Sengketa tanah banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah sengketa hak guna tanah PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) yang dikuasai oleh masyarakat Desa Tegalrejo. Kedua, penyelesaian sengketa hak guna tanah PTPN XII yang dikuasai oleh satu warga sebelumnya dilakukan secara non yustisial yaitu melalui mediasi di kantor desa, namun tidak membuahkan hasil, dan yang kedua melalui perundingan antara kedua belah pihak namun warga Desa Tegaltrejo mengabaikan kesepakatan yang dibuat bersama. Tidak sedikit kita temukan dalam kehidupan sehari-hari tentang sengketa tanah, contohnya adalah sengketa tanah hak guna tanah PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) yang dikuasai oleh masyarakat Desa Tegalrejo.
Selain hak milik dan hak pakai, hak atas tanah juga dapat dikuasai dengan hak guna bangunan. Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan memiliki suatu bangunan di atas tanah yang bukan milik sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun sesuai dengan yang dimaksud dalam Pasal 35 ayat 1, Undang-Undang Dasar Pertanian. Selain sengketa hak guna tanah, kami juga menjumpai sengketa hak atas tanah lainnya.
RUMUSAN MASALAH
Dalam penyelesaiannya melalui jalur pengadilan, sepengetahuan penulis melalui putusan yang pernah dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Kepanjen, ada beberapa akibat hukum yang timbul. 859/Pid.Sus/2017/PN.Kpn menunjukkan adanya keterkaitan antara perkara perdata dan pidana, dimana KD yang menguasai lahan perkebunan bersertifikat Hak Guna Usaha milik PTPN XII dinyatakan pidana penjara selama 3 tahun 6 bulan. Ketiga, KD adalah pegawai negeri yang jelas-jelas tidak taat dan tidak tunduk pada peraturan pemerintah dengan melanggar ketentuan yang berkaitan dengan budidaya perkebunan.
Faktor apa yang menyebabkan perselisihan antara PT Pekebunan Nusantara XII dengan masyarakat Desa Tegalrejo. Apa akibat hukum setelah terjadi perselisihan antara PT Perkebunan Nusantara XII dengan masyarakat Desa Tegalrejo.
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
Dari sengketa-sengketa pada penelitian yang dibahas di atas, rumusan masalah yang berbeda-beda menjadi pertanyaan utama untuk pendalaman pemahaman tentang konflik atau sengketa, antara lain: .. faktor apa saja yang menyebabkan munculnya sengketa antara PT Pekebunan Nusantara XII dengan masyarakat Tegalrejo Desa?. Dengan menulis ulasan tentang negeri ini, penulis berharap dapat menyumbangkan sedikit pemikirannya tentang ilmu hukum, khususnya pendalaman hukum perdata dan pertanian. Penulis berharap pihak lain yang membaca penelitian dan pembahasan ini dapat memahami bahwa penegakan hukum di Indonesia sangat ketat dan ditegakkan secara adil.
Penulis berharap dengan selesainya pembahasan pemenuhan tugas kuliah akhir yang membahas tentang sengketa tanah yang terjadi di Tegalrejo antara warga, kepala desa dan PTPN XII dapat memberikan pemahaman hukum dan menambah wawasan pengetahuan hukum bagi masyarakat umum yang menguasai tanah. di Indonesia ada aturan mainnya dan juga penggunaannya dalam hal kepemilikan dan penguasaan. Di sisi lain, penulis mohon maaf apabila di kemudian hari pembaca menemukan kesalahan dalam pembahasan tanah sengketa yang mungkin menyinggung perasaan pembaca. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk membahas sengketa tanah ini, penulis berharap agar PT Perkebunan Nusantara XII dapat mengelola kepemilikan dan administrasi perkebunan dengan lebih baik.
Bagi penulis sendiri pembahasan penelitian ini sangat bermanfaat dalam menambah pengetahuan, wawasan dan pendalaman hukum pertanahan. Penulis dapat membandingkan antara teori yang dijelaskan oleh dosen pendidikan dengan kejadian yang ada di masyarakat. Di sisi lain, penulis juga dapat menganalisis terjadinya suatu sengketa, penyelesaiannya hingga akibat hukum yang timbul.
