I. Judul Praktikum
Judul dari praktikum anatomi fisiologi manusia ini adalah “Hematokrit dan Hemogoblin”
II. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum anatomi fisiologi manusia ini adalah :
1. Mahasiswa dapat melakukan penghitungan nilai hematokrit dan faktor-faktornya 2. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi terhadap hasil perhitungan nilai hematokrit 3. Mahasiswa dapat melakukan penghitungan nilai hemoglobin metode sahli dan faktor-
faktornya
4. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi terhadap hasil perhitungan nilai hemoglobin III. Dasar Teori
Darah adalah cairan yang berisi berbagai komponen yang sangat penting untuk kesehatan tubuh. Pengertian darah adalah cairan yang berisi sel darah merah, sel darah putih, dan platelet yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan karbon dioksida dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut produk sampingan metabolisme dari jaringan ke hati untuk diolah. Fungsi darah yang paling penting adalah mengangkut oksigen dan karbon dioksida, serta mengangkut produk sampingan metabolisme dari jaringan ke hati untuk diolah. Selain itu, darah juga berfungsi sebagai pengangkut nutrien dan hormon dari hati ke jaringan dan mengangkut produk sampingan metabolisme dari jaringan ke hati untuk diolah (Waluyo. 2013).
Komposisi darah terdiri dari 55% plasma, 45% sel darah, dan platelet. Plasma adalah cairan yang berisi protein, gula, dan elektrolit yang berfungsi sebagai pengangkut nutrien dan hormon dari hati ke jaringan (Wijayanti. 2017). Sel darah merah berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan, sedangkan sel darah putih berfungsi sebagai pengangkut produk sampingan metabolisme dari jaringan ke hati untuk diolah. Platelet berfungsi sebagai pengangkut protein yang berfungsi sebagai penghambat perdarahan. Proses pembentukan darah terjadi di sumsum tulang, di mana sel-sel darah merah, sel darah putih, dan platelet diproduksi melalui proses diferensiasi dari sel-sel stem. Selanjutnya, darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida serta mengangkut produk sampingan metabolisme dari jaringan ke hati untuk diolah.
Hematokrit dan hemoglobin adalah dua parameter penting dalam pengukuran status darah yang berhubungan dengan kesehatan. Hematokrit, yang didefinisikan sebagai persentase volume darah yang terdiri dari sel darah merah, dapat berhubungan dengan beberapa penyakit.
Misalnya, anemia, yang terjadi ketika jumlah hemoglobin dalam darah rendah, dapat menyebabkan hematokrit turun. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan vitamin, kekurangan zat besi, atau penyakit kronis seperti kanker atau penyakit ginjal (Roosylen. 2016). Dalam beberapa kasus, anemia dapat menjadi gejala dari penyakit lain, seperti kanker atau infeksi, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyebabnya.
Penyakit lain yang berhubungan dengan hematokrit dan hemoglobin adalah polycythemia vera, yang terjadi ketika jumlah sel darah merah dalam darah meningkat. Hal ini
dapat menyebabkan hematokrit meningkat, serta meningkatkan risiko terjadinya trombosis dan emboli. Polycythemia vera dapat disebabkan oleh mutasi genetik dan dapat menjadi penyebab kematian jika tidak diobati (Riswan, dkk. 2020). Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi perubahan pada hematokrit dan hemoglobin, serta melakukan diagnosis awal untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Menjaga kesehatan tubuh, termasuk kesehatan darah, sangat penting untuk memastikan bahwa tubuh dapat berfungsi dengan baik dan mencegah berbagai penyakit. Salah satu cara yang efektif untuk menjaga kesehatan darah adalah dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging merah, ikan, dan sayuran hijau. Zat besi ini sangat penting untuk memproduksi hemoglobin, yang membantu darah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh (Gulo, dkk 2021). Selain itu, minum air yang cukup juga sangat penting untuk menjaga kesehatan darah, karena air membantu mengatur tekanan darah dan mencegah dehidrasi yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Menjaga kesehatan darah juga dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor yang dapat merusak darah, seperti merokok dan konsumsi alkohol. Merokok dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan mengurangi aliran darah ke jaringan, sementara konsumsi alkohol dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dan meningkatkan risiko penyakit jantung (Adam. 2019). Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari atau mengurangi konsumsi produk-produk yang mengandung zat-zat berbahaya tersebut dan mengikuti gaya hidup seimbang untuk menjaga kesehatan darah yang baik.
