• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Maternal Terhadap Penyembuhan Luka Operasi Pada Pasien Post Seksio Sesarea

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Karakteristik Maternal Terhadap Penyembuhan Luka Operasi Pada Pasien Post Seksio Sesarea"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik maternal dengan penyembuhan luka operasi pada pasien post seksio sesarea. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, kadar Hb, riwayat persalinan sesar dengan penyembuhan luka operasi pada pasien pasca seksio sesarea dan terdapat hubungan yang bermakna antara lama tindakan medik operatif dengan penyembuhan luka pasca operasi. pasien operasi caesar. pasien operasi caesar. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara karakteristik ibu dengan penyembuhan luka operasi pada pasien post operasi caesar.

4 Distribusi karakteristik ibu berdasarkan riwayat operasi caesar Pasien pasca operasi caesar Penyembuhan Luka Pada Pasien Pasca Operasi Caesar ..27.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
    • Tujuan Penelitian Umum
    • Tujuan Penelitian Khusus
  • Manfaat Penelitian
    • Manfaat Teoritis
    • Manfaat Praktis

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara karakteristik ibu dengan penyembuhan luka operasi pada pasien pasca operasi caesar?” Untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin preoperatif dengan penyembuhan luka pada pasien seksio sesarea. Untuk mengetahui hubungan antara waktu tindakan medik operatif terhadap penyembuhan luka pada pasien pasca operasi caesar.

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam penelitian lanjutan tentang karakteristik maternal pada penyembuhan luka operasi pada pasien pasca operasi caesar.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Seksio Sesaria
    • Definisi Seksio Sesaria
    • Indikasi Seksio Sesaria
    • Morbiditas dan Mortalitas Seksio Sesaria
    • Proses Penyembuhan Luka
    • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
  • Hipotesis
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep

Penelitian Ismail Yaman menyebutkan bahwa penyembuhan luka merupakan proses yang terdiri dari regenerasi sel, fisiologis dan biokimia yang dapat berkembang sebagai respon terhadap kerusakan jaringan. Ada empat tahapan dalam proses penyembuhan luka, yang terdiri dari pembekuan darah, inflamasi, serta pembentukan dan remodeling jaringan baru. Mereka yang terlibat dalam angiogenesis dalam penyembuhan luka adalah faktor pertumbuhan fibroblast dasar (bFGF), faktor pertumbuhan turunan platelet (PDGF), faktor pertumbuhan epidermal (EGF), faktor pertumbuhan transformasi (TGF-γ) dan akhirnya faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF). .

Dalam penelitian Matthias Schaefer misalnya, sel inflamasi seperti neutrofil, makrofag, sel endotel dan fibroblas akan menghasilkan spesies oksigen reaktif dalam proses penyembuhan luka. Pada tahap ini, keseimbangan hemostatik dan kontrol imun sangat penting untuk penyembuhan luka yang tepat. Menurut Robell T. Beyen, penuaan merupakan faktor risiko yang terkait dengan penyembuhan luka kulit yang lebih buruk.

Dalam penelitian Robel T Beyene, beliau mengatakan bahwa proses penyembuhan luka membutuhkan adanya vitamin, mineral, asam lemak, karbohidrat dan protein agar dapat melakukan proses regeneratif dengan baik. Studi Huann-Cheng Horng menyebutkan bahwa estrogen akan mempengaruhi proses proliferasi, migrasi keratinosit dan sel endotel, meningkatkan reepitelisasi dan angiogenesis penyembuhan luka. Menurut Michael G Franz dalam penelitiannya, obat antiinflamasi non steroid (OAINS) diberikan secara sistemik untuk mengatasi peradangan dan nyeri, namun berdampak negatif pada penyembuhan luka dengan mengurangi proliferasi fibroblas, mengurangi retraksi luka dan menunda angiogenesis.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara karakteristik ibu dengan penyembuhan luka operasi pada pasien operasi caesar. Catatan: Karakteristik ibu seperti usia, kadar hemoglobin, waktu intervensi medis operatif, dan riwayat seksio sesarea berperan dalam penyembuhan luka pada pasien sesar.

