• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variable earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variable earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengaruh Harga Batubara, Earning per share Dan Return on assets Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Batubara yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Oleh:

Muhammad Akmal Najib

Dosen Pembimbing:

Tuban Drijah Herawati, MM., Ak., CSRS., CSRA., CA.

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jalan MT Haryono 165, Malang

Email:[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara Harga batubara, Earning per share dan Return on assets terhadap harga saham.

Studi pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017. Populasi penelitian yang di gunakan adalah perusaaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 hingga 2017. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan di dapat sejumlah 20 perusahaan sebagai sample penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi berganda dengan taraf signifikansi sebesar 5% yang mana sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik, uji statisitik t dan uji koefisien determinasi (R2). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variable earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Variabel harga batubara dan return on assets tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi harga saham. Hasil dari penelitian ini juga diperoleh hasil uji koefisien determinasi sebesar 33.2%, sedangkan sisanya sebesar 66,8% dijelaskan oleh variable-variabel di luar penelitian ini.

Kata kunci: Harga Batubara, Earning per share, Return on assets, Harga saham, Perusahaan Batubara.

(2)

2 ABSTRACT

THE INFLUENCE OF COAL PRICE, EARNING PER SHARE AND RETURN ON ASSETS AGAINST SHARE PRICE COAL MINING COMPANY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

By:

Muhammad Akmal Najib Advising Lecturer:

Tuban Drijah Herawati, MM., Ak., CSRS., CSRA., CA.

This research aims to identify and analyze the relationship between the price of coal, Earning per share and a Return on assets against stock prices. Study on coal mining companies were listed on the Indonesia stock exchange period 2015-2017.

Population studies in coal mining corporations to use are listed on the Indonesia stock exchange period 2015 to 2017. The technique of determination of the sample in this study using a purposive sampling and in may a number of 20 companies as research samples. Methods of analysis used is multiple regression analysis with a level of significance of 5% which was a classic assumption test previously done, statisitik t-test and a test of the determination coefficient (R2). The result of the research shows that the variable earning per share positive and significant effect against the stock price. The variable price of coal and return on assets has no effect is significant in influencing stock prices. The results of this research also obtained test results the coefficient of determination of 33.2%, while the rest amounted to 66.8% explained by variable-a variable outside of this research.

Keywords: The price of coal, Earning per share, Return on assets, stock prices, Coal company

(3)

3 I. PENDAHULUAN

Industri pertambangan batubara merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara, sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kekayaan akan sumber daya alam dapat membuka peluang bagi banyak perusahaan untuk melakukan ekslporasi, berbentuk usaha terpadu yang berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi, pengembangan dari kontruksi, produksi, dan pengolahan sebagai satu kesatuan usaha atau berbentuk usaha-usaha terpisah yang masing-masing berdiri sendiri. Batubara merupakan salah satu jenis hasil pertambangan yang pergerakan harganya juga ikut mempengaruhi pergerakan indeks harga saham sektor pertambangan. Cadangan batubara yang masih tersedia cukup banyak di bumi jika dibandingkan dengan minyak bumi. Hal ini menjadikan alasan batubara menjadi alternatif untuk menggantikan peran dari minyak bumi sebagai sumber energi.

Indonesia terkenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah, salah satunya sumber daya batubara. Industri batubara menjadi salah satu sektor industri yang menarik untuk dilakukan investasi. Sektor pertambangan merupakan salah satu ujung tombak dalam perekonomian negara Indonesia. Pendapatan dari royalti dan pajak dari hasil penjualan batubara dapat dialokasikan untuk menunjang pembangunan ekonomi, serta sebagai salah satu sumber daya energi yang ekonomis untuk memenuhi kebutuhan nasional

Batubara merupakan komponen pembangkit listrik yang penting bagi dunia saat ini. Selain itu batubara juga merupakan pemasok energi kedua terbesar setelah minyak. Hal ini tidak terlepas dari permintaan energi duinia yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Menurut International Energy Agency (IEA) konsumsi terbesar batubara terbesar adalah negara di wilayah Asia (70%) dari konsumsi batubara dunia, sehingga membuat pertambangan batubara memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian negara Indonesia.

