• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Ibu dengan cara Perawatan tali Pusat Pada Bayi Baru lahir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Karakteristik Ibu dengan cara Perawatan tali Pusat Pada Bayi Baru lahir "

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di PMB Iif Toifah. Salah satu infeksi yang sering terjadi pada bayi baru lahir disebabkan oleh masalah pada tali pusat. “Hubungan Karakteristik Ibu dengan Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di PMB Iif Toifah Tahun 2021.”

Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dan cara merawat tali pusat bayi baru lahir di PMB Iif Toifah. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Hubungan Karakteristik Ibu dengan Cara Perawatan Tali Pusar pada Bayi Baru Lahir di PMB Iif Toifah”.

Definisi Bayi Baru Lahir

Tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir

Saat bayi baru lahir lahir, bayi belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri dan membutuhkan pengaturan dari luar agar tetap hangat. Bayi baru lahir diberikan alat identifikasi efektif yang tetap dipasang hingga dipulangkan untuk mengurangi risiko tertukar bayi dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor anak, jenis kelamin, satuan, nama lengkap ibu (Prawiroharjo, 2016). d) Suntikan vitamin K. Untuk mencegah perdarahan ini, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan harus diberikan vitamin K oral 1 mg/hari selama 3 hari.

Penilaian Bayi Baru Lahir

Tujuan kesehatan masyarakat sebagaimana tertulis dalam tujuan 16 – 19 Kesehatan Masyarakat 2010 dan kebijakan organisasi profesi kesehatan mendorong pemberian ASI eksklusif selama kurang lebih 6 bulan pertama (Cadwel dan Cindy, 2017).

Penanganan Bayi Baru Lahir

Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

Tali Pusat

Definisi Tali Pusat

Arteri umbilikalis akan menyatu dengan arteri iliaka interna dan vena umbilikalis akan menyatu dengan duktus venosus yang masuk ke dalam vena hepatika, dan salah satu vena umbilikalis akan mengalami atrofi pada bulan kedua kehamilan. Tangkai penghubung yang menghubungkan embrio awal dengan trofoblas mulai berkembang, kemudian pada hari ke 28 tangkai penghubung kantung kuning telur akan bergabung membentuk tali pusat. Pada minggu ke 12, amnion sudah mengembang dan bersentuhan dengan korion, sehingga rongga korionik menghilang.

Dalam hal ini tali pusat akan dilapisi epitel yang terdiri dari saluran omphalo-mesenterika, kantung kuning telur, tangkai bunga dan jaringan alantois ekstra embrionik. Pada minggu ke 12, lengkung usus ditarik ke dalam tubuh embrio dan rongga pusar menghilang. Setelah lengkung usus ditarik ke dalam tubuh embrio, sisa kantung kuning telur primer meluas ke perut membentuk saluran vitelina.

Struktur Tali Pusat

Perubahan osmolaritas dari 5 menjadi 10 miliosmol menyebabkan pembengkakan atau penyusutan tali pusat, karena jaringan ini banyak mengandung air sehingga tali pusat mudah kering setelah lahir dan cepat terlepas dari bagian tengah bayi. Jeli Wharton mempunyai sifat thyxotropic, yaitu zat agar-agar semi padat yang meleleh di bawah tekanan. Pembentukan tali pusat berlangsung hingga akhir trimester kedua, beratnya 40 gram dan diameter rata-rata mencapai 1-2 cm dan panjang 50-60 cm.

Keabnormalan dalam panjang tali pusat berkaitan dengan pembungkusan tali pusat, simpulan, pemasukan tali pusat dan prolaps tali pusat. Pada asasnya, keadaan yang menghubungkan tali pusat dengan permukaan badan janin boleh berlaku jika terdapat kelainan dalam bentuk Kandungan perut terbuka dan tali pusat tidak lengkap atau tidak terbentuk, menyebabkan janin melekat secara langsung. kepada membran melekat.

Tali pusar sudah terbentuk sempurna pada usia kehamilan 9 minggu, dengan rata-rata 0 – 40 lilitan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jumlah lilitan pusar berhubungan dengan aktivitas janin dan kesejahteraan janin. Kelainan gulungan tali pusat berupa hypercoiling tali pusat terjadi pada sekitar 5% kehamilan dan berhubungan dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas perinatal.

