• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan kebijakan dividen dan pertumbuhan perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan kebijakan dividen dan pertumbuhan perusahaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2015-2018)

Putri Dewi1, Rahmawati Umar2, Syarief Dienan Yahya3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1putridewi1515@gmail.com, 2rahmawatiumar67@gmail.com, 3dienanyahya@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to find out the effect of dividend policy which measured by the Dividend Payout Ratio (DPR), and the company growth which measured by the ratio of growth toward the firm value which measured by the ratio of Price to Book Value (PBV). This research was conducted at manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. This research used a quantitative data (annual report). The sample was 36 data from 9 companies during the observation period 2015 to 2018 by using purposive sampling method. Data were analyzed using SPSS by using Classical Assumption testing, and hypothesis testing using the Multiple Linear Regression method. The results of the research showed that the dividend policy had an effect on firm value, while firm growth had no effect on firm value.

Keywords: Dividend Policy, Company Growth, Company Value.

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi seperti sekarang, dunia usaha makin berkembang dengan banyaknya industri-industri usaha yang baru bermunculan, sehingga menuntut perusahaan agar dapat berinovasi dan berkompeten dalam beroperasi dengan memperkenalkan produk- produk yang dimilikinya untuk lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat. Dalam perekonomian yang semakin meningkat dan berkembang pesat serta persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan harus mampu bersaing dan menempatkan diri dalam kondisi yang stabil agar dapat bertahan dalam meningkatkan keuntungan perusahaan.

Perusahaan tidak hanya harus mendapatkan laba atau keuntungan saja, tetapi perusahaan juga harus meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau para stakeholder dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat sebagai gambaran investor dalam menilai bagaimana keberhasilan suatu perusahaan yang terlihat pada harga sahamnya apalagi kalau perusahaan tersebut telah go public.

Semakin baik nilai perusahaan, maka para investor akan lebih percaya untuk melakukan investasi modalnya pada perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan sangatlah penting karena dapat mempengaruhi pandangan investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai intrinsik prospek kerja dan kemampuan perusahaan di masa yang akan datang. Para calon investor akan memandang baik nilai perusahaan apabila bernilai tinggi. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memperlihatkan signal yang baik tentang nilai perusahaan, maka nilainya berada di bawah nilai yang sebenarnya.

Pada penelitian ini penulis menggunakan rasio Price to Book Value (PBV) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Fauziah (2017), Price to Book Value (PBV) merupakan rasio harga saham per lembar terhadap nilai buku per lembar saham perusahaan. PBV dapat dibandingkan antar perusahaan sebagai petunjuk adanya under valuation atau over valuation. Rasio ini memberikan penilaian terhadap investor yang dimana semakin besar nilai PBV maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk dapat tumbuh dalam meningkatkan nilai perusahaan.

Begitu pula dengan keputusan perusahaan dalam penentuan pembagian dividen. Para investor yang menanamkan

(2)

modalnya pada suatu perusahaan pastinya mengharapkan keuntungan atau return yang diperoleh dari hasil investasinya. Pembagian return atau keuntungan perusahaan dapat dilakukan melalui kebijakan dividen.

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang jika perusahaan dapat menentukan tingkat keuntungan yang diperolehnya yang selanjutnya keuntungan tersebut diberikan ke investor sesuai proporsi saham yang mereka miliki (Senata, 2016).

Selain kebijakan dividen, pertumbuhan perusahaan (growth) juga perlu diperhatikan dalam pengoperasian perusahaan, baik itu dari segi sumber daya manusia perusahaan yang dimilikinya. Apabila pertumbuhan perusahaan mengalami kenaikan maka nilai atau kinerja perusahaan tersebut juga tentunya baik.

Bagi perusahaan yang mempunyai pertumbuhan yang cepat akan memperoleh hasil dan respon yang positif oleh investor.

Perusahaan dapat menikmati keuntungan dari citra yang positif. Perusahaan perlu mempertahankan dan mengembangkan kualitas dan pelayan konsumennya. Dalam mengelola pertumbuhan, perusahaan harus mempunyai pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian biaya.

Dalam kaitannya terhadap uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat tema yang berjudul “Hubungan Kebijakan Dividen dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2015-2018)”

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1)Bagaimana hubungan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan?, 2) Bagaimana hubungan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan?, dan 3) Bagaimana hubungan kebijakan dividen dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui hubungan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, 2) Untuk mengetahui hubungan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan, dan 3) Untuk mengetahui hubungan kebijakan dividen dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.

TINJAUAN LITERATUR

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diterima oleh pemegang saham dari suatu perusahaan. Apabila keuntungan perusahaan tidak dibagikan kepada pemegang saham dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan, maka disebut laba ditahan (Musthafa, 2017).

Menurut Yuniarti (2015) Kebijakan dividen adalah keputusan pembayaran dividen yang dilakukan dengan mempertimbangkan maksimilisasi harga saham pada saat ini dan pada masa periode yang mendatang.

Begitu pula dengan Mulyawan (2015) Kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa besar laba saat ini yang akan dibagikan dalam bentuk dividen yang akan kembali di investasikan pada perusahaan, jika perusahaan memilih untuk membagikan keuntungan sebagai dividen maka akan mengurangi laba ditahan dan selanjutnya dapat mengurangi total sumber dana internal.

Sebaliknya apabila perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kapasitas pembentukan dana internal juga akan meningkat.

Apabila perusahaan membagikan laba sebagai dividen, pastinya akan mengurangi laba yang akan ditahan. Akan tetapi dapat berdampak pada kemampuan sumber dana internal perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan labanya, maka akan memperkuat dan menambah sumber dana internal. Hal ini dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Pembagian dividen mempengaruhi harga saham jika ekspektasi investor berubah terhadap prospek dan risiko perusahaan. Pada situasi tersebut, pembagian bisa menaikkan atau menurunkan harga saham, tapi apabila investor tidak mengubah ekspektasinya maka kebijakan dividen tidak akan mempengaruhi harga saham (Husnan & Pudjiastuti, 2018).

Dalam pengukuran kebijakan dividen, digunakan rasio Dividend Payout Ratio (DPR).

DPR merupakan rasio yang memperlihatkan besaran dividen yang dibagikan terhadap total laba bersih perusahaan dan juga menjadi sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan didistribusikan kepada pemegang saham. Semakin tinggi Dividend Payout Ratio (DPR), maka akan menguntungkan pihak investor yaitu pemegang saham, akan tetapi dapat pula memperlemah internal financing perusahaan.

(3)

DPR dapat dihitung dengan membagikan total dividend per share (DPS) dan jumlah earning per share (EPS). DPR digunakan untuk mengukur kebijakan dividen dikarenakan kualitas saham milik perusahaan tidak dapat dijamin dari setiap lembar sahamnya yang akan dibagikan apabila menggunakan dividend per share (DPS).

Adapun rumus yang digunakan adalah:

Growth atau pertumbuhan perusahaan merupakan penilaian yang dapat diukur sesuai perubahan yang dialami perusahaan, baik itu meningkat atau menurunnya aktiva yang perusahaan miliki. Growth adalah perubahan total aset, baik berupa kenaikan maupun penurunan yang dialami suatu perusahaan selama satu periode (Putra dan Muliartha, 2019).

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan, karena bisa memberikan aspek yang positif terhadap pihak yang bersangkutan. Dari pandangan investor, pertumbuhan perusahaan adalah gambaran perusahaan bahwa perusahaan tersebut memiliki aspek yang dapat menguntungkan dari investasi mereka.

Menurut Halim (2015) Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhannya yang tinggi maka kecenderungan penggunaan utang juga lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah.

Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut, semakin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, semakin besar pula pendapatan yang ditahan dalam perusahaan (Sulindawati et al, 2018).

Pengukuran yang digunakan dalam pertumbuhan perusahaan yaitu dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan aset atau aktiva. Pertumbuhan perusahaan diukur dengan proporsi perubahan aset, untuk membandingkan kenaikan dan penurunan atas total aset yang dimiliki perusahaan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung growth adalah:

Keterangan :

Growth : Pertumbuhan Perusahaan

Total Asset (t) : Total Aset Tahun berjalan Total Asset (t-1) : Total Aset Tahun

Sebelumnya

Setiap perusahaan berharap untuk mendapatkan nilai perusahaan yang tinggi.

Selain ingin mendapatkan keuntungan yang tinggi, perusahaan juga ingin meningkatkan kesejahteraan pemegang saham yang dapat dilihat dari nilai perusahaan.

Menurut Indrarini (2019) Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya yang sering dihubungkan dengan harga saham.

Peningkatan nilai perusahaan akan diikuti dengan peningkatan harga saham yang mencerminkan peningkatan kemakmuran pemegang saham.

Sumiati & Indrawati (2019) Nilai perusahaan adalah nilai pasar seluruh komponen keuangan perusahaan yang bersedia dibayar oleh calon pembeli saham apabila perusahaan tersebut dijual, yang tercermin dari harga sahamnya.

Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, dimana pada harga pasar bursa berarti harga yang bersedia dibayar investor untuk setiap saham perusahaan (Utomo, 2019).

Menurut Husnan (2015) Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli saham apabila perusahaan tersebut di jual. Nilai perusahaan yang tinggi merupakan dambaan pemilik perusahaan, karena dengan nilai yang tinggi menandakan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Nilai perusahaan dapat diukur dengan Price to Book Value (PBV). PBV merupakan rasio harga saham per lembar terhadap nilai buku per lembar saham perusahaan. Nilai buku per lembar saham menunjukkan aset bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Pada perusahaan yang ingin melakukan penawaran saham perdana (initial Public Offering) sering menggunakan book value sebagai alat ukur menilai harga saham.

PBV dapat diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:

(4)

Yuniarti (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Di BEI” memaparkan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Senata (2016) dalam penelitiannya

Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan yang Tercatat Pada Indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia” memaparkan hasil penelitiannya bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh kedua variabel tersebut bersifat positif, dimana setiap kenaikan nilai kebijakan dividen juga turut mengakibatkan kenaikan nilai perusahaan.

Suryandani (2018) dalam penelitiannya

“Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate” memaparkan hasil penelitiannya bahwa Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Putra & Muliartha (2019) dengan judul penelitian “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Pada Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi“ memaparkan bahwa pertumbuhan perusahaan dan pengungkapan CSR tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan secara langsung dan pengungkapan CSR memperkuat pengaruh pertumbuhan perusahaan pada nilai perusahaan.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1 : Kebijakan dividen berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

H2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H3 : Kebijakan dividen dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Untuk lebih jelasnya dapat di gambarkan model penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Model Penelitian

H1

H3

H2

Sumber : Rina Yuniarti (2015).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah untuk mencari hubungan/pengaruh dari variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel independen yaitu kebijakan dividen (DPR) dan pertumbuhan perusahaan (growth), sedangkan variabel dependen yaitu nilai perusahaan (PBV). Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan pengamatan dengan mengambil dan mengumpulkan data sekunder berupa catatan laporan tahunan (annual report) yang kemudian dilakukan penganalisisan untuk mendapatkan hasil penelitian.

Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adapun waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah selama 2 bulan.

Adapun data penelitian yang digunakan adalah: 1) Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif ini merupakan data yang berbentuk angka yang dapat dihitung, baik yang telah diolah maupun belum diolah. Data kuantitatif yang digunakan yaitu data berupa laporan tahunan (annual report) dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018. 2) Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang didapatkan dari laporan tahunan yang telah secara resmi dipublikasikan pada situs website www.idx.co.id, terkhususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015–2018.

Populasi dapat diartikan sebagai suatu bidang generalisasi yang terdiri atas beberapa

Kebijakan Dividen

Pertumbuhan Perusahaan

(Growth) X2

(DPR) X1

Nilai Perusahaan

(PBV) Y

(5)

objek atau subjek yang mempunyai setiap karakteristik yang ditentukan dalam penelitian yang akan dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono dalam Tarjo 2019),.

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015–2018 dengan jumlah perusahaan sebanyak 169 perusahaan dan tidak semua populasi ini akan menjadi objek penelitian sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel.

Sampel adalah bagian dari sejumlah karaketeristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono 2018).

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik pemilihan sampel dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu (Purwanto, 2016). Berdasarkan proses pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 9 perusahaan dengan sebanyak empat periode yaitu tahun 2015-2018.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan pengamatan yang dilakukan dengan mengambil dan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan laporan tahunan (annual report) perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018, kemudian penulis mempelajari dan menganalisis uraian-uraian yang bersifat ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi data sekunder.

Menurut Sugiyono (2018), variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu: 1) Variabel dependen atau variabel terikat adalah suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah nilai perusahaan.

Indikator pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini yaitu Price to Book Value (PBV). 2) Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel dependen atau variabel terikat.

Variabel independen (X) adalah kebijakan dividen sebagai X1 dengan indikator pengukuran yaitu Dividen Payout Ratio (DPR), dan pertumbuhan perusahaan (growth) sebagai X2.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik

variabel-variabel penelitian yaitu kebijakan dividen (DPR), pertumbuhan perusahaan (growth), dan nilai perusahaan (PBV).

Penelitian ini menggunakan tabel distribusi yang menunjukkan hasil pengukuran nilai maksimum, nilai minimum, mean, dan standar deviasi dari semua variabel penelitian.

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : data diolah (2020).

Dari hasil olah data Tabel 1.

menunjukkan jumlah sampel data yang valid adalah sebanyak 36 data. Adapun nilai rata- rata atau mean untuk DPR sebesar 41,4414 dan standar deviasi sebesar 31,43023. Nilai standar deviasi pada DPR nilainya berada di bawah nilai mean sehingga dapat disimpulkan bahwa kesenjangan nilai maksimum dan nilai minimum variabel DPR rendah. Kemudian nilai mean pada growth sebesar 6,8788 dan standar deviasi sebesar 7,00144, dimana dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan antara nilai maksimum dan nilai minimum pada growth. Sedangkan nilai mean pada PBV sebesar 12,0785 dan standar deviasi sebesar 20,70363, dimana dapat disimpulkan bahwa juga terdapat kesenjangan antara nilai maksimum dan nilai minimum pada PBV.

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah penelitian berdistribusi secara normal atau tidak (Ghozali, 2018).

Tabel 2. Hasil Uji Normaltas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation 15,90365152 Most

Extreme Differences

Absolute ,220

Positive ,220

Negative -,122

Kolmogorov-Smirnov Z 1,320 Asymp. Sig. (2-tailed) ,061

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation DPR 36 4,30 145,86 41,4414 31,43023 Growth 36 -10,52 26,91 6,8788 7,00144

PBV 36 ,65 82,44 12,0785 20,70363

Valid N

(listwise) 36

(6)

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : data diolah (2020).

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,061 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Dengan demikian, asumsi atau persyaratan normalitas dalam model regresi sudah terpenuhi.

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstan dardize

d Coeffici

ents

Stan dardi

zed Coef ficie nts

T S

i g.

Collinea rity Statistics

B St d.

Er ro

r Beta

Tol eran ce

V IF 1 (Co

nsta nt)

- 8, 36 8

5, 53 2

- 1, 5 1 3

,1 4 0

DP

R ,4

21 ,0

89 ,639 4,

7 5 3

,0 0 0

,98 8

1, 0 1 2 Gro

wth ,4 35

,3

98 ,147 1,

0 9 4

,2 8 2

,98 8

1, 0 1 2 a. Dependent Variable: PBV

Sumber : data diolah (2020).

Berdasarkan Tabel 3 di atas, diketahui nilai tolerance dalam variabel DPR (X1) dan Growth (X2) masing-masing sebesar 0,988 lebih besar dari 0,10. Sementara nilai VIF untuk kedua variebel tersebut adalah masing- masing sebesar 1,012 yang lebih kecil dari 10,00 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi.

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : data diolah (2020).

Berdasarkan output Scatterplot di atas dapat diketahui bahwa: 1) Titik-titik data penyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar menyempit dan melebar kembali. 4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas hingga model regresi yang baik dan ideal terpenuhi.

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tau tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : data diolah (2020).

Berdasarkan tabel output di atas, diketahui nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,591 dimana masih berada di antara -2 dan +2. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin-Watson di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah atau gejala autokorelasi.

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std.

Error of the Estimate

Durbin- Watson 1 .640a ,410 ,374 16,37849 1,591 a. Predictors: (Constant), Growth, DPR

b. Dependent Variable: PBV

(7)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji persamaan regresi secara parsial dengan Uji T.

Adapun hasil pengujian persamaan regresi secara parsial yaitu sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Sumber : data diolah (2020).

Tabel di atas memberikan informasi tentang persamaan regresi dan ada tidaknya pengaruh variabel DPR dan growth secara parsial terhadap PBV. Adapun rumus persamaan regresi dalam analisis atau penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = α + B1X1 + B2X2 + e Y = -8,368 + 0,421X1 + 0,435X2 + e

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan :

1. Dalam persamaan regresi diatas, konstanta (B0) adalah sebesar -8,368 yang artinya apabila jika tidak ada perubahan variabel DPR dan variabel growth sebelumnya maka PBV depan tetap sebesar -8,368.

2. Diketahui nilai signifikansi untuk variabel DPR (X1) adalah sebesar 0,000 di bawah 0,05. Hasil perhitungan pada regresi linear berganda diperoleh nilai thitung

sebesar 4,753. Dengan demikian thitung

berada pada daerah Ho ditolak dan Ha diterima. Karena nilai Sig. 0,000 < dari probabilitas 0,05 maka angka tersebut menunjukkan nilai yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 atau Hipotesis pertama diterima. Artinya terdapat pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2018.

3. Nilai Signifikansi untuk variabel Growth (X2) adalah sebesar 0,282 di atas 0,05.

Hasil perhitungan pada regresi linear

berganda diperoleh nilai thitung sebesar 1,094. Dengan demikian thitung berada pada daerah Ho diterima dan Ha ditolak.

Karena nilai Sig. 0,282 > dari probabilitas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua ditolak. Artinya, tidak terdapat pengaruh Pertumbuhan Perusahaan (Growth) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2018.

Tabel 6. Hasil Uji F

Sumber : data diolah (2020).

Berdasarkan tabel output di atas, diketahui nilai Signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig. 0,000 <

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H3 atau Hipotesis ketiga diterima. Dengan kata lain, kebijakan dividen (DPR) dan pertumbuhan perusahaan (growth secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2018.

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 ,640a 0,410 0,374 16,378492 a. Predictors: (Constant), Growth, DPR

Sumber : data diolah (2020).

Hasil analisis regresi linear berganda tersebut dapat terlihat dari adjusted R square sebesar 0,374 yang menunjukkan bahwa nilai perusahaan (PBV) dipengaruhi oleh kedua variabel yaitu Kebijakan dividen (DPR) dan pertumbuhan perusahaan (growth) sebesar 37,4% sisanya yaitu 62,6% nilai perusahaan ANOVAa

Model

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 6149,992 2 3074,996 11,463 .000b Residual 8852,415 33 268,255

Total 15002,406 35

a. Dependent Variable: PBV

b. Predictors: (Constant), Growth, DPR Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B

Std.

Error Beta 1 (Constant)

-8,368 5,532 -

1,513 ,140

DPR ,421 ,089 ,639 4,753 ,000

Growth ,435 ,398 ,147 1,094 ,282 a. Dependent Variable: PBV

(8)

(PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018 dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

Pada hasil uji hipotesis Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, terdapat pengaruh signifikan antara kebijakan dividen (DPR) terhadap nilai perusahaan (PBV) manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2018. Tinggi rendahnya kebijakan dividen kepada pemegang saham berkaitan dengan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Hasil pengujian regresi linear berganda pada tabel 4.9 menunjukkan nilai signifikansi kebijakan dividen (DPR) berada di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,000. Artinya p value < α(0,000 >

0,005), sehingga H1 atau Hipotesis Pertama diterima yang berarti Kebijakan Dividen (DPR) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV).

Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuniarti (2015) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi sebesar 0,020. Begitu pula dengan hasl penelitian Maggee Senata (2016) yang menyatakan kebijakan dividen juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengaruh kedua variabel tersebut bersifat positif, dimana setiap kenaikan nilai kebijakan dividen juga turut mengakibatkan kenaikan nilai perusahaan.

Pada hasil uji hipotesis yang telah dilakukan hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018. Hal ini terjadi dikarenakan total aset pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan pada tahun berjalan selama periode 2015-2018 sehingga nilai pertumbuhan perusahaan semakin menurun.

Hal tersebut dapat ditunjukkan pada tabel 4.9, dimana nilai signifikansi pertumbuhan perusahaan (growth) berada di atas 0,05 yaitu sebesar 0,282. Artinya p value > α(0,282 >

0,05), sehingga H2 atau Hipotesis Kedua ditolak yang berarti Pertumbuhan Perusahaan (growth) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV).

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya, Putra & Muliartha (2019) yang

menyatakan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara langsung. Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Suryandani (2018) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dimana hasil signifikansi menunjukkan sebesar 0,000. Perbedaan hasil penelitian dari sebelumnya bisa saja dipengaruhi dari rasio apa saja yang digunakan oleh peneliti dalam menghitung pertumbuhan perusahaan.

Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, kebijakan dividen (DPR) dan pertumbuhan perusahaan (growth) terdapat pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018. Dapat dilihat dari Tabel 4.10, nilai Signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,000, yang dimana p value < α(0,000 < 0,05). Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H3 atau Hipotesis Ketiga diterima. Dengan kata lain kebijakan dividen (DPR) dan pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Terdapat pengaruh positif antara kebijakan dividen yang diukur dengan rasio Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan rasio Price to Book Value (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2018. Hal ini menunjukkan apabila kebijakan dividen (DPR) naik maka nilai perusahaan (PBV) juga akan semakin meningkat. 2) Tidak berpengaruh signifikan antara pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan rasio growth terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan rasio Price to Book Value (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2018. Hal ini dikarenakan total asset pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan total aset tahun berjalan sehingga pertumbuhan perusahaan (growth) mengalami penurunan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV). 3) Terdapat pengaruh secara simultan antara kebijakan dividen yang diukur dengan rasio Dividend Payout Ratio (DPR) dan pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan

(9)

growth terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2018.

Adapun saran yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: 1) Hendaknya perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tetap mempertahankan pembagian dividennya yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, karena para investor lebih menyukai pendapatan dividen yang kecil pada saat ini dibandingkan dengan capital gain di masa yang akan datang. Selain itu pertumbuhan perusahaan juga perlu diperhatikan dengan menjaga tingkat aset perusahaan. 2) Diharapkan bagi para investor di Bursa Efek Indonesia untuk melakukan penilaian dan pertimbangan pada perusahaan ketika ingin berinvestasi dengan melihat tingkat pengembalian ekuitas yang tinggi karena perusahaan tersebut memiliki nilai pasar yang tinggi pula. 3) Diharapkan bagi para investor di Bursa Efek Indonesia untuk melakukan penilaian dan pertimbangan pada perusahaan ketika ingin berinvestasi dengan melihat tingkat pengembalian ekuitas yang tinggi karena perusahaan tersebut memiliki nilai pasar yang tinggi pula.

DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, F. (2017). Kesehatan Bank, Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan Teori dan Kajian Empiris.

Samarinda: RV Pustaka Horizon.

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 25 Cetakan XI. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. (2015). Manajemen Keuangan Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Husnan, S, & Pudjiastuti, E. (2018) Dasar- Dasar Manajemen Keuangan Edisi Ketujuh. Cetakan Kedua. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Husnan, S. (2015). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi 5. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Indrarini, S. (2019). Nilai Perusahaan Melalui Kualitas Laba (Good Corporate dan Kebijakan Perusahaan). Surabaya:

Scopindo Media Pustaka.

Mulyawan, S. (2015). Manajemen Keuangan.

Bandung: Pustaka Setia.

Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan.

Yogyakarta: Andi.

Purwanto, S.K., & Suhariyadi. (2016).

Statistika untuk Ekonomi dan Manajemen. Edisi 3 buku 2. Jakarta:

Salemba Empat.

Putra, T.A., & Muliartha, K. (2019). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Pada Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi. E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 26(3): 2453-2478.

Senata, M. (2016). Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan yang Tercatat Pada Indeks LQ-45 Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 6(1): 73-84.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi dan R&D). Bandung:

Alfabeta.

Sulindawati, Ni Luh G.E., Yuniarta, G.A., &

Purnamawati, I Gusti A. (2019).

Manajemen Keuangan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis.

Depok: Rajawali Pers.

Sumiati., & Indrawati, N.K. (2019).

Manajemen Keuangan Perusahaan.

Malang: UB Press.

Suryandani, A. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate. Business Management Analysis Jounal (BMAJ), (1(1): 49-59.

Tarjo. (2019). Metode Penelitian Sistem 3X Baca. Yogyakarta: Deepublish.

Utomo, M.N. (2019). Ramah Lingkungan dan Nilai Perusahaan. Surabaya: Jakad Publishing.

Yuniarti, R. (2015). Pengaruh Kebijakan Dividen dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Di BEI.

EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 2(2): 224-230.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha4: Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap