• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Terhadap Kualitas Perilaku Belajar Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan STIKes Binawan Tahun 2017

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Terhadap Kualitas Perilaku Belajar Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan STIKes Binawan Tahun 2017"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Journal Scientific Solutem Vol. 2 No.1–Januari–Juni 2019 p-ISSN : 2620-7702 e-ISSN : 2621-136X journal homepage: http://ejurnal.akperbinainsan.ac.id

Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Terhadap Kualitas Perilaku Belajar Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan STIKes Binawan Tahun 2017

Siswani Marianna*, Ni Putu Putri Myke Antara**

STIKes Binawan Jakarta, Indonesia Abstrak

Arus studi motivasi masih menjadi arena evaluasi pada siswa dalam proses pembelajaran mulai dari kaktifasi, kecepatan dalam penyelesaian tugas, dan meningkatkan evaluasi dari penjelasan di atas bahwa studi motivasi adalah suatu tindakan yang dinyatakan oleh pembelajaran yang keras, dari motivasi belajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi terutama untuk siswa yang kuliah sambil bekerja. Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian tentang faktor-faktor hubungan yang mempengaruhi motivasi belajar terhadap kualitas perilaku mahasiswa program keperawatan sarjana STIKes Binawan 2017 tahun. Penelitian ini dilakukan pada responden berjumlah 110 orang, dengan menggunakan analisis uji Spearman rho uji variasi. Instrumen yang digunakan telah melalui uji validitas dalam 2 tahap pengujian, uji validitas pertama hasil alpha cronbach 0,743, kemudian uji validitas kedua dengan hasil alpha cronbach 0,914. Penelitian ini terdiri dari 5 variabel independen yang diteliti, dari 5 variabel independen yang terhubung dengan variabel dependen (kualitas perilaku belajar) yang diperoleh kelima variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan. Hasil peneelitian ini menunjukkan bahwa Nilai p-value yang diperoleh dari lima variabel terdiri dari: 1). Hubungan umur dengan kualitas perilaku belajar dengan p-value 0,004; 2). Hubungan motivasi dengan kualitas perilaku belajar dengan p-value 0,004; 3). Hubungan minat terhadap kualitas perilaku belajar dengan p-value 0,001; 4). Sikap hubungan terhadap kualitas perilaku belajar dengan p-value 0,002; dan 5). Hubungan lingkungan dengan kualitas perilaku belajar dengan p-value 0,001. Dalam proses pengambilan data ada beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti seperti: 1). Jam kuliah yang berbeda; 2). Status responden yang tidak stabel; 3). Belum merupakan instrumen yang standar.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Kualitas, Perilaku Belajar Mahasiswa, Program Pindahan

Abstract

Motivation study currents still become arena evaluation at studen in process learning seen from to kactifation, speed in completion task, and increase evaluation from explanation above that motivation study is a action that stated by a strudent in learning, from motivation leranings many factors that can affect mainly for student

(2)

that lecture while work. In reaseachs will done research about relationship factors influencing learning motivation to the quality of student behavior undergraduate nursing program moving STIKes Binawan 2017 year. This study was conducted on the respondents amounted to 110 people, by using the test analysis Spearman rho variation test. The instrument used has been through the validity test in 2 stages of testing, test the first validity of alpha cronbach results 0.743, then test the second validity with the results of alpha cronbach 0.914. This study consists of 5 independent variables studied, from 5 independent variables that are connected to the dependent variable (the quality of learning behavior) obtained to the five variables have a significant relationship. Result of this study are The p-value values obtained from the five variables consist of: 1). Age relationship to the quality of learning behavior with p-value 0.004; 2). The relationship of motivation to the quality of learning behavior with p-value 0.004; 3). Relations of interest on the quality of learning behavior with p-value 0.001; 4). Relationship attitude toward the quality of learning behavior with p-value 0,002; And 5). Environmental relationship to the quality of learning behavior with p-value 0.001. In the process of data retrieval there are some limitations experienced by researchers such as: 1). Hour lecture that differ; 2). Status responden that not stabel; 3). Not yet is instrument that standard.