Sebagai negara eksportir batubara, Indonesia memiliki peran penting sebagai pemasok batubara dunia. Menurut International Energy Agency (2015), sejak tahun 2011 Indonesia telah menjadi ekspotir batubara terbesar di dunia dengan total ekspor 356 juta ton, disusul pada urutan kedua oleh negara Australia telah melakukan ekspor sebesar 284 juta ton. Kedua negara tersebut meningkatkan jumlah ekspornya pada tahun 2013. Negara Australia naik sebesar 34,6 Juta Ton atau sebesar 11,5% dari tahun sebelumnya, sedangkan Indonesia naik sebesar 40,4 Juta Ton atau sebesar 10,5 % dari tahun sebelumnya. Negara Indonesia masih tetap menempati urutan teratas sebagai negara eksportir batubara thermal meskipun peningkatan lebih kecil dari Australia. Ekspor negara Australia tumbuh sebesar 38,9 Juta Ton atau 11,6 % pada tahun 2014. Ekspor negara Indonesia pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 17 Juta Ton

(4)

4

atau 4% dari tahun sebelumnya. Meskipun demikian sealain negara Indonesia dan Australia juga ada beberapa negara yang merupakan eksportir batubara di dunia.

Harga batubara berdasarkan Australian Thermal Coal disajikan sbb.

Gambar 1.1 Harga Batubara

Sumber : Sahamok.com

Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain yang lebih baik bagi perusahaan. Pada tahun 2015 sampai 2017 harga saham perusahaan menjadi sorotan dalam penilaian harga pasar saham, karena harga pasar saham perusahaan tambang akan mengalami penurunan akibat dari tekanan harga batubara yang masih dibawah harga pasar, hal ini menyebabkan saham pertambangan batubara akan menjadi incaran para investor di bursa efek.

Pergerakan harga saham di bursa efek tidak terlepas dari kekuatan penawaran dan permintaan akan saham tersebut, jika permintaan lebih besar bila dibandingkan dengan penawaran maka mengakibatkan harga saham naik, demikian pula sebaiknya apabila penawaran lebih besar dari permintaan saham akan mengakibatkan harga saham turun. Harga saham tersebut akan mengalami perubahan setiap saat, dikarenakan penilaian sesaat oleh para penjual maupun pembeli yang dipengaruhi banyak faktor.

Teori sinyal menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena

(5)

5

informasi menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Idawati dan Wahyudi (2015) dan mengambil satu variabel dari penelitian Maharani (2013). Peneliti ingin menguji ulang apakah tiga variabel yaitu harga batubara, earning per share dan return on assets memiliki hasil yang sama dengan penelitian Idawati dan Wahyudi (2015) dan membandingkan antara harga komoditas tambang dunia dengan rasio keuangan mana yang lebih berpengaruh terhadap harga saham. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Maharani (2013) yaitu variabel harga batubara. Penelitian ini juga memiliki persamaan variabel bebas dengan Idawati dan Wahyudi (2015) yaitu earning per share dan return on assets. Perbedaan penelitian ini dengan Idawati dan Wahyudi (2015) terletak pada sampel penelitiannya, penelitian Idawati dan Wahyudi (2015) terdapat 11 sampel, sedangkan pada penelitian kali ini terdapat 20 sampel.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut untuk di lakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Harga Batubara, Earning per share Dan Return on assets Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Signaling Theory (Teori Sinyal)

Menurut Brigham dan Houston (2014:186) Teori sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen suatu perusahaan memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan tersebut. Informasi yang di publikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

Pengumuman informasi perusahaan seperti informasi akuntansi dapat memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik sehingga investor akan tertarik untuk melakukan perdagangan saham. Teori sinyal mendorong manajer untuk menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan dapat digunakan untuk menghitung rasio-rasio keuangan seperti EPS dan ROA serta

(6)

6

rasio keuangan lainnya yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

2.2 Pasar Modal

Berdasarkan UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Pasar Modal adalah “Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Berbagai efek yang diperjualbelikan di pasar modal meliputi surat utang (obligasi), reksa dana, ekuitas (saham), dan berbagai jenis instrumen derivatif seperti opsi, futures dan lain–lain.

