PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penelitian lain (Kusdianto et al, 2020) berdasarkan jenis kelamin menemukan adanya hubungan antara jumlah trombosit dengan derajat keparahan DBD pada wanita, namun tidak ada hubungan yang signifikan pada pria.9,10. Lama tinggal mereka belajar dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan tingkat keparahan DBD.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Bagi Peneliti
- Bagi Masyarakat
6 Ada hubungan yang bermakna antara jumlah trombosit dengan derajat keparahan demam berdarah dengue di RSUD dr. 7 Tidak ada hubungan yang bermakna antara nilai hematokrit dengan derajat keparahan demam berdarah dengue di RSUD Dr.
TINJAUN PUSTAKA
Demam Berdarah Dengue
- Definisi
- Epidemiologi
- Siklus Hidup Vektor
- Patogenesis
- Gambaran Klinis
- Derajat Keparahan
- Penegakan Diagnosa
- Tatalaksana
- Prognosis
- Komplikasi
Demam berdarah dengue adalah demam yang disebabkan oleh virus dengue genus flavivirus single-stranded RNA dengan empat serotipe yang berbeda (DENV 1-4). Virus dengue ditularkan melalui arthropoda dengan vektor utama melalui nyamuk betina dari spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kejadian serotipe virus dengue di Indonesia berbeda setiap tahunnya, pada tahun tersebut serotipe-1 paling banyak ditemukan di Indonesia.
Selain itu, nyamuk Aedes aegypti ditetapkan sebagai vektor utama penyakit pes, demam berdarah, chikungunya, dan demam Zika. Telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk lonjong memanjang, permukaan dinding luar terdapat sel korionik luar, berat mg, dan panjang ±0,80 mm. Patogenesis infeksi virus dengue dan manifestasi DBD belum dapat dipastikan, tetapi hipotesis saat ini adalah bahwa sistem kekebalan memainkan peran penting.
Masa inkubasi virus dengue adalah 4-7 hari dengan manifestasi yang berbeda mengarah ke demam berdarah, demam berdarah dengue dan dengue shock syndrome. Jika timbulnya demam lebih dari seminggu, tes diagnostik harus mencakup tes untuk virus dengue (rRT-PCR, NS1 dan IgG IgM. IgM dalam serum tunggal menunjukkan infeksi virus dengue dan merupakan konfirmasi demam berdarah).
![Table 2.1 Derajat keparahan DBD 7](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/9207415.0/29.892.161.825.146.1165/table-derajat-keparahan-dbd.webp)
Trombosit
- Definisi Trombosit
- Fungsi Trombosit
- Trombositopenia
- Trombositosis
Konsep dasar dari terapi cairan adalah menjaga agar kompartemen intravaskular tetap terisi tetapi menghindari kelebihan beban pada pasien. Beberapa penelitian telah mengamati bahwa transfusi dapat dilakukan pada perdarahan hebat, keterlibatan hati yang parah atau asidosis refrakter. Endotelium yang terluka dari pembuluh sub-endotel terbuka dan trombosit dapat dengan cepat menempel pada komponen matriks ekstraseluler yang berbeda dan membentuk sumbat trombosit.
Ekspresikan kumpulan reseptor pengenalan pola yang disebut reseptor seperti tol (TLR) yang mengidentifikasi motif molekuler yang disebut pola molekuler terkait patogen (PAMPs) dan memulai respons imun. Trombosit berkontribusi terhadap infeksi dan respons imun terhadap infeksi bakteri dan virus karena merupakan sel pertama yang tiba di area infeksi vaskular. Trombositopenia dapat terjadi karena heparin-induced (HIT), sindrom antibodi antifosfolipid (APS), koagulasi intravaskular diseminata (DIC), mikroangiopati trombotik (TMA), hemoglobinuria nokturnal paroksismal (PNH), dan infeksi virus.
Trombositopenia dapat terjadi karena kegagalan sumsum tulang yang terdapat pada anemia aplastik, PNH, supresi sumsum tulang akibat paparan obat-obatan tertentu seperti asam valproat, daptomycin, agen kemoterapi tertentu, dan infeksi patogen (bakteri dan virus). Pada trombosis yang diinduksi heparin (HIT), trombosis arteri dan vena menyebabkan trombosis vena dalam, emboli paru, kecelakaan serebrovaskular, dan infark miokard. Komplikasi dari trombositosis jarang terjadi, namun dapat menyebabkan trombosis arteri dan vena, stroke dan infark miokard28,29.
Hematokrit
- Definisi
- Faktor yang mempengaruhi hemotokrit
Pada trombositopenia yang dimediasi imun, autoantibodi antiplatelet yang mengikat trombosit dan megakariosit meningkatkan penghancuran trombosit oleh sistem retikuloendotelial dan menurunkan produksi trombosit. Perubahan kekentalan darah dan dinamika penghantaran oksigen diduga dapat mengubah fungsi dan struktur pembuluh darah. Namun, belum ada data mengenai hubungan antara hematokrit, hemoglobin dan eritrosit dengan fungsi vaskular dan struktur vaskular.30.
