HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG SANITASI DASAR DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA DI SDN 1 DIRGAHAYU.
Vina Febryanti
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas islam Kalimantan (UNISKA) Banjarmasin
Knowledge or cognitive is dominant which is very decisive in forming a person's habits or actions (overt behavior) (Efendi & Makhfudli, 2009; Notoatmodjo, 2010). Attitude is a reaction or response of someone who is still closed to a stimulus or object, that attitude cannot be directly seen, but can only be interpreted in advance from closed behavior (Notoatmodjo, 2011). PHBS is a behavior related to the efforts or activities of a person who maintains and improves his health (notoatmojo 2003). The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and basic sanitation attitudes with clean and healthy behavior of students in SDN1 Dirgahayu.
This research is a quantitative research with cross sectional approach. The population of this study was 58 people, taking samples using the Slovin formula from the population and taken to be used as samples. Data analysis used was univariate and bivariate analysis using chi square test and continued using Fisher's Exact Test.
The results of the study stated that there was a significant relationship between knowledge and attitudes about basic sanitation with the Clean and Healthy Behavior of SDN 1 Dirgahayau Kotabaru Students in 2019.
Keywords: Knowledge, basic sanitation attitude and clean and healthy behavior.
Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang dapat menentukan dalam membentuk suatu kebiasaan atau tindakan yang dilakukan seseorang (overt behavior) (Efendi & Makhfudli, 2009; Notoatmodjo, 2010). Sikap adalah suatu reaksi atau respon dari seseorang yang masih tertutup terhadap objek, sikap tidak bisa langsung dilihat, tetapi bisa diartikan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2011). PHBS merupakan suatu perilaku yang berhubungan dengan usaha atau kegiatan seseorang dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya (notoatmojo 2003). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Pengetahuan dan sikap sanitasi dasar dengan perilaku hidup bersih dan sehat Siswa di SDN1 Dirgahayu.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendektan cross sectional. Populasi dari penelitian ini 58 orang, pengambilan sample menggunakan rumus slovin dari populasi dan diambil untuk di jadikan sample. Analisis data yang digunakan menggunakan analisis univariate dan bivariate dengan menggunakan uji chi square dan di lanjutkan menggunakan uji Fisher's Exact Test.
Hasil Penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuann dan sikap tentang sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SDN 1 Dirgahayau Kotabaru Tahun 2019.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap sanitasi dasar dan Perilaku Hidup bersih dan Sehat
Pendahuluan
Suatu Pembangunan akan berhasil dan bisa di capai oleh bangsa Indonesia adalah dengan adanya kemanjuan dan kemandirian suatu bangsa, serta masyarakat yang sudah sejahtera. Ciri-ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan yang baik, karena tingkat kesehatan memiliki pengaruh yang besar pada kualitas sumber daya manusia. Dengan tersedianya sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dalam meningkatkan daya saing bangsa (DepKes, 2005).
Sehat adalah hak masing-masing individu agar bisa melakukan segala kegiatan hidup sehari-hari. Supaya bisa hidup dengan sehat, seiap orang seharusnya menunjukkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah kumpulan dari perilaku yang dipraktikan dengan kesadaran dari hasil belajar yang dijadikan seseorang atau keluarga untuk memberikan pertolongan pada diri sendiri pada bidang kesehatan serta mempunyai peran dan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (DepKes, 2006).
PHBS adalah wujud kemampuan masyarakat yang sadar, mau dan bisa mempraktekan PHBS. Didalam menunjukkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terdapat Lima program utama yaitu KIA, Gizi, Lingkungan yang sehat, Gaya hidup yang baik dan adanya dana jaminan kesehatan. Penyakit yang disebabkan oleh rendahnya PHBS akan mengakibatkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat dan rendahnya tingkat kualitas hidup masrayakat (DepKes, 2005).