2.3 Analisis Fundamental

Pada umumnya terdapat dua metode dalam menilai dan mengukur harga saham, yaitu analisa fundamental dan teknikal. Menurut Tandelilin (2010:338) analisis fundamental merupakan analisis terhadap faktor faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan analisis industri, dan pada akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang di keluarkannya menguntungkan atau merugikan investor

2.4 Harga Saham

Menurut Jogiyanto (2017:208) pengertian dari harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangutan di pasar modal. Harga ini di pasar sekunder terus mengalami pergerakan sesuai dengan permintaan dan penawaran. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan penjual dan pembeli yang bertransaksi di bursa.

2.5 Harga Batubara

Batubara merupakan energi yang berasal dari fosil yang tertimbun berjuta tahun yang lalu ketika tekanan mineral di atas fosil mampu memeras kandungan gas dan zat cair dari fosil, padatan sisa yang tidak terperas ini kemudian menjadi batubara. Pada penggunaan batubara sebagai sumber energi pengganti bahan bakar minyak, menimbulkan 2 sisi yaitu pada satu sisi sangat menguntungkan bagi industry namun memiliki kelemahan yaitu menimbulkan masalah dalam limbah akhir hasil pembakar yang berupa abu batubara.

2.6 Earning per share

Menurut Tandelilin (2010:374) earning per share (EPS) adalah besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

EPS diperoleh dengan membagi laba bersih perusahaan terhadap jumlah saham

(7)

7

beredar perusahaan. EPS suatu perusahaan dapat mengalami peningkatan tiap tahunnya yang menandakan bahwa perusahaan bersangkutan mengalami peningkatan laba bersih sehingga investor akan cenderung membeli sahamnya, dan begitu sebaliknya

2.7 Return on assets

Menurut Tandelilin (2010:372), return on assets menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Terdapat 2 faktor yang menyebabkan ROA perusahaan rendah. Pertama mengindikasikan bahwa laba bersih perusahaan yang secara dasar rendah dan kedua adalah besaran biaya bunga yang ditanggung karena penggunaan utang diatas rata – rata yang menyebabkan laba bersih perusahaan tergerus.

2.8 Pengaruh Harga Batubara terhadap Harga Saham

Batubara merupakan hasil pertambangan yang mulai dijadikan alternatif untuk menggantikan minyak mentah. Hal tersebut dikarenakan jumlah minyak mentah yang tersedia di bumi semakin menipis, tidak seimbang dengan permintaan. Jumlah batubara masih cukup banyak sehingga mampu dijadikan alternatif untuk pengganti bahan bakar yang berasal dari minyak mentah

2.9 Pengaruh Earning per share (EPS) Terhadap Harga Saham

Nilai EPS yang lebih besar menunjukan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembah saham. Semakin besar nilai EPS akan semakin menarik minat investor dalam menanamkan modalnya, karena EPS menujukkan laba yang berhak didapatkan oleh pemegang saham atas satu lembar saham yang dimilikinya

2.10 Pengaruh Return on assets terhadap Harga Saham

Perusahaan dengan rasio ROA yang tinggi mengindikasikan bahwa manajemen berjalan efektif dan efisien dalam mendayagunakan aset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih kepada pemegang saham. Perusahaan dengan pengembalian dan pertumbuhan aset yang lebih besar akan cenderung mudah dalam memperoleh pendanaan di pasar modal, karena perusahaan tersebut menawarkan prospek return investasi yang lebih besar sehingga berdampak pada harga sahamnya di pasar yang meningkat

III. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (Explanatory researh).

Jogiyanto (2016:13) menjelaskan bahwa penelitian eksplanatori ialah hubungan antara dua atau lebih variable.

(8)

8 3. 1 Populasi dan Sampel.

Menuut Sekaran (2013:64) populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peleiti investigasi. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan batubara yang listing di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk jumlahnya sebanyak 22 perusahaan. Sedangkan menurut Sekaran (2013:104) sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel di tentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode dan instrument pada penelitian, disamping pertimbangan waktu, tenaga, dan pembiayaan. Proses pengambilan sampel dari populasi memakai teknik sampling non probability sampling yaitu purposive sampling, dimana teknik penentuan sampel dengan pertimbangan- pertimbangan tertentu.

