• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN CAREER ADAPTABILITY PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR PRODI PSIKOLOGI ISLAM IAIN BATUSANGKAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN CAREER ADAPTABILITY PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR PRODI PSIKOLOGI ISLAM IAIN BATUSANGKAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DOI:

Homepage: https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/jps

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN CAREER ADAPTABILITY PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR PRODI PSIKOLOGI ISLAM IAIN BATUSANGKAR

1*Dhea Salsabila, 2Desmita, 3Irman, 4Sisrazeni

1Psikologi Islam, Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Batusangkar, Indonesia

2IAIN Batusangkar, Indonesia

3IAIN Batusangkar, Indonesia

4IAIN Batusangkar, Indonesia

*E-mail: dheasalsaabila@gmail.com

Received: 7 February 2022 Revised: 18 April 2022 Accepted: 20 June 2022

Abstract

The problem in this study is the final year students of Islamic Psychology are haven’t a career plan for the future, still don’t know their potential and sometimes when they are facing a difficulities or obstacles, they become unfocused and uneasy in doing their activities. This study aims to determine how the relationship between adversity quotient and career adaptability in final year students of Islamic Psychology IAIN Batusangkar. The population and sample of this study were all final year students of Islamic Psychology study program IAIN Batusangkar, totaling 34 people. The data collection technique in this study used the Career Adapt-Ability Scale (CAAS) questionnaire which had been adapted and modified by the Adversity Response Profile questionnaire. The results showed that the significance value was 0.287, with a value of r calculated (0.188) which means there is no significant relationship between adversity quotient and career adaptability in final year students of Islamic Psychology Study Program IAIN Batusangkar with the sign on the result is positive which means the higher the adversity quotient final year students, the higher their career adaptability will be.

Keywords: adversity quotient, career adaptability, final year students

Abstrak

Permasalahan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam masih ada yang belum mempunyai perencanaan karir untuk ke depannya dan belum mengetahui potensi dirinya serta ketika menghadapi kesulitan atau hambatan terkadang mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam menjadi tidak fokus dan tidak tenang dalam melakukan aktivitas lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara adversity quotient dengan career adaptability pada mahasiswa tingkat akhir Psikologi Islam IAIN Batusangkar.Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar yang berjumlah 34 orang.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner Career Adapt-Ability Scale (CAAS) yang telah di adaptasi dan modifikasi kuesioner Adversity Response Profile. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.287,dengan harga r hitung (0,188) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan career adaptability pada mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar dengan tanda pada hasil adalah positif yang berarti semakin tinggi adversity quotient mahasiswa tingkat akhir, maka akan semakin tinggi pula career adaptability-nya.

(2)

Pendahuluan

Fenomena yang umum terjadi di Indonesia saat ini yaitu bertambahnya jumlah pengangguran dan angka putus sekolah yang tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik, pada bulan Februari 2020, pengangguran bertambah sebanyak enam puluh ribu orang dengan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih memegang urutan tertinggi dalam segi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yaitu sebesar 8,49%. Berkaitan dengan angka putus sekolah, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa pada tahun 2020, satu dari seribu siswa Sekolah Dasar/sederajat putus sekolah dan semakin tinggi pada jenjang SMA/ Sederajat, di sebelas dari seribu anak SMA/

SMK/ Sederajat putus sekolah (Badan Pusat Statistik, 2020). Sehingga, kedua fenomena tersebut mengakibatkan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) di Indonesia tertinggal jauh dari negara Asia lainnya. Hal ini sesuai dari data dari United Nation Development Programme (UNDP) yang menyatakan bahwa Indonesia masih tertinggal dari Singapura yaitu sebesar 93.8, Brunei Darussalam sebesar 83.8, Malaysia sebesar 81.0, Thailand sebesar 77.7 dan Cina yaitu sebesar 76.1 (United Nations Development Programme, 2020).

