• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan inisiasi menyusui dini (imd) dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan inisiasi menyusui dini (imd) dengan"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Lusi (2011), perdarahan pasca melahirkan atau postpartum haemorrhage merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Tiga faktor utama penyebab kematian ibu adalah perdarahan postpartum atau perdarahan postpartum, hipertensi saat hamil atau preeklampsia, dan infeksi. Penerapan IMD berarti membantu mengurangi kejadian perdarahan postpartum, salah satu penyebab kematian ibu yang paling umum.

Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh para ahli kesehatan saat itu menunjukkan bahwa 22% kematian neonatal dapat dicegah jika bayi menjalani IMD dalam waktu 1 jam setelah lahir (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Namun masih sedikit dari mereka yang memahami tata cara melakukan IMD dengan baik dan benar. Dampak dari tidak dilakukannya IMD adalah dapat meningkatkan risiko kematian pada masa neonatal dan juga meningkatkan perdarahan pasca melahirkan pada ibu bahkan berujung pada kematian.

Berdasarkan kajian awal yang penulis lakukan dengan wawancara kepada 5 orang ibu di kabupaten Batangtoru diketahui 3 orang ibu melakukan IMD dan 2 orang ibu tidak melakukan IMD, dikarenakan kondisi ibu tersebut masih dalam kondisi lemah dan belum mengetahui manfaat dari IMD. IMD. Maka sesuai dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan inisiasi menyusui dini (IMD) dengan kejadian perdarahan nifas di Rumah Sakit Bersalin Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016.

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

  • Definisi
  • Proses Inisiasi Mnyusui Dini
  • Manfaat Inisiasi Menyusui Dini
  • Manfaat Kontak Kulit Bayi Ke Kulit Ibu
  • Inisiasi Menyusui Dini Pada Partus Spontan
  • Inisiasi Menyusui Dini Pada Operasi Caesar
  • Inisiasi Menyusui Dini Pada Gemeli
  • Penghambat Inisiasi Menyusui Dini

Begitu bayi merasa lebih tenang, otomatis kaki bayi akan mulai bergerak seperti hendak merangkak. Tampaknya gerakan tersebut bukanlah gerakan tanpa makna karena nampaknya kaki bayi pasti hanya akan menginjak perut ibu yang berada di atas kandungan. Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan terus mencium bau tangannya, ternyata bau tangan bayi sama dengan bau air ketuban.

Area sekitar puting susu ibu juga ternyata juga memiliki bau yang sama, sehingga bayi membantu mengarahkan kemana ia akan bergerak dengan mencium tangannya. Ternyata lolipop ini membersihkan payudara ibu dari bakteri jahat dan ketika masuk ke tubuh bayi berubah menjadi bakteri baik di dalam tubuh. Lamanya kegiatan ini juga tergantung pada bayi, karena hanya dia yang tahu seberapa besar kebutuhannya untuk membersihkan payudara ibunya.

Setelah itu, anak akan mulai meremas puting susu ibunya, yang durasinya juga tergantung pada anak. Jika bayi tidak memerlukan resusitasi, letakkan bayi telungkup di dada ibu dengan kulit bayi menempel pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Biarkan kulit kedua bayi menyentuh kulit ibu setidaknya selama satu jam: Jika pemberian makan pertama dalam waktu 1 jam, kulit ibu-bayi harus bersentuhan setidaknya selama 1 jam.

Setelah ditempelkan pada kulit ibu dan kulit bayi minimal 1 jam atau setelah pemberian makanan pertama, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, ditandai dan diberikan vitamin K. Biarkan kulit bayi dalam kontak kulit dengan kulit dengan ibu setidaknya selama satu jam, jika pemberian makan awal berakhir sebelum satu jam, pertahankan kontak kulit dengan ibu setidaknya selama satu jam. Bayi dibaringkan tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi menempel pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu.

Jika anak kedua tidak memerlukan resusitasi, anak kedua diletakkan menghadap ke bawah pada dada-perut, supaya kulit anak melekat pada kulit ibu. Biarkan kulit kedua-dua bayi bersentuhan dengan kulit ibu sekurang-kurangnya 1 jam, jika penyusuan awal berlaku sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu dan bayi bersentuhan sekurang-kurangnya 1 jam.

