1
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu tujuan untuk kebijaksanaan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan pembangunan bidang kesehatan tersebut dapat terwujud, diperlukan suatu tatanan yang mencerminkan upaya Bangsa Indonesia dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan sebagai perwujudan upaya tersebut dibentuk sistem kesehatan nasional (Kemkes, 2018).
Kementerian Kesehatan akan memperkuat upaya promotif dan preventif dalam melaksanakan upaya menyehatkan masyarakat. Upaya ini merupakan wujud nyata dari transformasi sektor kesehatan yang sedang diusung kemenkes, khususnya pada pilar pertama, transformasi layanan primer. (https://sehatnegeriku.
kemkes.go .id/baca/author/puskom, 2022).
UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014 “Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 • Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.
Imunisasi Dasar Lengkap saja belum cukup memberikan perlindungan terhadap PD3I karena beberapa antigen memerlukan booster/ pemberian dosis lanjutan pada usia 18 bulan, usia anak sekolah (BIAS) dan usia dewasa (WUS)(‘Kebijakan dan Situasi Imunisasi 2022’)
Tahun 2022 cakupan Imunisasi Lanjutan anak sekolah Dasar campak- Rubella dan Defteri-Tetanus di Indonesia sebanyak 90,1% (3.979.043) anak memenuhi target Nasional Yaitu 70 %, Sedangkan Kalimantan Selatan
mencapai target yaitu 77 %. dari 70 % target Nasional(‘Kebijakan dan Situasi Imunisasi 2022’, 2022).
Data Imunisas anak sekolah dasar yang ada di Dinas Kesehatan kabupaten Barito Kuala pada tahun 2022, Untuk persentase anak sekolah kelas 1,2 dan 5 imunisasi Dt pada triwulan ke IV dari 19 Puskesmas yang ada di kabupaten barito Kuala berjumlah 4.779 anak (80%) dari jumlah sasaran 5.941 anak, hasil ini juga mencapai dari target Nasional 70% (target tahun 2022).
Cakupan Dt terendah masih Puskesmas Semangat Dalam dengan cakupan mencapai 55,5 % 425 anak dari jumlah sasaran 766 anak (data Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala 2022).
Laporan hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS) Dt/Td di Puskesmas Semangat dalam selama 3 tahun tidak pernah mencapai target (70%). Pada tahun 2020 sebanyak 52 %, Tahun 2021 sebanyak 54%. dan tahun 2022 55,5 % atau 425 anak dari 766 sasaran anak.(data Puskesmas Semangat Dalam).
Sementara kasus tetanus dan Difteri masih ada. Tahun 2021 kasus Tetanus neonatorum di Indonesia yang di laporkan sebanyak 11 kasus dengan 9 kematian.Sedangkan Kasus difteri tahun 2019, menyebar di hampir semua wilayah di Indonesia. Jumlah kasus difteri sebanyak 529 kasus, jumlah kematian sebanyak 23 kasus. Jumlah kasus mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2018 (1.386 kasus). Jumlah kematian (29 kasus). Propinsi dengan jumlah kasus terbanyak terdapat di Jawa Timur, yakni sebanyak 178 kasus. (‘Profil-Kesehatan-2021.pdf’, 2022).
Rendahnya cakupan imunisasi rutin lengkap, maka semakin turun pula tingkat kekebalan komunitas terhadap PD3I, yang berpotensi timbulnya KLB seperti penyakit Tetanus dan difteri.
Tantangannya adalah adanya Penolakan BIAS karena adanya Isu halal –haram dan keamanan vaksin serta masih ada sekolah yang menolak melaksanakan BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah) termasuk sekolah keagamaan, internasional dan SLB Juga .Koordinasi dan komunikasi antara Puskesmas setempat dan pihak sekolah/
madrasah / bentuk lain yang sederajat belum harmonis.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya cakupan imunisasi diantaranya tingkat pengetahuan, keterjangkauan jarak rumah ke pelayanan kesehatan, dan dukungan keluarga.(Sapardi, Yazia and Andika, 2021)
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki, yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekadar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Inilah yang disebut potensi untuk menindaki.(‘Pengetahuan’, 2023) .
Penyakit Tetanus dan difteri adalah penyakit berbahaya yang bisa membawa pada kematian.Orang tua yang mengetahui bahaya penyakit tersebut tentu akan berusaha untuk menjaga buah hatinya agar tidak terkena penyakit tersebut.dan berusaha mencari cara untuk melindungi.seperti memberi imunisasi pada anaknya karena orang tua adalah orang yang mempunyai amanat dari Allah untuk mendidik anak dengan penuh tanggung jawab atas perkembangan dan kemajuan anak dan dengan kasih sayang. Orang tua dalam hal ini terdiri dari (keluarga; ayah, ibu serta saudara adik dan kakak).
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara pengetahuan orang tua tentang Penyakit Tetanus dan Difteri dengan cakupan Imunisasi anak Sekolah Dasar tahun di UPTD.Puskesmas Semangat Dalam
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang Penyakit Tetanus dan Difteri dengan cakupan Imunisasi anak Sekolah Dasar di UPTD. Puskesmas Semangat Dalam
1.3.2 Tujuan khususnya.
1.3.2.1 Mengindentifikasi pengetahuan orang tua murid sekolah Dasar di wilayah kerja UPTD.Puskesmas Semangat Dalam tentang Penyakit Tetanus dan Difteri
1.3.2.2 Mengidentifikasi cakupan imunisasi Dt/Td pada anak sekolah Dasar di wilayah kerja UPTD.Puskesmas Semangat Dalam.
1.3.2.3 Menganalisis hubungan antara pengetahuan orang tua tentang Penyakit Tetanus dan Difteri cakupan Imunisasi anak Sekolah Dasar di UPTD. Puskesmas Semangat Dalam
1.4 Manfa’at penelitian
1.4.1 Manfa’at bagi akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin tentang hubungan antara pengetahuan orang tua tentang Penyakit Tetanus dan Difteri dengan cakupan Imunisasi anak Sekolah Dasar di UPTD. Puskesmas Semangat Dalam
1.4.2 Manfa’at secara praktik
1.4.2.1 Bagi Puskesmas Semangat Dalam dapat menjadi bahan strategi untuk meningkatkan cakupan
1.4.2.2 Bagi Dinas terkait baik Dinas Kesehatan ataupun dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten barito kuala dapat jadi bahan dalam menyusun program
1.4.2.3 Bagi Peneliti ini dapat sebagai bahan acuan untuk menjadi perawat yang profesional , Sebagai sarana membuka wawasan dan pengetahuan tentang kebijakan pelayanan imunisasi anak sekolah.
1.5 Penelitian Terkait
Penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan hasil program imunisasi sudah pernah di lakukan antara lain :
1.5.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kepatuhan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan teknik Acciedental sampling dan jumlah sampel sebanyak 73 responden.
Dalam penelitian ini menggunakan Analisis data univariat dan Analisis bivariate dengan menggunakan uji chi square. Hasil uji chi square didapatkan hasil p value = 0,000 (ρ < 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Madurejo Pangkalan Bun(Hasanah, Lubis and Syahleman, 2021)
1.5.2 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Larangan Utara Kota Tangerang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan α = 10%.
Pengambilan data dilakukan pada 74 responden di Wilayah Puskesmas Larangan Utara Kota Tangerang pada bulan Mei 2019 dengan menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan Kendall’s Tau. Hasil dan Kesimpulan: Ibu yang memiliki pengetahuan tentang imunisasi dasar yang cukup sebesar 51,3% dan kelengkapan imunisasi sebesar 76,9%. Hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar (p = 0,442) Saran: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi instansi kesehatan agar dapat melakukan pembinaan guna meningkatkan pengetahuan serta kesadaran ibu-ibu untuk mengimunisasikan anaknya.(Setyaningsih, 2019)
1.5.3 hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhad^
kelengkapan imunisasi dasar di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembina Plaju Palembang. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel diambil secara purposive sampling berjumlah 106 responden. Hasil analisis didapatkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dan kelengkapan imunisasi dasar (p = 0,081). Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa kelengkapan imunisasi dasar tidak dipengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar.(Heraris, 2015)
1.5.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Cakupan Imunisasi Booster DPT–
HB-Hib Pada Batita di Desa Ranah Baru Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang memiliki batita di Desa Ranah Baru Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris yang berjumlah 1.105 orang, dengan jumlah sampel 92 orang. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square.Hasil penelitian ini didapat ada
hubungan antara Cakupan Imnusasi Booster (DPT-HB-Hib) dengan pengetahuan (pvalue = 0,000) (‘NS.INDRAWATI,S.Kep,M.KL’,2022) 1.5.5 Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar di UPTD Puskesmas Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur tahun 2021.
Waktu penelitian dilakukan dari tanggal 17 - 28 Juni 2021. Dengan menggunakan teknik purposive sampling dan desain Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi melalui pendekatan Cross Sectional.SedangkanPopulasi penelitian yaitu seluruh bayi umur 0-11 bulan yang dibawa ibunya ke Puskesmas Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur, baik untuk berobat atau imunisasi pada rentang waktu bulan Januari – Maret 2021 berjumlah 201 orang dan sampel 67 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar di UPTD Puskesmas Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur Tahun 2021 (p-value = 0,000) dan ada hubungan antara sikap responden dengan kelengkapan imunisasi dasar di UPTD Puskesmas Sukaraya Kecamaan Baturaja Timur Tahun 2021 (p-value = 0,000).(‘Yeni Arfah’, 2021)
Persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah sama menggunakan pendekatan CrossSectional dan pengetahuan orang tua. Perbedaannya penelitian di atas tentang imunisasinya, sedangkan penelitian ini tentang pengetahuan penyakitnya.Pada tempat dan waktu yang berbeda.