Kebocoran plasma menyebabkan volume plasma dalam darah berkurang dan terlalu banyak eritrosit dalam darah, sehingga hematokrit meningkat. Jika penderita DBD mengalami anemia atau perdarahan, hal ini dapat mempengaruhi jumlah eritrosit dan mempengaruhi hematokrit.
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Hipotesa
METODE PENELITIAN
- Definisi Operasional
- Jenis Penelitian
- Waktu dan Tempat
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Pengambilan data
- Besar Sampel
- Kriteria Inklusi
- Kritria Eksklusi
- Identifikasi variabel
- Teknik Pengumpulan Data
- Pengolahan dan Analisa Data
- Pengolahan Data
- Analisis Data
- Kerangka kerja
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel jumlah trombosit dan hematokrit dengan derajat keparahan DBD. Pada penelitian ini hubungan yang diukur adalah jumlah trombosit dengan derajat keparahan DBD dengan menggunakan uji statistik korelasi Spearman. Pada penelitian ini hubungan yang diukur adalah jumlah hematokrit dengan derajat keparahan penyakit DBD dengan menggunakan uji statistik korelasi Spearman.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan bermakna antara jumlah trombosit dengan derajat keparahan DBD (p=0,001 dan r=-418). Simpulan: jumlah trombosit dengan derajat keparahan DBD ada hubungan bermakna, ada hubungan tidak bermakna antara jumlah hematokrit dengan derajat keparahan DBD. Dari Tabel 6 hasil analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan nilai p < 0,001 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara jumlah trombosit dengan derajat keparahan DBD.
0,241 dan nilai r = 0,129 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara nilai hematokrit dengan derajat keparahan DBD. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara jumlah trombosit dengan derajat keparahan demam berdarah dengue di RSUD Dr. Sedangkan tidak terdapat hubungan bermakna antara jumlah hematokrit dengan derajat keparahan demam berdarah dengue di RSUD Dr.
![Gambar 3.2 Alur Penelitian](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/9207415.0/40.892.193.809.214.1080/gambar-alur-penelitian.webp)
HASIL PENELITIAN
Analisis Sampel
Jumlah sampel yang diperoleh adalah 85 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana 60 pasien masuk kriteria level satu, 17 pasien masuk kriteria level dua, 4 pasien masuk kriteria level tiga dan 4 pasien masuk kriteria level empat. kriteria tingkat. .
Analisis Univariat
- Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
- Distribusi Frekuensi Usia
- Trombosit
- Hematokrit
- Derajat Keparahan Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan tabel 4.3 disajikan hasil uji trombosit, nilai rata-rata trombosit yang diperoleh adalah 100,91 ribu sel/mm3, nilai maksimum 536 ribu sel/mm3, dan nilai minimum 1 ribu sel/mm3. Berdasarkan Tabel 4.4 disajikan hasil pemeriksaan hematokrit, didapatkan nilai rata-rata hematokrit sebesar 38,91%, nilai maksimal sebesar 56,40% dan nilai minimal sebesar 27,30%. Gambaran hasil hematokrit rendah sebanyak 48 sampel dengan rata-rata 35,69%, hematokrit normal sebanyak 29 sampel dengan rata-rata 41,44%, dan hematokrit tinggi sebanyak 8 sampel dengan rata-rata 49,07%.
Berdasarkan Tabel 4.5 yang menunjukkan hasil pengelompokan tingkat keparahan frekuensi DBD, sebagian besar data yang diperoleh adalah grade satu.
![Tabel 4.3 Deskriptif Statistik nilai trombosit Hasil](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/9207415.0/42.892.158.776.354.693/tabel-deskriptif-statistik-nilai-trombosit-hasil.webp)
Analisis Bivariat
- Hubungan Rerata Jumlah Trombosit dengan Derajat Keparahan DBD
- Hubungan Rerata Jumlah Hematokrit dengan Derajat Keparahan DBD
Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah trombosit dengan derajat keparahan DBD, dimana semakin rendah jumlah trombosit maka semakin berat derajat keparahan DBD. Rata-rata hematokrit derajat IV 46,87%, nilai minimal 40,40%, dan nilai maksimal 56,40%. 129 yang berarti kekuatan hubungan sangat lemah dengan arah positif dan nilai p = 0,241 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara nilai hematokrit dengan derajat keparahan DBD.
Pembahasan
- Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
- Distribusi Frekuensi Usia
- Distribusi Keparahan Demam Berdarah Dengue
- Hubungan antara Rerata Jumlah Trombosit dengan Derajat Keparahan
- Hubungan antara Rerata Jumlah Hematokrit dengan Derajat Keparahan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Made Wulan et al (2020) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penurunan jumlah trombosit dengan derajat keparahan infeksi dengue (p=0,009;r. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Handayani et al.( 2022) di RSU Tabanan Ditemukan adanya hubungan bermakna antara kadar trombosit dengan derajat DBD (p = 0,023; r = -0,248).Gangguan fungsi trombosit yang terjadi pada infeksi virus dengue dapat dilihat sebagai kelainan degranulasi dengan peningkatan kadar β-tromboglobulin dan faktor trombosit 4.
Trombositopenia secara tidak langsung menggambarkan derajat keparahan DBD dan merupakan prediktor syok pada penderita DBD. Walaupun jarang terjadi, faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan trombosit sehingga dapat menimbulkan bias pada penelitian ini10 4.4.5 Hubungan antara rerata jumlah hematokrit dan stadium. Hasil analisis uji korelasi Spearman memberikan nilai p = 0,241 dan nilai r = 0,129 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara nilai hematokrit dengan derajat keparahan DBD.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusdianto et al (2020) pada sampel laki-laki menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat keparahan infeksi dengue dengan kadar hematokrit (p > 0,05 dan nilai r = 0,230)23. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Handayani et al (2022) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kadar hematokrit dengan derajat DBD (p=0,045 dan r=0,219)34. Dari data yang diperoleh peneliti terdapat perbedaan dengan hasil penelitian lain yang mengatakan bahwa ada korelasi antara nilai hematokrit dengan derajat keparahan DBD.
Keterbatasan Penelitian
Sebuah studi tentang hubungan antara jumlah trombosit dan keparahan demam berdarah dengue (Rosdiana, 2017) menemukan bahwa ada hubungan antara jumlah trombosit dan keparahan DBD, tetapi penelitian lain (Widyanti, 2016) tidak menemukan hubungan antara jumlah trombosit dan keparahan penyakit. DBD. Penelitian lain (Kusdianto et al, 2020) berdasarkan jenis kelamin menemukan adanya hubungan jumlah trombosit dengan derajat keparahan DBD pada wanita, namun tidak ada hubungan yang bermakna pada pria. 8,9. Lama rawat inap dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan tingkat keparahan DBD.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan mencatat data pasien sebagai berikut; nomor rekam medis, jenis kelamin, umur, jumlah trombosit, jumlah hematokrit dan tingkat keparahan DBD pasien. Analisis univariat untuk melihat karakteristik dan distribusi frekuensi masing-masing variabel yaitu jumlah trombosit, hematokrit dan derajat keparahan demam berdarah dengue disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Karakteristik sampel dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, jumlah trombosit, jumlah hematokrit, dan tingkat keparahan demam berdarah dengue.
Distribusi penderita berdasarkan derajat keparahan DBD dari rekam medik Tabel 5 Deskriptif frekuensi derajat keparahan DBD Berdasarkan Tabel 5 yang menunjukkan hasil pengelompokan frekuensi derajat keparahan DBD didapatkan data terbanyak pada grade satu yaitu sebanyak 60 pasien (70,6%), grade dua sebanyak 17 pasien (20% ), grade tiga sebanyak 4 pasien (4,7%), dan grade empat sebanyak 4 pasien (4,7%). Hal yang sama diperoleh dari penelitian Tirtadevi et al (2021) dengan kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar hematokrit dengan derajat keparahan pasien DBD (p=0,658 dan r. Penelitian yang dilakukan oleh Kusdianto et al (2020) pada sampel laki-laki mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara beratnya infeksi dengue dengan kadar hematokrit (p > 0,0,05 dan nilai r), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Handayani et al (2022) menetapkan bahwa ada hubungan antara kadar hematokrit dengan derajat DBD (p=0,045 dan r=0,219) 14.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
8 Rata-rata jumlah trombosit pada penelitian adalah 100,91 ribu sel/mm3 9. Rata-rata nilai hematokrit pada penelitian adalah 38,916%.
Saran
Hubungan antara hasil pemeriksaan leukosit, trombosit dan hematokrit dengan derajat klinis DBD pada pasien anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Korelasi jumlah trombosit dan kadar hematokrit dengan derajat keparahan pasien demam berdarah dengue di RSD dr. Hemoglobin dengan derajat demam berdarah dengue pada pasien anak yang dirawat inap di RSUD Tabanan.
Gambar ini terlihat saat pasien datang ke rumah sakit, sehingga saat datang ke rumah sakit lebih banyak pasien DBD dengan grade 1,13. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Handayani et al (2022) di RSU Tabanan yang menemukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dengan derajat DBD (p = 0,023; r. Gambaran jumlah trombosit dan kadar hematokrit Pasien DBD demam di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah, Padang.
Kadar Trombosit, Hematokrit dan Hemoglobin dengan Stadium Demam Berdarah Dengue pada Pasien Anak yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan.
![Tabel 3 Deskriptif Statistik nilai trombosit](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/9207415.0/69.892.161.448.168.491/tabel-deskriptif-statistik-nilai-trombosit.webp)