• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan antara pelaksanaan prosedur - Publikasi Unitri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan antara pelaksanaan prosedur - Publikasi Unitri"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

12 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROSEDUR

PENCEGAHAN INFEKSI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA

DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG

Miftahur Rahman1), Tanto Haryanto2), Vita Maryah Ardiyani3)

1)

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

2) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang

3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

E-mail : 44miftahur@gmail.com

ABSTRAK

Pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit, apabila tidak dilakukan dengan standar operasional pelayanan maka kemungkinan terjadi infeksi pada luka operasi pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dengan proses penyembuhan luka pada pasien post operasi di Rumah Sakit Islam UNISMA – Malang.

Desain penelitian mengunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 63 pasien yang melakukan operasi pada bulan Juli 2016 dengan penentuan sampel penelitian menggunakan random sampling yang berarti pengambilan sampel secara acak dengan jumlah 20 pasien post operasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Metode analisa data yang di gunakan yaitu uji spearman rank dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian membuktikan lebih dari separuh(70,0%) responden mendapatkan pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi baik dan lebih dari separuh(55,0%) responden mengalami proses penyembuhan luka cepat.

Terdapat hubungan antara pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dengan proses penyembuhan luka pada pasien post operasi dengan p-value = (0,000) <(0,050).

Diharapkan pasien selalu menjaga lokasi luka operasi agar tetap steril untuk menghindari dari kajadian infeksi dengan bertanya kepadapihak layanan kesehatan tentang cara merawat luka operasi yang benar untuk mempercepat penyembuhan

.

Kata Kunci : Pasien post operasi, pelaksanaan prosedur, pencegahan infeksi, proses penyembuhan luka operasi.

(2)

13 RELATIONSHIP BETWEEN THE IMPLEMENTATION OF INFECTION PREVENTION PROCEDURES IN POST OPERATION PATIENTS WITH HEALING

PROCESS IN ISLAMIC HOSPITAL UNISMA – MALANG

ABSTRACT

Implementation of infection prevention procedures are nursing actions performed in the hospital, if they were not done with the operational standard of service then the chances of surgical wound infections can experience by patients. The aim of research is to determine the relationship between the implementation of infection prevention procedures with the wound healing process in postoperativepatientsof University of Islam Malang Hospital.

The design of study used correlation analysis design with cross sectional approach. The population in this study was 63 patients undergoing surgery in July 2016, with the determination of the sample used random sampling, which means random sampling with the number of 20 post operative patients. Data collection technique used observation sheet.

Data analysis method used is spearmen rank test using SPSS. The result of the study showed more than half of the (70.0%) of respondents got better implementation of infection prevention procedures and more than half of the (55.0%) of respondents experienced a rapid wound healing process. And also there is a correlation between the implementation of infection prevention procedures with the wound healing process in patients postoperatively with p value = (0.000) <(0.050). Therefore, patients always kept the wound site operations in order to remain sterile to avoid infection by asking the health service on how to treatthe correct operation wound to accelerate healing.

Keywords : Post operative Patients, Implementation Procedures, Infection Prevention, Wound Healing Process Operations.

PENDAHULUAN

Data World Health Organization (WHO) tahun 2013 diketahui bahwa Infeksi Luka Operasi terjadi pada 2%

hingga 5% dari27 juta pasien di dunia yang dilakukan pembedahan dan merupakan25% dari jumlah infeksi

akibat fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak steril. Berdasarkan data Depkes RI (2013), prevalensi kejadian infeksi pada pasien post operasi di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,6%

infeksi akibat fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak steril.

(3)

14 Pelaksanaan prosedur pencegahan

infeksi merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan di rumah sakit, apabila tidak dilakukan dengan standar operasional pelayanan maka kemungkinan terjadin infeksi klinis.

Komplikasi yang dapat terjadi karena perawatan luka post operasi seperti oedema, hematoma, perdarahan sekunder, luka robek, fistula, adesi atau timbulnya jaringan scar. Pelaksanaan prosedur perawatan luka yang tepat akan mempercepat penyembuhan luka operasi (Fridawaty, 2013).

