Judul penelitian: Model Pengembangan Teknik Pembelajaran Kecakapan Hidup dengan Setting Kelompok untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Mahasiswa FKIP UHAMKA. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji apakah layanan bimbingan kelompok dengan teknik pembelajaran kecakapan hidup efektif dalam meningkatkan perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA.
Perilaku Prososial
Membantu termasuk membantu orang lain, bercerita, menawarkan untuk membantu orang lain, atau melakukan sesuatu yang mendukung kegiatan orang lain. Ditambah dengan dua sinisme ini, tidak mungkin sebagian orang membantu orang lain tanpa alasan.
Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitn dan Erman Amti, tujuan kepemimpinan kelompok terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Pada umumnya tujuan bimbingan kelompok adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam prosedur kelompok.
Model Pembelajaran Life Skill
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa konsep kecakapan hidup bukan hanya kecakapan untuk bekerja (vokasional), tetapi memiliki arti yang lebih luas. Kecakapan hidup meliputi lima jenis, yaitu: (1) pengetahuan diri; (2) keterampilan berpikir; (3) keterampilan sosial; (4) kemampuan akademik;.
Hasil Yang Sudah Dicapai
WHO (1997) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai kecakapan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidup secara lebih efektif. Secara umum kecakapan hidup terbagi menjadi dua, yaitu: (1) kecakapan hidup umum, yang meliputi kecakapan hidup personal, seperti kecakapan kesadaran dan kecakapan berpikir. , serta kecakapan hidup sosial/social skill,.
Studi Pendahuluan
Desain Penelitian
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan cara memanipulasi obyek penelitian dan mempertahankan kontrol terhadap variabel tertentu (Iqbal Hasan, 2006: 10). Pra-eksperimen adalah eksperimen yang dilakukan tanpa mengontrol variabel-variabel yang mempengaruhi. Eksperimen murni adalah eksperimen yang dilakukan dengan mengontrol secara ketat variabel-variabel yang tidak diinginkan (yang menjadi sumber ketidakabsahan) pada variabel tersebut.
Dalam penentuan sampel dilakukan pengacakan dan dilakukan dengan menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dengan kelompok perlakuan. Eksperimen semu, juga dikenal sebagai eksperimen semu, adalah desain eksperimen di mana kontrol atas variabel non-eksperimental tidak seketat dan penentuan sampel dilakukan tanpa pengacakan. Jenis desain eksperimen yang paling cocok untuk penelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi eksperimen, yaitu desain eksperimen yang memungkinkan peneliti untuk mengontrol sebanyak mungkin variabel dari situasi yang ada.
Rancangan ini merupakan rancangan eksperimen yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan, serta terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Layanan konseling kelompok diberikan sebagai bentuk treatment, 2-3 kali seminggu dalam 5 (lima) kali pertemuan. Setiap sesi perlakuan akan diakhiri dengan sesi wawancara sebagai bentuk penilaian langsung terhadap subjek kelompok eksperimen yang dipilih secara acak.
Luaran Penelitian a. Publikasi Ilmiah
Deskripsi Hasil Penelitian
- Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
- Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
- Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest Perilaku Prososial Kelompok Eksperimen
- Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest Perilaku Prososial Kelompok Kontrol
Berikut disajikan kondisi perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data hasil pretest perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA pada kelompok eksperimen dan kontrol dijelaskan secara rinci di bawah ini. Diketahui terdapat 10 mahasiswa BK FKIP UHAMKA yang memiliki perilaku prososial dalam kategori rendah.
Berdasarkan hasil posttest diperoleh gambaran tentang keadaan perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Diketahui bahwa pada kategori sedang BK FKIP UHAMKA terdapat 4 mahasiswa yang berperilaku prososial (40%) dan pada kategori bawah terdapat 6 mahasiswa BK FKIP UHAMKA (60%). Melihat perubahan tingkat perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA pada kelompok eksperimen dari hasil pretest dan posttest dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada saat pretest tidak ada mahasiswa BK FKIP UHAMKA yang berada pada kategori sangat tinggi (0%) setelah diberikan layanan pembelajaran kelompok dengan model pembelajaran kecakapan hidup pada 1 mahasiswa BK FKIP UHAMKA (10%), kategori tinggi sebelumnya. diberikan. layanan orientasi kelompok dengan model pembelajaran kecakapan hidup yang kurang (0%) setelah diberikan layanan orientasi kelompok dengan teknik pemodelan kepada 3 orang mahasiswa BK FKIP UHAMKA (30%). Untuk melihat keadaan perilaku prososial setiap mahasiswa BK FKIP UHAMKA pada kelompok eksperimen dari hasil pretest dan posttest dapat dijelaskan pada gambar berikut. Untuk melihat keadaan perilaku prososial setiap mahasiswa BK FKIP UHAMKA kelompok kontrol dari hasil pre-test dan post-test dapat dijelaskan pada gambar berikut.
Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah “Ada perbedaan nilai rata-rata perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA pada kelompok eksperimen sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pemberian layanan bimbingan kelompok dengan model pembelajaran kecakapan hidup, dimana rata-rata skor setelah tes secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pretest”. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik Wicoxon’s Signed Ranks Test melalui program komputer SPSS versi 16.00, terangkum dalam Tabel 15 ke bawah.Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat diterima yaitu “ada peningkatan yang signifikan pada.
Selain itu, untuk melihat arah perubahan apakah pretest atau posttest lebih tinggi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan Tabel 16 nilai 10b berarti dari 10 responden kelompok eksperimen yang diikutsertakan dalam perhitungan, sebanyak 10 orang mahasiswa BK FKIP UHAMKA mengalami peningkatan dari pretest ke posttest, seluruh anggota kelompok mengalami peningkatan dari pretest. ke. Hasil di atas dapat diartikan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan setelah mendapat layanan bimbingan kelompok dengan model pembelajaran kecakapan hidup, sehingga peningkatan yang terjadi antara pretest dan posttest kelompok eksperimen signifikan.
