PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kendaraan yang paling banyak dipilih orang karena efisien dan efektif di kota besar seperti Jakarta dengan jalanan yang padat dan macet adalah sepeda motor. Tidak heran jika mahasiswa memilih sepeda motor sebagai moda transportasi utama bagi mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan di kampus.
Rumusan Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoritis
- Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
Kaku Leher
- Definisi Kaku Leher
- Epidemiologi
- Anatomi Fisiologi Leher
- Etiologi
- Patofisiologi
- Faktor Resiko
- Tanda dan Gejala
Postur tubuh yang buruk, ergonomi yang buruk, stres, dan kelelahan otot kronis semuanya dapat menyebabkan nyeri leher aksial. Berdasarkan penelitian lain juga ditemukan bahwa posisi tubuh yang statis dapat menyebabkan nyeri leher (Muphy & Buckle, 2004).
Ergonomi
- Definisi Ergonomi
- Ruang Lingkup dan Tujuan Ergonomi
- Prinsip Ergonomi
- Ergonomi Berkendara Sepeda Motor
Anatomi: Desa kontrol dan alat Fisik: Pengukuran objektif getaran, respons gaya dari tenaga mesin, kebisingan dan suhu permukaan di lingkungan kerja. Fisiologi: Penerapan prinsip pengelompokan desa mulai dari faceplates, panel dan tampilan grafis. Mesin: Lingkungan dapat mempengaruhi pengoperasian mesin dengan menyebabkan pemanasan atau pembekuan komponen mesin.
Hubungan Ergonomi dengan Kaku Leher
Ada hubungan antara lama kuliah online dengan laptop dengan keluhan leher kaku pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas. Di Kota Kupang, penelitian yang dilakukan oleh As-Syifa (2020) melaporkan prevalensi kekakuan leher terkait ergonomi pasangan di daerah Kuanino, Kupang, dilaporkan bahwa dari 33 sampel yang diuji pada kriteria penelitian yang memenuhi, 29 orang (87%) mengalami kekakuan leher, 13 (39%) orang mengalami kekakuan leher dengan tingkat disabilitas sedang dan 10 (30%) orang mengalami disabilitas kekakuan leher derajat berat. Penggunaan mouse yang terlalu tinggi dan sejajar memiliki resiko leher kaku lebih besar (53,8% dan 45%) dibandingkan penggunaan posisi mouse yang terlalu rendah (34,7%).
Lama Berkendara Sepeda Motor
Menurut beberapa penelitian di atas, semuanya disebabkan oleh ergonomi yang buruk dan kondisi kerja statis jangka panjang yang menyebabkan kejang otot di area leher dan kekakuan leher berikutnya. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Lama Mengendarai Sepeda Motor Terhadap Kejadian Leher Kaku Pada Mahasiswa Universitas Binawan”.
Instrumen Penelitian
Kerangka Teori
KERANGKA KONSEP
Kerangka Konsep
Definisi Operasional
Keluhan pegal linu yang dialami oleh mahasiswa Universitas Binaawa disebabkan oleh lamanya perjalanan yang ditempuh mahasiswa untuk menuju gedung Universitas Binawa n. Data keluhan kaku leher yang dikeluhkan mahasiswa Universitas Peternakan diperoleh melalui Kuesioner Indeks Cacat Nyeri Leher.
Hipotesa Penelitian
Ada hubungan antara lama waktu mengendarai sepeda motor dengan kejadian kaku leher pada mahasiswa Universitas Binawan. Peneliti menemukan bahwa ada hubungan antara mengendarai sepeda motor dalam waktu lama dengan kekakuan leher yang dialami oleh mahasiswa Universitas Binawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan waktu berkendara sepeda motor dengan kekakuan leher pada mahasiswa di Universitas Binawan.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian empiris dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini (studi kausal) berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, dan merupakan penelitian cross-sectional. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang mengumpulkan data hanya sekali selama beberapa periode hari, minggu, atau bulan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Sekaran & Bougie, 2013).