Keywords: Learning Motivation, Quality, Student Learning Behavior, Transfer Program

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan kegiatan yang diadakan dengan rancangan tertentu untuk memudahkan kegiatan belajar. Sistem Pendidikan Nasional dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 (Depdiknas, 2003) mendefinisikan mengenai pembelajaran yaitu, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Gagne dalam Pribadi (2010) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Artinya, pembelajaran adalah merupakan kegiatan yang secara sistematis dirancang dan dilaksanakan dengan prosedur tertentu untuk melakukan pendekatan sebaik mungkin untuk tercapainya tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Proses dan kegiatan pembelajaran yang baik membutuhkan motivasi dari para pesera didik. Motivasi merupakan suatu kekuatan, tenaga, daya atau keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke tujuan tertentu. Makmun (2009:37) menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan suatu kekuatan, tenaga, daya atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Sedangkan Slameto (2010:170) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arahan umum dari tingkah laku manusia yang merupakan konsep yang rumit.

Tinggi rendahnya motivasi belajar mahasiswa ditentukan oleh faktor internal dan eksternal mahasiswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Arko

(3)

Pujadi (2007) menyimpulkan bahwa dari 6 variabel yang diteliti terkait motivasi yaitu faktor intrinsik dalam diri mahasiswa, kualitas dosen, bobot materi kuliah, dan metode perkuliahan; terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa.

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Adul (2011) dengan di STIKes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta menunjukkan

kecenderungan mahasiswa untuk mencantumkan faktor internal seperti tidak ada atau kurangnya motivasi, ketidakmampuan diri, tidak ada atau kurangnya minat, pesimisme, faktor dalam diri (malas, mood, cemas, kurang percaya diri), dan kognitif (persepsi- persepsi diri) sebagai hal-hal yang paling menghambat studi.

Sedangkan faktor eksternal seperti keberadaan orang lain (teman diskusi, teman yang pintar, atau senior yang meminjamkan buku), faktor lingkungan (suasana kampus, tempat tinggal), fasilitas belajar (komputer, tempat kost, transportasi, ketersediaan buku referensi, dan teknologi informasi/internet), kondisi finansial (kondisi keuangan yang baik), dosen (sistematis dalam menerangkan, menyenangkan, dan relasi yang akrab dengan dosen), serta materi kuliah (materimulai menarik, lebih spesifik, serta tugas-tugas kuliah yang memaksa untuk belajar) lebih dipandang sebagai faktor yang membantu kelancaran studi.

Selain itu, menurut Bunhomme dalam Mirzaeiet (2012), mahasiswa dituntut untuk memiliki manajemen waktu yang baik, terutama bagi mahasiswa yang bekerja sambil mengikuti program perkuliahan. Bagi mahasiswa, manajemen waktu merupakan sekumpulan kemampuan bertingkah laku yang penting dimiliki dalam mengelola pembelajaran dan

beban kuliah (Liveris & Cavanagh, 2012).

Selain itu, terdapat juga faktor dukungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, tempat belajar, organisasi kelas dan iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas meliputi jumlah siswa dalam kelas, organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Faktor iklim sosial-psikologis berkaitan dengan keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran secara internal maupun eksternal, dan faktor pekerjaan (Djaali, 2011).

Uno (2014) menyatakan bahwa motivasi belajar secara lebih spesifik yaitu dorongan internal dan eksternal pada mahasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Dorongan motivasi tersebut akan sangat mempengaruhi bagaimana mahasiswa mampu belajar dengan baik.

Hal ini berarti bahwa melalui motivasi belajar, setiap mahasiswa dapat mengalami peningkatan seperti belajar dengan lebih efektif dan efisien, ketertarikan untuk sekolah dan mencapai potensi-potensinya secara lebih baik (Djamarah dan Zain, 2013).

Richard M. Ryan dan Edward L.

Deci dalam Compton (2005:35) menyatakan bahwa individu yang termotivasi secara intrinsik cenderung memperlihatkan penguatan dalam tampilannya, meliputi ketahanan, kreativitas, self-esteem, vitalitas, dan kesejahteraan umum, dibandingkan dengan individu yang termotivasi oleh rewards eksternal.

Seorang mahasiswa diharapkan

dapat menumbuhkan dan

mengembangkan atau memiliki motivasi yang bersifat intrinsik. Tuntutan pendidikan tinggi mengharapkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

(4)

Berkaitan dengan motivasi dalam proses pembelajaran, peneliti telah mengamati pada pelaksanaan pembelajaran di program B kelas RSCM dengan jumlah mahasiswa 38 mahasiswa, terjadi beberapa perubahan pembelajaran mulai dari menurunnya semangat dan motivasi mahasiswa.

Hal ini diikuti dengan banyaknya mahasiswa yang tidak hadir tepat waktu dalam perkuliahan dengan berbagai alasan, seperti tugas kerja yang belum selesai, akreditasi rumah sakit, ijin keluarga dan kendaraan untuk berangkat kuliah.

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan topik

“Hubungan faktor–faktor yang mempengaruhi motivasi belajar terhadap kualitas perilaku belajar mahasiswa sarjana keperawatan program pindahan STIKes Binawan tahun 2017”.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa program pindahan Sarjana Keperawatan STIKes Binawan angkatan tahun 2015-

2016 sejumlah 110 orang. Sampel yang terlibat dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa program pindahan Sarjana Keperawatan di tahun 2015-2016, dengan teknik pengambilan secara total sampling.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah (1) Kuesioner A yang digunakan untuk mengetahui data umum demografi responden, (2) Kuesioner B, untuk mengukur tingkat pengetahuan responden mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, dan (3) Kuesioner C, yang bertujuan mengukur tingkat perilaku responden.

Data yang dikumpulkan berupa data primer dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner, yang telah diuji coba pada sampel dengan karakteristik yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian, kemudian diuji validitas dan realibilitas. Tahap pengolahan data dilakukan melalui empat tahap, yaitu: editing, coding, processing dan analyze cleaning.

Analisis dilakukan dengan mengunakan uji variasi Spearman rho.

Hasil Penelitian

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden

Umur Frekuensi Presentase (%)

umur 17-25 tahun 19 17.3

umur 26-35 tahun 37 33.6

umur 36-45 tahun 39 35.5

umur 45-55 tahun 15 13.6

Total 110 100.0

Berdasarkan data dari tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak 39 orang (35,5%), diikuti oleh 37 responden (33,6%) berada pada

rentang usia 26-35 tahun, kemudian 19 responden (17,3 %) berusia 17-25 tahun dan responden yang berusia 45-55 tahun sebanyak 15 orang (13,6%).

(5)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motivasi Belajar Responden

Berdasarkan tabel 2 diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden (28,2%) memiliki motivasi belajar yang kuat, motivasi belajar sedang dimiliki oleh 66 responden (60,0%), dan sebanyak 13 responden (11,8%) memiliki motivasi belajar yang

lemahlemah sebanyak 13 mahasiswa (11,8%). Jadi, dari rangkaian data diatas menunjukan bahwa tingkat motivasi belajar pada mahasiswa STIKes Binawan dengan berada pada level sedang dengan persentase (60,0%).

Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Minat Belajar Responden Minat Belajar Frekuensi Presentase (%)

Tinggi 41 37,3

Sedang 64 58,2

Rendah 5 4,5

Total 110 100,0

Berdasarkan tabel 3 diatas, responden dengan minat belajar tinggi sebanyak 41 orang (37,3%), responden dengan minat belajar sedang sebanyak 64 orang (58,2%), dan responden dengan minat belajar rendah sebanyak 5

mahasiswa (4,5%). Jadi dari rangkaian di atas menunjukan bahwa minat belajar mahasiswa pindahan STIKES Binawan berada pada tingkat sedang persentase 58,2%.

Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Minat Belajar Responden Sikap Belajar Frekuensi Presentase (%)

Baik 43 39,1

Cukup Baik 8 7,3

Kurang Baik 59 53,6

Total 110 100,0

Berdasarkan tabel 4 diatas, responden dengan sikap belajar baik sebanyak 43 orang (39,1%), responden dengan sikap belajar cukup baik sebanyak 8 orang (7,3%), dan 59 responden (53,6%) menunjukkan sikap belajar kurang baik.

Dari rangkaian di atas menunjukan bahwa sikap belajar pada mahasiswa pindahan STIKes Binawan berada pada level kurang baik dengan persentase (53,6%).

Motivasi Belajar Frekuensi Presentase (%)

Kuat 31 28,2

Sedang 66 60,0

Lemah 13 11,8

Total 110 100,0

(6)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lingkungan Kampus dan Rumah Responden

Data tabel 5 diatas menunjukkan bahwa responden dengan lingkungan belajar baik sebanyak 57 mahasiswa (51,4%), sedangkan responden dengan lingkungan belajar kurang baik sebanyak 53 mahasiswa (47,7%). Jadi

dari rangkaian di atas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa pindahan STIKES Binawan memiliki lingkungan belajar yang baik dengan persentase (51,4%).

Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Perempuan 81 73,8

Laki - Laki 29 26,2

Total 110 100,0

Berdasarkan tabel 6 diatas, responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 81 orang (73,8%), dan responden dengan jenis kelamin laki- laki sebanyak 29 orang (26,2%). Jadi,

rangkaian data diatas menunjukkan bahwa mahasiswa pindahan program sarjana STIKes Binawan didominasi oleh kaum perempuan dengan dengan persentase 73,8%.

Tabel 7. Distribusi Berdasarkan Pekerjaan Responden

Dilihat dari tabel 7 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai perawat pelaksana berjumlah 46 orang (42,6%), diikuti dengan pekerjaan

responden sebagai manager sebanyak 43 orang (39,9%), sedangkan responden yang berstatus sebagai mahasiswa sebanyak sebanyak 21 orang (17,5%).

Pembahasan

Hubungan antara faktor usia terhadap kualitas perilaku belajar responden

Pada hasil analisa uji Spearman rho ditemukan nilai ρ 0,004 (ρ-value

<0,05), yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara faktor usia mahasiswa Sarjana Keperawatan

Program Pindahan terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Dilihat dari hasil distribusi frekuensinya jumlah responden mayoritas berusia 36-45 tahun (35,5%) yang menunjukkan bahwa kelompok usia 36-45 memiliki motivasi belajar yang kurang baik.

Lingkungan Belajar Frekuensi Presentase (%)

Baik 57 51.4

Kurang Baik 53 47.7

Total 110 99.1

Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

Mahasiswa 21 17,5

Perawat Pelaksana 46 42,6

Manager 43 39,9

Total 110 100,0

(7)

Hal ini sebanding dengan hasil survei bahwa responden yang berusia 36-45 tahun memiliki berbagai alsan selama menjalankan kuliah seperti, izin untuk pulang lebih awal dari tempat bekerja, ketidak hadir dikelas karena sedang mengikuti pelatihan, selain itu karena kondisi fisik yang tidak dapat mengikuti perkuliahan sampai selesai.

Smith&Lumsden (2010) menyatakan bahwa usia dan kultur latar belakang penting sebagai penentu akademik dan hasil belajar. Mahasiswa yang berusia lebih tua sering dikatakan mengalami penurunan dalam hal basic skills yang diperlukan untuk belajar efektif pada tingkat pendidikan tinggi atau mengalami age-related intellectual deficits.