Perubahan yang terus terjadi sudah sepantasnya menjadi atensi bagi para pemuda- pemudi untuk lebih perhatian dan peduli terhadap minat yang ada pada dirinya, mengembangkan bakat yang dipunyai serta mampu menentukan jurusan dan jenis karir yang diinginkan, sehingga nantinya mereka mampu menjawab apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Berkaitan dengan dunia kerja, setiap individu wajib memiliki kemampuan untuk adaptasi.Kemampuan beradaptasi ini dikenal dengan istilah career adaptability (adaptabilitas karir). Savickas (2012) mendefinisikan career adaptability sebagai bagaimana individu beradaptasi dengan masa sekarang dan mengantisipasi tugas yang akan datang, perubahan mengenai karir yang ditempuh serta trauma pekerjaan yang pernah dialaminya baik kecil ataupun besar. Career adaptability dapat digunakan individu sebagai kekuatan dalam menyelesaikan masalah yang tidak dikenal, kompleks, transisi pekerjaan dan trauma kerja.

Savickas (2012) membagi career adaptability menjadi empat dimensi, yaitu career concern (kepedulian individu akan karir yang di-inginkannya), career control (pengendalian dalam karir),

(3)

career curiosity (keingintahuan akan karir yang diinginkannya) dan career confidence (keyakinan akan karir).

Permasalahan mengenai career adaptability tidak hanya dialami oleh orang yang telah memasuki dunia kerja saja, melainkan juga dialami oleh mahasiswa tingkat akhir. Hal ini dapat dilihat karena mahasiswa tingkat akhir cenderung belum mengetahui hal yang diinginkan, belum memahami potensi diri, merasa takut dan cemas apabila setelah lulus tidak mendapatkan pekerjaan serta belum memiliki perencanaan untuk masa depan, sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan minat serta bakatnya. Hal ini akan mempengaruhi adaptabilitas karir (career adaptability) individu tersebut apabila tidak dilakukan yang akan berdampak pada pemilihan pekerjaan yang tidak sesuai dan salah.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan adanya kecerdasan dalam mengatasi setiap kesulitan dan tantangan yang dikenal dengan Adversity Quotient yang didefenisikan oleh Stoltz (2020) sebagai kemampuan untuk.mengubah.hambatan-hambatan yang ada pada dirinya menjadi sebuah peluang. Adversity quotient digunakan untuk mengetahui seberapa jauh individu mampu bertahan menghadapi kesulitan dan bagaimana kemampuan individu tersebut untuk mengatasinya. Stoltz (2020) membagi adversity quotient menjadi empat dimensi yang biasa disingkat dengan CO2RE, yaitu control (kemampuan individu dalam mengendalikan masalah- masalah yang dihadapinya), origin (kemampuan individu memperspesikan asal usul masalah yang dihadapinya) &ownership (pengakuan individu terhadap akibat dari masalah yang dihadapinya), reach (sejauh mana masalah yang dihadapi menjangkau kehidupan individu) dan endurance (tanggapan individu dalam menyelesaikan masalah).

Menurut Stoltz (2020) individu yang mempunyai kemampuan untuk terus bergerak maju dan dapat menghadapi kesulitan yang dialaminya akan mempunyai adversity quotient yang tinggi. Individu ini cenderung memperlihatkan kreativitas, motivasi, keuletan, produktivitas, keberanian mengambil resiko, ketekunan, ketabahan, dan kekuatan yang optimal apabila dihadapkan pada kesulitan, sedangkan individu yang selalu menganggap bahwa semua kesulitan yang terjadi merupakan kesalahannya dan tidak bisa mencegahnya akan memiliki adversity quotient yang rendah, sehingga dapat menyebabkan individu tersebut dapat merusak

(4)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tian & Fan (2014) mengenai hubungan adversity quotient dengan career adaptability ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara adversity quotient dengan career adaptability. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa untuk meningkatkan kemampuan career adaptability, mahasiswa harus meningkatkan kemampuan dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya yang biasa disebut dengan adversity quotient. Adversity quotient adalah faktor pribadi yang berguna untuk memperkirakan kinerja, ketekunan, ketahanan, dan tanggapan terhadap perubahan, sehingga AQ memiliki peranan penting dalam kehidupan dan karir individu.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Hardiyanto dan Sucihayati (2018) dengan judul

“Hubungan Adversity Quotient dengan Career Adaptability pada Koas Angkatan 2015 FKG “X” di RSGM” yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara adversity quotient dengan career adaptability yang tergolong sedang yang berarti semakin tinggi adversity quotient Koas maka semakin tinggi pula career adaptability-nya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan lima orang mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar di atas dapat ditinjau dari perspektif psikologi bahwa career adaptability pada mahasiswa tingkat akhir ditemukan masih ada yang belum perhatian dengan karirnya sehingga masih belum merencanakan untuk masa depannya. Mahasiswa tersebut juga belum mengeksplorasi dan menggali informasi terkait karirnya, serta belum mengetahui potensi dirinya.