Sumber Data
- Tempat dan waktu penelitian yang dilakukan
- Populasi dan sampel
- Kriteria Inklusi dan Ekslusi
- Teknik Sampling
- Instrumen Penelitian
Dari total 14 program studi yang terdaftar, jumlah mahasiswa Universitas Binawan yang membawa sepeda motor sebanyak 262 mahasiswa. Dari total 262, saya hanya menggunakan sampel minimal 59 dalam penelitian ini, berdasarkan hasil yang dihitung dengan rumus sampling pada sub-pembahasan sebelumnya. Alat durasi sepeda motor bagian pertama menggunakan kuisioner buatan sendiri dengan memasukkan beberapa pertanyaan tentang waktu yang dibutuhkan sepeda motor untuk sampai ke gedung Universitas Binawan dan berapa kali dalam seminggu sepeda motor harus dikendarai. sepeda motor.
Teknik Pengumpulan Data
- Tahap Persiapan
- Pelaksanaan Pengumpulan Data
Instrumen kekakuan leher bagian kedua menggunakan kuesioner Neck Pain Disability Index dengan 10 pertanyaan, antara lain intensitas nyeri, kemampuan perawatan diri, kemampuan angkat beban, membaca, mengalami sakit kepala, gangguan konsentrasi, gangguan kerja, mengemudi, kualitas tidur. , dan keterampilan rekreasi.
Uji Validitas dan Reabilitas
Hasil pengujian kuesioner juga menunjukkan nilai cronbach alpha sebesar 0,807 (>0,6) sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner pada penelitian ini valid dan juga reliabel.
Etika Penelitian
- Informed Consent
- Anonimity (Tanpa Nama)
- Confidentiality (kerahasiaan)
Pengolahan Data
- Editing
- Coding
- Scoring
- Entry Data
- Cleaning
Kuesioner kekakuan leher mengikuti ketentuan standar dalam Neck Disability Index (NDI) dengan 6 pertanyaan di setiap sesi yang memiliki kode angka 0 sampai 5. Pada penelitian ini untuk kuisioner lamanya mengemudi ditentukan jika jumlah nilai yang didapat pada kuisioner adalah “2” maka termasuk dalam kategori “Ringan” jika nilai “3” maka kategori “ sedang” dan jika nilainya “4” maka termasuk dalam kategori “berat”. Untuk kuesioner kekakuan leher dihitung persentase total dari nilai yang diperoleh saat mengisi kuesioner. Jika nilainya 0-20% termasuk dalam kategori “cacat minimal”, nilai 20-40 termasuk dalam kategori “cacat sedang”, 40-60 termasuk dalam kategori “cacat sedang. ", dan 60-80 termasuk dalam kategori.
Analisis Data
- Analisis Univariat
- Uji Normalitas Data
- Analisis Bivariat
Artinya kedua variabel tersebut menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara baris dan kolom serta antara kedua variabel yang diteliti, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara waktu berkendara sepeda motor dengan kekakuan leher pada mahasiswa Universitas Binawan. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih banyak referensi mengenai hubungan antara bersepeda motor jangka panjang dengan kekakuan leher dan memahami teknik penelitian yang dilakukan. Selamat pagi/siang/ Saudara-saudara (I), kami informasikan bahwa Research Group dari Universitas Binawan akan melakukan penelitian pada tahun 2022 tentang: Hubungan Lama Mengendarai Sepeda Motor Dengan Kaku Leher Pada Mahasiswa Universitas Binawan.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Populasi
Universitas Binawan merupakan salah satu universitas di Jakarta Timur yang terletak di Jalan Raya Kalibata no 25 – 30, Cawang, Jakarta Timur, dengan 3 fakultas yaitu Fakultas Kesehatan dan Teknologi, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, dan Fakultas Bisnis . & Ilmu Sosial. Universitas Binawan memiliki 13 program studi yang aktif terdaftar terdiri dari jenjang pendidikan D3, D4, S1 dan Profesi, dengan jumlah mahasiswa menurut website resmi Universitas Binawan lebih dari 1900 mahasiswa aktif dari program reguler dan juga kelas karyawan. Namun populasi sasaran peneliti kali ini tidak semua mahasiswa aktif Universitas Binawan, melainkan hanya mahasiswa aktif Universitas Binawan yang mengendarai sepeda motor sebagai alat transportasi utama untuk kuliah di Universitas Binawan, yang sesuai dengan sistem parkir di Universitas Binawan yaitu . GB Parkir, siswa yang membawa sepeda motor berjumlah 262 siswa.