ORISINALITAS PENELITIAN
Secara subyektif penulis membahas tentang kedudukan dan status tanah yang bersertifikat Hak Guna Usaha atas nama PT Perkebunan Nusantara XII yang dikuasai, digarap, digarap secara tidak sah tanpa izin oleh salah satu Desa Tegalrejo (KD). PERPEHONAN” yang disusun oleh RISANO REDIALE, mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama mempelajari tanah yang bersertipikat HGU. Kajian yang akan diteliti dan dibahas oleh penulis lebih banyak mengenai perlindungan hukum hak pakai hasil dan imbal balik positif dari orang-orang yang bekerja didalamnya, serta kedudukan kepemilikan tanah dengan SHGU setelah terjadi sengketa.
Sumbangan penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat yang tidak sependapat dengan hasil yang dicapai peneliti dalam buku disertasinya, yaitu berupa penyelesaian sengketa melalui jalur non yustisial yang dimediasi oleh kedua belah pihak yang hasilnya berupa perjanjian kerjasama. untuk hasil menggarap hak guna tanah dengan penetapan 70% untuk PTPN XII sebagai pemilik SHGU dan 30%. 11Rediale Risano, (2016), Pembebasan Tanah Hak Tanam PTPN XII oleh Masyarakat Petani Saat Permohonan Perpanjangan Hak, Kumpulan Jurnal. Analisis perpanjangan hak pakai hasil yang telah habis mengakibatkan kepemilikan tanah beka dengan hak pakai oleh petani 2.
Dari hasil mediasi yang dilakukan peneliti yang menulis di dalamnya, diperoleh hasil kesepakatan kemitraan antara PTPN XII dengan Penggarap dengan sistem bagi hasil. Penelitian yang dilakukan oleh penulis jurnal tesis ini, selain menghasilkan perjanjian kerjasama bagi hasil antara PTPN XII dengan para penggarap, juga menghasilkan analisis hukum mengenai penyelesaian sengketa tanah Hak Guna Usaha berupa aset. pemanfaatannya sesuai dengan asas keadilan. Kemiripan pembahasan penulis dengan jurnal tesis terletak pada obyek penyelidikannya, dimana yang diteliti adalah hak guna tanah milik PTPN XII yang dikuasai, diolah, diolah oleh warga.
Perbedaan lain antara keduanya adalah hak pakai tanah yang dikeluarkan oleh PTUN untuk dua bangunan yang berbeda. Sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat yang bersengketa atas hasil yang telah peneliti capai dalam jurnal skripsinya yaitu suatu bentuk penyelesaian sengketa secara non yudisial dengan mediasi oleh kedua belah pihak yang hasilnya adalah kesepakatan bersama tentang bagi hasil. menggarap tanah hak guna usaha dengan ketentuan 70% untuk PTPN XII selaku pemilik SHGU dan 30%.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Sumber data
- Teknik pengumpulan data
- Teknik Analisis Data
Metode penelitian bertujuan untuk menguji ketelitian peneliti/penulis dalam menyelesaikan sengketa yang diberikan dan dibahas dalam tulisannya. Jenis penelitian yang penulis ambil untuk mengkaji sengketa ini adalah dengan menggunakan metode hukum empiris. Sumber data atau bahan hukum yang diperoleh penulis untuk mendukung penelitiannya adalah bahan hukum primer dan sekunder.
Setelah menggunakan data primer, penulis juga menggunakan data sekunder, data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada (dapat berupa undang-undang atau peraturan lainnya) dan berbagai ketetapan, bahan hukum sekunder yang digunakan penulis dalam penelitiannya digunakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam membahas penyelesaian sengketa ini adalah dengan menggunakan dua teknik yaitu teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi langsung dengan narasumber yang dapat menginformasikan pembahasan penelitian.