Oleh karena itu, mahasiswa yang usianya lebih tua diduga mempunyai prestasi akademis yang lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang lebih muda.

Hubungan antara faktor motivasi terhadap kualitas perilaku belajar

Berdasarkan hasil analisis uji Spearman rho ditemukan ρ-value 0,004 (ρ-value <0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara faktor motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Dari hasil distribusi frekuensinya, sebanyak 66 responden (60%) memiliki motivasi.

Hal ini sejalan dengan hasil survei bahwa selama perkuliahan responden yang kurang percaya dengan potensi diri sendiri, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, dan responden lebih dominan aktif pada mata kuliah yang disukai dan pasif pada mata kuliah yang tidak disukai.

Selama melakukan penelitian, ditemukan bahwa responden mengalami penurunan motivasi karena faktor dari

tuntutan pekerjaan yang terlalu berat sehingga tidak dapat membagi waktu untuk kuliah dan bekerja baik dalam mengerjakan tugas kuliah maupun tugas di tempat kerja.

Hasil temuan diatas, didukung pula dengan teori Sagala dalam Djalii (2011) yang menyatakan bahwa belajar yang dilandasi motivasi yang kuat dan berasal dari dalam diri individu akan memperlancar proses belajar atau sebaliknya.

Hubungan antara faktor minat terhadap kualitas perilaku belajar responden

Berdasarkan hasil analisis uji Spearman rho ditemukan ρ-value 0,001 (ρ-value < 0,05), yang berarti terdapat hubungan signifikan antara faktor minat Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Ditinjau dari hasil distribusi frekuensinya, jumlah responden mayoritas memiliki minat sedang 64 (58,2%).

Hal ini sebanding dengan hasil survei bahwa selama perkuliahan responden memiliki minat melanjutkan kuliah karena keinginanya yang tinggi untuk mengunggulkan pengetahuannya atau ingin mendapatkan penghargaan atau pengakuan di tempat kerja.

Selain itu, minat responden pada dosen/pengajar sangat menentukan jumlah kehadiran saat kuliah. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran dosen dalam penyampaian materi sangat mempengaruhi minat mahasiswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2015), menyimpulkan bahwa bahwa minat dan cita-cita mempengaruhi motivasi belajar. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa mahasiswa yang mempunyai dukungan baik dari lingkungan maupun orang tua mempunyai motivasi belajar yang baik, namun ada pula mahasiswa yang

(8)

mempunyai dukungan tapi memiliki motivasi belajar yang rendah.

Hubungan antara faktor sikap terhadap kualitas perilaku belajar responden

Pada hasil analisis uji Spearman rho ditemukan nilai ρ 0,002 (ρ-value <

0,05). Hal ini menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor sikap Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi, mayoritas responden memiliki sikap belajar yang kurang baik (53,6%).

Hal ini didukung oleh hasil survei responden tidak konsisten atau belum siap secara mental dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan kuliah sambil bekerja, kurangnya rasa tanggung jawab dalam pembagian waktu, respon menurun dalam menyelesaikan atau mengerjakan tugas tidak tepat waktu, tidak adanya ketertarikan responden pada kegiatan di dalam kampus karena responden melanjutkan kuliah karena tuntutan dari tempat kerja untuk meningkatkan jabatan.

Berdasarkan penelitian terkait yang dilakukan oleh Yani (2007), dari sampel yang berjumlah 293 responden diperoleh p-value antara disiplin belajar dengan pembentukan perilaku 0,002 lebih kecil dari ρ-value 0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh disiplin belajar siswa dengan pembentukan perilaku responden.