Upaya mengembangkan kegiatan promosi kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang lebih terarah, terencana, terpadu dan kesinambungan,
dikembangkan dari kota-kota atau daerah yang menjadi percontohan integrasi serta promosi kesehatan dengan sasaran utama Yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga (individu, keluarga, masyarakat) dan Institusi Pendidikan terutama tingkat sekolah dasar (SD).
Sanitasi dasar merupakan sanitasi Minumal yang dibutuhkan dalam menyiapkan lingkungan pemukiman yang sehat dan memenuhi syarat kesehatan meliputi tersedianya air bersih, adanya toilet atau wc, pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah (tempat sampah).
Sarana sanitasi ini adalah prasarana yang mendukung untuk melakukan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Azwar, 1999).
Menurut Notoatmodjo (2005), sikap adalah suatu respon atau reaksi yang tertutup dari dari masyarakat pada suatu stimulus atau objek. Sikap juga bagian dari kemauan dan kesiapan untuk bertindak dan juga bagian juga pelaksanaan motif tertentu.
Sedangkan pendapat dari Gerungan (2002), sikap adalah suatu pendapat atau pandangan seseorang pada suatu objek yang mendahului tindakannya. Sikap tidak akan terbentuk jika tidak ada informasi, dan melihat atau mengalami sendiri suatu kejadian.
Pengetahuan yang yang terdapat pada setiap manusia mempunyai tujuan untuk memberikan jawaban terhadap masalah dalam kehidupan yang dihadapinya sehari- hari dan dipakai dalam memberikan penawaran terhadap berbagai kemudahan pada masyarakat. Dalam hal ini pengetahuan bisa diartikan sebagai suatu alat yang digunakan oleh manusia dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Delly Syahputri (2011) dengan judul Hubungan pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar tentang sanitasi dasar dengan Perilaku hidup bersih dan sehat. Dari aspek pengukuran yang sudah dilaksanakan didapatkan hasil pengetahuan Siswa Sekolah Dasar tentang sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu sebanyak 77 siswa (58,3 %) memiliki pengetahuan yang baik dan sikap siswa Sekolah Dasar tentang sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat didapatkan hasil yaitu sebanyak 81 siswa (61,4 %) telah memiliki sikap yang baik serta besaran nilai siswa SD tentang perilaku hidup bersih dan sehat yaitu 66 responden (50,0 %) ber- PHBS baik. Kesimpulan dari penelitian ini dapat dilihat terdapat Hubungan yang baik diantara Pengetahuan dan sikap tentang sanitasi dasar dengan PHBS, hal ini terlihat dari besaran nilai sebesar 58,3 % siswa telah berpengetahuan baik dan 61,4 % siswa telah memiliki sikap yang baik tentang sanitasi dasar, hal ini bisa dilihat dari nilai p yang dihasilkan yakni p=0,003untuk pengetahuan dan p = 0,000 untuk sikap.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang sanitasi dasar dengan PHBS siswa di SDN 1 Dirgahayu
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan siswa tentang sanitasi dasar dengan PHBS di SDN 1 Dirgahayu?
2. Apakah Terdapat hubungan antara Sikap siswa tentang sanitasi dasar dengan PHBS di SDN 1 Dirgahayu?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang sanitasi dasar dengan PHBS siswa di SDN 1 Dirgahayu..
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan siswa tentang sanitasi dasar dengan PHBS di SDN 1 Dirgahayu.
b. Mengetahui sikap siswa tentang sanitasi dasar dengan PHBS di SDN 1 Dirgahayu.
c. Untuk mengetahui Perilaku hidup Bersih dan Sehat Siwa SdN1 Dirgahayu.
d. Untuk menganalisis Hubungan Dan sikap Tentang Sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan sehat siswa SDN1 dirgahayu.
Manfaat Penelitian
Manfaat praktis
Sebagai suatu masukan bagi pihat sekolah SDN 1 Dirgahayu untuk menerapkan PHBS serta menyiapkan sarana sanitasi dasar sebagai penunjang PHBS agar terhindar dari penyakit yang ada hubungannya dengan rendahnya tingkat PHBS.
Manfaat Penelitian Secara Teoritis.
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan teori-teori yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap tentang sanitasi dasar siswa SD untuk menciptakan PHBS disekolah Tinjauan Pustaka
Definisi PHBS
PHBS merupakan suatu usaha yang dapat menciptakan suatu pengalaman
belajar atau terciptanya suatu keadaan bagi seseorang, keluarga, kelompok maupun masyarakat, dengan terbukanya komunikasi, serta memberikan informasi guna memberikan edukasi yang dapat memberikan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai salah stu upaya yang dapat memberikan bantuan kepada masyarakat menggali serta mengetahui masalah yang terdapat pada dirinya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, untuk bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoadmodjo, 2007).
PHBS adalah wujud kemampuan masyarakat yang sadar, mau dan bisa mempraktekan PHBS. Didalam menunjukkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terdapat Lima program utama yaitu KIA, Gizi, Lingkungan yang sehat, Gaya hidup yang baik dan adanya dana jaminan kesehatan. Penyakit yang disebabkan oleh rendahnya PHBS akan mengakibatkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat dan rendahnya tingkat kualitas hidup masrayakat (DepKes, 2005).
Upaya mengenbangkan kegiatan promosi kesehatan dan Perilaku hidup bersih dan sehat yang mempunyai arah, rencana, terpadu dan berkelanjutan, dapat dikembangkan dari kota-kota serta daerah yang menjadi contoh pelaksanaan promosi kesehatan yang mempunyai tujuan utama Perilaku Hidup Bersih dan SehatS pada kehidupan Rumah Tangga (individu, keluarga, masyarakat) serta Instansi Pendidikan terutama tingkat sekolah dasar (SD).
Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sektor sangat
penting untuk pembinaan PHBS di sekolah demi terwujudnya sekolah sehat.
Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS) juga penting, sedangkan masyarakat sekolah akan memberikan partisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.
Sanitasi dasar merupakan sanitasi minimal yang dibutuhkan dalam menyiapkan lingkungan yang sehat dan memenuhi syarat kesehatan serta menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat kesehatan pada manusia.(Azwar,1995). Usaha yang dilakukan dalam menerapkan sanitasi dasar terdiri dari tersedianya air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah yang baik.
Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu hasil dari tahu yang dilakukan oleh manusia kepada objek tertentu dari suatu proses pengindraan yang lebih sering terjadi melalui langkah-langka pengindraan penglihatan dengan mata dan pendengaran dari telinga. Pengetahuan atau kognitif adalah suatu yang sangat menentukan untuk terbentuknya suatu kebiasaan atau tindakan seseorang (overt behavior) (Efendi & Makhfudli, 2009; Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam pembetukan tindakan bagi seseorang (overt behavior). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini dapat membentuk sikap seseorang, semakin baik aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menyebabkan sikap positif terhadap
objek tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui pengenalan sumber informasi, menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Sikap
Menurut Notoatmodjo (2005), sikap adalah suatu respon atau reaski yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga bagian dari kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga bagian pelaksanaan motif tertentu. Sedangkan Menurut Gerungan (2002), sikap adalah suatu pendapat atau pandangan orang tentang suatu objek yang mendahului tindakannya.
Sikap tidak akan terbentuk jika tidak ada informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Allport (1937) memberikan penjelasan bahwa terdapat tiga komponen pokok pada sikap yaitu:
1. Kepercayaan, ide, konsep pada suatu objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi pada suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Metode Penelitian
Model Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di SDN 1 Dirgahayu.
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu variabel independen yang meliputi pengetahuan dan sikap dan variabel dependen yang meliputi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi yang tercatat aktif sebagai siswa dari kelas 4-6 yang bersekolah Siswa di SDN 1 Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru yang berjumlah 58 anak.
Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan teknik sampling (Alimul H, 2003). Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dapat digunakan pendekatan rumus Slovin sebagai berikut (Umar, 2013).
Berdasarkan rumus slvin maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 58 orang siswa.
Teknik Pengumpulan Data Data Primer
Dikumpulkan dengan menggunakan lansung dari wawancara serta mengajukan pertanyaan kepada responden melalui kuisioner berstuktur yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. Dalam penelitian ini data sekunder meliputi gambaran umum SDN 1 Dirgahayu
Pengetahuan Sikap
P er i la ku H i dup B er s i h da n S eha t
Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru (letak geografis sekolah dan jumlah siswa).
Teknik Pengolahan
Proses pengolohan data dalam penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yang peneliti kutip dari pendapat (Sutanto, 2007) adalah sebagai berikut :
a. Editing, maksud melakukan editing data agar seluruh data yang diterima dapat diolah dengan baik, sehingga pengolahan data dapat menghasilkan out put yang merupakan gambaran jawaban terhadap hipotesis penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan setiap instrumen berkaitan dengan kelengkapan pengisian, konsistensi jawaban dan kejelasan hasil pengisian.
b. Coding, Kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk bilangan/angka. Kegunaan coding adalah mempermudah pada saat analisis data dan juga pada saat entry data.
c. Sorting, yaitu proses pensortiran dengan cara memilih atau mengelompokan data menurut jenis data yang dikehendaki (klasifikasi).
d. Entry Data. Proses entry data ini adalah kegiatan memasukan data sebagai masukan untuk pengolahan data dengan menggunakan komputer.
e. Tabulasition Penyusunan data dalam bentuk tabel agar mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis
f. Cleaning Data. Peneliti lakukan melalui membersihkan data atau mengecek kembali data yang di entry.
Analisis Data Analisis Univarat
Analisa univarat adalah seluruh variabel yang akan digunakan dalam analisa di tampilkan dalam distribusi frekuensi.
Analisa univarat untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependen dan independen. Analisis univarat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univarat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median atau standar devisi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Analisis Bivarat
Analisa bivarat adalah analisa yang menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat (Arikunto, 2006). Teknik analisa bivarat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan, sikap dan variabel terikat yaitu tentang perilaku konsumsi jajanan sehat. Analisa bivarat adalah analisa yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen secara bersamaan dengan menggunakan analisa statistik Chi-Square (X2) dan apabila ada cell yang kurang dari 5 menggunakan Fisher’s Exact Test, dengan derajat kemaknaan (α), dan tingkat signfikan 95%.
Pembahasan
Analisis Univariate
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 58 responden di SDN 1 Dirgahayu diperoleh hasil sebanyak 43 orang responden atau sebesar 74,1%
berpengetahuan baik, dan 15 responden atau 25,9% memiliki pengetahuan yang cukup.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden telah
memiliki pengetahuan yang baik terhadap perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Hasil tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Rifka Triasari tahun 2015 dengan hasil sebanyak 53 responden atau sebesar 86,9% memiliki pengetahuan baik yang disertai dengan perilaku baik, jumlah respondnen yang memiliki pengetahuan baik yang disertai dengan perilaku kurang baik sebanyak 8 orang atau sebesar 13,1%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 58 responden di SDN 1 Dirgahayu diperoleh sebanyak 52 orang responden dengan persentase sebesar 87,9%
menpunyai sikap yang positif, dan 6 responden atau sebesar 12,1% bersikap negative. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden telah mempunyai sikap yang positif.
PHBS adalah wujud kemampuan masyarakat yang sadar, mau dan bisa mempraktekan PHBS. Didalam menunjukkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terdapat Lima program utama yaitu KIA, Gizi, Lingkungan yang sehat, Gaya hidup yang baik dan adanya dana jaminan kesehatan. Penyakit yang disebabkan oleh rendahnya PHBS akan mengakibatkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat dan rendahnya tingkat kualitas hidup masrayakat (DepKes, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 58 responden di SDN 1 Dirgahayu diperoleh sebanyak 40 orang responden dengan persentase sebesar 69,0%
perilaku Hidup Bersih dan Sehat sudah baik, dan 18 responden atau sebesar 31,0%
perilaku Hidup Bersih dan Sehat masih kurang baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku Hidup Bersih dan Sehat .
