderapura terdiri dari kondisi rumah yang sangat sederhana serta kondisi lingkungan yang kumuh dan terpolusi. Sarana dan Prasarana sanitasi tidak tersedia. Kalau pun ada kondisinya tidak mencukupi atau tidak layak, padahal kondisi sanitasi yang buruk dapat menimbulkan berbagai dampak yang merugikan terhadap kesehatan masyarakat, lingkungan hidup dan kegiatan ekonomi yang berkaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat.

Hasil observasi awal menemukan bahwa keluarga nelayan kurang baik dalam mengelola sanitasi lingkungan.

Hal ini ditandai dengan adanya nelayan yang tidak memiliki sumber air bersih di rumah, membuang sampah sembarangan karena tidak menyediakan tempat pembuangan sampah. Observasi di lapangan juga menemukan nelayan masih ada yang melakukan kegiatan MCK di sembarang tempat, seperti langsung di bibir pantai serta membuang sampah tidak pada tempat yang sudah disediakan tetapi langsung ke pantai.

Kondisi dalam pengelolaan sanitasi ini disebabkan kebiasaan sebagian

masyarakat nelayan yang tinggal di garis pantai di Nagari Pulau Rajo Inderapura dengan alasan karena lebih praktis dan tidak perlu repot-repot untuk mengantar sampah ke Tempat Penampungan sampah (TPS). Hasil observasi juga menemukan bahwa pada pemukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura belum ditemukan program pemerintah dalam rangka pembangunan sanitasi lingkungan.

Ketersediaan sarana sanitasi masyarakat Nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura masih sangat minim. Data yang didapatkan dari Kantor Wali Nagari Pulau Rajo, jumlah penduduk di permukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura adalah 1.504 jiwa yang terdiri dari 338 KK, Penduduk ini merupakan sebagian besar dari penduduk Kampung Batang Tindih (94,9%) yang bermukim di pinggir pantai dan bermata pencaharian sebagai nelayan. Kepemilikan sarana kesehatan pribadi penduduk di permukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura seperti tabel berikut ini:

(4)

4 Tabel 1. Kepemilikan Sarana Kesehatan di Permukiman Nelayan Kampung Batang Tindih di Nagari Pulau Rajo Inderapura tahun 2017

No

Kepe milika

n

Sarana Kesehatan

MCK Air

Bersi h

Pemb uanga n sampa

h 1 Ada 65

KK

70 KK

75 KK 2 Tidak

ada

273 KK

268 KK

263 KK Jumla

h

338 KK

338 KK

338 KK Sumber: Kantor Wali Nagari Pulau Rajo Inderapura tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas terlihat kepemilikan sarana kesehatan di permukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura masih minim, yaitu 65 KK memiliki MCK pribadi dan 273 KK tidak memiliki MCK pribadi, dari 338 KK, 70 KK memiliki sumber air bersih dan 268 KK tidak memiliki sumber air bersih di rumah dan 75 KK memiliki tempat pembuangan sampah di rumah dan 263 KK tidak memiliki tempat pembuangan sampah di rumah.

Hasil wawancara dengan masyarakat di permukiman nelayan Pulau Rajo Inderapura diketahui bahwa masyarakat telah berupaya untuk menyediakan sarana kesehatan umum untuk lingkungan, yaitu membangun

MCK umum sebanyak 3 buah dan mengupayakan air bersih dengan cara sumur bor serta menyediakan tempat sampah di sekitar permukiman nelayan.

Upaya masyarakat di permukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura belum mencapai sasaran yang diharapkan, karena belum bisa melayani seluruh masyarakat di Nagari Pulau Rajo Inderapura. Masyarakat memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih, terutama untuk MCK dan air minum, sedangkan air hujan kurang baik untuk kesehatan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata terlulis atau lisan dari informan dan perilakunya yang diamati, penelitian ini yang menggambarkan secara mendalam, faktual dan akurat tentang alat pengamatan, tindakan dan pembicaraan.

Penelitian kualitatif ini pada hahekatnya adalah mengamati orang-orang dalam lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran tentang dunia sekitarnya, untuk itu penelitian harus kelapangan. Dalam penelitian kualitatif,

(5)

5 data dan informan harus ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin sesuai dengan variasi yang ada, sehingga dengan cara demikian, penelitian mampu mendeskripsikan fenomena yang diteliti secara utuh (Bungin, 2011: 53).

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif, yang menggambarkan secara mendalam, faktual dan akurat tentang latar pengamatan, tindakan dan pembicaraan. Mendeskripsikan makna dari fenomena yang muncul, bahkan menjelaskan “metamaknawi” yaitu makna dibalik makna (Bungin, 2011:

157). Dimana penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hambatan dalam upaya mengelola sanitasi lingkungan permukiman nelayan di Nagari Pulau Rajo Inderapura, Kecamatan Air Pura, Kabupaten Pesisir Selatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Sanitasi Lingkungan Pemukiman Nelayan di Nagari Pulau Rajo Inderapura,Kecamatan Air Pura, Kabupaten Pesisir Selatan

Pemukiman nelayan di Nagari Pulau Rajo Inderapura merupakan lingkungan tempat tinggal dengan sarana dan prasarana dasar yang sebagian besar penduduknya merupakan masyarakat

yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan. Sebagai kawasan pemukiman, maka harus memenuhi syarat-syarat sebuah kawasan pemukiman, terutama tersedianya sarana dan fasilitas kesehatan lingkungan yang merupakan salah satu syarat utama dalam sebuah kawasan pemukiman. Syarat kesehatan lingkungan untuk sebuah kawasan pemukiman baik adalah tersedianya akses dari warganya terhadap penyediaan air bersih dan sarana sanitasi. Akses terhadap air bersih dan sarana sanitasi yang memenuhi syarat merupakan faktor utama dalam menunjang kesehatan masyarakat yang bermukim dikawasan tersebut.

1. Kondisi Air Bersih di Permukiman Nelayan

Air bersih merupakan salah satu jenis sarana sanitasi yang harus ada untuk masyarakat, termasuk di pemukiman nelayan nagari Pulau Rajo Inderapura, berdasarkan observasi peneliti dimana peneliti melihat dimana masyarakat Nagari pulau rajo untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan menggunakan sumur bor terdapat ada 5buah sumur bor yang masih di pakai untuk memenuhi kebutuhan kehidupan masayarakat yang ada di daerah pulau

(6)

6 Rajo, dimana sumur bor tersebut terletak di tengah pemukiman masyarakat, Kondisi sarana air bersih di permukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura.

Berdasarkan wawancara di atas diketahui kondisi air bersih yang ada di pemukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura kondisinya bersih tetapi jumlahnya masih kurang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia agar dapat melangsungkan kehidupannya, maka penyediaan air bersih yang memenuhi standar baku mutu mutlak diperlukan. Kurangnya sarana air bersih membuat masyarakat menggunakan potensi lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, seperti membeli air galon untuk minum dan menggunakan air yang berwarna untuk kebutuhan mandi dan kakus. Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat terpaksa membeli air untuk konsumsi, sedangkan untuk keperluan domestik lainnya menggunakan air berwarna kuning.

2. Kondisi MCK di Permukiman Nelayan

Sarana MCK juga merupakan sarana sanitasi lingkungan yang harus ada pada suatu pemukiman. Kawasan pemukiman nelayan di Nagari Pulau

Rajo Inderapura untuk membangun MCK umum Kondisi sarana MCK yang ada di pemukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura.

3. Tempat Pembuangan Sampah di Permukiman Nelayan

Tempat pembuangan sampah merupakan sarana sanitasi lingkungan yang harus ada pada suatu pemukiman.

Tempat pembuangan sampah ditujukan agar masyarakat mampu mengelola sampah sehingga kesehatan lingkungan dapat terjaga. Tempat pembuangan sampah yang ada di pemukiman nelayan di Nagari Pulau Rajo Inderapura.

B. Hambatan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Pemukiman Nelayan di Nagari Pulau Rajo Inderapura, Kecamatan Air Pura, Kabupaten Pesisir Selatans

Hambatan yang timbul dalam pengelolaan sanitasi lingkungan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya sarana sanitasi, keadaan sarana sanitasi, peran serta masyarakat serta peran serta pemerintah.

Peran masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan khususnya pada lingkungan perumahan masih kurang, hal ini disebabkan adanya berbagai mitos yang berkembang di tengah masyarakat serta kurangnya pengetahuan sehingga

(7)

7 masih terlihat lingkungan yang kumuh dan menimbulkan bau tidak sedap.

1. Kurangnya Tempat Dalam Membangun Sanitasi

Dalam pembangunan sanitasi lingkungan di nagari pulau rajo yang sudah di laksanakan namun, Dalam pembangunan tersebut masih ada yang kurang yaitu tempat/lokasi untuk pembangunan sanitasi yang dilakukan di Nagari Pulau Rajo, Karena pada umumnya di daerah pulau rajo di kelilingi oleh pantai-pantai, oleh karena itu masyarakat di Nagari Pulau Rajo agak susah menetukan tempat membangun sanitasi berupa MCK umum, tempat sampah, tempat air bersih.

2. Peran Serta Pemerintah dan Masyarakat dalam Pengelolaan Sanitasi Lingkungan di Nagari Pulau Rajo Inderapura

Pengelolaan sanitasi lingkungan seharusnya dilakukan oleh seluruh masyarakat dan diawasi oleh kepala kampung atau wali nagari. Hal yang penting dalam pengelolaan sanitasi lingungan adalah tercapainya derajat kesehatan yang baik sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sanitasi dasar yaitu air bersih, MCK dan

pengelolaan limbah dan sampah. Pihak yang melakukan pengelolaan sanitasi lingkungan di kawasan pemukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura.

3. Kurangnya Sarana dan Prasasana dalam Pembangunan Sanitasi Lingkungan

Hambatan yang timbul dalam pengelolaan sanitasi lingkungan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya sarana dan prasarana sanitasi yang ada di Pulau Rajo. kurangnya sarana sanitasi di sini termasuk dana dari pihak pemerintah seperti, dana untuk membangun suatu sanitasi yang ada di daerah Pulau Rajo belum mencukupi karena sebagian dana atau bantuan dari pihak pemerintah di gunakan untuk inprastruktur yang lain.

Seperti: Pembangunan jalan, sekolah dan tempat mushola. Sehingga dana untuk membangun sanitasi yang ada di sini masih kurang.

4. Kurangnya Keikutsertaan Masyarakat Dalam Mengelola Sanitasi Lingkungan

Belum maksimalnya keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungannya terutama dibidang sanitasi. Hal ini lebih di akibatkan oleh masyarakat akan artinya penting sanitasi

(8)

8 yang baik bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka. Kurang nya kesadaran tersebut berakibat pada pertumpuhnya penanganan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi pada pemerintah daerah, penanganan dan pemeliharaan tersebut mengalami banyak kendala yang berujung pada semakin memburuknya kondisi sanitasi di Nagari pulau rajo.

Peran Serta Pemerintah dan Masyarakat dalam Pengelolaan sanitasi lingkungan di Nagari Pulau Rajo Inderapura.

C. Upaya Mengatasi Kendala dalam Pengelolaan Sanitasi

Adanya kendala dalam pengelolaan sanitasi membuat masyarakat memiliki inisiatif untuk melakukan pengelolaan menurut cara dan kemampuan sendiri. Upaya yang dilakukan masyarakat adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui penggunaan sarana sanitasi secara maksimal.

Berdasarkan wawancara di atas maka dapat dilihat bahwa upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi hambatan dalam pengelolaan sarana sanitasi lingkungan pemukiman di Nagari Pulau Rajo Inderapura

diantaranya melakukan gotong royong untuk membuat sarana sanitasi yaitu tempat pembuangan sampah. Upaya lain adalah memanfaatkan secara maksimal sarana yang tersedia dengan tujuan derajat kesehatan meningkat dan terhindari dari penyakit.