Hubungan antara faktor lingkungan terhadap kualitas perilaku belajar responden

Berdasarkan hasil analisis uji Spearman rho ditemukan ρ-value 0,001 (ρ-value <0,05), yang berarti terdapat hubungan signifikan antara faktor lingkungan mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan

terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Dilihat dari hasil distribusi frekuensi, sebanyak 47,7% responden masih memiliki lingkungan belajar yang kurang baik. Hal ini sebanding dengan hasil survei bahwa responden susah untuk mendapatkan ijin pulang lebih awal jika ada jadwal kuliah, kondisi lalu lintas, atau ketidaklengkapan fasilitas atau referensi di perpustakaan. Selain itu beberapa responden melaporkan kasus kuliah terhambat karena faktor ekonomi yang mempengaruhi responden.

Lingkungan merupakan hal yang sangat erat di kehidupan manusia, begitu juga pada proses belajar mengajar, lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses belajar dan perkembangan belajar.

Penelitian oleh Riin (2012), menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kondisi mahasiswa terhadap motivasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY dengan koefisien korelasi sebesar 0,291 dan harga hitung>

tabel (3,202 > 1,980) dengan sumbangan relatif sebesar 10,76%.

Keterbatasan Penelitian

Dalam proses pengambilan data ada beberapa keterbatasan yang dialami peneliti, sebagai berikut: 1). waktu dimana untuk masing-masing kelas program pindahan yang menjadi responden memiliki jam kuliah yang berbeda; 2). Ketidakhadiran beberapa responden di kelas dikarenakan status responden sebagai perawat di sebuah rumah sakit; 3). Tidak ada instrumen yang sudah baku pada penelitian ini sehingga peneliti harus merancang instrumen peneliti ini secara mandiri namun dengan tetap memenuhi standar validitas setiap instrumen.

(9)

Kesimpulan

Desain yang digunakan dalah penelitian ini adalah deskriptif korelasi, dengan teknik pengambilan sampel total sampling, jumlah responden sebanyak 110 mahasiswa pindahan program sarjana STIKES Binawan di angkatan tahun 2015 dan tahun 2016.

Hubungan faktor usia dengan kualitas perilaku belajar mahasiswa di dapatkanρ-value 0,004 (ρ-value < 0,05), yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara faktor usia Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Hubungan faktor motivasi dengan kualitas perilaku belajar mahasiswa di dapatkan nilai ρ0,004 (ρ- value <0,05) yang berarti terdapat hubungan signifikan antara faktor motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Hubungan faktor minat dengan kualitas perilaku belajar mahasiswa diperolehρ-value 0,001 (ρ-value <0,05), yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara faktor minat Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Hubungan antara faktor sikap dengan kualitas perilaku belajar mahasiswa di dapatkan nilai ρ- 0,002 (ρ-value <0,05) yang berarti terdapat hubungan signifikan antara faktor sikap Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Hubungan antara faktor lingkungan dengan kualitas perilaku belajar mahasiswa di dapatkan ρ-value 0,001 (ρ-value < 0,05), yang berarti terdapat hubungan signifikan antara faktor lingkungan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Pindahan

terhadap kualitas perilaku belajar di STIKes Binawan.

Daftar Pustaka

[1] Abdillah, A. (2011). Hubungan Kemampuan Metakognitif Dan Lingkungan Belajar Rumah Sakit Dengan Kamampuan Pemecahan Masalah Asuhan Keperaatan Pada Mahasiswa. Skripsi. Malang:

STIKes Widyagama Malang.

[2] Andarmoyu, S. (2010). Hubungan Minat dan Motivasi Belajar dengan Perilaku Belajar DIII Keperawatan. Tesis. Ponorogo:

Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

[3] Ariawan, I. (2005). Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Jakarta: Biostatika dan keperawatan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

[4] Arief. (2004). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT.

Remaja Rosdaharya.

[5] Azi, H. (2013). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

[6] Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[7] Bloom, B. (1956). Taxonomy of Educational Objectives, Hand book I, Cognitive Domain. New York:

Langman.

[8] DEPDIKNAS. (2003). Seri Latihan Keterampilan Belajar, Program Semi-Que IV. Padang: Universitas Negeri Padang.

[9] Djaali. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

[10] Djamarah, S. B. & Aswin, Z (2010). Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Renika Cipta.

[11] Feild, A. (2010). Discovery Statistic Using SPSS for Windows Advanced Techniques for The Beginner.

London: SAGE Publications.

(10)

[12] Ginting, D. (2003). Kiat Belajar Diperguruan Tinggi. Edisi II.

Jakarta: PT Grasindo.

[13] Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

[14] Hamzah, U. (2004). Landasan Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah.

[15] Hidayah, A. (2012). Gambaran Motivasi Belajar Mahasiswa Keperawatan Program SI Reguler Yang Kuliah Sambil Bekerja.

Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

[16] Hidayat, R. (2015). Hubungan Antara Minat dan Cita-Cita dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi SI Keperawatan.

Skripsi. Surakarta: Universitas Mohammadiyah Surakarta.

[17] Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

[18] Ibrahim, M, dkk. (2011).

Pembelajaran Kooperatif.

Surabaya: University Press.

[19] Mariska, P. (2012). Analisa Hubungan Antara Usia san Jenis Kelamin Terhadapt Hasil Belajar Dengan Motivasi Belajar. Skripsi.

Depok: Universitas Indonesisa.

[20] Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

[21] Nashar, H. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran.

Jakarta: Delia Press.

[22] Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

[23] Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

[24] Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta: Rineka Cipta.

[25] Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

[26] Purwanto, N. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

[27] Ridwan. (2017). Analisa Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Mahasiswa Profesi Ners.

Tesis. Purwakerto: UNSEO Purwakerto.

[28] Riin, A. (2011). Pengaruh Kondisi Mahasiswa dan Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Perkantoran. Skripsi.

Mojokerto: FE UNY.

[29] Sardiman, A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rajawali Pers.

[30] Seligman, M. E & Peterson, C.

(2004). Character Strenghts &

Vitues, A Handbook &

Classifications American Psychological Association. New York: Oxford University.

[31] Subana dan Sudrajat. (2011).

Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.

Bandung: CV. Pusaka.

[32] Sudjono. (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Rosdakarya.

[33] Sudrajat, A. (2015). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Sikap Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.

Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

[34] Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

[35] Sunarto. (2009). Pengertian Perilaku Belajar. Retrieved from http://respository.unhas.ac.id/handle /1234 diakses 25 juni 2016.

(11)

[36] Slameto. (2010). Belajar dan

Faktor-faktor Yang

Mempengaruhinya. Jakarta: Renika Cipta.

[37] Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[38] Udin, T. (2013). Pengertian Motivasi Belajar Menurut Para

Ahli, Retrieved from

http://bit.ly/taufikudin diakses 11 Juni 2016.

[39] Tolingguhu, S. (2013). Analisa Hubungan Antara Tingkat Motivasi Menjadi Perawat Dengan Indeks Prestasi Kumulatif. Skripsi.

Gorontalo: Universitas Negri Gorontalo.

[40]Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa.

Jakarta: Grasindo.

[41] Yani, A. (2007). Pengaruh Disiplin Belajar Siswa Terhadap Pembentukan

[42] Perilaku. Skripsi. Serpong: MTS Nurul Falah Serpong.

[43] Yanti, W. (2010). Hubungan Umur dan Tingkat Pendidikan Mahasiswa Terhadap Proses Belajar. Skripsi.

Bengkulu: Universitas Ratu Samba Bengkulu.

Referensi

Dokumen terkait

The journal homepage www.jpacr.ub.ac.id p-ISSN : 2302 – 4690 | e-ISSN : 2541 – 0733 Synthesis of Microsheets Bi4Ti3O12 and Bi4Ti2.95V0.05O12 via Molten NaCl-KCl Salt Method Anton