Pengujian Hipotesis Kedua
Maka hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat ditolak yaitu “ada perbedaan yang signifikan perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA kelompok kontrol sebelum dan sesudah mendapat layanan bimbingan kelompok tanpa model pembelajaran kecakapan hidup”. Namun terdapat peningkatan yang kurang signifikan pada perilaku prososial mahasiswa CC FKIP UHAMKA kelompok kontrol sebelum dan sesudah mendapat bimbingan kelompok tanpa model pembelajaran kecakapan hidup, dengan rata-rata skor pretes 88 dalam kategori rendah dan pascates. skor rata-rata tes sebesar 94, masih dalam kategori rendah, pada bagian deskripsi data terlihat bahwa rata-rata pretes dan postes menunjukkan peningkatan, serta skor minimal dan skor maksimal. sebaran skor yang dicapai pada kelompok kontrol tidak merata, dalam arti ada yang mengalami peningkatan dan ada yang tetap.
Pengujian Hipotesis Ketiga
Maka H0 ditolak, hal ini berarti terdapat peningkatan yang signifikan perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA pada kelompok eksperimen dengan rata-rata skor postes 124 (dalam kategori tinggi), dengan mahasiswa BK FKIP UHAMKA sebagai kontrol kelompok dengan skor posttest rata-rata 94 (dalam kategori tinggi). kategori rendah). Uraian di atas menunjukkan bahwa “Layanan bimbingan kelompok dengan model pembelajaran kecakapan hidup lebih efektif dalam meningkatkan perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA”.
Pembahasan
Perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA merupakan hal yang penting bagi mahasiswa BK FKIP UHAMKA, oleh karena itu diperlukan upaya untuk membantu mahasiswa BK FKIP UHAMKA meningkatkan perilaku prososialnya. Layanan orientasi kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan dengan model pembelajaran kecakapan hidup yang terbukti efektif dalam meningkatkan perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA. Rata-rata tingkat perilaku prososial kelompok eksperimen adalah 89, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata tingkat perilaku prososial adalah 88.
Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan model pembelajaran life skills kepada kelompok eksperimen, tingkat perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA meningkat yang semula kategori rendah berubah menjadi kategori tinggi, sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan. tidak ada perbedaan, tetap dalam kategori rendah. Terbukti bahwa perilaku prososial akan meningkat dengan adanya model pembelajaran kecakapan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Hipotesis kedua berbunyi “ada perbedaan skor rata-rata pada perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA pada kelompok kontrol (pre-test) dan sesudah (post-test) layanan bimbingan kelompok diberikan tanpa model pembelajaran kecakapan hidup. teknik, dimana skor rata-rata post-test dan pre-test tidak meningkat secara signifikan.”
Sedangkan berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga yang berbunyi, “ada perbedaan rata-rata skor perilaku prososial antara mahasiswa BK FKIP UHAMKA kelompok eksperimen yang mendapat layanan bimbingan kelompok dengan model pembelajaran kecakapan hidup, dan mahasiswa BK FKIP UHAMKA pada kelompok kontrol yang mendapatkan bimbingan kelompok tanpa model pembelajaran life skills. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku prososial mahasiswa BK FKIP UHAMKA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, setelah dilakukan bimbingan kelompok dengan model pembelajaran life skill dan tanpa model pembelajaran life skill.hasil pretest dan posttest pada layanan konseling kelompok eksperimen dengan model pembelajaran life skills.Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok menggunakan teknik pemodelan efektif dalam meningkatkan perilaku prososial siswa.
Keterbatasan Penelitian
Bimbingan kelompok dengan model pembelajaran kecakapan hidup adalah upaya membimbing melalui kegiatan kelompok yang dilakukan dengan cara mengamati dan merepresentasikan model secara langsung untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling, sehingga dapat diperoleh kecakapan pribadi atau sosial tertentu dengan cara mengamati dan menirukan. perilaku model Ada.
Kesimpulan
Implikasi
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan model pembelajaran kecakapan hidup perlu lebih diintensifkan dan diprioritaskan, baik dalam bentuk orientasi dan sosialisasi maupun implementasi dalam bentuk program di sekolah. Temuan ini dapat menjadi masukan bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah (orang tua) karena dengan perhatian kedua belah pihak, dimana perilaku prososial dicontohkan, siswa akan berkembang secara optimal sebagai individu.
Saran
Oleh karena itu, peran aktif kepala sekolah, guru pembimbing/konselor dan siswa sangat diperlukan. Disarankan untuk menyisihkan 2 (dua) jam waktu profesional untuk memberikan layanan kepada guru BK sesuai dengan peraturan. Setelah mengikuti bimbingan belajar kelompok dengan model pembelajaran life skills, mahasiswa BK FKIP UHAMKA termotivasi untuk meningkatkan perilaku prososialnya, juga mengembangkan sikap terbuka atau berbagi ketika ada masalah, belajar jujur, peduli lingkungan sekitar dan membiasakan diri. untuk bekerja sama dan membantu orang lain.
Disarankan untuk menentukan lebih banyak variabel kontrol dan mengkaji aspek lain yang berkontribusi terhadap peningkatan perilaku prososial siswa. Penelitian di tempat yang berbeda atau pada tingkat sekolah yang berbeda, misalnya pada tingkat sekolah menengah atas (SLTA), direkomendasikan.
Anggaran Biaya
Jadwal Penelitian 1. Jadwal Kegiatan
Pengaruh Media Visual Terhadap Sikap Prososial Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009.