Kondisi air bersih yang ada di pemukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura kondisinya bersih tetapi jumlahnya masih kurang, sehingga masyarakat menggunakan potensi lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, seperti membeli air galon untuk minum dan menggunakan air yang berwarna untuk kebutuhan mandi dan kakus.

Kondisi MCK di permukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura cukup baik, karena masih difungsikan. Dari segi jumlah, MCK sangat kurang karena MCK tersebut digunakan oleh sebagian masyarakat yang tinggal di permukiman nelayan. Tempat pembuangan sampah di permukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura jumlahnya kurang karena tidak sebanding dengan jumlah penduduk. Tempat pembuangan sampah juga tidak dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat, karena kebiasaan membuang sampah ke tepi pantai.

(9)

9 Pihak yang melakukan pengelolaan terhadap sanitasi lingkungan di Nagari Pulau Rajo Inderapura adalah wali nagari beserta perangkatnya, dinas kesehatan yang diwakili oleh petugas puskesmas dan tokoh masyarakat. Pihak pemerintahan nagari merasa perlu untuk melakukan pengelolaan, karena sarana sanitasi pada kawasan pemukiman nelayan memang kurang dan perlu diawasi agar berfungsi secara maksimal.

Pengelolaan juga melibatkan pihak kesehatan dari Puskesmas, agar arahan dalam sanitasi lingkungan lebih tepat serta melibatkan tokoh masyarakat agar masyarakat mau mengikuti arahan dari tokoh masyarakat dalam penggunaan sarana sanitasi lingkungan.

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis masalah yang telah dituliskan pada bab-bab sebelumnya bahwa hambatan dalam upaya mengelola sanitasi lingkungan pemukiman nelayan di Nagari Pulau Rajo Inderapura, Kecamatan Air Pura, Kabupaten Pesisir Selatan, sebagai berikut:

Kondisi air bersih yang ada di pemukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura kondisinya bersih tetapi

jumlahnya masih kurang, sehingga masyarakat menggunakan potensi lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, seperti membeli air galon untuk minum dan menggunakan air yang berwarna untuk kebutuhan mandi dan kakus.

Kondisi MCK di permukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura cukup baik, karena masih difungsikan tetapi jumlahnya kurang. Tempat pembuangan sampah di permukiman nelayan Nagari Pulau Rajo Inderapura jumlahnya kurang karena tidak sebanding dengan jumlah penduduk.

Pihak yang melakukan pengelolaan terhadap sanitasi lingkungan di Nagari Pulau Rajo Inderapura adalah wali nagari beserta perangkatnya, dinas kesehatan yang diwakili oleh petugas puskesmas dan tokoh masyarakat.

Bentuk hambatan dalam pengelolaan sanitasi lingkungan di pemukiman nelayan adalah kurangnya sarana.

Hambatan dalam pengelolaan sanitasi lingkungan di lingkungan pemukiman nelayan di Nagari Pulau Rajo Inderapura adalah kurangnya bantuan pemerintah, kurangnya sarana sanitasi lingkungan dan kurangnya kemampuan masyarakat untuk menyediakan sarana sanitasi di rumah masing-masing serta kurangnya

(10)

10 perhatian pemerintah dalam penyediaan sanitasi.

Upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi hambatan dalam pengelolaan sarana sanitasi lingkungan pemukiman di Nagari Pulau Rajo Inderapura diantaranya melakukan gotong royong untuk membuat sarana sanitasi yaitu tempat pembuangan sampah. Upaya lain adalah memanfaatkan secara maksimal sarana yang tersedia dengan tujuan derajat kesehatan meningkat dan terhindari dari penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2011. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Rajawali Pres.

Notoadmodjo,Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Upaya pembentukan karakter religius dan toleransi mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta dilihat dari penelitian pada bab sebelumnya yang telah