Adapun kriteri-kriterianya sebagai berikut :

a. Perusahaan pertambangan batubara yang telah listing di BEI 2015-2017 b. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit per akhir

tahun 2015-2017 dan memiliki data data lengkap yang di butuhkan.

c. Kelengkapan data harga saham periode penelitian.

Jumlah sampel yang memenuhi persyaratan diatas adalah sebanyak 20 perusahaan tambang batubara dari total populasi sebanyak 22 perusahaan pertambangan subsektor batubara

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Secara keseluruhan penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang tidak langsung di dapatkan peneliti di lapangan, misalnya peneliti harus mencari melalui dokumen. Data yang digunakan untuk penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber dengan menggunakan studi literatur dan juga menggunakan data dari internet. Data Sekunder penelitian ini:

1. Laporan Keuangan perusahaan tahunan yang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia dari website resmi (www.idx.co.id)

2. Data mengenai perusahaan tercatat dalam perusahaan sub sektor pertambangan batubara tercantum dalam IDX Fact Book.

3. Data harga saham saat penutupan akhir tahun bersumber dari website Yahoo Finance.

4. Data tahunan nilai kurs tengah bersumber dari (www.bi.go.id)

5. Data harga batubara saat penutupan per akhir tahun dari website indexmundi.

(9)

9 3.3 Variabel Independen

3.3.1 Harga Batubara

Harga batubara yang di gunakan dalam penelitian ini harga batubara termal Australia. Batubara merupakan salah satu indikator perekonomian global karena merupakan kebutuhan dan komoditas dunia saat ini untuk melakukan aktivitas ekonomi, maka dari itu jika terjadi naiknya harga batubara dianggap sinyal yang baik bagi investor sebagai membaiknya ekonomi global.

3.3.2 Earning per share (EPS)

Earning per share merupakan bentuk pemberian keuntungan yang di berikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Earning per share digunakan untuk mengukur berapa laba bersih yang dihasilkan perusahaan utuk tiap lembar saham yang beredar. EPS yang memiliki nilai lebih akan menjadi daya tarik bagi investor untuk membeli sahamnya.

EPS = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

3.3.3 Return on assets

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan asetnya guna mengahasilkan laba bersih yang dapat distribusikan kepada para pemegang saham. Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan dengan kualitas yang baik dapat diukur oleh tingkat ROA yang tinggi, sehingga akan tercermin pada harga saham yang meningkat.

Return on assets =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 × 100%

3.4 Variabel Dependen 3.4.1 Harga Saham

Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, faktor tersebut bisa bersumber dari makro perusahaan seperti stabilitas politik, ekonomi dan hukum suatu negara.

Faktor lainnya bersumber dari mikro perusahaan seperti sumber daya manusia dan kinerja keuangannya. Teori sinyal memiliki kaitan yang erat dengan informasi keuangan, apabila informasi yang diberikan positif maka akan menjadi sinyal positif bagi investor sehingga membuat permintaan naik dan harga saham juga akan ikut naik. Dalam ruang lingkup penelitian ini harga saham yang digunakan adalah perusahaan tambang batubara yang tercatat dan aktif di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.

(10)

10 IV. Analisis Hasil Data dan Hasil Penelitian 4.1 Analisis Data

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Data yang di peroleh penulis menggunakan uji statistik deskriptif yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang di teliti dan melalui data sampel penelitian. Berikut hasil analisis deskriptif terhadap variabel variabel peneltian:

Tabel 4.1

Analisis Statistik Deskriptif

N Minimun Maximum Mean Std.Deviation

X1 60 52.51 100.81 80.49 20.62

X2 60 -725.12 3028.81 203.19 544.06

X3 60 -64.39 122.41 4.50 21.00

Y 60 50.00 20700.00 2172.16 3962.54

Valid N 60

Sumber: Olah data (SPSS) 4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas untuk menguji apabila dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Seperti yang telah diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual

N 60

Asymp Sig. 0.176

Sumber: Olah data (SPSS)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa uji one sample Kolmogorov-Smirnov Test menujukkan tingkat signifikansi 0,176. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa residual yang dihasilkan dengan model regresi linear dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal.