Integrasi Al-Quran dengan darah memiliki makna yang sangat penting dalam Islam. Al- Quran sendiri telah menguraikan tentang pentingnya darah sebagai bagian dari tubuh manusia dan juga sebagai simbol kehidupan. Dalam ayat Al-Quran, Allah SWT berfirman: “Dan Allah menciptakan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan darah menjadi darah dan Dia menciptakan darah menjadi darah, maka Allah menciptakan darah menjadi darah dan Dia menciptakan darah menjadi darah” (QS. Al-Hajj: 76). Dengan demikian, integrasi Al-Quran dengan darah menunjukkan bahwa Allah SWT menciptakan darah sebagai bagian dari tubuh manusia dan juga sebagai simbol kehidupan, serta mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan hidup.
IV. Metode Penelitian 4.1.Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 14 Mei 2024. Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 12.20 – 15.00. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
4.2.Alat dan Bahan 4.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm. Diameter 1 mm (2buah)
2. Tabung Windrobe (2buah)
3. Centrifuge kapasitas 11.500 – 15.000 (1buah)
4. Alat baca mikro-hematrokrit (1 buah)
5. Lanset (1 buah)
6. Bunsen (1buah)
7. Hemogoblinometer (1buah)
4.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Darah kapiler (antikoagulan EDTA) (secukupnya)
2. HCL 0,1 N (secukupnya)
3. Aquades (secukupnya)
4. Plastisin (secukupnya)
5. Tissue (secukupnya
4.3.Langkah Kerja
Langkah kerja yang digunakan dalam praktikum hematokrit ini adalah:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2. Dihomogenkan darah pada tabung EDTA dan dimasukkan ke dalam tabung mikrokapiler sebanyak ¼ bagian .
3. Disumbat ujung tabung mikrokapiler dengan plastisin 4. Dimasukkan centrifuge mikrohemtokrit
5. Di pusingkan selama 3-5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm 6. Dibaca hematokrit dengan menggunakan alat baca hematokrit Langkah kerja yang digunakan dalam praktikum hemogoblin ini adalah:
1. Dimasukkan Hcl 00,1 N ke dalam tabung pengencer sampai pada tanda 2 2. Diisap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20 ul
3. Dibersihkan darah yang melekat pada bagian ujung pipet
4. Dialirkan dengan segera darah dari pipet ka dalam dasar tabung pengencer 5. Dicatat waktu pengenceran darah ke dalam Hcl
6. Diisap isi tabung ke dalam pipet, kemudian di tiup kembali isi pipet ke dalam tabung, dilakukan sebanyak 2-3x.
7. Ditambahkan aquadest dengan cara di teteskan sedikit demi sedikit sambil di aduk 8. Dibaca darah yang tercampur dengan Hcl yang sudah 3 menit
9. Dilaporkan nilainya dalam gr% (gram/100 ml = gram/dl).
V. Data Pengamatan
Hasil dari pengamatn praktikum ini ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Jenis Tetes Jenis Kelamin Nilai Keterangan Hematokrit
Laki-laki 69,23% Tidak Normal
Perempuan 45,4% Normal
Hemogoblin
Laki-laki 22 gr/dl Tidak Normal
Perempuan 19,2 gr/dl Tidak Normal VI. Pembahasan
- Jabarkan apakah resipen memiliki jumlah hematokrit dan hemoglobin normal atau tidak dan berikan penjelasannya.
Hasil dari pengamatn pada hematokrit laki-laki mendapatkan nilai 69,23% yang dapat dipastikan tidak normal. Hematokrit perempuan memiliki nilai 45,4% yang da[at dikatakan dalam kadaan normal. Rentang normal dari hematokrit ini adalah antara 42%-52%. Menurut (Nugrahaeni, dkk. 2021)Anak usia 10 tahun: 36–40% Laki-laki dewasa: 42–54% Perempuan dewasa: 38–46%. Hal yang mempengaruhi tingginya nilai hematokrit pada laki-laki adalah resipen dalam keadaan mengkonsumsi daging. Hematokrit yaitu proporsi sel darah merah dalam sampel darah, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi umur, jenis kelamin, ketinggian tempat tinggal, merokok, status gizi, penyakit dan obat-obatan (Ping, dkk. 2023).