Analisa Univariat
Berdasarkan tabel di atas (Tabel 10), diketahui bahwa penelitian ini melibatkan 10 prodi dari Universitas Binawan sebagai responden penelitian, diantaranya prodi Farmasi dengan jumlah responden, prodi Fisioterapi dengan jumlah responden, Prodi Safety dan Prodi Kesehatan (K3) dengan jumlah responden 10 (6,8%) responden, pendidikan Teknologi Laboratorium Medik (TLM) 5 (3,4%) responden, pendidikan keperawatan 5 (3,4%) responden, pendidikan kebidanan 3 (2,05%) responden , Pendidikan Psikologi 11 (7,5%) responden, Pendidikan Manajemen 4 (2,7%) responden, Pendidikan Gizi 3 (2,05%) responden dan Pendidikan Kesejahteraan Sosial 1 (0,68%) responden. Berdasarkan tabel di atas (Tabel 11), diketahui bahwa durasi bersepeda motor dibagi menjadi 2 kategori yaitu kategori di bawah (<) 3 jam dan di atas (>) 3 jam yang didominasi oleh mahasiswa yang mengendarai PP dari pulang ke gedung Kampus Universitas Binawan dengan waktu tempuh kurang dari (<) 3 jam adalah jumlah orang, sedangkan mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari (>) 3 jam adalah jumlah orang. Berdasarkan tabel di atas (Tabel 12), diketahui bahwa dari segi frekuensi datang ke kampus untuk mengikuti perkuliahan dibagi menjadi 2 kategori yaitu di bawah (<) 3x per minggu dan di atas (>) 3x per minggu. minggu, dan ternyata mayoritas mahasiswa Universitas Binawan yang terlibat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mereka perlu mengikuti perkuliahan di kampus atas (>) 3 kali dalam seminggu yaitu jumlah orang, sedangkan mahasiswa yang datang ke kampus bawah (< ) 3x per minggu adalah jumlah orang.
Uji Normalitas Data
Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa rata-rata distribusi sampling waktu mengemudi siswa adalah 1,87, median 2,00, standar deviasi 0,697, dan uji estimasi selang kepercayaan 95% dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 3. Untuk variabel “kekakuan leher siswa” dibagi menjadi 4 kategori yaitu 1 = Cacat minimal, 2 = Cacat sedang, 3 = Cacat berat dan 4 =. Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa rata-rata distribusi sampling waktu mengemudi siswa adalah 1,44, median 1,00, standar deviasi 0,587, dan uji estimasi interval kepercayaan 95% memiliki nilai minimum 1 dan nilai maksimum 3.
Analisa Bivariat
Sedang” 50 orang mengalami kekakuan leher dengan tingkat “Handicap Minimal”, 20 orang mengalami “Handicap Sedang”, dan 3 orang mengalami. Untuk kategori berkendara jarak jauh “Berat” didapatkan sebanyak 27 orang, dimana 5 orang mengalami kekakuan leher dengan tingkat “Minimal Handicap”, 21 orang mengalami “Moderate Handicap”, dan 1 orang mengalami. Berdasarkan hasil analisis bivariat pada (Tabel 19) untuk menguji hipotesis kedua variabel diketahui bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel yaitu “Durasi Mengendarai Motor Pelajar” dan “Leher Kaku” dimana hasilnya dari Uji Chi-Square adalah <0,05, sehingga ini juga.