Gambar 2. 1. Lapisan insisi seksio sesarea (a) Peritoneum longgar di atas refleksi  kandung kemih digenggam dengan forsep lalu diiris dengan gunting Metzenbaum,
Gambar 2. 1. Lapisan insisi seksio sesarea (a) Peritoneum longgar di atas refleksi kandung kemih digenggam dengan forsep lalu diiris dengan gunting Metzenbaum,

METODOLOGI PENELITIAN

  • Definisi Operasional
  • Jenis Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
    • Waktu Pengambilan Sampel
    • Tempat Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
    • Besar Sampel
    • Kriteria Inklusi
    • Kriteria Ekslusi
    • Teknik Pengumpulan Data
  • Pengolahan dan Analisis Data
    • Pengolahan Data
    • Analisis Data

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dimana penelitian melakukan penelitian secara sistematis untuk menyelidiki suatu fenomena dengan memperoleh data yang dapat diukur dengan statistik, matematika dan komputasi. Penelitian ini bertujuan untuk membantu menemukan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross-sectional dengan mengukur secara simultan dengan melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani operasi caesar pada bulan Mei 2021 – Mei 2022 di RS Bhayangkara Tk II Medan. Peneliti mendapat surat persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) FK UMSU dan surat izin penelitian dari dekan FK UMSU, selanjutnya surat tersebut diberikan dan disetujui oleh Rumah Sakit Bhayangkara Tk II Medan untuk izin penelitian. Peneliti mengambil data sekunder berupa rekam medis pasien operasi caesar dan mengumpulkan data pribadi pasien.

Para peneliti mengumpulkan data pasien yang kembali ke rumah sakit untuk tindak lanjut untuk melihat perkembangan bekas luka operasi setelah operasi caesar. Data yang terkumpul akan diolah dan melewati beberapa tahapan antara lain. Peneliti memasukkan data yang diperoleh ke dalam aplikasi Statistical Program for Social Sciences (SPSS) untuk analisis lebih lanjut.

Data yang diambil adalah data kuantitatif dan diaplikasikan dengan menggunakan Statistical Program for Social Sciences (SPSS). Variabel kategori dianalisis dalam bentuk frekuensi dan persentase yang disajikan dalam grafik dan tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 4.4 dijelaskan bahwa karakteristik ibu berdasarkan anamnesis operasi caesar dengan riwayat tidak pernah dioperasi sebanyak 36 orang (50%), anamnesis 1x operasi sebanyak 22 orang (30,6%) ). Pada Tabel 4.6 uji chi-square menunjukkan signifikansi asimptotik (two-tailed) sebesar 0,485 (p-value<0,05), yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan penyembuhan luka operasi pada pasien sesar. Pada Tabel 4.7 uji chi-square menunjukkan signifikansi asimptotik (two-tailed) sebesar 0,229 (p-value<0,05), yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar Hb dengan penyembuhan luka pada pasien operasi caesar.

Pada tabel 4.8 uji chi-square menunjukkan signifikansi asimptotik (2-sided) sebesar 0,025 (p-value<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara lama tindakan medis bedah dengan penyembuhan luka pasca operasi caesar. pasien. Pada tabel 4.9 uji chi-square menunjukkan signifikansi asimptotik (2-sided) sebesar 0,332 (p-value<0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat operasi caesar dengan penyembuhan luka pada pasien post operasi caesar. . Hasil yang didapat adalah pasien yang belum pernah operasi caesar dengan total luka basah 5,6%.

Ketakutan akan persalinan pervaginam menjadi alasan utama pengambilan keputusan untuk melakukan operasi caesar, terutama pada ibu primipara38. Berlawanan dengan penelitian Marconia et al, ditemukan bahwa wanita usia 40 tahun melakukan operasi caesar dua kali lebih banyak dibandingkan dengan wanita usia 25-29 tahun. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Lee SM et al bahwa risiko luka pecah akan meningkat pada operasi caesar darurat dibandingkan dengan operasi caesar elektif48.

Berdasarkan hasil analisis riwayat seksio sesarea didapatkan 32 pasien (44,4%) yang memiliki riwayat seksio sesaria yang belum pernah melakukan luka kering, sedangkan pasien yang pernah dilakukan operasi sesar mengalami luka kering sebanyak 21 orang. orang (29,2%) diikuti pasien dengan riwayat operasi caesar sebanyak 2 orang, luka kering sebanyak 14 orang (19,4%) dan untuk pasien dengan riwayat operasi caesar sebanyak 3 orang sebanyak 0 orang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siraj et al dimana pasien menjalani operasi caesar berulang kali.

Tabel 4. 3 Distribusi Karakteristik Maternal Berdasarkan Waktu Tindakan Medik  Operatif
Tabel 4. 3 Distribusi Karakteristik Maternal Berdasarkan Waktu Tindakan Medik Operatif

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Pada operasi caesar yang berulang akan menimbulkan luka lebih lanjut yang semakin melemah pada segmen bawah rahim, sehingga meningkatkan faktor risiko terjadinya dehiscence. Faktor penyebab lokal dehiscence adalah perdarahan (hemostasis tidak sempurna), infeksi luka, jahitan yang kurang baik saat pembedahan, dan teknik pembedahan yang kurang baik, sedangkan penyebab lainnya adalah keadaan umum pasien (hipoalbuminemia), karsinomatosis, dan usia lanjut. 6 Dehisensi dapat terjadi 5 sampai 8 hari setelah operasi, saat proses penyembuhan masih dalam tahap awal. 9 Dalam penelitian Marwan Odeh, hasil menunjukkan bahwa operasi caesar berulang akan menyebabkan bekas luka yang semakin melemah di segmen bawah rahim, sehingga meningkatkan risiko faktor dehiscence 10. Berdasarkan tabel 4.4, ia menjelaskan bahwa karakteristik ibu berdasarkan a riwayat operasi caesar dengan riwayat tidak ada operasi sebanyak 36 orang (50%), riwayat 1x operasi sebanyak 22 orang.

Berdasarkan Tabel 4.5 dijelaskan bahwa karakteristik ibu berdasarkan penyembuhan luka operasi didapatkan luka basah pada 5 subjek (6,9%) dan luka kering pada 67 subjek (93,1%). Hasil yang didapatkan adalah pasien yang belum pernah operasi caesar dengan total luka basah 5,6% dibandingkan luka kering 44,4%, sedangkan pasien dengan riwayat 1x operasi memiliki luka basah 1,4% dan luka kering 29,2%. %, dan pada pasien dengan riwayat 2x operasi didapatkan luka basah sebesar 0%, sedangkan untuk luka kering sebesar 19,4%. Hal ini karena ada hubungan antara usia wanita dengan kejadian operasi caesar, yang meningkat karena penyakit penyerta yang mendasari atau karena kehamilan, seperti obesitas, diabetes dan hipertensi12.

Berdasarkan hasil analisis kadar Hb terhadap penyembuhan luka didapatkan pasien dengan kadar Hb ≥11 g/dl didapatkan luka kering pada 40 orang (78,4%), sedangkan pasien dengan Hb <11 g/dl luka kering didapatkan pada 11 orang (21 ,6%). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Lee SM et al. bahwa risiko dehisensi luka akan meningkat pada operasi caesar darurat dibandingkan dengan operasi caesar elektif21. Hal ini terkait dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siraj et al dimana pasien yang. Melakukan operasi caesar berulang mengakibatkan cacat setiap dilakukan operasi caesar sehingga hanya terdapat fascia antara kehamilan dan kandung kemih yang akan membentuk cacat luka miometrium atau isthmocele sering disebut dengan segmen bawah yang tipis22.

Pada karakteristik ibu, pasien berusia > 35 tahun ditemukan sebanyak 8,3%. dan usia ≤35 tahun sebanyak 91,7%, untuk kadar Hb ≥11 g/dl didapatkan 54,2% dan Hb <11 g/dl sebanyak 45,8%, waktu tindakan medik operatif elektif didapatkan pasien sebanyak 79,2% dan untuk tindakan darurat 20,8%, untuk riwayat operasi seksio sesarea didapatkan 50% pasien yang belum pernah operasi, 30,6% untuk 1x riwayat operasi, dan 19,4% untuk 2x riwayat operasi. Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan penyembuhan luka operasi pada pasien seksio sesarea. Terdapat hubungan yang signifikan antara waktu tindakan medik bedah dengan penyembuhan luka pada pasien post seksio sesaria.

Tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat persalinan sesar dengan penyembuhan luka pada pasien pasca sesar.

Tabel 0.1  Distribusi
Tabel 0.1 Distribusi

Gambar

Gambar 2. 1. Lapisan insisi seksio sesarea (a) Peritoneum longgar di atas refleksi  kandung kemih digenggam dengan forsep lalu diiris dengan gunting Metzenbaum,
Gambar 2. 2. Proses penyembuhan luka. 22 2.1.4. Proses Penyembuhan Luka
Gambar 2. 4. Kerangka konsep
Tabel 3.1 Definisi Operasional  Variabel  Definisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

3, September 2019 Printed in Indonesia Pages: 589-600 A QUALITATIVE APPROACH TOWARDS THE UNDERSTANDING OF MANAGERIAL EMPLOYEES IN ISLAMIC ORGANIZATIONS Azwan Abdullah1;