Hasil tersebut diperkuat oleh penelitian yang di lakukan oleh Mukhammad Aminudin Bagus Febriyanto
tahun 2015 dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat Di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang dan diperoleh hasil sebanyak 29 responden atau sebesar 58% memiliki perilaku yang positif, jumlah respondnen yang memiliki perilaku yang negatif 21 orang atau sebesar 58 %.
Berdasakan hasil tersebut maka sebagian besar responden mempunyai perilaku yang positif..
Analisis Bivariate
Hubungan Pengetahuan tentang sanitasi dasar dengan PHBS
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang dilakukan oleh manusia terhadap suatu objek tertentu melalui proses pengindraan yang lebih dominan terjadi melalui proses pengindraan penglihatan dengan mata dan pendengaran dengan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat menentukan dalam membentuk kebiasaan atau tindakan seseorang (overt behavior) (Efendi & Makhfudli, 2009;
Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan dari hasil uji Chi Square dan di lanjutkan menggunakan uji Fisher's Exact Test dengan tingkat kepercayaan 95%
di peroleh Nilai P = 0,009 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha di terima.
Berdasarkan hasil tersebut maka hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara penegtahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di SDN 1 Dirgahayu Tahun 2019.
Hasil penelitiaan tersebut di perkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Delly Syahputri (2011) dengan judul Hubungan pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar tentang sanitasi dasar dengan Perilaku hidup bersih dan sehat. Dari aspek pengukuran yang sudah dilaksanakan didapatkan hasil pengetahuan Siswa Sekolah Dasar tentang sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
yaitu sebanyak 77 siswa (58,3 %) memiliki pengetahuan yang baik dan sikap siswa Sekolah Dasar tentang sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat didapatkan hasil yaitu sebanyak 81 siswa (61,4 %) telah memiliki sikap yang baik serta besaran nilai siswa SD tentang perilaku hidup bersih dan sehat yaitu 66 responden (50,0 %) ber-PHBS baik.
Kesimpulan dari penelitian ini dapat dilihat terdapat Hubungan yang baik diantara Pengetahuan dan sikap tentang sanitasi dasar dengan PHBS, hal ini terlihat dari besaran nilai sebesar 58,3 % siswa telah berpengetahuan baik dan 61,4 % siswa telah memiliki sikap yang baik tentang sanitasi dasar, hal ini bisa dilihat dari nilai p yang dihasilkan yakni p=0,003untuk pengetahuan dan p = 0,000 untuk sikap.
Hubungan Sikap tentang sanitasi dasar dengan PHBS
Menurut Notoatmodjo (2011) Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek, sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di SDN 1 Dirgahayu Tahun 2019. Hal tersebut di ketahui dari nilai Nilai P Velue sebesar 0,003 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha
di terima.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Malawati (2013) dengan judul hubungan pengetahuan dan sikap Sanitasi Dasar terhadap Perilaku hidup sehat pada siswa sekolah Dasar Negri Peunaga.
Dengan hasil penelitian yaitu, Sebagian besar siswa SD Negeri Peunaga memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 33 orang ( 82,5%). Sebagian besar siswa SD Negeri Peuanaga memiliki sikap dengan kategori baik yaitu sebanyak 29 orang (72,5%).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Siswa SD Negeri Peunaga sebagian besar masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 32 orang (80%) Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan PHBS (p value =0,00) dan Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan PHBS (p value =0,00).
Kesimpulan
Dari hasil analisis penelitian yang di lakukan di SDN 1 Dirgahayu, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar responden telah memiliki pengetahuan yang baik, hal ini di buktikan dengan hasil penelitian sebesar 74,1% memiliki pengetahuan yang baik.
2. Sebagian besar responden telah memiliki sikap positif, hal ini di buktikan dengan hasil penelitian sebesar 87,9% responden memiliki sikap yang positif.
3. Sebagian besar responden memiliki prilaku hidup bersih dan sehat, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian sebesar 69,0% telah Berperilaku hidup bersih dan sehat..
4. Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan Perilaku hidup bersih dan sehat siswa Di SDN 1 Dirgahayu Tahun 2019.
Hal tersebut di ketahui dari nilai Nilai P Velue sebesar 0,003 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha di terima.
Saran
Bagi siswa
Perlu menambah pengetahuan tentang pola hidup bersih dan sehat agar dapat
mengaplikasikan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan, lebih dari itu, dengan membiasakan diri hidup bersih dan sehat maka siswa tidak akan mudah terkena penyakit dan dapat belajar dengan baik, sehingga prestasi belajar siswa tidak terganggu dan dapat meningkatkan prestasi siswa tersebut.
Bagi Pihak sekolah
1. Perlu memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai pola hidup bersih dan sehat secara continue.
2. Bekerjasama dengan instansi terkait setempat untuk melaksanakan penyuluhan tentang pola hidup bersih dan sehat.
3. Perlu menyediakan fasilitas yang memadai, toilet, tempat sanitasi yang baik, tempat sampah yang layak, tempat cuti tangan dan lain-lain.
Bagi peneliti selanjunya
1. Mengadakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku hidup bersih dan sehat pada siswa, selain itu peneliti juga harus ikut serta dan berkontribusi untuk menciptakan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah tersebut.
2. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan alat analisis yang berbeda seperti analisis regresi dan korelasi sehingga dapat diketahui berapa besar hubungan antar variabel bebas terhadap variabel terikat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, dkk, 2001. Ilmu Pendidikan.
Rineka Cipta. Jakarta
Achmadi., 2003. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta : UI Press
Anonim. 2008. Perilaku Kesehatan Lingkungan. Http:/education-Job career/1010perilaku diakses tanggal 25 oktober 2010
Arikunto, S., 2009. Manajemen Penelitian.
Jakarta : Rineka cipta
Ariyanti Limpo. 2010. Prasarana Air Bersih.Http:/www.scribd.com/doc/prasarana air- bersih diakses tanggal 20 Oktober 2010
Azwar A., 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, PT. Mutiara Sumber Widya,
Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2001. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes
RI
DepKes. 2005. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Bakti Husada. Jakarta.
DepKes RI. 2005. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Bakti Husada. Jakarta.
Gerungan, W.A., 2002. Psikologi Sosial.
Bandung
Irianto K, 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat.
Bandung. Yrama Widya
Kusnnoputranto, H., 2003. Kesehatan lingkungan. Fakultas kesehatan Masyarakat
Universitas indonesia. Jakarta Notoadmodjo, S., 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta.
Bandung
Notoadmodjo S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Profil Sekolah Dasar negri 1 Dirgahayu.UPT Dinas Pendidikan Kecamatan pulau laut utara. 2019
Profil Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas. Dinas Komunikasi dan
Informatika. 2010
Sari S., 2006. Hubungan Faktor predisposisi dengan perilaku Personal Higiene Anak jalanan Bimbingan Rumah Singgah YMS Bandung. Skripsi keperawatan Komunitas fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran.
Bandung
Sarwono, W.S., 1997. Psikologi Remaja.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Slamet, S., 2002. Kesehatan Lingkungan.
UGM Press. Yogyakarta
Slamet, Juli Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Sanropie, 1999. Pengawasan Kesehatan Lingkungan Pemukiman. Ditjen PPM &
PLP DepKes RI. Jakarta
Tarigan M., 2004. Penerapan indikator Perilaku Hidup Bersih dan sehat dalam Tatanan Rumah tangga di Wilayah Kerja puskesmas rantau laban kecamatan
rambutan kota Tebing tinggi Tahun 2004. Skripsi USU Medan.
Wardhana, W., 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta
Wolf, LV dkk. 2000. Dasar-dasar Ilmu Keperawatan. Penerbit Gunung Agung.
Jakarta