(11)

11 4.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji jika dalam model regresi liner terdapat korelasi antara penggangu pada periode sebelumnya (t-1). Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dengan menggunakan metode uji durbin watson disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 Uji Durbin-Watson

Model Durbin-Watson

1 1.899

Sumber:Data yang diolah (SPSS)

Pada Tabel 4.5 Uji autokorelasi Dubrin-Watson di atas diperoleh nilai durbin- watson (dw) sebesar 1.889. Kemudian dari tabel dubrin-watson dengan t=60 (jumlah observasi) dan k=4 (jumlah variabel bebas +1) dan probabilitas 5% adalah DL = 1.47965 dan DU = 1.68891, nilai DW lebih kecil dari batas DU 1.68891 dan kurang dari 4 - 1.6889 = 2.3111 maka dapat disimpulkan tidak mengandung autokorelasi.

4.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terhadap korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas

Variable Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Harga Batubara 0.893 1.120

EPS 0.902 1.109

ROA 0.860 1.163

Sumber : Data yang diolah di (SPSS)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, besarnya nilai tolerance suatu model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu memiliki nilai > 0,10. Pada tabel 4.4 hasil uji multikolinearitas menunjukkan besarnya tolerance harga batubara = 0,893, EPS = 0,902 dan ROA = 0,860 lebih besar dari 0,10 sehingga tidak terjadi multikolinearitas. Selain itu besarnya variabel inflation factor (VIF) yang menjadi pedoman, nilai VIF < 10. Dari tabel 4.4 dapat disimpulan bahwa VIF harga batubara

= 1.120, EPS = 1.109 dan ROA = 1.163 kurang dari 10 sehingga tidak terdapat adanya multikolinearitas.

(12)

12 4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apabila dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. hasil uji glesjer sebagai berikut :

Tabel 4.5

Uji Heteroskedastisitas Glesjer

Variable Sig

Harga Batubara 0.527

EPS 0.669

ROA 0.560

Sumber : Data yang diolah di (SPSS)

Berdasarkan tabel 4.7 menampilkan output dari uji glesjer bahwa variabel hagra batubara = 0,527 , EPS = 0,669 dan ROA = 0,560, secara keseluruhan tidak ada signifikan di bawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model bebas dari heteroskedastisitas.

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

4.3.1 Uji Significant Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik T atau uji pengaruh secara individu (parsial) adalah uji hipotesis yang menunjukkan sejauh mana pengaruh satu variabel bebas (independen) secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Bila nilai probabilitas signigikansinya < 0.05 maka variabel independen tersebut secara parsial mempengaruhi variabel dependen namun apabila nilai probabilitas signifikansinya dari 0.05 maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Berikut hasil uji statistik t :

Tabel 4.6 Uji Statistik t

Variable

Unstandardized

Coefficients t Sig. Keterangan

B Std.Error

(Constant) 5.134 2.736 1.876 .066

Harga Batubara .240 .632 .380 .706 Hipotesis ditolak

EPS .002 .000 4.998 .000 Hipotesis diterima

ROA .007 .009 .799 .427 Hipotesis ditolak

Sumber : Data yang diolah di (SPSS)

(13)

13

Berdasrkan tabel 4.9 secara matematis di peroleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Log HS = 5.134 + 0.240 (Log HBB) + 0.002 (EPS) + 0.007 (ROA) + e

Hasil uji t yang ditunjukkan Tabel 4.9 dapat diuraikan sebagai berikut : 1.Harga Batubara

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui variabel harga batubara memiliki nilai signifikansi. 0,706. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat di simpulkan harga batubara tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham.

2.Earning per share (EPS)

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 karena niai tersebut jauh lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0.05, dapat disimpulkan variabel EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

3.Return on assets (ROA)

Berdasarkan tabel 4.9 nilai signifikansi yang dihasilkan oleh variabel ROA sebesar 0.427. Nilai signifikansi yang diatas taraf signifikansi sebesar 0.05 menunjukkan variabel ROA tidak berpengaruh signifikan mempengaruhi harga saham.

4.3.2 Uji Koefisien Deteminasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengestimasi seberapa jauh kemampuan variabel-variabel indepeden dalam model menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai R2 adalah 0 hingga 1. Nilai R2 yang mendekati satu menjelaskan bahwa variabel-variabel independen hampir memberikan semua informasi yang di butuhkan untuk mengestimasi variabel-variabel dependen. Dalam hal ini, koefisien determinasi menunjukkan besar kontribusi harga batubara (X1), earning per share (X2), dan return on assets (X3) terhadap harga saham (Y1).