Berkaitan dengan adversity quotient ditemukan bahwa mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar terkadang sulit fokus, tidak tenang dan susah untuk berkonsentrasi ketika menghadapi beberapa masalah yang tidak mampu untuk diselesaikan. Permasalahan yang ada harus diatasi dengan sikap berani mengambil resiko.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar yang berjumlah 34 orang dengan 28 orang perempuan dan 6 orang laki- laki. Peneliti menggunakan alat ukur yang peneliti adopsi dari Career Adapt-Ability Scale (CAAS)

(5)

telah di adaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Ibu Wiwik Sulistiani, Dewi Retno Suminar dan Wiwin Hendrian (2018) dengan reliabilitas skala yang diuji oleh peneliti sebelumnya adalah 0.91 dengan dimensi career concern memiliki reliabilitas 0.84, dimensi career control memiliki reliabilitas 0.85, dimensi career curiosity memiliki reliabilitas 0.83 dan dimensi career confidence memiliki reliabilitas 0.84dan modifikasi skala Adversity Response Profile dengan reliabilitas skala sebesar 0,842 yang tergolong ke dalam good reliability. Uji validitas skala Adversity Response Profile dilakukan dengan meminta pendapat ahli (experts judgement atau profesional judgement).

Tabel 1.1 Hasil uji reliabilitas skala adversity quotient

Cronbach’s Alpha N of Items

0,842 44

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah kuesioner (angket). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dengan melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dilakukan menggunakan teknik Shapiro Wilk. Alasan digunakannya teknik tersebut karena sampel dalam penelitian ini kurang dari 50 orang yakni 34 orang. Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan ANOVA.

Hasil dan Pembahasan

Kondisi career adaptability mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar pada umumnya berada pada kategori tinggi dengan 94,1% mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar memiliki kemampuan merencanakan dan menyesuaikan diri dalam perubahan-perubahan yang tak terprediksi pada karirnya yang sedang atau disebut juga dengan career adaptability dan 5,9% mahasiswa tingkat akhir memiliki career adaptability yang sedang.

(6)

Gambar 1.1 Grafik career adaptability mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam

Mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar memiliki career adaptability yang tinggi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hirschi (dalam Husna, 2017) menyatakan bahwa gender (jenis kelamin) mempengaruhi career adaptability. Terbukti dari hasil perbandingan jenis kelamin subjek menyatakan bahwa mahasiswa tingkat akhir yang berjenis kelamin laki-laki memiliki career adaptability yang lebih rendah daripada mahasiswa tingkat akhir yang berjenis kelamin perempuan. Selain jenis kelamin (gender), keluarga juga dapat berpengaruh pada tingginya career adaptability seseorang karena keluarga merupakan perantara yang paling mudah untuk mendapatkan informasi-informasi maupun arahanarahan mengenai hubungan antara minat dan bakat yang ada dalam diri terhadap karir tertentu.

Kondisi adversity quotient mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar pada umumnya berada pada kategori sedang dengan 85,3% mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar memiliki kemampuan dalam menghadapi dan menemukan cara untuk mengatasi hambatan yang sedang atau disebut juga dengan adversity quotient yang sedang sementara yang memiliki adversity quotient tinggi sebesar 14,7%.