Tindakan perawatan luka post operasi yang berkualitas selalu memperhatikan metode universal precautions yang telah ditetapkan seperti mencuci tangan, alat-alat yang digunakan harus steril sebelum digunakan pada pasien. Keberhasilan pengendalian infeksi pada tindakan perawatan luka post operasi ditentukan oleh kesempurnaan petugas dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien secara benar, karena sumber bakteri Infeksi Luka Operasi (ILO) dapat berasal dari pasien, perawat dan tim, lingkungan, dan termasuk juga instrumentasin (Molina, 2012).

Pencegahan Infeksi merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari pekarya sampai dengan jajaran Direksi.

Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit;

peralatan medis dan non medis, ruang perawatan dan prosedur serta lingkungan (Roslaili, 2013).

Mengingat kegiatan pencegahan infeksi melibatkan berbagai disiplin dan tingkatan personil rumah sakit.

Diperlukan adanya prosedur baku untuk setiap tindakan yang berkaitan dengan pengendalian infeksi dituangkan dalam tata laksana pengendalian infeksi yang merupakan prosedur maksimal yang harus diupayakan untuk dilaksanakan seluruhnya sesuai dengan situasi pada saat dan tempat pelaksanaannya (Molina, 2012).

Infeksi luka operasi terjadi karena adanya gangguan penyembuhan luka.

Luka operasi dikatakan terinfeksi apabila luka tersebut mengeluarkan nanah atau pus dan kemungkinan terinfeksi apabila luka tersebut mengalami tanda-tanda inflamasi atau mengeluarkan rabas serosa. Infeksi Luka Operasi merupakan salah satu komplikasi pasca operasi karena dapat meningkatkan lama perawatan yang tentunya akan menambah biaya perawatan, Selain itu infeksi luka operasi dapat mengakibatkan cacat dan bahkan kematian (Alexandra, 2015).

Pendapat yang sama disampaikan Lisnawati (2011), menyatakan bahwa infeksi luka pasca operasi merupakan salah satu masalah utama dalam praktek pembedahan dan infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga

(4)

15 menyebabkan angka morbiditas dan

mortalitas bertambah besar.

Hasil penelitian Bahtia (2013), kejadian infeksi luka post operasi di RSUP TB dari 20 pasien yang dilibatkan dalam penelitian terdapat 5 pasien (25%) mengalami kejadian infeksi pendarahan dan sebanyak 15 pasien (75%) tidak mengalami infeksi. Kejadian infeksi dialami pasien pada hari ke-7 dan 10 post operasi. Seiring dengan masih tingginya angka kejadian infeksi pasca operasi mengakibatkan bertambahnya biaya perawatan yang ditanggung pasien.

Berdasarkan data Rumah Sakit Islam UNISMA – Malang bulan Juni 2016 diketahui bahwa sebanyak 17 pasien yang melakukan operasi didapatkan sebanyak 3 orang mengalami infeksi pada luka operasi berupa terjadi pendarahan. Hal ini menyebabkan perlu adanya pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi pada pasien post operasi, karena luka operasi perlu mendapatkan perawatan yang steril dan intensif.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dengan proses penyembuhan luka pada pasien post operasi di Rumah Sakit Islam UNISMA – Malang.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian mengunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross

sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 63 pasien yang melakukan operasi pada bulan Juli 2016 dengan penentuan sampel penelitian menggunakan random sampling yang berarti pengambilan sampel secara acak dengan jumlah 20 pasien post operasi.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Metode analisa data yang di gunakan yaitu uji spearman rank dengan menggunakan SPSS.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah Pelaksanaan Prosedur Pencegahan Infeksi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kejadian infeksi. Kriteria inklusi adalah pasien post operasi di Rumah Sakit Islam Unisma - Malang pada hari ke-7 dan hari ke-10,bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria eksklusi pasien post operasi di Rumah Sakit Islam Unisma - Malang yang tidak bersedia menjadi responden, tidak hadir pada saat penelitian. Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Unisma - Malang, beralamat di Jl. MT. Haryono, Malang, Kota Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia. Adapun penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016 sampai 25 September 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Tabel 1 di ketahui bahwa frekuensi responden berdasarkan karakteristik pada pasien post operasi di

(5)

16 Rumah Sakit Islam Unisma – Malang.

didapatkan kurang dari separuh (30%) responden berumur 30-39 tahun, lebih dari separuh 12 (60%) responden berjenis kelamin perempuan, didapatkan separuh 10 (50%) responden melakukan operasi caesar dan lebih dari separuh 25 (75%) responden baru satu kali melakukan operasi.