Hasil dari pengamatan hemogoblin pada resipen laki-laki mendapatkan nilai 22 gr/dl yang dapat dikatakan tidak normal. Hemogoblin pada resipen perempuan memiliki nilai 19,2 gr/dl yang dapat dipastikan tidak normal juga. Hemogoblin dapat dikatakan normal apabila dalam rentang 14-18 gr/dl untuk laki-laki dewasa. Rentang normal pada perempuan dewasa yaitu antara 12-16 gr/dl. Kadar hemoglobin normal pada anak: 9-14 gram/dL. Kadar hemoglobin normal pada remaja: 10-15 gram/dL. Kadar hemoglobin normal pada pria dewasa:
13-17 gram/dL. Kadar hemoglobin normal pada wanita dewasa: 12-15 gram/dL (Linasari, dkk.
2024)
Hasil dari pengamatan hematokrit laki-laki dan perempuan mendapatkan perbedaan yang signifikan yaitu 69,23 dengan 45,4. Hemagoblin juga memiliki berbedaan yang cukup siginifikan yaitu 22 gr/dl dengan 19,2 gr/dl. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, seperti perbedaan dalam produksi hormon dan metabolisme. Menurut (Kulsum. 2020) perbedaan hemogoblin dan hematokrit pada laki-lak dan perempuan disebabkan oleh hormon, massa tubuh, dan kehilangan darah.
VII. Kesimpulan
Hasil pengamatan hematokrit dan hemoglobin pada laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hematokrit laki-laki sebesar 69,23% yang tidak normal, sedangkan hematokrit perempuan sebesar 45,4% yang dalam kisaran normal.
Rentang normal hematokrit untuk laki-laki dewasa adalah 42-54%, sedangkan untuk perempuan dewasa adalah 38-46%. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, seperti perbedaan dalam produksi hormon dan metabolisme.
Hemoglobin juga menunjukkan perbedaan yang signifikan, dengan nilai laki-laki sebesar 22 gr/dl yang tidak normal dan nilai perempuan sebesar 19,2 gr/dl yang juga tidak
normal. Rentang normal hemoglobin untuk laki-laki dewasa adalah 13-17 gr/dL, sedangkan untuk perempuan dewasa adalah 12-15 gr/dL. Perbedaan ini juga dapat disebabkan oleh perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, seperti perbedaan dalam produksi hormon dan metabolisme.
Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, ketinggian tempat tinggal, merokok, status gizi, penyakit, dan obat-obatan mempengaruhi hematokrit dan hemoglobin. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan hemoglobin, serta kualitas darah secara keseluruhan. Dengan demikian, perbedaan hematokrit dan hemoglobin antara laki- laki dan perempuan dapat disebabkan oleh perbedaan biologis dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
VIII. Daftar Pustaka
Adam, L. (2019). Determinan hipertensi pada lanjut usia. Jambura Health and Sport Journal, 1(2), 82-89.
Gulo, N. S., Anuhgerah, D. E., & Handayani, D. (2021). Efektivitas tablet zat besi terhadap perubahan tekanan darah ibu hamil. Jurnal Kebidanan Kestra (Jkk), 3(2), 149-157.
Kulsum, U. (2020). Pola menstruasi dengan terjadinya anemia pada remaja putri. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 11(2), 314-327.
Linasari, D., Yani, A., Mutiara, D., & Septiadi, E. (2024). Skrining Anemia dan Optimalisasi Program Pemberian Tablet Besi pada Remaja Putri di Kabupaten Bandung Barat.
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma, 5(1), 48-56.
Nugraheni, A., Prihatini, M., Arifin, A. Y., Retiaty, F., & Ernawati, F. (2021). Profil zat gizi mikro (zat besi, zink, vitamin A) dan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Media Gizi Mikro Indonesia, 12(2), 119-130.
Ping, M. F., Agustiningsih, A., Sulisnadewi, N. L. K., Natalia, E., Supatmi, S., Fabanjo, I. J., ... & Kumalasari, D. N. (2023). BUKU AJAR KEPERAWATAN DASAR. PT.
Sonpedia Publishing Indonesia.
Riswan, M., Oetama, R. A., & Muhsin, M. (2020). Polisitemia vera; aspek klinis dan tatalaksana terbaru. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 20(2).
Roosleyn, I. P. T. (2016). Strategi dalam penanggulangan pencegahan anemia pada kehamilan. Jurnal Ilmiah Widya, 3(3), 1-9.
Waluyo, S. (2013). 100 Questions & Answers: Hepatitis. Elex Media Komputindo.
Wijayanti, N. (2017). Fisiologi manusia dan metabolisme zat gizi. Universitas Brawijaya Press.