Berikut hasil uji koefisien determinasi R2 : Tabel 4.7

Uji Koefisien Deteminasi

R Adjusted R Square

0.605 0.332

Pada tabel 4.10 hasil uji koefisien determinasi R2 menunjukkan bahwa adjusted R square sebesar 0.366 dengan nilai adjusted R square 0.332 < 0.5 menunjukkan bahwa sekumpulan variabel bebas dapat menjelaskan secara lemah variabel terikat, yaitu sebesar 33.2%, sedangkan selebihnya 66.8% di pengaruhi variabel lain di luar penelitian.

(14)

14 4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1 Hasil Uji Hipotesis 1

Hipotesis pertama yang diajukan penelitian ini variabel harga batubara berpengaruh positif dan signifkan terhadap harga saham. Hasil penelitian yang di peroleh β1 sebesar 0,240 menunjukan harga batubara memiliki arah yang positif terhadap harga saham. Hasil regresi nilai hitung t hitung sebesar 0,380 dengan nilai signifikansi sebesar 0,706. Nilai signifikansi tersebut tidak signifikan karena lebih besar dari 0,05. Variabel harga batubara secara parsial berpengaruh positif namun tidak signifikan, sehingga hipotesis 1 ditolak.

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis 2

Hipotesis kedua yang diajukan penelitian ini variabel earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian yang diperoleh nilai β2 sebesar 0.002 menunjukkan earning per share memiliki arah positif terhadap harga saham. Nilai t hitung variabel earning per share (EPS) sebesar 4,998 diikuti nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil 0,05 dan menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis 2 di terima.

4.4.3 Hasil Uji Hipotesis 3

Hipotesis ketiga yang diajukan penelitian ini menyatakan bahwa return on assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian yang di peroleh nilai β3 sebesar 0,007 menjelaskan bahwa return on assets memiliki arah positif terhadap harga saham. Hasil regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,799 dengan nilai signifikansi sebesar 0,427. Nilai signifikansi yang jauh diatas 0,05 menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1 Pengaruh Harga Batubara Terhadap Harga Saham

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa harga batubara tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, yaitu ekpestasi akan fluktuasi harga batubara akan direspon secara positif oleh harga saham. Hasil ini dapat diakibatkan dimana para investor lebih memperhatikan faktor-faktor lain seperti earning per share, omzet perusahaan, laba bersih dan kebijakan pemerintah.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa harga batubara tidak berpengaruh signifkan terhadap harga saham. Akan tetapi hasil penelitian berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah di lakukan Maharani (2013) yang menyatakan harga batubara memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

(15)

15

4.5.2 Pengaruh Earning per share (EPS) Terhadap Harga Saham

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa earning per share memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Earning per share merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari per lembar sahamnya. EPS berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, artinya semakin besar nilai EPS yang mampu dihasilkan oleh perusahaan melalui kegiatan operasional maka akan berdampak pada naiknya harga saham. Hal ini disebabkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dana investasi yang di berikan investor, sehingga laba yang di peroleh perusahaan semakin tinggi.

Hasil ini sesuai dengan signaling theory bahwa EPS yang memiliki nilai lebih akan menjadi daya tarik bagi investor untuk membeli sahamnya. Informasi kenaikan EPS akan di terima pasar sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi dan Suaryana (2011), Idawati dan Wahyudi (2015) dan Apsara (2015), hasil penelitiannya menunjukan bahwa earning per share memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

4.5.3 Pengaruh Return on assets (ROA) Terhadap Harga Saham

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa return on assets tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada umumnya, semakin tinggi nilai ROA maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas perusahaan. Akan tetapi hasil ini tidak sesuai dengan teori sinyal karena pertumbuhan aset tidak selalu menyebabkan nilai laba bersih perusahaan mengalami peningkatan. Jika nilai laba bersih tidak mengalami perubahan atau tetap namun nilai aset mengalami peningkatan, maka nilai ROA akan menurun atau memiliki tingkat yang semakin rendah.