Fungsi Tali Pusat

Setelah lahir, foramen ovale menutup, duktus arteriosus, duktus venosum, arteri dan vena umbilikalis menutup dan menjadi ligamen. Tali pusar merupakan tali pusat yang memanjang, struktur ini mempunyai dua fungsi yang sangat berperan penting dalam kehidupan janin dalam kandungan, yaitu pertama, sebagai saluran yang menghubungkan plasenta dan bagian tubuh janin sehingga tidak ada lagi tali pusat yang memanjang. janin menerima oksigen, nutrisi, dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilikalis. Kedua, sebagai saluran pertukaran bahan sisa seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan menembus arteri umbilikalis yang membawa sisa metabolit dari janin ke plasenta.

Fisiologi Lepasnya Tali Pusat

Pemisahan tali pusat berlanjut pada pertemuan tali pusat dengan kulit perut, dengan infiltrasi leukosit dan kemudian pencernaan tali pusat. Selama proses normal ini, sejumlah kecil bahan lendir yang keruh terkumpul di persimpangan tali pusat dan kulit perut. Tali pusar menjadi basah atau lengket, namun hal ini juga merupakan proses fisiologis yang normal.

Alasan utama lepasnya tali pusat dalam waktu lama adalah penggunaan antiseptik dan infeksi (Lumsden, H dan Debbie Holmes, 2012). Sedangkan kehilangan air pada jeli Wharton, menurut Novack dalam Cunningham dkk (2006), menyebabkan mumifikasi tali pusat beberapa saat setelah lahir. Wharton's jelly merupakan zat yang berbentuk jelly dan banyak mengandung air sehingga menyebabkan tali pusat bayi mengering dan cepat terlepas dari pusar.

Perlahan-lahan, septum muncul tepat di atas kulit perut, dan kemudian dalam beberapa hari tali pusar terlepas, meninggalkan luka granular yang setelah sembuh membentuk umbilikus (pusar).

Lama Pelepasan Tali Pusat

Perawatan Tali Pusat

Untuk menghindari terjadinya penyakit tetanus neonatal yaitu dengan mengetahui cara perawatan tali pusat yang benar, maka ibu setelah melahirkan harus mempunyai pengetahuan dengan memberikan nasehat atau berdiskusi tentang perawatan tali pusat yang benar yaitu dengan membersihkan tali pusat. tali di sekitar bagian bawah tali pusat dengan air biasa pada saat mandi dan setiap hari melakukan pemeriksaan untuk mencari tanda-tanda infeksi. Resiko jika tali pusat lepas dalam jangka waktu lama adalah terjadinya infeksi tali pusat dan tetanus neonatal (Damanik, 2019). Dampak positif dari merawat tali pusat dengan baik adalah tali pusat cepat kering dan lepas pada hari ke 5 dan hari ke 7 tanpa komplikasi.

Tujuan Perawatan Tali Pusat

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pelepasan Tali Pusat

Disebabkan oleh tindakan atau pengobatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya memotong tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah tali pusat dipotong tertaburi abu, tanah, minyak daun, kopi dan sebagainya. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan sabun dan air serta ditutup dengan kain kasa steril cenderung lebih cepat lepas (lepas) dibandingkan tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol. Spora Clostridium Tetani masuk melalui luka tali pusat, akibat tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.

Pelayanan BBLR pada masa neonatus seringkali mengalami komplikasi dan mempunyai risiko kematian yang tinggi akibat daya tahan tubuh yang rendah sehingga menyebabkan pelepasan tali pusat menjadi lebih lama sehingga berisiko menimbulkan koloni bakteri (Ratri, 2007).

Tanda dan Gejala Infeksi Tali Pusat

Perilaku Ibu dalam Praktik Perawatan Tali Pusat 1) Definisi Perilaku

Domain Perilaku

Benjamin Bloom (1908) dalam (Notoatmodjo, 2010) mengembangkan domain perilaku menjadi 3 tingkatan domain perilaku sebagai berikut: . a) Pengetahuan (Pengetahuan). Pengetahuan merupakan hasil persepsi manusia, atau hasil seseorang mengetahui suatu benda melalui inderanya. Tentu saja waktu dari persepsi hingga produksi pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, karena untuk terwujudnya tindakan diperlukan faktor pendukung yaitu sarana atau prasarana. Seorang ibu sudah mengetahui (memperoleh pengetahuan) tentang cara merawat tali pusat yaitu menggunakan prinsip kering dan bersih. Dan tindakan tersebut dapat terjadi karena adanya faktor pendukung seperti lingkungan hidup yang bersih, kondisi pendukung dan infrastruktur yang mendukung kebersihan bayi.

