BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis faktor yang berhubungan dengan response time perawat di IGD RSUD Ulin Banjarmasin, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
6.1.1 Perawat yang bekerja di IGD RSUD Ulin lebih banyak memiliki pelatihan yang tidak lengkap yaitu sebanyak 26 orang (78,7%).
6.1.2 Perawat yang bekerja di IGD RSUD Ulin didominasi oleh perawat dengan lama kerja lama sebanyak 15 orang (45,5%).
6.1.3 Pendidikan perawat terbanyak di IGD RSUD Ulin adalah pendidikan D3 sebanyak 22 orang (66.7%).
6.1.4 Kelengkapan sarana dan prasarana di IGD RSUD Ulin memiliki persentase sebesar 81.8%.
6.1.5 Ketersediaan alat dan obat di IGD RSUD Ulin memiliki persentase 97.0%.
6.1.6 Kehadiran petugas di meja triage IGD RSUD Ulin memiliki persentase 97.0%.
6.1.7 Beban kerja terbanyak yang dialami oleh perawat di IGD RSUD Ulin adalah beban kerja berat sebanyak 16 orang (48.5%).
6.1.8 Kondisi pasien yang paling banyak datang ke IGD adalah level P3 urgent sebanyak 12 responden (36.4%).
6.1.9 Response time perawat di IGD RSUD ulin didapatkan response time tepat sebanyak 21 responden (63.6%)
6.1.10 Ada hubungan antara pelatihan gawat darurat terhadap response time perawat di Instalasi Gawat Darurat p value 0,024.
6.1.11 Ada hubungan antara lama kerja terhadap response time perawat di Instalasi Gawat Darurat p value 0,012.
6.1.12 Ada hubungan antara pendidikan terhadap response time perawat di Instalasi Gawat Darurat p value 0,011.
129
130
6.1.13 Ada hubungan antara sarana prasarana dan fasilitas terhadap response time perawat di Instalasi Gawat Darurat p value 0,008.
6.1.14 Tidak ada hubungan antara ketersediaan alat dan obat terhadap response time perawat di Instalasi Gawat Darurat p value 0,443.
6.1.15 Tidak ada hubungan antara kehadiran petugas terhadap response time perawat di Instalasi Gawat Darurat p value 0,179.
6.1.16 Ada hubungan antara beban kerja terhadap response time perawat di Instalasi Gawat Darurat p value 0,028.
6.1.17 Ada hubungan antara kondisi pasien terhadap response time perawat di Instalasi Gawat Darurat p value 0,002.
6.1.18 Berdasarkan hasil analisis multivariat faktor pendidikan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan response time perawat di Instalasi Gawat Darurat dengan odds ratio 29.099.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Pelayanan Keperawatan
Perawat perlu memahami tentang response time di IGD agar mereka dapat memprioritaskan pelayanan kegawatdaruratan tanpa mengabaikan waktu tanggap dari setiap pasien yang datang ke IGD, hal itu dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan atau simulasi terkait pelaksanaan response time di IGD. Disamping itu, untuk mengoptimalkan pelayanan kegawatdaruratan di IGD perlu dipertimbangkan tingkat pendidikan perawat, rasio jumlah staf perawat, serta penempatan perawat sesuai dengan lama kerjanya di dalam satu tim. Oleh sebab itu, manajemen rumah sakit atau direktur rumah sakit perlu mempertimbangkan dalam membuat kebijakan terkait perekrutan tenaga perawat dengan klasifikasi pendidikan ners dan membuat anggaran biaya terkait pelaksanaan pelatihan, simulasi dan studi lanjut untuk perawat.
131
6.2.2 Bagi Ilmu Keperawatan
Pendidikan keperawatan hendaknya mampu menanamkan nilai-nilai profesionalisme pada mahasiswa khususnya terkait dengan response time perawat dalam memberikan setiap tindakan kepada pasien. Selain itu perlu ditingkatkan paparan tentang response time perawat berdasarkan evidance based nursing practice pada perawat khususnya perawat IGD sehingga mereka mempunyai wawasan dan dapat menerapkan response time dengan tepat pada setiap kondisi pasien.
6.2.3 Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian ini sebagai sumber rujukan untuk penelitian keperawatan selanjutnya, dan peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang response time perawat namun dengan faktor maupun metodologi penelitian yang berbeda seperti penelitian kualitatif tentang pengalaman perawat dalam penerapan atau pelaksanaan response time.
6.2.4 Perawat
Perawat perlu menambah wawasan terkait penerapan response time dan perawat juga perlu mengikuti pelatihan atau studi lanjut ke tahap pendidikan yang lebih tinggi, agar keilmuan mereka terus berkembang sehingga perawat dapat meningkatkan waktu tanggap mereka dalam memberikan tindakan keperawatan kepada pasien, sehingga dapat mengurangi angka kecacatan dan kegawatan pada pasien.