Gambar 1.2 Grafik adversity quotient mahasiswa tingkat akhir prodi psikologi Islam

Adversity quotient yang tinggi pada mahasiswa tingkat akhir dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sesuai dengan yang dikemukakan oleh Stoltz (2020) yaitu keyakinan atau iman yang kuat, kesehatan emosi dan fisik yang baik, serta karakter yang bagus seperti jujur, adil, baik dan dermawan. Adversity quotient ini dapat juga dipengaruhi oleh bakat dan hasrat yang tinggi, memiliki daya saing untuk menghadapi tantangan dan kegagalan yang dihadapinya, motivasi

(7)

yang tinggi dan tekun sehingga dapat terus-menerus berusaha walaupun dihadapkan pada kegagalan-kegagalan atau situasi-situasi yang sulit.

Peneliti melakukan uji prasyarat setelah melakukan deksripsi data penelitian. Uji prasyarat dilakukan untuk menentukan uji hipotesis parametrik atau non parametrik yang akan digunakan. Data yang berdistribusi normal dan linear akan diuji menggunakan uji statistik parametrik. Peneliti menentukan uji hipotesis apa yang akan digunakan setelah menguji normalitas dan linearitas data.

1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dalam penelitian ini menyatakan bahwa data berdistribusi normal.Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel adversity quotient sebesar 0,295 dan career adaptability sebesar 0,099.

Tabel 1.2 Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk Shapiro-Wilk Statistic Df Sig.

Adversity Quotient .963 34 .295

Career Adaptability .947 34 .099

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua variabel berdistribusi normal karena nilai signifikansi kedua variabel lebih besar dari 0,05.

2. Uji Linearitas

Hasil uji linearitas dalam penelitian ini menyatakan bahwa data yang didapatkan bersifat linear. Hal ini sesuai dengan hasil uji linearitas kedua variabel yaitu 0,199 >

0,05.

Tabel 1.3 Hasil uji linearitas

Sig.

Career Adaptability * Adversity Quotient

Between Groups

(Combined) .198

Linearity .219

Deviation from Linearity

.199 Within Groups

(8)

Total

Hasil uji korelasi antara dua variabel yang diteliti menunjukkan bahwa nilai r hitung (0,188) lebih kecil dari (<) r tabel yaitu 0,329. Nilai r hitung (korelasi) bertanda positif yang berarti semakin tinggi adversity quotient, maka akan semakin tinggi pula career adaptability-nya.

3. Uji Hipotesis

Nilai r hitung yang didapatkan setelah uji hipotesis yaitu sebesar 0,188 dengan signifikansi sebesar 0,287. Nilai signifikansi dalam penelitian ini > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel adversity quotient dengan career adaptability. Berdasarkan data dapat dilihat dari nilai r hitung (0,188) lebih kecil dari (<) r tabel yaitu 0,329.

Tabel 1.4 Hasil uji korelasi product moment

CA AQ

Career Adaptability

Pearson Correlation 1 .188

Sig. (2-tailed) .287

N 34 34

Adversity Quotient

Pearson Correlation .188 1

Sig. (2-tailed) .287

N 34 34

Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan career adaptability pada mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar dengan tanda pada hasil adalah positif yang berarti semakin tinggi adversity quotient, maka akan semakin tinggi pula career adaptability-nya.

Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Annida Nur Shalihah, Kurniawan Yudianto dan Nur Oktavia Hidayati dengan judul “The Relationship Between Adversity Quotient and Career Adaptability of Internship Nursing Students” pada tahun 2018 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara adversity quotient dan

(9)

adaptabilitas karir pada mahasiswa program profesi ners angkatan 32 dan 33 di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran (p value> 0,05; Spearman’s 𝜌 + 0,122). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi adversity quotient maka tidak menutup kemungkinan career adaptability- nya juga tinggi. Secara umum tidak terdapat korelasi yang signifikan antara adversity quotient dengan career adaptability, namun jika dilihat dari dimensi reach dan endurance menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan career adaptability.

Berdasarkan hasil di atas meskipun dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan career adaptability pada mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar, akan tetapi sebagai mahasiswa tingkat akhir perlu untuk mempersiapkan agar memiliki kemampuan bertahan dan mengatasi yang baik dalam menghadapi masalah-masalah atau kendala-kendala yang akan terjadi (adversity quotient) di dunia kerja, sehingga dapat menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan yang tak terprediksi pada karirnya atau yang dikenal dengan istilah career adaptability. Individu yang memiliki career adaptability yang tinggi akan mempunyai peluang yang lebih besar dalam hal mencari pekerjaan, karena individu tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungannya termasuk dalam hal pekerjaan. Selain career adaptability, mahasiswa tingkat akhir perlu memiliki adversity quotient karena adversity quotient berguna untuk memprediksi kinerja, ketekunan, daya tahan, dan respon terhadap perubahan, sehingga adversity quotient ini memainkan peranan penting dalam kehidupan dan karir individu termasuk mahasiswa tingkat akhir.

Penutup

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan career adaptability pada mahasiswa tingkat akhir prodi Psikologi Islam IAIN Batusangkar dengan tanda pada hasil adalah positif yang berarti semakin tinggi adversity quotient mahasiswa tingkat akhir, maka akan semakin tinggi pula career adaptability-nya.

Keterbatasan Penelitian

(10)

Keterbatasan yang peneliti temukan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang kecil yaitu hanya 34 orang dan pengisian kuesioner secara online dengan memanfaatkan google form sebagai teknik pengumpulan data, sehingga terdapat kemungkinan subjek menjawab secara asal- asalan yang menimbulkan kurangnya kejujuran dalam pengisian kuesioner yang bisa mempengaruhi hasil dari penelitian.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2020). Potret Pendidikan Indonesia: Statistik Pendidikan Indonesia 2020.

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2020). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februrari 2020. Brosur Nomor 40/05/Th.XXIII. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Hardiyanto, Y., & Sucihayati, R. B. (2018). Hubungan Adversity Quotient dengan Career Adaptability pada Koas Angkatan 2015 FKG "X" di RSGM. Jurnal Psibernetika , 11, 79-90.

Husna, H. A., & Mayangsari, M. D. (2017). Gambaran Adaptabilitas Karir pada Siswa dengan Gangguan Low Vision. Jurnal Ecopsy , 4, 85-95.

Savickas, M. L. (2013). Career Construction Theory and Practice. Dalam S. D. Brown, & R. W.

Lent, Career Development and Counseling: Putting Theory and Research to Work (2 ed., hal. 147-183). United States Of America: Hoboken, NJ, Wiley.

Savickas, M. L., & Porfelli, E. J. (2012). Career Adapt-Abilities Scale: Construction, Reliability, and Measurement Equivalence Across 13 Countries. Journal of Vocational Behavior , 661- 673.

Shalihah, A. N., Yudianto, K., & Hidayati, N. O. (2018). The Relationship Between Adversity Quotient and Career Adaptability of Internship Nursing Students. JNC , 1, 24-33.

Stoltz, P. G. (2020). Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. (Hermaya, Penerj.) Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sulistiani, W., Suminar, D. R., & Hendrian, W. (2018). The Career Adapt Abilities Scale- Indonesian Form: Psychometric Properties and Construct Validity. Proceeding of the 4th International Conference on Education. 4, hal. 1-9. Surabaya: TIIKM Publishing.

Tian, Y., & Fan, X. (2014). Adversity Quotients, Environmental Variables and Career Adaptability in Student Nurses. Journal of Vocational Behavior , 85, 251-257.

United Nations Development Programme. (2020). Human Development Report 2020: The Next Frontier Human Development and The Anthropocene. New York: United Nations Development Programme.

Referensi

Dokumen terkait

Maka hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan intensi sembuh pengguna narkoba di panti rehabilitasi.. Berdasarkan hasil

Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dan kematangan emosi dengan toleransi terhadap stres, hubungan adversity quotient

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, memiliki tingkat Adversity

Ada hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan emosi dan adversity quotient dengan kemandirian mahasiswa rantau yang berarti bahwa semakin... tinggi kecerdasan emosi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara emotional quotient dan adversity quotient dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa

Keterkaitan antara optimisme dengan adversity quotient sangat penting untuk mahasiswa pekerja dalam menghadapi kesulitan atau permasalahan yang ada, karena jika

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan peneliti terhadap adversity quotient dan fear of failure menunjukkan bahwa terdapat peran adversity quotient terhadap fear

Sedangkan, hasil uji parsial menunjukkan adanya hubungan kuat yang signifikan antara career optimism dengan career adaptability, sementara antara social support dengan career