Hasil pengujian hipotesis ini juga dapat diakibatkan karena para investor dan calon investor tidak hanya memperhatikan kemampuan dari internal perusahaan dalam menghasilkan keuntungan tetapi memperhatikan resiko eksternal serta kondisi pasar. Resiko eksternal atau diluar kendali perusahaan dapat berupa inflasi, perubahan kebijakan dan politik. Permintaan dan penawaran di pasar modal juga berpengaruh dalam keputusan investasi yang dapat mengakibatkan fluktuasi harga saham.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah di lakukan oleh Ramhdani (2013) yang menyatakan bahwa return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan Idawati dan Wahyudi (2015) dan Apsara (2015) yang menyatakan return on assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

(16)

16 V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh harga batubara, earning per share dan return on assets terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode regresi linear berganda dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah di jelaskan di bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Pengaruh harga batubara, earning per share (EPS), dan return on asstes (ROA) terhadap harga saham perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di bursa efek indonesia 2015-2017. Harga batubara dari hasil uji t menunjukkan bahwa harga batubara berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel harga saham. Dengan demikian hipotesis 1 ditolak. Hasil ini menujukkan bahwa naik turunya harga batubara tidak mempengaruhi harga saham secara signifikan karena para investor lebih memperhatikan faktor-faktor lain seperti earning per share, omzet perusahaan, laba bersih dan kebijakan pemerintah

Rasio Earning per share (EPS) dari hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis 2 diterima. Hasil ini menujukkan kemampuan perusahaan dalam meraih laba bersih yang di peruntukkan bagi pemegang saham atas dasar lembar saham yang di diinvestasikan. Jika suatu perusahaan kurang baik dalam pengelolaan pengguna hutang makan akan berdampak pada penurunan laba perlembah saham yang dibagikan kepada investor, walaupun harga sahamnya tinggi.

Rasio Return on assets (ROA) berdasarkan uji t menunjukkan ROA berpengaruh positif dan tidak siginifkan terhadap harga saham sebagai variabel dependen. Dengan demikian hipotesis 3 ditolak. Hasil ini menunjukkan walaupun laba yang di hasilkan perusahaan tinggi, tetapi laba yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk membayar kewajiban. Sehingga investor berpikir bahwa tidak adanya jaminan pengembalian modal yang di investasikan kedalam saham yang akan mereka beli karena laba yang dihasilkan oleh perusahaan di gunakan untuk membayar kewajiban. Sehingga nilai ROA yang tinggi tidak menjamin nilai yang tinggi atas investasi karena adanya unsur kewajiban tersebut.

Hasil uji koefisein determinasi R2 diperoleh nilai adjusted R square (R2) sebesar 0,332 sehingga lemahnya pengaruh variabel-variabel independen yaitu Harga batubara, EPS dan ROA terhadap harga saham sebesar 33,2 % sedangkan sisanya sebesar 66,8 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

(17)

17 5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dengan optimal dan sebaik-baik mungkin namun memiliki keterbatasan yaitu nilai koefisien determinasi yang dihasilkan dari penelitian ini sebesar 33,2% nilai tersebut mengartikan bahwa semua variabel dalam penelitian ini belum menjelaskan pengaruh keseluruhan terhadap harga saham. Masih banyak sisanya sebesar 66,8% dijelaskan oleh variabel lainnya.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini dapat di berikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan referensi terhadap penelitian-penelitian yang di lakukan mendatang dengan melihat beberapa hal. Nilai R Square yang menujukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini belum menjelaskan pengaruh keseluruhan terhadap harga saham yang hanya sebesar 33,2 %. Diharapkan dalam penelitian berikutnya juga di lakukan penambahan variabel independen sehingga dapat diperoleh R2 yang kaitannya dalam menjelaskan harga saham lebih besar. Seperti price to book value dan return on equity karena Rasio PBV dan ROE yang besar menunjukkan bahwa harga saham perusahaan tersebut dinilai tinggi oleh investor di pasar, karena umumnya perusahaan dengan rasio PBV dan ROE yang tinggi memiliki kinerja yang baik.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa variabel EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil tersebut menjukkan bahwa variabel EPS mempengaruhi perubahan pada harga saham. Manajemen perusahaan diharapkan dapat menjadikan variabel tersebut sebagai dasar penentuan kebijakan mengelola perusahaan kedepannya.

