• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INDIKATOR RISIKO INFEKSI TIFOID

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN INDIKATOR RISIKO INFEKSI TIFOID"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya dalam penyusunan tugas akhir yang berjudul “Hubungan Indikator Risiko Infeksi Tifoid: Makan, Minum dan Personal Hygiene dengan Hasil Studi Widal D-IV TLM - Mahasiswa program studi, Universitas Binawan". Studi Pascasarjana ini diajukan untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan di program studi S1 ​​Teknologi Laboratorium Medik DIV, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Universitas Binawan. Sabarina Elfrida Manik, AMAK., SKM., M .Pd, selaku pembimbing materi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tugas akhir ini.

Ahmad Fitra Ritonga, S.Pd., M.Si selaku pembimbing teknis pekerjaan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih saya sampaikan kepada Kakek Zulkifli dan Nenek Holinah yang selalu mengingatkan saya tentang tugas akhir saya sampai selesai. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca.

HUBUNGAN ANTARA INDIKATOR RISIKO INFEKSI TYPODA: MAKANAN, MINUMAN DAN KEBERSIHAN DIRI DENGAN HASIL SURVEI WIDAL PADA MAHASISWA D-IV TLM UNIVERSITAS BINAWAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara indikator risiko infeksi tifus: makanan, minuman dan kebersihan diri dengan hasil survei Widal terhadap mahasiswa program studi D-IV TLM Universitas Binawan.

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
    • Tujuan Umum
    • Tujuan Khusus
  • Manfaat Penelitian

Tes Widal merupakan tes serologis yang rutin digunakan di laboratorium untuk mendiagnosis tifus. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian langsung terkait hubungan antara indikator risiko infeksi tifoid: makanan, minuman dan kebersihan dengan hasil penelitian Widal mahasiswa TLM Universitas Binawan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah korelasi antara indikator risiko infeksi tifoid: makanan, minuman dan kebersihan dengan hasil penelitian Widal mahasiswa TLM Universitas Binawan”.

Untuk mengetahui hubungan antara indikator risiko infeksi tifoid: makanan, minuman dan kebersihan dengan hasil pemeriksaan Widal mahasiswa TLM Universitas Binawan. Mengidentifikasi Dampak Gaya Hidup Tidak Sehat Menyebabkan Gangguan Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi TLM Universitas Binawan. Harapan kami penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan dalam pengembangan pengetahuan khususnya di bidang kesehatan mengenai resiko infeksi tifoid: makanan, minuman dan kebersihan dengan ulasan Widal.

Demam Tifoid

  • Definisi Infeksi Bakteri Salmonella typhi
  • Epidemiologi
  • Patofisiologi
  • Faktor Risiko
  • Gejala Klinis
  • Risiko Infeksi Tifoid
  • Diagnosis
  • Metode Pemeriksaan Widal
  • Tahapan Pemeriksaan Widal Laboratorium

Proses penularan terjadi melalui makanan, minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi melalui lalat, maupun melalui kontak langsung dari jari tangan yang terkontaminasi feses, urin, sekret saluran pernafasan atau nanah penderita demam tifoid.8) Setelah bakteri Salmonella typhi masuk saluran pencernaan usus halus, kemudian makrofag akan ditangkap di usus halus, selanjutnya bakteri Salmonella typhi akan mengikuti aliran darah hingga mencapai empedu. Morfologi bakteri Salmonella typhi seperti pada Gambar 1 berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, motil, berkapsul dan memiliki fag (bergerak dengan rambut getar). Faktor-faktor seperti urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, kualitas air bersih dan sanitasi yang buruk, serta pengelolaan makanan dan minuman yang buruk menjadi penyebab tingginya kasus infeksi bakteri Salmonella typhi.(12) Faktor lain yang menyebabkan demam tifoid , tidak memperhatikan kebersihan diri, hal ini dapat menyebabkan seseorang tertular bakteri Salmonella typhi, contoh yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum mengkonsumsi makanan yang akan dikonsumsi maka menyebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi.

Hal ini menunjukkan kesesuaian dengan patofisiologi infeksi bakteri Salmonella typhi dimana bakteri Salmonella typhi yang menginfeksi usus halus akan menimbulkan manifestasi klinis berupa demam dan gangguan pencernaan serta penurunan kesadaran. Gejala lain yang ditunjukkan oleh pasien yang terinfeksi bakteri Salmonella typhi adalah nafsu makan menurun, batuk kering hingga berat, pusing, mual, nyeri otot (myalgia), kram perut (sembelit), lidah kotor (muncul bintik putih).(14) . Tes Widal adalah tes diagnostik untuk deteksi antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi. Pada uji Widal, terjadi reaksi aglutinasi antara antigen spesifik dan antibodi (IgM-IgG) dalam darah manusia atau aglutinasi. Aglutinasi yang terdeteksi adalah aglutinasi O dan H.(20) Uji Widal dilakukan dengan metode slide atau aglutinasi lateks (21) Selain metode slide untuk uji Widal, metode lain yang digunakan adalah metode tabung, tetapi metode ini membutuhkan waktu yang agak lama dibandingkan dengan metode slide atau aglutinasi lateks (22).

Tahapan pemeriksaan Widal di laboratorium dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu pra analitik (sebelum pemeriksaan), analitik (selama pemeriksaan) dan pasca analitik (pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan).(23). Tahap preanalitik meliputi persiapan pasien, persiapan alat dan bahan yang akan digunakan, pengambilan sampel, penerimaan sampel. Tes Widal menggunakan sampel serum yang dikumpulkan dari 3 ml darah vena dalam tabung merah.

Penanganan alat harus memastikan bahwa alat yang digunakan bersih, kering dan masih baik untuk pemeriksaan Widal. Fase postanalitik adalah fase pencatatan dan pelaporan hasil laboratorium.Pada fase postanalitik harus diperhatikan identitas pasien dan penulisan hasil pemeriksaan Widal. Pada tahap pelaporan sudah benar, tidak salah, harus terbaca dengan jelas, nilai acuan harus disesuaikan dengan metode yang digunakan.

Gambar 1. Mikroskopis Bakteri Salmonella typhi  (11) b. Struktur Antigen
Gambar 1. Mikroskopis Bakteri Salmonella typhi (11) b. Struktur Antigen

Kerangka Teori

Pencatatan hasil merupakan kegiatan pasca pemeriksaan, kemudian dilakukan interpretasi, jika semuanya dilakukan dengan baik, maka sampel dapat dinyatakan benar dan hasilnya dapat segera dikirim ke pasien. Tahap dokumentasi merupakan tahap akhir yang dilakukan untuk menyimpan hasil yang dikeluarkan dan melaporkan hasilnya kepada pasien.

Gambar 3. Kerangka Teori  Keterangan :
Gambar 3. Kerangka Teori Keterangan :
  • Jenis Desain Penelitian
  • Tempat Dan Waktu Penelitian
  • Populasi Dan Sampel
  • Kerangka Konsep
  • Variabel Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Langkah Kerja Pemeriksaan Widal
  • Langkah Kerja Penelitian
  • Metode Analisis Data
  • Alur Penelitian

Kerangka Konseptual Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghubungkan indikator risiko infeksi tifoid: makanan, minuman dan personal hygiene dengan hasil pemeriksaan Widal mahasiswa program studi D-IV TLM Universitas Binawan. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator risiko infeksi tifoid pada mahasiswa program studi TLM Universitas Binawan. Definisi operasional adalah pendefinisian variabel yang akan diteliti di lapangan terkait dengan hubungan antara indikator risiko infeksi tifoid: makanan, minuman dan personal higiene dengan hasil investigasi Widal prodi D-IV TLM. mahasiswa Universitas Binawan.

Lokasi pengambilan darah vena dapat dilakukan pada vena cubiti, vena basilika dan vena cephalic. Indikator kuesioner ini dibuat berdasarkan penelitian Hilda Nuruzzaman (8) dan Rois Kurnia Saputra (12) Kuesioner ini diuji validitas dan reliabilitasnya dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 7. Semakin tinggi titer maka semakin kuat bakteri teridentifikasi, titer uji Widal terlihat pada pengenceran. Yang terakhir masih memberikan aglutinasi.

Metode analisis data adalah proses pemilihan dari berbagai sumber dan permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mendeskripsikan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa menarik kesimpulan secara umum. Pada analisis penelitian ini yaitu untuk melihat pemeriksaan titer aglutinasi Widal dengan karakteristik seluruh mahasiswa TLM Reguler 2020 Universitas Binawan menggunakan sampel serum dan berdasarkan nilai normal pada pemeriksaan Widal.

Analisis bivariat adalah cara menganalisis data yang dilakukan terhadap dua variabel yang digunakan berhubungan atau berkorelasi. Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen, dimana hubungan antara indikator risiko infeksi tifoid: makanan, minuman dan kebersihan diri dengan hasil survei Widal mahasiswa Program Studi D-IV TLM Universitas Binawan secara statistik menggunakan SPSS - program untuk menguji hipotesis menggunakan uji chi-square. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang berasal dari pemeriksaan luas sampel serum yang dilakukan di laboratorium patologi klinik Universitas Binawan.

Data diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS dan didukung dengan tabulasi data yang dikumpulkan melalui penelitian luas.

Tabel 1. Definisi Operasional  Variabel  Definisi
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Definisi
  • Hasil Penelitian
    • Deskriptif Karakteristik Sampel
  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat
  • Pembahasan

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa frekuensi responden dengan indikator risiko infeksi tifoid yang baik adalah 4 responden (12,5%). Dari hasil uji Widal dengan serum 50 µl didapatkan hasil positif sebanyak 17 responden (53,1%) dan negatif sebanyak 15 responden (46,8%). Berdasarkan hasil uji Widal positif dari 17 responden dengan tipe antigen, hasil antigen terbanyak adalah antigen BO dengan jumlah 8 responden (47,1%) titer aglutinasi 1/20 sampai titer tertinggi 1/320.

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan p-value 0,349 (p-value > 0,05), dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara indikator risiko infeksi tifoid: makanan, minuman dan kebersihan diri. dengan hasil ujian Widal mahasiswa program studi D-IV Universitas Binawan TLM. Indikator risiko infeksi tifus pada makanan, minuman dan personal hygiene menunjukkan 4 (12,5%) hasil baik dan hasil buruk. Hasil uji Widal dengan 50 µl memberikan hasil positif pada 17 responden dengan persentase 53,1% dan hasil negatif pada 15 responden dengan persentase 46,8%.

Untuk uji Widal, peneliti menggunakan metode aglutinasi lateks, yaitu uji Widal untuk mengetahui titer aglutinasi seseorang yang berisiko tertular tifus (20). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tanpa gejala tifus atau riwayat tifus memiliki titer aglutinasi Widal positif. Dengan demikian, penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Universitas Jember oleh Dissa Yulianita Suryani (7). Hasil penelitian menunjukkan hasil tes aglutinasi Widal positif pada mahasiswa Universitas Jember dengan tubuh sehat dan tidak ada gejala atau riwayat tifus.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis bivariat uji chi square diperoleh hasil p-vuale = 0,349 (p>0,05), sehingga Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara indikator risiko infeksi tifoid : makanan , minuman dan kebersihan diri dengan hasil pemeriksaan Widal bagi mahasiswa Program Studi TLM Universitas Binawan. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara indikator risiko infeksi tifoid: makanan, minuman dan kebersihan. Kelemahan lainnya adalah sulitnya menentukan titer dan reaksi silang antar organisme lain, sehingga terjadi false positive.(25) Selain uji Widal untuk mendeteksi bakteri Salmonella typhi dapat digunakan uji tubex.

Uji tabung lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan Widal, namun pemeriksaan tabung memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan Widal (26).

Tabel 5. Hasil Widal dengan Serum (50 µl)  Hasil Widal dengan Serum (50 µl)  Persentase
Tabel 5. Hasil Widal dengan Serum (50 µl) Hasil Widal dengan Serum (50 µl) Persentase

Simpulan

Analisis metode serologi Widal Lapangan, perbandingan Widal dan kultur pada pasien suspek demam tifoid di Sulawesi Selatan. Penatalaksanaan holistik pasien anak demam tifoid melalui pendekatan kedokteran keluarga Penatalaksanaan holistik pasien anak demam tifoid melalui pendekatan kedokteran keluarga. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada usia 15-44 tahun di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Kulon.

Perbedaan hasil uji Widal menggunakan metode slide dan metode tabung terhadap besarnya titer aglutinasi pada serum penderita tifus di Puskesmas Poasia Kota Kendari.

Foto Mahasiswa TLM  angkatan 2020 Reguler   Pengarahan Pada Mahasiswa Sebelum  Dilakukannya Pengambilan Sampel
Foto Mahasiswa TLM angkatan 2020 Reguler Pengarahan Pada Mahasiswa Sebelum Dilakukannya Pengambilan Sampel

Gambar

Gambar 1. Mikroskopis Bakteri Salmonella typhi  (11) b. Struktur Antigen
Gambar 2. Antigen Bakteri Salmonella typhi  (9)
Gambar 3. Kerangka Teori  Keterangan :
Tabel 1. Definisi Operasional  Variabel  Definisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan Dan Saran SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar IPA siswa yang dibelajarkan melaui model pembelajaran