PEMBAHASAN
Deskripsi Variabel Penelitian
- Lama Berkendara Sepeda Motor Mahasiswa
- Kaku Leher
Berdasarkan website resmi Universitas Binawan, data mahasiswa aktif Universitas Binawan berjumlah 1900+ mahasiswa yang terbagi antara kelas reguler dan kelas karyawan, namun dari semua itu, berdasarkan data dari operator sistem perparkiran di Universitas Binawan yaitu GB Parking sebanyak 262 siswa yang mengendarai sepeda motor. Durasi mengendarai sepeda motor dibagi menjadi 2 kategori yaitu di bawah (<) 3 jam dan di atas (>) 3 jam yang didominasi oleh mahasiswa yang berkendara bersama PP dari gedung kampus Universitas Binawan. Dari segi frekuensi datang ke kampus untuk belajar di kelas ada 2 yaitu di bawah (<) 3x per minggu dan lebih dari (>) 3x per minggu, dan hal ini diketahui dari kategori mahasiswa Universitas Binawan yang terlibat dalam hal ini. studi menunjukkan bahwa mereka harus menghadiri kuliah di kampus atas.
Analisis Hubungan Antara Lama Berkendara Sepeda Motor dengan
Data hasil analisis univariat pada sampel penelitian ini disajikan tabel frekuensi dan distribusi data skor kekakuan leher (Tabel 14). Hal ini dibuktikan dengan banyaknya keluhan yang dirasakan oleh siswa pengguna sepeda motor, dimana data survei yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa dari 146 siswa yang menjadi sampel survei, beberapa di antaranya mengalami kekakuan leher pada tingkat sedang bahkan 7 (4,8%). dari mereka mengalami kekakuan leher yang parah. Kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang posisi duduk/mengemudi yang ergonomis dapat menyebabkan kekakuan leher yang lebih parah, seperti yang terjadi pada penelitian As-Syifa (2020) yang meneliti hubungan postur kerja dengan kekakuan leher pada penjahit di Kuanino Kota Kupang. , dimana hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara sikap kerja dengan prevalensi kekakuan leher pada penjahit di wilayah Kuanino Kota Kupang p = 0,01 (p < 0,05).
Keterbatasan Penelitian
Ketidakseimbangan otot ini dapat menyebabkan perubahan orientasi otot skapula dan glenohumeral, yang dapat meningkatkan risiko timbulnya nyeri leher, bahu, dan lengan. Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa postur kerja yang salah dapat menyebabkan kekakuan leher karena beban otot yang lebih besar karena otot tidak berada pada posisi yang tepat, peningkatan kinerja otot fleksor atau ekstensor leher jika posisi ini ditahan dalam waktu lama. . . hal tersebut akan menyebabkan otot mengalami peningkatan tekanan pada otot yang dapat menghambat peredaran darah, yang berujung pada otot akan kekurangan nutrisi dan suplai oksigen dan otot akan lebih mudah lelah, otot yang lelah atau terlalu sering digunakan akan menyebabkan kekakuan pada otot. leher yang sering dia keluhkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Hubungan sikap kerja terhadap kejadian nyeri leher pada penjahit di wilayah Kuanino Kota Kupang. Faktor risiko fisik untuk perkembangan nyeri leher nonspesifik pada pekerja kantoran: tinjauan sistematis dan meta-analisis. Faktor risiko timbulnya dan bertahannya nyeri leher pada mahasiswa: studi kohort prospektif 1 tahun.
Studi tentang korelasi antara postur kepala ke depan dan nyeri leher pada pekerja kantor Iran. Hubungan durasi, postur tubuh dan penggunaan komputer terhadap keluhan nyeri leher pada tenaga kependidikan.