ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) DENGAN TIME SERIES APPROACH DALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SELAMA
PANDEMI
(Studi Pada Industri Pertanian Di Indonesia Yang Listing Di BEI) SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Latisha Ananda Rezha NPM.21701082110
UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI 2021
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja keuangan Industri Sektor Pertanian di Indonesia yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode pandemi 2020 dengan pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dengan Time Series Approach. Hasil penelitian ini berdasarkan Economic Value Added (EVA) menunjukkan bahwa PT. Andira Agro Tbk, PT. Eagle High Plantations Tbk, PT. Jaya Agra Wattie Tbk, PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT. Estika Tata Tiara Tbk dan PT. BISI International Tbk.
hasilnya negatif dikatakan berkinerja tidak baik. PT. Dharma Satya Nusantara Tbk. adalah positif dikatakan berkinerja baik. Berdasarkan Market Value Added (MVA) PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. hasilnya negatif dikatakan berkinerja tidak baik. PT. Andira Agro Tbk, PT. Eagle High Plantations Tbk, PT.
Dharma Satya Nusantara Tbk, PT. Jaya Agra Wattie Tbk, PT. Estika Tata Tiara Tbk dan PT. BISI International Tbk adalah positif dikatakan berkinerja baik.
Penilaian Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Industri Sektor Pertanian di Indonesia sebesar 1,006,193.77 menunjukan hasil positif. Hal ini menunujukkan bahwa Industri Sektor Pertanian di Indonesia secara keseluruhan dikatakan berkinerja baik.
Kata Kunci : Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Kinerja Perusahaan Sektor Industri Pertanian, Pandemi
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the financial performance of the Industrial Agriculture Sector in Indonesia which was listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2020’s pandemic period with the Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) approaches with the Time Series Approach. The results of this study were based on the Economic Value Added (EVA ) shows that PT. Andira Agro Tbk, PT. Eagle High Plantations Tbk, PT. Jaya Agra Wattie Tbk, PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT. Estika Tata Tiara Tbk and PT.
BISI International Tbk. negative results are said to perform poorly. PT. Dharma Satya Nusantara Tbk. Positive results is said to perform well. Based on Market Value Added (MVA) of PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. negative results is said to perform poorly. PT. Andira Agro Tbk, PT. Eagle High Plantations Tbk, PT. Dharma Satya Nusantara Tbk, PT. Jaya Agra Wattie Tbk, PT. Estika Tata Tiara Tbk and PT. BISI International Tbk. positive are said to perform well. Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) assessments in the Industrial Agriculture Sector in Indonesia of 1,006,193.77 indicate a positive result. This shows that the Industrial Agriculture Sector in Indonesia as a whole is said to good perform.
Keyword: Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Kinerja Perusahaan Sektor Industri Pertanian, Pandemi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahun 2020 merupakan tahun yang berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya. Diawali dengan keadaan iklim yang sangat ekstrim, kebakaran hutan di Indonesia dan dunia, hingga menyebarnya Novel Coronavirus (2019-nCoV). Dengan dimulainya penyebaran Novel Coronavirus (2019-nCoV) ke berbagai penjuru dunia, status keadaan berubah menjadi pandemic. Menjadi sebuah hal baru yang harus terus kita ikuti adaptasinya. Pandemic ini memberikan berbagai pengalaman baru bagi keadaan semua orang di seluruh dunia.
Cepatnya penyebaran wabah virus corona ini memberikan banyak pengaruh bagi berbagai lini kehidupan, di dunia. Indonesia khususnya sebagai salah satu negara dengan penyebaran virus corona yang terus bertambah setiap harinya, sejak awal masa pandemic telah banyak mengeluarkan kebijakan yang memberikan dampak bagi berbagai pihak.
Contohnya kebijakan mengenai lini Kesehatan yang mengharuskan kita menjaga jarak, tidak berkerumun, bahkan hingga pembatasan sosial skala besar di berbagai kota di Indonesia. Hal ini tidak serta merta akan membuat keadaan menjadi lebih baik, karena lini lain seperti lini perekonomian yang menjadi sangat rentan dan tidak stabil. Dapat kita lihat dari naik – turunnya ISHG, harga saham, hingga banyaknya pekerja
yang dirumahkan karena melemahnya pendapatan dan keinginan konsumen untuk berbelanja juga menjadi salah satu faktor yang membuat keadaan ini semakin tidak stabil.
Perusahaan industri pertanian merupakan salah satu perusahaan yang seharusnya tidak berdampak terlalu besar karena adanya keadaan ini. Namun, hal ini tidak serta merta membuat keadaan perusahaan industri pertanian menjadi stabil. Semua perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pastinya telah memiliki banyak stakeholder yang berkepentingan terhadap berbagai hal di perusahaan. Untuk mengelola dana dari pihak eksternal khususnya yang telah dipercayakan oleh para investor untuk perusahaan pasti memiliki suatu tujuan tertentu. Dan salah satu tujuan utama tersebut adalah untuk meningkatkan value perusahaan guna memaksimalkan kesejahteraan (wealth) para stakeholder.
Memaksimalkan wealth stakeholder dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan salah satunya dengan menunjukkan kinerja yang baik dan sesuai harapan para stakeholder . untuk mengukur wealth stakeholder sendiri terdapat beberapa acuan yang dapat digunakan oleh perusahaan seperti kinerja perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan merupakan sebuah gambaran tentang suatu keadaan secara menyeluruh tentang perusahaan selama periode tertentu. Kinerja ini adalah sebuah hasil dari kegiatan operasional dan manajemen perusahaan serta kemampuannya untuk memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada. Menurut Srimindarti (2004) kinerja adalah sebuah istilah umum yang digunakan
oleh suatu organisasi untuk menunjukkan suatu tindakan pada periode tertentu dengan didasari oleh referensi standar seperti biaya yang akan diproyeksikan maupun biaya – biaya yang ada di masa lalu, yang berdasarkan efisiensi, akuntabilitas, serta pertanggungjawaban manajemen.
Kinerja perusahaan yang dapat menjadi acuan wealth stakeholder adalah kinerja perusahaan yang tercermin di dalam laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan selama periode tertentu, pada konteks ini laporan kuartal selama tahun 2020 dapat menunjukkan kinerja perusahaan, khususnya kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari analisis rasio keuangan yang merupakan suatu proses dan interpretasi informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk memberikan penjelasan mengenai hubungan berbagai angka yang ada di dalam laporan keuangan. Suatu analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk memberikan arahan kepada para investor dan kreditor sebagai stakeholder untuk mengambil keputusan dan mempertimbangkan prospek dan pencapaian suatu perusahaan.
Menurut Syamsuddin (2009) Analisis rasio keuangan merupakan suatu perhitungan beberapa rasio untuk mengetahui dan menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, masa sekarang, hingga masa depan.
Dampak pandemi Covid19 bagi kinerja sektor perusahaan secara umum sangatlah memprihatinkan. Perusahaan-perusahaan pada banyak sektor banyak melakukan PHK, mengalami penurunan laba, hingga
beberapa perusahaan dengan range pendapatan kecil atau sekelas UMKM mengalami gulung tikar. Dilansir dari portal berita Republika co.id, Pegadaian, sebagai salah satu perusahaan besar dibawah naungan pemerintah, mengalami penurunan laba hingga 12 persen pada tahun 2020. Hal ini juga terjadi pada perusahaan Astra International Tbk, yang meraup laba lebih rendah sekitar 25,53% pada tahun 2020. Menurut catatan Bursa Efek Indonesia, perusahaan ISAT (PT. Indosat Tbk) mengalami penurunan kinerja pada sektor pendapatan, beban penyusutan dan amortisasi mengalami kenaikan, peningkatan beban karyawan, hingga total aset perseroan mengalami penurunan. Dari paparan uraian mengenai kinerja beberapa perusahaan diatas, dapat disimpulkan bahwa pandemi covid19 bagi kinerja perusahaan sangatlah terasa dampaknya terutama kinerja perusahaan pada sektor keuangan. Rata-rata perusahaan mengatakan bahwa penurunan kinerja dan performa perusahaannya terletak pada sektor penurunan laba. Hal ini terepresentasikan dari angka dan persentase penurunan laba dan angka penyusutan yang tinggi serta beban kerja karyawan yang bertambah.
Penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan selama ini dinilai masih sangat lemah untuk menunjukkan hal yang sebenarnya, hal ini dikarenakan analisis rasio keuangan biasanya tidak mempertimbangkan biaya modal, sehingga masih sulit untuk mengetahui keberhasilan perusahaan tersebut. (Aisyah dkk, 2013).
Karena hal ini, muncul suatu konsep baru untuk mengukur rasio
keuangan dengan mempertimbangkan biaya modal, dan hal tersebut adalah EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added).
EVA atau Economic Value Added adalah sebuah nilai tambah pemegang saham yang diberikan oleh pihak manajemen selama suatu periode tertentu. Menurut Kamaludin (2011) konsep EVA atau Economic Value Added ini di perusahaan dapat diterapkan dengan fokus utamanya berupa penciptaan nilai perusahaan dari modal yang ditanamkan pemegang saham untuk kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan MVA atau Market Value Added adalah hasil kumulatif kinerja perusahaan yang merupakan hasil dari dari investasi yang telah atau akan dilakukan.
Dengan meningkatnya nilai MVA atau Market Value Added makan akan menunjukkan bahwa perusahaan berhasil memaksimalkan sumber daya atau kekayaan dari para pemegang saham dengan alokasi yang tepat dan efisien. Dengan demikian kedua konsep ini merupakan suatu pengukuran kinerja perusahaan versi pihak eksternal.
Menurut Kasmir (2010:103), meskipun terlihat secara praktik manfaat dari segi fungsi dan kegunaan analisis rasio keuangan pada suatu perusahaan sangatlah terasa, terutama pada saat pengambilan keputusan, analisis rasio keuangan pada faktanya belum mampu mengukur 100 persen kondisi dan posisi riil keuangan suatu perusahaan. Salah satu kelemahan analisis keuangan rasio terletak pada fungsinya yang tidak memperhatikan biaya modal sebagai salah satu resiko yang dapat dihadapi oleh perusahaan. Oleh karena itu, pengukuran kinerja keuangan
suatu perusahaan dengan berdasarkan nilai tambah Economic Value Added dan nilai pasar Market Value Added sangatlah direkomendasikan.
Menurut Winarto (2005: 4) ini dikarenakan EVA dan MVA dapat menjadi acuan akurat dan terorganisir bagi pemodal untuk mempertimbangkan keuntungan atau kerugian pemodal atau investor jika mereka ingin memberikan dana sebagai bentuk investasi dan modal. Hal lainnya adalah, menurut Young and O’byrne (2001: 18), EVA (Economic Value Added) memiliki dua kelebihan, yaitu keefektifannya dalam menciptakan nilai yang dapat diakses oleh manajer lini sehingga meningkatkan kinerja perusahaan serta kemudahannya dalam berhubungan dengan pasar modal. Ini menunjukkan bahwa EVA (Economic Value Added) merupakan alat ukur yang tepat dalam mengukur kinerja perusahaan karena memperhatikan adanya biaya modal dengan cara mengukur profitabilitas dan kinerja manajemen dari operasi perusahaan. Kelebihan lainnya, MVA (Market Value Added) mempertimbangkan nilai dengan mengikutsertakan inflasi, kebijakan- kebijakan dari manajemen perusahaan, dan nilai tukar rupiah sebagai bahan perhitungan. Oleh karena itu, MVA (Market Value Added) dan EVA (Economic Value Added) secara keseluruhan dapat memberikan informasi yang akurat terhadap kinerja keuangan sehingga dapat menarik minat investor atau pemodal untuk berinvestasi.
MVA atau Market Value Added merupakan sebuah konsep yang dikembangkan oleh Stern Steward & Co. Market Value Added (MVA)
atau nilai tambah pasar ini merupakan suatu besaran yang mengukur penciptaan nilai perusahaan secara langsung dengan menghitung selisih dari market value of equity atau nilai pasar ekuitas dengan besarnya penanaman modal yang dilakukan oleh investor di perusahaan atau Economic Value Added (EVA). Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa MVA atau Market Value Added sangat dipengaruhi oleh besarnya Economic Value Added atau EVA. Economic Value Added atau EVA akan memberikan pengukuran dan penilaian untuk kesuksesan di masa lalu, sedangkan MVA atau Market Value Added akan memberikan penilaian dan pengukuran untuk memprediksi keadaan dimasa yang akan datang. Penilaian MVA atau Market Value Added ini dapat diketahui dengan melihat perbedaan antara nilai pasar suatu perusahaan (Market Value) dan nilai investasinya (Hery : 2012).
Penelitian terdahulu mengenai EVA telah banyak dilakukan, terlebih penilaian EVA sebagai salah satu alat ukur dari kinerja perusahaan. Seperti penelitian Aisyiah, dkk (2013) yang berjudul Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Metode Rasio Keuangan dan Metode EVA (Economic Value Added) Studi Pada PT.
Kalbe Farma Tbk Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian Aisyah dkk ini menunjukkan bahwa pengukuran kinerja keuangan dengan metode EVA (Economic Value Added) dan rasio keuangan saling mendukung untuk mengatasi keterbatasan yang ada, walaupun masih ada rasio keuangan yang berfluktuasi. Menurut penelitian Damanik (2009)
yang berjudul Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Analisis Fundamental Terhadap Harga Saham Studi Pada Perusahaan Sektor Industri Perdagangan Retail, EVA (Economic Value Added) dan rasio dalam analisis fundamental tidak memberikan pengaruh kepada harga saham, walaupun terdapat beberapa rasio analisis fundamental yang berpengaruh. Namun, saat nilai EVA (Economic Value Added) dan rasio fundamental digunakan secara bersama – sama akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015) dengan judul Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Studi Kasus PT. Bukit Asam (Persero) Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan selama 5 tahun memiliki nilai tambah yang ekonomis dengan tingkat return yang dapat diperoleh dari investasi stakeholder setahun rata – rata 38,44% dengan tingkat biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 36,75% per tahun. Selanjutnya terdapat penelitian yang dilakukan oleh Simbolon, dkk (2014) dengan judul penelitiannya Analisis EVA (Economic Value Added) untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Studi Pada Perusahaan Farmasi Pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menunjukkan adanya nilai EVA (Economic Value Added) negatif di dua dari lima perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis dan hal ini memberikan pengaruh kepada nilai perusahaan.
Selain itu, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Husnan &
Pudjiastuti (2006) yang menghasilkan kesimpulan bahwa bisa saja suatu perusahaan yang mempunyai EVA bernilai negatif secara historis, namun memiliki MVA bernilai positif. Padahal menurut ahli, nilai EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added) memiliki hubungan, walaupun tidak bersifat secara langsung, namun jika suatu perusahaan selama lima tahun memiliki nilai EVA (Economic Value Added) negatif, maka akan ada kemungkinan bahwa nilai MVA (Market Value Added) perusahaan itu bernilai negatif, begitu pula jika bernilai positif. Selain itu, salah satu komponen penting MVA (Market Value Added) adalah harga saham.
Berdasarkan informasi yang telah diuraikan oleh penulis dalam latar belakang diatas, dan juga berdasarkan yang penulis uraikan dalam latar belakang di atas serta berbagai hasil yang diperoleh dari penelitian terdahulu maka penulis tertarik untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan selama masa pandemic dengan menggunakan analisis EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added) serta menggunakan time series approach di dalam sebuah skripsi yang berjudul Analisis EVA (Economic Value Added) Dan MVA (Market Value Added) dengan Time Series Approach dalam Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan selama Masa Pandemi (Studi Pada Industri Pertanian Di Indonesia Yang Listing Di BEI).
Sektor Industri Pertanian selama masa pandemi menunjukan adanya kekuatan yang signifikan. Dilansir dari Kompas.com bahwa menurut BPS (Badan Pusat Statistik) industri pertanian mengindikasikan pertumbuhan yang positif. Ini ditunjukkan pada kuartal kedua dan ketiga 2020, subsektor tanaman pangan tumbuh masing-masing 9,23% dan 7,14% dan merupakan pertumbuhan tertinggi selama 3 tahun terakhir.
BPS dikutip dari CNN juga memaparkan bahwa persentase sektor pertanian tumbuh meningkat sekitar 1,75% selama pandemi. Ini diikuti dengan catatan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian pada kuartal empat 2020 tumbuh 2,59 persen dengan tanaman pangan sebagai pendukung utama sebesar 10,47 persen kemudian diikuti oleh hortikultura sebesar 7,85 persen. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian pada masa pandemi cenderung resisten dan menguat. Sementara dilihat dari sisi industri pertanian, beberapa perusahaan industri pertanian, mengalami sedikit kemerosotan. Seperti pada sektor peternakan Perusahaan Estetika Tata Tiara mengalami kerugian sebanyak 78,33 M akibat beban pokok pendapatan melonjak. Untuk Indek Saham Harga Gabungan sektor industri perikanan yang direpresentasikan oleh PT.
Dharma Samudera Fishing Industries menunjukan grafik fluktuatif dimana sepanjang bulan Oktober-November rendah dan Desember kembali bergerak naik. Sedangkan untuk IHSG sektor Peternakan yang direpresentasikan oleh PT Estetika Tata Tiara Tbk mengalami penurunan selama 6 bulan terakhir. Untuk sektor perkebunan, ISHG Smart Tbk
cenderung tetap dan berada di posisi normal. Sedangkan Untuk Sektor Tanam Pangan, ISHG selama 6 bulan terakhir mengalami peningkatan pada bulan Januari 2021 dan cenderung tetap pada bulan Oktober hingga November.
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini diberi judul Analisis ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) DENGAN TIME SERIES APPROACH DALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SELAMA PANDEMI.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja keuangan pada Industri Pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia jika diukur dengan menggunakan Economic Value Added selama masa pandemi 2020?
2. Bagaimana kinerja keuangan pada Industri Pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia jika diukur dengan menggunakan Market Value Added selama masa pandemi 2020?
3. Bagaimana kinerja keuangan pada Industri Pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia jika diukur menggunakan Economic Value Added
dan Market Value Added dengan Time Series Approach selama masa pandemi 2020?
1.3 Tujuan Penelitian
Disimpulkan dari rumusan masalah yang telah dibuat, maka penelitian ini bertujuan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan pada industri pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia, diukur dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) selama masa pandemi 2020.
2. Untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan pada industri pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia, diukur dengan menggunakan metode Market Value Added (MVA) selama masa pandemi 2020.
3. Untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan pada industri pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia, diukur menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dengan Time Series Approach selama masa pandemi 2020.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini, bisa menjadi referensi maupun sebagai bahan kajian pustaka terhadap penelitian selanjutnya guna
dapat memahami analisis kinerja keuangan melalui metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).
b. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pengetahuan mengenai manfaat pengukuran kinerja bagi perusahaan melalui metode melalui Economic Value Added dan Market Value Added.
1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini, mengenai kinerja perusahaan yang diukur menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dapat memberikan gambaran bagi manajemen perusahaan serta diharapkan dapat menjadi petunjuk pengambilan keputusan bagi manajer pada industri pertanian untuk di masa mendatang dengan cara mengetahui nilai tambah yang telah dihasilkan.
b. Bagi Investor dan Calon Investor
Diharapkan hasil penelitian ini, dapat memberikan gambaran terhadap para investor maupun calon investor terhadap keputusan penanaman modal pada industri pertanian.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan Analisis “Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dengan Time Series Approach (TSA) perusahaan sektor industri pertanian di Indonesia yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode pandemi 2020” sebagai berikut :
1. Penilaian Kinerja Keuangan Sektor Industri Pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia periode pandemi 2020 berdasarkan Economic Value Added (EVA), nilai rata-rata EVA perusahaan PT. Andira Agro Tbk, PT. Eagle High Plantations Tbk, PT. Jaya Agra Wattie Tbk, PT.
Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT. Estika Tata Tiara Tbk dan PT. BISI International Tbk hasilnya negatif dan di bawah nilai rata-rata industri sebesar -32,655.86 berarti perusahaan tidak mampu memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya karena nilai EVA bernilai negatif (EVA < 0) sehingga dikatakan berkinerja tidak baik. Sedangkan Nilai EVA pada PT. Dharma Satya Nusantara Tbk adalah positif atau di atas rata-rata industri sebesar -32,655.86 berarti perusahaan mampu memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya karena nilai EVA bernilai positif (EVA > 0) sehingga dikatakan berkinerja baik.
2. Penilaian Kinerja Keuangan Sektor Industri Pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia periode pandemi 2020 berdasarkan metode Market Value Added (MVA), nilai rata-rata MVA perusahaan PT.
Dharma Samudera Fishing Industries Tbk hasilnya negatif dan di bawah nilai rata-rata industri sebesar 2,045,043.40 berarti perusahaan tidak mampu memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya karena nilai EVA bernilai negatif (MVA < 0) sehingga dikatakan berkinerja tidak baik. Sedangkan Nilai rata-rata MVA pada PT. Andira Agro Tbk, PT. Eagle High Plantations Tbk, PT. Dharma Satya Nusantara Tbk, PT. Jaya Agra Wattie Tbk, PT. Estika Tata Tiara Tbk dan PT. BISI International Tbk adalah positif atau di atas rata-rata industri 2,045,043.40 berarti perusahaan mampu memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya karena nilai MVA bernilai positif (MVA > 0) sehingga dikatakan berkinerja baik.
3. Kinerja Keuangan dengan menggunakan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dengan Time Series Approach di sektor industri pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia periode pandemi 2020, rata-rata penilaian Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Sektor Industri Pertanian di Indonesia yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode pandemi 2020 sebesar 1,006,193.77 menunjukan hasil positif. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi Sektor Industri Pertanian di Indonesia secara keseluruhan dikatakan berkinerja baik.
5.2 Keterbatasan
Penelitian masih jauh dari sempurna, mengingat masih terdapat keterbatasan-keterbatasan antara lain menyangkut:
1. Sampel pada penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang masuk kedalam daftar perusahaan sektor industri pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga belum mencakup ruang lingkup perusahaan yang luas.
2. Periode penelitian pandemic ini hanya selama tahun 2020 sehingga belum bisa menganalisa laporan keuangan perusahaan dalam jangka waktu panjang yang di mana dalam kondisi tahun 2021 sekarang masih dihadapi oleh adanya wabah Covid-19.
3. Penelitian ini hanya meneliti Economic Value Added dan Market Value Added sebagai variabel yang menganalisis laporan kinerja perusahaan.
Masih ada faktor lain yang dapat menentukan kinerja perusahaan baik atau buruk melalui analisa laporan keuangan.
5.3 Saran
Berdasarkan tujuan dan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diperoleh saran sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya dapat memperluas objek penelitian yang yang digunakan seperti sektor manufaktur, keuangan hingga perbankan agar dapat mengeneralisir seluruh perusahaan yang listing di BEI.
2. Bagi penelitian selanjutnya dapat menambah periode pengamatan penelitian sehingga dapat menganalisa kinerja perusahaan yang terkena dampak Covid-19 dalam periode waktu yang lebih panjang.
3. Bagi penelitian selanjutnya dapat menambah metode penelitian lainnya yang dapat memperkuat penganalisaan seperti adanya penilaian kinerja dalam metode Financial Value Added (FVA).
DAFTAR PUSTAKA
Aisyiyah, N., Darminto, & Husaini, A. (2013). Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Metode Rasio Keuangan Dan Metode EVA (Economic Value Added) (Studi pada PT. Kalbe Farma TBK yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 2(1), 108–117.
Alfitri, L. (2020). Pengaruh Return On Asset dan Economic Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Subsektor Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2020 (Triwulan). Malaysian Palm Oil Council (MPOC), 21(1), 1–9. http://mpoc.org.my/malaysian-palm- oil-industry/
Ana, L., & Ekaningsih, F. (2018). Rasio Profitabilitas, Economic Value Added (Eva) dan Market Value Added (Mva) dalam Penilaian Kinerja Keuangan di Pt. Unilever Indonesia Tbk. 1371, 43–64.
Damanik, & Michael, V. (2009). Pengaruh Economic Value Added (EVA) Dan Analisis Fundamental Terhadap Harga Saham. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Febrinastri, F. (2021). Saat Pandemi, Sektor Pertanian Sukses Jadi Bantalan
selama Resesi Ekonomi.
https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/bisnis/2021/02/05/192842/sa at-pandemi-sektor-pertanian-sukses-jadi-bantalan-selama-resesi-
ekonomi?espv=1
Gulo, W. A., & Ermawati, W. J. (2016). Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) sebagai Alat Pengukur Kinerja Keuangan PT SA. Jurnal Manajemen Dan Organisasi, 2(2), 123.
https://doi.org/10.29244/jmo.v2i2.14202
Hery. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara.
Husnan, S., & Enny, P. (2006). Dasar – dasar Manajemen Keuangan. UPP AMP YKPN.
Hutabarat, F. (2020). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan. Desanta Muliavisitama.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik ( SAK ETAP). Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2015). PSAK No. 1 Tentang Laporan Keuangan. Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Kasmir. (2010). Pengantar manajemen keuangan (1st ed.). Kencana Prenada Media Group.
Masyiyan, R. A. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), and Financial Value Added (FVA). Kajian Akuntansi, 20(2), 200–210.
https://doi.org/10.29313/ka.v20i2.4852
Muthia, S. (2015). Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus PT.
Bukit Asam (Persero), Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung, 3.
Nurdiana, T. (2020). Beban Pokok Pendapatan Melonjak, Estika Tata Tiara
(BEEF) merugi Rp 78,33 miliar.
https://www.google.com/amp/s/amp.kontan.co.id/news/beban-pokok-
pendapatan-melonjak-estetika-tata-tiara-beef-merugi-rp-7833-miliar?espv=1 Pratama, A. (2021). Indosat Rugi Rp 716 Miliar, Ini Biang Keroknya!
https://ekbis.sindonews.com/read/340410/178/indosat-rugi-rp716-miliar-ini- biang-keroknya-
1613725336?_gl=1*vn1h59*_ga*UHJscWtDV1R5V001Vm5SdHg4SFhoY TF3Vmo1M2RCcjY2LVFOQklycnVJZllCRC1jMDRqZW1wYzdqSlFIdlZC WQ
S.E., M. (2016). Kinerja Keuangan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added (Eva) Dan Market Value Added (Mva) Pada Bank Bumn. Jurnal Manajemen Indonesia, 4(1).
Septallsmaaa, B. (2021). Pertanian Diklaim Lebih Kuat dari Industri saat Pandemi.
https://www.google.com/amp/s/m.cnnindonesia.com/ekonomi/20210223130 616-92-609773/pertanian-diklaim-lebih-kuat-dari-industri-saat-
pandemi/amp?espv=1
Silvia, R., & Meti, Y. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode EVA dan MVA. https://widyasari-press.com/analisis-kinerja- keuangan-dengan-menggunakan-metode-eva-dan-mva/
Simbolon, R. (2014). Analisis Eva (Economic Value Added) Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Farmasi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 8(1), 79539.
Sugiono, A., Soenarno, Y. N., & Synthia Madya Kusumawati. (2010). Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Grasindo.
Sunardi, N. (2018). Analisis Economic Value Added (Eva), Financial Value Added (Fva) dan Market Value Added (Mva) dengan Time Series Approach
Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan (Studi Pada Industri Konstruksi (BUMN) di Indonesia Yang Listing di BEI Tahun 2013-2017). Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 2(1), 62–76.
https://doi.org/10.32493/skt.v2i1.1965
Sunardi, N. (2020). Penilaian Kinerja Keuangan menggunakan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dengan Time Series Approach pada Industri Semen di Indonesia. JIMF (Jurnal Ilmiah
Manajemen Forkamma), 3(2), 184–194.
https://doi.org/10.32493/frkm.v3i2.4669
Toto Prihadi. (2019). Analisis Laporan Keuangan konsep dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Uly, Y. A. (2021). Sektor Pertanian Buktikan Diri “Kebal” Corona.
https://www.google.com/amp/s/m.cnnindonesia.com/ekonomi/20210223130 616-92-609773/pertanian-diklaim-lebih-kuat-dari-industri-saat-
pandemi/amp?espv=1
Wijayantini, B., & Sari, M. I. (2018). Mengukur Kinerja Keuangan dengan EVA dan MVA. Benefit: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 3(1), 68.
https://doi.org/10.23917/benefit.v3i1.5772
Winarto, J. (n.d.). Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Market Value Added (MVA) Oleh : Jacinta Winarto.
1–9.
Yolandha, F. (2021). Pegadaian Beberkan Kinerja Perusahaan Selama Pandemi.
https://m.republika.co.id/amp/qo74zn370
Young, SD, & F, O. S. (2011). EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai (1st Edition). Salemba Empat.