Wawancara yang dilakukan oleh penulis akan menggunakan wawancara tidak terstruktur (wawancara bebas), dimana wawancara yang dimaksudkan adalah wawancara. Informan yang dimintai keterangan oleh penulis adalah salah seorang penggarap tanah dan salah satu pegawai PTPN XII. Dokumen yang digunakan penulis dalam penelitiannya adalah data rekapitulasi konflik pertanahan yang dibantu oleh Kementerian Dalam Negeri pada.
Sedangkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sekunder, penulis menggunakan beberapa jurnal yang terkait dan ada kaitannya dengan pertikaian yang dibahas oleh penulis, diantaranya: Penelitian yang dipaparkan oleh penulis ini adalah penelitian yang diambil dari berbagai data dan literatur lain yang dianalisis secara kualitatif secara deskriptif, dimana penulis dalam mendeskripsikan data penelitiannya seperti putusan Pengadilan Negeri Kepanjen, informasi yang diperoleh dari informan, berbagai penyelidikan dan analisis. artikel dari situs internet dan data lain yang diperoleh dari lapangan kemudian dideskripsikan dalam pembahasan penelitian ini.
Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Upaya non litigasi yang dilakukan adalah mediasi secara kekeluargaan di Kantor Desa, namun tidak berhasil. Dari kesepakatan kedua pihak, KD mengabaikan dan tetap melakukan penguasaan atas tanah HGU PTPN XII. 81 . melalui upaya non litigasi yang ternyata tidak membuahkan hasil, PTPN XII mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Kepanjen dan sengketa tersebut diputus oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri Kepanjen dengan berbagai pertimbangan hukum.
Dalam kasus pidana, orang ini telah melanggar Pasal 107(a jo), Pasal 55(a) UU No 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan dan dalam KUHP juga kesulitan mengacu pada peraturan pemerintah selain UU No 51 Tahun 1960 tentang larangan penggunaan tanah tanpa izin atau kuasa yang sah. Sedangkan secara perdata, perbuatan ini tergolong perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) karena dalam kasus penggarapan tanah HGU secara tidak sah oleh salah satu warga tersebut, ada pihak yang dirugikan dan menuntut ganti rugi atas kerugian yang dideritanya.
Saran
Sedangkan jika suatu saat ditemukan sengketa seperti ini, PTPN XII dapat menanganinya dengan mudah dan cepat karena memiliki bukti kepemilikan tanah yang kuat. Bahwa setiap tanah di Indonesia dikuasai oleh negara, sedangkan orang perseorangan dapat memiliki dan menguasai tanah itu apabila secara sah memperoleh izin atau surat keterangan penguasaan dan pengolahan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penulis berharap sebaiknya pemerintah memberikan pedoman mengenai penguasaan tanah melalui aparatur yang diangkat di pedesaan, agar masyarakat dapat sedikit memahami bahwa tanah di Indonesia tidak sepenuhnya milik nenek moyang mereka, tetapi masih di bawah kontrol negara.
Iman Soetiknjo, (1994), Kebijakan Agraria Nasional: Hubungan Manusia dengan Tanah Berdasarkan Pancasila, Yogyakarta; Pers Universitas Gadjah Mada. Irene Eka Sihombing, (2005), Aspek Hukum Pertanahan Nasional Dalam Pengadaan Tanah, Jakarta Barat: Universitas Trisakti. Rediale Risano, (2016), Hak Pengusahaan Tanah Hak Guna Usaha Perkebunan PTPN XII oleh Masyarakat Penggarap Saat Permohonan Perpanjangan Hak, Koleksi Majalah Mahasiswa Fakultas Hukum.
Said Syahrul Rahmad, (2014), Implementasi Penyelesaian Sengketa Tanah Non Litigasi (Studi di Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh), Disertasi Doktor, Universitas Medan Area. https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan_Nusantara_XII. 2020), Data berulangnya konflik lahan yang difasilitasi Kementerian Dalam Negeri.