Tabel.1 DistribusiFrekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Rumah Sakit Islam Unisma – Malang

Umur f (%)

20-29 tahun 4 20

30-39 tahun 7 35

40-49 tahun 6 30

50-59 tahun 3 13

Total 20 100

Jenis Kelamin f (%)

Laki-laki 8 40

Perempuan 12 60

Total 20 100

Jenis Operasi f (%)

Caesar 10 50

Kista 1 5

Luka Robek 3 15

Tumor 3 15

Usus Buntu 3 15

Total 20 100

OperasiKe f (%)

1 15 75

2 5 35

Total 20 100

Berdasarkan Tabel 2 didapatkan lebih dari separuh 14 (70,0%) responden mendapatkan pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi baik.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Prosedur Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit Islam Unisma – Malang.

Prosedur Pencegahan

Infeksi f (%)

Baik 14 70

Tidak baik 6 30

Total 20 100

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Proses Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Di Rumah Sakit Islam Unisma – Malang.

Proses Penyembuhan

Luka f (%)

Cepat 11 55

Cukup Lama 6 30

Lama 3 15

Total 20 100

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan lebih dari separuh 11 (55,0%) responden mengalami proses penyembuhan luka cepat.

Berdasarkan penilitian ini mengunakan uji spearman rank untuk menentukan hubungan antara pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dengan proses penyembuhan lukapada pasien post operasi di Rumah Sakit Islam Unisma – Malang, keapsahaan data dilihat dari tingkat signifikasi (α) kurang dari 0,050. Hasil uji spearman rank diketahui dari p-value = (0,000) < (0,050) sehingga H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dengan proses penyembuhan lukapada pasien post

(6)

17 operasi di Rumah Sakit Islam Unisma –

Malang.

Pelaksanaan Prosedur Pencegahan Infeksi Pada Pasien Post Operasi

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa lebih dari separuh 14 (70,0%) responden mendapatkan pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi baik di Rumah Sakit Islam Unisma – Malang.

Diketahui pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi baik didasarkan oleh tekhnik septic dan antiseptic yang benar sebanyak (100%) responden menggunakan pembalut yang bersih dan selalu diganti setelah pembersihan luka, sedangkan sebanyak (85%) responden mendapatkan perawatan luka steril dengan mendapatkan pembersihan luka dilakukan secara teratur sesuai jadwal dan sebanyak (70%) responden tidak terdapat daki dan kerak yang menempel disekitar luka.

Diketahui responden mendapatkan pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi baik didukung oleh faktor bimbingan pihak medis dengan mendapatkan perawatan luka steril dan faktor keterlibatan pasien untuk mempercepat penyembuhan luka operasi seperti pasien selalu rutin melakukan pembersihan luka secara teratur. Adapun faktor lain dari pasein dalam pencegahan infeksi didukung oleh umur sebanyak (35%) responden berumur 30-39 tahun, sehingga pasien akan lebih disiplin dalam menjaga kebersihan disekitar luka operasi, hal ini sesuai dengan penjelasan Maryunani

(2014),mengemukakan umur yang masih produktif terutama pada usia dewasa mendukung mempercepat kemampuan penyembuhan jaringan dalam tubuh karena adanya kedisiplinan responden untuk menjaga kebersihan luka dan meminum obat secara teratur hal ini didasarkan oleh adanya dukungan dari anggota keluarga terutama suami/istri dan anak-anaknya. Adapun pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi baik juga berhubungan dengan pengelaman dimana didapatkan sebanyak (25%) responden melakukan operasi sudah dua kali.

Kecepatan penyembuhan luka tergantung dari steril permukaan kulit selama proses pembersihan luka sebelum pembalutan dan kecepatan membunuh mikroorganisme pada pemberian teknik antiseptik. Berdasarkan penjelasan HIPPII (2014), mengemukakan cara yang dilakukan untuk pencegahan infeksi dengan menggunakan antiseptik dilakukan dalam waktu sekurang- kurangnya 30 menit untuk instrumen terbungkus. Tujuan pembalutan untuk melindungi luka dari kontaminasi mikroorganisme, membantu hemostasis, mempercepat penyembuhan dengan cara menyerap drainase dan untuk melakukan debredemen luka, menyangga atau mengencangkan tepi luka dan melindungi klien agar tidak melihat keadaan luka (bila luka terlihat tidak menyenangkan).