Perdarahan Post Partum

  • Definisi
  • Penyebab dan Penatalaksanaan Perdarahan Post Partum

Beberapa faktor yang berhubungan dengan perdarahan pasca melahirkan akibat atonia uteri adalah sebagai berikut. Pemantauan ketat terhadap seluruh ibu setelah melahirkan, serta mempersiapkan mereka menghadapi penanganan atonia uteri pada setiap persalinan merupakan tindakan pencegahan yang sangat penting. Meskipun faktor-faktor tertentu diketahui meningkatkan risiko perdarahan postpartum, dua pertiga dari seluruh kasus perdarahan postpartum terjadi pada ibu yang sebelumnya tidak diketahui faktor risikonya, dan tidak mungkin untuk memprediksi ibu mana yang akan mengalami atonia uteri dan perdarahan setelah melahirkan.

Diagnosis atonia uteri dapat ditegakkan jika rahim tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik setelah rangsangan sentuhan atau pemijatan pada fundus uteri. Gejala ini merupakan gejala atonia uteri yang paling penting/khas dan membedakan atonia dengan penyebab perdarahan lainnya. Penanganan kasus atonia uteri harus dilakukan secara menyeluruh, akurat dan cepat mengingat akibat yang akan timbul jika pengobatan tidak dimulai dengan segera dan tepat waktu.

Gumpalan darah dan selaput ketuban di vagina dan saluran serviks dapat menghambat kontraksi rahim yang baik. Ergometrine dan misopostrol akan bekerja dalam waktu 5-7 menit dan menyebabkan kontraksi rahim 8. Habiskan 500 cc pertama sesegera mungkin. Tarik tali pusat ke samping untuk memperlihatkan plasenta pada sisi berlawanan sehingga dapat terjepit semaksimal mungkin.

Observasi dan perawatan lanjutan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, dan perdarahan pasca operasi. Tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan luar adalah keterlibatan fundus/korpus saat tali pusat ditarik. Perdarahan pasca melahirkan dengan kontraksi yang baik umumnya disebabkan oleh robekan pada jalan lahir (pecahnya perineum pada dinding vagina dan retakan pada leher rahim).

Derajat III: laserasi pada mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani eksterna. Khusus untuk ruptur uteri dengan komplikasi (sampai anus dan sebagian rektum), langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Penatalaksanaan Atonia Uteri
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Penatalaksanaan Atonia Uteri

Landasan Teori

Kerangka Konsep Penelitian

Hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN

  • Desain dan Metode Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
    • Waktu Penelitian.............................................................................. 31 3.2.2. Tempat Penelitian 31
    • Populasi
    • Sampel
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Definisi Operasional
  • Pengolahan Data

Analisis data bivariat: dilakukan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan inisiasi menyusui dini dengan perdarahan nifas. Distribusi frekuensi inisiasi menyusui dini (IMD) di Klinik Bersalin Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanul Selatan Tahun 2016. Berdasarkan tabel diketahui sebagian besar ibu yang melahirkan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), yaitu 27 orang (84,4%).

Hasil Uji Fisher’s Exact Test hubungan inisiasi menyusu dini dengan perdarahan nifas di Rumah Sakit Bersalin Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016. Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagian besar responden yang menyusui. Kejadian pendarahan terjadi pada saat Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Responden yang tidak menjalani Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sebagian kecil yang mengalami perdarahan postpartum yaitu sebanyak 3 orang (9,4%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu melahirkan melakukan inisiasi menyusui dini (ZZD) yaitu 27 orang (84,4%), sedangkan sebagian kecil tidak melakukan inisiasi menyusui dini (ZZD) yaitu 5 orang. (15,6%). Artinya, semakin sering inisiasi menyusui dini (IMD) dilakukan, maka perdarahan pasca melahirkan akan semakin berkurang. Hal ini terlihat dari sebagian besar responden yang melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) tidak mengalami perdarahan pasca melahirkan yaitu sebanyak 26 orang (81,3%).

Responden yang tidak melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) mayoritas mengalami perdarahan postpartum yaitu 3 orang (9,4%). Ibu bersalin di Rumah Sakit Bersalin Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan sebagian besar melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada tahun 2016 yaitu sebanyak 27 orang (84,4%), sedangkan sebagian kecil tidak melakukan inisiasi menyusui dini ( IMD ) sebanyak 5 orang (15,6%). Ada hubungan inisiasi menyusui dini (IMD) dengan kejadian perdarahan nifas di Rumah Sakit Bersalin Bidan Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2016, dimana diperoleh nilai p value sebesar 0,008 dari uji eksak Fisher yang kurang dari 0,05.