3. Bagi Investor

EPS berpengaruh positif terhadap harga saham. Kenaikan nilai EPS perushaan menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu dalam menghasilkan dan meningkatkan laba bersihnya. Dengan memberi perhatian pada informasi mengenai EPS diharapkan investor dapat memproyeksikan perubahan harga saham kedepannya, dengan mengesampingkan resiko.

(18)

18

DAFTAR PUSTAKA

Anisa dan Darmawan. (2018). Pengaruh Ekonomi Makro dan Harga Komoditas Tambang Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan. Fakultas Ilmu Administrasi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Vol.56 No.1 Maret 2018.

Apsara, Rama. (2017). Analisis Pengaruh Crude Oil Price, Earning per share,Price To Book Value, Return on assets Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012–2016. Diponegoro Journal Of Management. Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017.

Brigham dan Houston. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Bursa Efek Indonesia. 2015. Indonesia Fact Book 2015. Jakarta Bursa Efek Indonesia. 2016. Indonesia Fact Book 2016. Jakarta Bursa Efek Indonesia. 2017. Indonesia Fact Book 2017. Jakarta

Daniarto Raharjo. (2013).Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham. Diponegoro Journal of Accounting, 2(2), pp. 1–11.

Dewi, Putu Dina Aristya dan I.G.N.A Suaryana. (2013). Pengaruh EPS, DER dan PBV Terhadap Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi Univesitas Udayanan Vol 4, No.1,2013.

Fitrias, Ayu Deppy. (2017). Pengaruh Earning per share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada perusahaan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016.. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ghozali, F. (2013). Pengaruh Return On Asset (ROA), Earning per share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Properti yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007- 2011). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB (JIMFEB). Vol 1, No 2, pp. 1–11.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Semarang; Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Idawati dan Wahyudi. (2015). Effect of Earning per shares (EPS) and Return on assets (ROA) against Share Price on Coal Mining Company

(19)

19

Listed in Indonesia Stock Exchange. Journal of Resources Development and Management. Volume 7

Index Mundi. 2018. Indexmundi Database. [Indexmundi Online].

http://indexmundi.com [2018]

International Energy Agency (IEA), “Southeast Asia Energy Outlook,” World Energy Outlook Special Report. 2015.

Jogiyanto, H. 2016. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman- Pengalaman, Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. 2013.Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi ke 8). Yogyakarta : BPFE

Jogiyanto. 2015.Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi ke 10). Yogyakarta : BPFE

Jogiyanto. 2017.Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi ke 11). Yogyakarta : BPFE

Lauda, Thomas. (2018). Pengaruh Return on assets, Debt To Equity Ratio,Earning per share,Price Earning Ratio, Dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Di Bursa Efek Indonesia. Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara-2018.

Maharani, Intan.2013. Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dan Harga Batubara Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2012. UNS-F. Ekonomi Jur. Ekonomi Pembangunan-F0109053-2013.

Ramdhani, Rani. 2013. “Pengaruh Return on assets dan Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham pada Institusi Finansial di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal The WINNERS Vol. 14, No. 1, Maret 2013: 29-41.

Saham Ok. www.sahamok.com. Diakses pada 20 September 2015.

Sambelay, Jestry, Paulina, Baramuli. (201)7. “Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ-45 Periode 2012-2015. Jurnal Emba. Vol 5 No 2.

Sekaran & Bougie. (2013). Research methods for business (6th edition).

Chichester: John Wiley & Sons Ltd.

Subramanyam, KR dan John, J. Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Buku Satu, Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

(20)

20

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Djazuli dan Indrawati. (2015). “Pengaruh Variabel Fundamental dan Makro Ekonomi terhadap Harga Saham ( Studi pada Perusahaan yang Masuk dalam Indeks LQ45 )”. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Universitas Brawijaya, 13(1), pp. 104–116.

Tandelilin, Eduardus, 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Yahoo Finance. n.d. https://finance.yahoo.com. Diakses 20 September 2018.

Referensi

Dokumen terkait

4.4.3 Pengaruh Price Earning Ratio Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan variabel PER

r-.'-:eeision-1 -"e i'esults of 156 students of BBA, MBA, EMBA, CSE and English in the faculties of Business .idmrr stration Modern Science and Arts and Modern Language authenticated