Tanpa faktor pendukung tersebut, walaupun ibu mengetahui dan mempunyai sikap, tindakan yang diinginkan tidak akan terjadi.

Pengetahuan

Definisi Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan

Kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang baru. f) Evaluasi.

Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Tradisi atau kebudayaan yang dilakukan seseorang tanpa disertai nalar baik buruknya, akan menambah ilmu pengetahuan meskipun ia tidak melakukannya. Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas untuk mencari ilmu tersebut. Sedangkan seseorang yang mempunyai pengetahuan sosial budaya yang baik maka akan baik pula, begitu pula sebaliknya. Status ekonomi juga berperan dalam peningkatan pengetahuan karena seseorang yang mempunyai status ekonomi rendah biasanya akan kesulitan untuk meningkatkan pengetahuan karena sulitnya mendapatkan fasilitas untuk memperoleh pengetahuan yang layak.

Lingkungan yang baik akan merespon dengan baik terhadap pengetahuan yang masuk, dan lingkungan yang seharusnya kurang baik akan memberikan respon yang kurang baik terhadap pengetahuan yang masuk. e). Semakin bertambahnya usia maka pemahaman dan pola pikirnya akan semakin berkembang, sehingga ilmu yang diperolehnya pun akan semakin baik dan bertambah (Budiman dan Riyanto, 2013).

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Hipotesis Penelitian

DESAIN PENELITIAN

POPULASI DAN SAMPEL

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 responden yang seluruhnya ibu nifas yang memiliki bayi baru lahir.

LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1) Tempat

ANALISA DATA 1) Analisis Univariat

Analisis Bivariat

ETIKA PENELITIAN

Anggaran Biaya

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Mahasiswa Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusum Husada Surakarta 2015. Deskripsi Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Di Rumah Kelahiran Mattiro Baji Gowa (http/: /www. Fatima blogspot.com diakses 12 Februari 2019). Mendeskripsikan pengetahuan dan sikap ibu nifas mengenai perawatan tali pusat di rumah bersalin Mattiro Baji Gowa (http://www.Fatimah blogspot.com diakses 12 Februari 2019).

Kasiati, Budi S., Esti Y., & Nursalam (2012) ASI Topikal: Model Asuhan Keperawatan Tali Pusat pada Bayi: Jurnal Perawat, vol. Perbedaan waktu pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir yang mendapat perawatan menggunakan kain kasa kering dan kompres alkohol di Desa Plosowahyu Kabupaten Lamongan. Mendeskripsikan hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas terhadap perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di bangsal kebidanan sayap C RSUD Dr. Moh Hoesin, Palembang (http://www.Muchlas blogspot.com, diakses 13 Februari 2019).

Hubungan pengetahuan dan perilaku ibu dengan perawatan tali pusat kering pada bayi baru lahir di Puskesmas Ngoresan. Deskripsi pengetahuan dan sikap ibu nifas terhadap perawatan tali pusat di RS Wates Kulon Progo Yogyakarta. Putri, D., Yuliani, W., & Widdefrita (2017) Perbandingan penggunaan ASI topikal dengan pengobatan kering selama durasi pengangkatan tali pusat bayi:

Perbedaan lama ekstirpasi tali pusat menurut perawatan tali pusat antara penggunaan kasa steril dan kasa dengan alkohol 70% di BPS Hj. Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di RSUD Dr. Hubungan pendidikan ibu dengan pengetahuan dan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di praktek kebidanan NurRachmi. 2014) Hubungan paritas dengan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir oleh ibu pasca melahirkan di ruang bersalin HJ.S. Subiastutik, Eni (2016) Efektivitas pemberian ASI topikal dibandingkan pengobatan kering terhadap laju drainase tali pusat: Jurnal Ikesma, Vol.

Gambar

Tabel 4.1 Anggaran Biaya Penelitian yang Diajukan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.S mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di UPTD