Salah satu cara pencegahan infeksi yang bisa dilakukan pasien sesuai dengan penejlasan Alexandra (2015) yaitujangan

(7)

18 menyentuh daerah luka insisi dengan

tangan, cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan / perawatan luka, alat-alat perawatan luka yang akan digunakan harus dalam keadaan steril (bebas dari kuman), bersihkan luka dengan menggunakan tekhnik septic dan antiseptic dan setelah dibersihkan luka insisi ditutup kembali dengan verband.

Proses Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi

Berdasarkan Tabel 2 menunjukan lebih dari separuh 11 (55,0%) responden mengalami proses penyembuhan luka cepat di Rumah Sakit Islam Unisma – Malang. Proses penyembuhan luka cepat diketahui dari luka pasien sudah kering, tidak bernanah dan jahitan sudah menutup dalam waktu kurang dari 7 hari.

Penyebab responden mengalami penyembuhan lukaoperasi cepatkarena adanya perawatan yang baik diberikan pihak medis melalui penggunaan alat yang steril dan adanya motivasi diri untuk menjaga kebersihan lokasi luka yang di dukungan oleh keluarga dalam merawat perawatan luka pasien.

Sedangkan hal lain yang mempercepat penyembuhan luka operasi seperti jenis operasi yang dilakukan pasien dimana didapatkan sebanyak (50%) responden melakukan operasi caesar. Sesuai pendapat Fridawaty (2013), menjelaskan bagian yang paling cepat mengalami proses penyembuhan adalah bagian kulit dan subkutis jaringan lemak di bawah

kulit untuk operasi caesar kurang lebih 7- 10 hari pascaoperasi, jahitan sudah melekat sempurna.

Didapatkan sebanyak (15%) responden mengalami proses penyembuhan luka lama berhubungan dengan faktor usia didapatkan sebanyak (30%) responden berumur 30-39 tahun dimana dapat dipahami semakin tua akan semakin lama proses penyembuhan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penurunan elastisitas dalam kulit dan perbedaan penggantian kolagen yang mempengaurhi penyembuhan luka (Ekaputra, 2013).

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan luka operasi melakukan hudup sehat dengan mengkonsumsi makan yang sehat dan bergizi tinggidan teratur mengkonsums obat sesuai anjuran dokter.

Sesuai penjelasan Brunner dan Suddarth (2014), mengemukanperawatan yang baik didasarkan oleh terpenuhi kecukupan nutrisi sehingga mempercepat proses penyembuhan luka, dengan makan makanan yang mengandung protein tinggi: telur, ikan, daging, dll, karena protein sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka.

Hubungan Antara Pelaksanaan Prosedur Pencegahan Infeksi Dengan Proses Penyembuhan LukaPada Pasien Post Operasi

Berdasarkan analisis Tabel 3 dengan mengunakan uji spearman rank didapatkan bahwa p value = (0,000) <

(8)

19 (0,050) sehingga H0 ditolak yang artinya

ada hubungan antara pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dengan proses penyembuhan luka pada pasien post operasi di Rumah Sakit Islam Unisma – Malang. Didapatkan hasil tabulasi silang menunjukan dari 14 (70%) responden yang mendapatkan pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi baik berdampak terhadap proses penyembuhan luka operasi cepat pada 11 (55%) pasien post operasi.

Pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi yang sesuai standar akan mempercepat proses penyembuhan luka pada pasien post operasi, dengan melakukan tindakan perawatan luka post operasi yang berkualitas selalu memperhatikan metode universal precautions yang telah ditetapkan seperti mencuci tangan, alat-alat yang digunakan harus steril sebelum digunakan pada pasien. Infeksi luka operasi terjadi karena adanya gangguan penyembuhan luka, kemungkinan terinfeksi apabila luka tersebut mengalami tanda-tanda inflamasi atau mengeluarkan rabas serosa (Bahtia, 2013).

Hasil penelitian ini sepaham dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakim ( 2015), diketahui ada hubungan penerapan standar operasional prosedur perawatan luka terhadap mempercepat proses penyembuhan lukapada pasien post operasi. Sehingga dapat di pahami pelaksanaan prosedur perawatan luka yang tepat akan mempercepat

penyembuhan luka operasi. Kegiatan prosedur pencegahan infeksi dilakukan secara baik dan benar diketahui dari sterilisasi sarana rumah sakit seperti peralatan medis dan non medis, ruang perawatan dan prosedur serta lingkungan.

Sedangkan berdasarkan penelitian Bahtia (2013), menjelaskan perlu adanya pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi pada pasien post operasi, karena luka operasi perlu mendapatkan perawatan yang steril dan intensif sehingga mempercepat penyembuhan luka operasi.

Cara dilakukan pasien untuk mempercepat proses penyembuhan luka operasi yaitu mengkonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi, hal ini sesuai penjelasan Fridawaty (2013), menemukakan proses penyembuhan luka memerlukan protein sebagai dasar untuk terjadinya jaringan kolagen. Sedangkan tindakan dari pihak rumah sakit dengan melaksanakan prosedur pencegahan infeksi dengan baik berupa sterilisasi alat dan fasilitas yang digunakan saat pembedahan dan pengobatan luka operasi pasien.

KESIMPULAN

1) Lebih dari separuh 14 (70,0%) responden mendapatkan pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi baik diRumah Sakit Islam Unisma – Malang.

(9)

20 2) Lebih dari separuh 11 (55,0%)

responden mengalami proses penyembuhan luka cepat di RumahSakit Islam Unisma – Malang.

3) Ada hubungan antara pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dengan proses penyembuhan lukapada pasien post operasi di Rumah Sakit Islam Unisma – Malang dengan p value=(0,000) <(0,050).

SARAN

Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian menambah jumlah sampel penelitian dan melakukan penelitian pada pasien post operasi yang bersedia untuk dilakukan observasi pada luka operasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Alexandra, O. 2015. Pencegahan Infeksi Dalam Pelayanan Keluarga Berencana (Manual Rujukan Berdasarkan Pemecahan Masalah).

Jakarta: PKMI.

Bahtiar H. 2013. Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan Luka Post SC Dengan Kejadian Infeksi Luka Post Sectio Caesarea Di Ruang Melati RSUP NTB. Jurnal: Universitas NTB (No.1.

Vol.16. April 2013).

Brunner & Suddarth. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta:

EGC.

Depkes RI. 2013 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan K Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Jurnal: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. (No.1. Vol.6. Oktober 2013).

Hakim. 2015. Hubungan Penerapan Standar Operasional Prosedur Perawatan Luka Terhadap Mempercepat Proses Penyembuhan LukaPada Pasien Post Operasi Di RS. Panti Nirmala Malang. Skripsi:

Universitas Brawijaya Malang.

Hasdianah 2015 Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Keperawatan Cetakan Ke -1.

Jakarta : Nuha Medika.

HIPPII. 2014. Kebijakan Kemenkes Dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeks. Jakarta : IPCN

Maryunani A. 2014. Pencegahan Infeksi dalam Kebidana. Jakarta: EGC.

Molina, V. F . 2012. Analisis Pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah sakit Dr.

Mintohardjo Jakarta Tahun 2012 Tesis Program Pasca sarjana Universitas Indonesia. Universitas Indonesia.

Mansjoer A . 2013. Kapita Selekta Kedoktera Edisi 3 Jilid 2 Jakarta:

Media Aesculapius.

(10)

21 Prasetya. 2014 Prosedur pelaksanaan

pencegahan infeksi pada pasien setelah operasi Jakarta: Rineka Cipta Roslaili Rasyid. 2013. Prevalensi Infeksi Nasokomial Pada Pasien Pasca Sectio Sesaria Pada Bagian Kebidanan & Penyakit Kandungan Rsup Dr. M. Djamil Padang Jurnal:

Universitas Andalas Padang. (No.2.

Vol. 24. Juli - Desember 2013) Suciati, D . K . 2014. Ilmu Keperawatan

Dasar. Jakarta: In Media.

WHO 2013 WHO Interim Guideline Infection Prevention and control of epidemic and pandemic prone acute respiratory diseases in health care Wiknjosastro 2012 Ilmu Bedah

Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Đồ án đã đạt được những yêu cầu: tìm hiểu lịch sử và kiến trúc hệ điều hành Android, tìm hiểu môi trường lập trình Android Studio, biết được các quy trình xây dựng một ứng dụng