Pengaruh inisiasi menyusui dini terhadap perdarahan postpartum di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Arief (RSIA) Purwokerto. Survei Hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan di Bidan RSUD Nurul Aida.

Tabel 3.2. Defenisi Variable Operasional
Tabel 3.2. Defenisi Variable Operasional

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Batangtoru merupakan salah satu kabupaten dengan pertumbuhan tercepat di Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah ± 281,77 km2 (7,42%).

Analisa Univariat

  • Inisiasi Menyusui Dini
  • Kejadian perdarahan Post Partum

Distribusi frekuensi perdarahan nifas di Rumah Sakit Bersalin Obstetri Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016. Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagian besar ibu tidak mengalami perdarahan nifas saat melahirkan yaitu sebanyak 28 orang (87,5%). .

Analisa Bivariat

Dalam proses melahirkan, sebaiknya dilakukan proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) setelah bayi lahir dari rahim ibu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sirajuddin dkk (2013) tentang determinan pelaksanaan inisiasi menyusu dini ditemukan bahwa pendidikan, pengetahuan, sikap, tindakan bayi dan dukungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan IMD. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu yang melahirkan tidak mengalami perdarahan postpartum yaitu sebanyak 28 orang (87,5%), dan sebagian kecil mengalami perdarahan postpartum yaitu sebanyak 4 orang (12,5%).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan inisiasi menyusui dini (IMD) dengan kejadian perdarahan nifas di Rumah Sakit Bersalin Obstetri Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016, dimana dari Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p yang diperoleh adalah 0,008, kurang dari 0,05. Dengan kata lain Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bermanfaat untuk merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif menawarkan beberapa manfaat besar bagi ibu dan bayi.

Penerapan inisiasi menyusui dini (IMD) berarti membantu mengurangi kejadian perdarahan pasca melahirkan, salah satu penyebab kematian ibu yang paling umum. Hasil penelitian terakhir yang kemudian dipublikasikan kepada tenaga kesehatan menunjukkan bahwa 22% kematian bayi baru lahir dapat dicegah jika bayi diberikan inisiasi menyusu dini dalam waktu satu jam setelah lahir (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008 ). . Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014), inisiasi menyusui dini adalah pemberian ASI segera setelah lahir, biasanya dalam waktu 30 menit hingga satu jam.

Sehingga responden akan selalu menjaga perilaku inisiasi menyusu dini pada bayinya karena akan banyak manfaatnya diantaranya menurunkan angka kejadian perdarahan pasca melahirkan. Sosialisasikan terus gerakan Inisiasi Menyusui Dini melalui berbagai media seperti poster atau brosur agar masyarakat khususnya para ibu selalu termotivasi untuk melakukan IMD. Memberikan materi inisiasi menyusui dini kepada calon tenaga kesehatan, lulusan kesehatan masyarakat, bidan dan perawat, sehingga diharapkan para tenaga kesehatan tersebut nantinya dapat menerapkan ilmunya dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu.

Pesan Menyusui Dini (IMD) dan Air Susu Ibu (ASI) khusus untuk tenaga kesehatan Indonesia dan keluarga. Inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif mengurangi risiko kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.

PEMBAHASAN

Inisiasi Menyusui Dini

Menurut Kementerian Kesehatan (2008), Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah meletakkan bayi di dada atau perut ibu segera setelah lahir, membiarkannya merangkak mencari puting susu, kemudian menyusui sampai ia puas. Variabel dukungan keluarga merupakan variabel yang memberikan kontribusi paling besar terhadap pelaksanaan IMD, disusul pendidikan ibu dan tindakan obstetrik.

Kejadian Perdarahan Post Partum

Ibu bersalin tahun 2016 di Klinik Bersalin Bidan Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan mayoritas tidak mengalami perdarahan nifas yaitu 28 orang (87,5%) dan sebagian kecil tidak mengalami perdarahan nifas yaitu 4 orang (12,5%). ) ).

Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Kejadian Perdarahan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Penatalaksanaan Atonia Uteri
Tabel 3.2. Defenisi Variable Operasional
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Klinik Bersalin Bidan Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016
Tabel 4.3. Hasil Uji Fisher’s Exact Test Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum di Klinik Bersalin Bidan Nurul Aida Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli selatan Tahun 2016
+2

Referensi

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko