• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan kualitas tidur dengan kadar hemoglobin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan kualitas tidur dengan kadar hemoglobin"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Lanjut Usia (lansia)
  • Hemoglobin
  • Kerangka Teori
  • Hipotesis

Kualitas tidur merupakan suatu ukuran keadaan dimana seseorang berusaha dengan mudah untuk tertidur dan juga mempertahankan tidurnya. Kualitas tidur seseorang dapat dilihat dari kesegaran dan kebugaran jasmaninya saat bangun tidur, atau dari permasalahan yang dialaminya saat tidur dan keadaan saat bangun dari tidur. Meskipun kualitas tidur mudah dipahami secara klinis, kualitas tidur memiliki komponen subjektif yang sulit didefinisikan dan diukur secara objektif (15).

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) merupakan parameter kualitas tidur yang dikembangkan oleh Buysee pada tahun 1988 dengan tujuan menyediakan indeks yang terstandarisasi dan mudah digunakan oleh dokter atau pasien. Komponen kuesioner PSQI meliputi kualitas tidur subjektif, durasi tidur, latensi tidur, efisiensi tidur biasa, penggunaan obat tidur, gangguan tidur, gangguan tidur (sleep disorder) dan gangguan konsentrasi di siang hari (disfungsi siang hari).(16). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi baik buruknya kualitas tidur pada lansia, antara lain faktor lingkungan, lingkungan fisik, dimana tempat atau lingkungan sekitar mempunyai pengaruh penting terhadap kemampuan tidur seseorang (17).

Faktor pola makan: Mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti junk food dan mengandung lemak berlebih dapat mempengaruhi kualitas tidur karena dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan, tenggorokan panas yang membuat lansia mudah terbangun di malam hari, gangguan tidur dan terjaganya kualitas tidur ( 21). Gangguan tidur yang sering terjadi pada lansia antara lain sulit mencoba tertidur (insomnia), terbangun di malam hari dan sulit tidur kembali, serta merasa tidak enak badan saat bangun tidur. Kadar normal hemoglobin dalam darah adalah sekitar 15 g per 100 ml darah, dan jumlah ini disebut "100%".

Sulit untuk menentukan batas normal kadar hemoglobin seseorang karena kadar hemoglobin berbeda-beda antar suku (26) Batas normal hemoglobin adalah >gt g/dL untuk wanita dan >gt g/dL untuk pria. (6) 2.3.3 Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin. 1) Besi. Zat besi (Fe) merupakan bahan utama untuk sintesis hemoglobin, apabila jumlah zat besi (Fe) tidak terpenuhi maka sintesis hemoglobin dalam tubuh akan terganggu.(28) . 2) Protein. Penentuan hasil kadar hemoglobin dapat ditentukan melalui berbagai metode seperti metode Sahli, metode Tallquist, metode Cyanmethemoglobin, POCT.

Metode Tallquist: Pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan kertas saring terhadap darah asli dibandingkan dengan skala warna mulai dari merah muda hingga merah tua (dari 10% hingga 100%) (32). Metode Cyanmethemoglobin: Pengujian kadar hemoglobin dengan mengubah hemoglobin dalam darah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin sianida) dalam larutan yang mengandung kalium ferricyanide (K3Fe(CN)6) dan potasium sianida (KCN).(32). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar hemoglobin pada lansia.

Gambar alat (POCT) terlihat pada Gambar 2.1 di bawah ini :
Gambar alat (POCT) terlihat pada Gambar 2.1 di bawah ini :

METODOLOGI PENELITAN

  • Tempat dan waktu penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Kerangka Konsep
  • Definisi Operasional
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan data
  • Teknik Analisis Data
  • Deskripsi Tempat Penelitian dan Karakteristik Sampel
  • Hubungan kualitas tidur dengan kadar hemoglobin
  • Pembahasan

Setelah dilakukan uji normalitas kualitas tidur dan kadar hemoglobin dilanjutkan uji korelasi Spearman Rho. Sebelum melakukan wawancara kualitas tidur dengan kuesioner PSQI, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner tersebut. Dari data pada tabel 4.2 terlihat bahwa sebanyak 11 orang (26,8%) memiliki kualitas tidur yang baik, dan sebanyak 30 orang (73,2%) memiliki kualitas tidur yang buruk.

Hasil uji normalitas data pada tabel 4.4 tabel Shapiro-Wilk menunjukkan nilai signifikansi (Asymp. Sig) variabel kualitas tidur sebesar 0,007 atau (<0,05) dan variabel kadar hemoglobin bernilai 0,147 atau ( > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebaran data pada variabel kualitas tidur tidak berdistribusi normal, sedangkan sebaran data pada variabel kadar hemoglobin berdistribusi normal. Hasil pengolahan data uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,043, karena nilai tersebut (p=<0,05) berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kadar hemoglobin.

Dari hasil pengolahan data SPSS diatas juga menunjukkan bahwa 21 orang (51%) mempunyai kadar hemoglobin rendah dengan kualitas tidur buruk, kemudian 11 orang (27%) mempunyai kualitas tidur baik dengan kadar hemoglobin normal, sedangkan 11 orang (27%) mempunyai kualitas tidur baik buruk dengan kadar hemoglobin normal sebanyak 9 orang (22%). Kualitas tidur yang buruk pada lansia umumnya dapat disebabkan oleh faktor usia dimana seiring bertambahnya usia seseorang akan mengalami gangguan tertentu pada saat tidur. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kadar hemoglobin pada lansia.

Berdasarkan Tabel 4.5, hasil uji Spearman-rho diperoleh p-value = 0,043 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kadar hemoglobin pada lansia. Penelitian lain terkait penelitian ini dilakukan oleh Petronela tentang hubungan kualitas tidur dengan kadar Hb pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Undana. Kualitas tidur baik sebanyak 11 orang (26,8%) dan kualitas tidur buruk sebanyak 30 orang (73,2%).

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kadar hemoglobin (p=0,043). Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan ukuran sampel yang lebih besar dan menggunakan alat penelitian lain yang lebih akurat dan obyektif untuk mengetahui kualitas tidur dan kadar hemoglobin. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap kualitas tidur pasien rawat inap kelas III RSUD Sleman Yogyakarta. Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Kualitas Tidur Dengan Kadar Hemoglobin Pada Lansia” yang dilakukan oleh Berliana Febriyanti (NIM selaku mahasiswa program studi D-IV Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Kesehatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Universitas Binawan.

Tabel 3.3 (Definisi Operasional)  Variabel  Definisi Operasional  Alat
Tabel 3.3 (Definisi Operasional) Variabel Definisi Operasional Alat

PENUTUP

Saran

Peneliti berharap penelitian ini dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya lansia untuk selalu menjaga pola makan dan memperbanyak konsumsi makanan sehat, serta melakukan olah raga ringan yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan kualitas tidur. Hubungan kecukupan gizi dan konsumsi makanan penghambat zat besi dengan kejadian anemia pada lansia.

Gambar

Gambar 2.1 Point Care Of Testing (POCT) ..................................................
Gambar alat (POCT) terlihat pada Gambar 2.1 di bawah ini :
Gambar 2.3 (Kerangka Teori)
Tabel 3.1 (Kegiatan penelitian)
+7

Referensi

Dokumen terkait

AUIr lich Il!n duw .11 l'rooureur voor de Eileberl Plon.,lvanUl, orfgenum voor 1/~ gOllocllo: Itehlln 1l1.-IOlId ... 00 wijdorllon behoeve 'all