• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN VETERINER UDAYANA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BULETIN VETERINER UDAYANA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712

BULETIN VETERINER UDAYANA

Ekokardiografi Mode-Brightness pada Ular Sanca

Kombinasi Aplikasi Bioflock dan Probiotik Terhadap Pertumbuhan Udang Vaname

Histopatologi Hepar Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Sarang Semut yang Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik

Gambaran Radiografis Penggunaan Tulang Babi Sebagai Bahan Cangkok pada Anjing

Uji Efektifitas Ekstrak Daun Mimba terhadap Micrococcus luteus pada Anjing Dermatitis

Histomorfometri Sel Darah Putih Agranulosit Bibit Sapi Bali di Nusa Penida

Struktur Histologi Uterus Anjing Kintamani pada Periode Dewasa Kelamin

Histopatologi Hati Mencit yang diberikan Ekstrak Etanol Tanaman Sarang Semut

Klasterisasi Manajemen Pengolahan Limbah Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung

Pengaruh Vitamin E pada terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Puyuh

Bakteriosin dari Isolat Bakteri Asam Laktat 15B Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali

Histopatologi Ginjal Tikus Wistar Diabetes yang Diberikan Ekstrak Etanol Daun Kelor

Gerusan Daun Binahong Mempercepat Kesembuhan Luka Bakar Tikus Putih

Profil Imunoglobulin M Sapi Bali di Pulau Nusa Penida Klungkung Bali

Histological Structure of The Thoracic and Abdominal Region Skin of Etawah Goats

Kualitas Daging Sapi Bali dan Daging Sapi Wagyu yang Disimpan pada Suhu Dingin

DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

VOL 11 NO. 1 PEBRUARI 2019

(2)

Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan

Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan Agustus Yang Bekerjasama Antara

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)

Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)

Cabang Bali

(3)

Fotografer: Drh. Putu Henrywaesa Sudipa, M.Si

Anjing bali: Anjing bali adalah anjing asli yang terdapat di Pulau Bali. Jenis anjing ini merupakan salah satu jenis anjing tertua di dunia berdasarkan hasil penelitian genetikanya.

Susunan Redaksi:

Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua Redaksi: Ni Ketut Suwiti. Redaktur: I Nengah Kerta Besung, Kadek Karang Agustina, I Wayan Nico Fajar Gunawan. Penyunting/Editor: Luh Gde Sri Surya Heryani, Luh Made Sudimartini, I Gusti Ayu Agung Suartini, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, I Gusti Made Krisna Erawan, I Wayan Bebas, I Made Kardena, I Made Merdana, Luh Eka Setiasih, I Gede Soma. Design Grafis: I Wayan Sudira, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Puu Henrywaesa Sudipa.

Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email: [email protected]

Website: http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.

BULETIN VETERINER UDAYANA

Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau

sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana

(4)

Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS

Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D

Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram

drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D

Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.

Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati, M.Kes

Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro

Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D

Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D

Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana

Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana

Prof. Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi

Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA

(5)

Buletin Veteriner Udayana

Terbit sejak: 1 Pebruari 2009

Naskah asli Original article

Ekokardiografi Mode-Brightness pada Ular Sanca

(BRIGHTNESS-MODE EKOCARDIOGRAPHY ON THE PHYTON SNAKES) Mokhamad Fakhrul Ulum,Nurul Aeni Ayu Lestari, Amira Putri Pertiwi,

Muhammad Piter Kombo, Ligaya ITA Tumbelaka ... 1 Pengaruh Aplikasi Bioflock yang Dikombinasikan dengan Probiotik Terhadap

Performa Pertumbuhan Udang Vaname

(THE IMPACT OF BIOFLOCKS APPLICATION COMBINED WITH PROBIOTICS ON THE GROWTH PERFORMANCE OF WHITELEG SHRIMP)

Bagus Dwi Hari Setyono, Fariq Azhar, Paryono ... 7 Histopatologi Hepar Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Sarang Semut yang Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik

(HISTOPATHOLOGICAL OF WHITE RATS LIVER AFTER GIVING of ANT NEST EXTRACT INDUCED BY TOXIC DOSE OF PARACETAMOL)

I Made Merdana, I Made Kardena, Ketut Budiasa, I Made Dodi Gunawan ... 14 Gambaran Radiografis Penggunaan Tulang Babi Sebagai Bahan Cangkok untuk Penanganan Fraktur Femur pada Anjing

(A RADIOGRAPH OF THE USE OF PIGBONES AS A GRAFT MATERIAL FOR FEMUR FRACTURE TREATMENT IN DOGS)

Luh Made Sudimartini, I Wayan Wirata, Anak Agung Gde Oka

Dharmayudha, I Wayan Nico Fajar Gunawan, Putu Henrywaesa Sudipa ... 21 Uji Efektifitas Ekstrak Daun Mimba terhadap Micrococcus luteus yang Diisolasi dari Anjing Penderita Dermatitis Kompleks

(EFFECTIVENESS TEST OF MIMBA LEAF EXTRACT ON MICROCOCCUS LUTEUS ISOLATED FROM DOGS DERMATITIS COMPLEX)

Saptarima Eka E. Boro, I Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini, I Gusti

Ketut Suarjana, I Gusti Made Krisna Erawan, dan Made Suma Anthara ... 28 Histomorfometri Sel Darah Putih Agranulosit Bibit Sapi Bali di Nusa Penida

(HISTOMORPHOMETRY OF AGRANULOCYTE WHITE BLOOD CELLS OF BALI CATTLE IN NUSA PENIDA)

M. Oenas Adinugroho, Ni Ketut Suwiti, Putu Suastika ... 33 Struktur Histologi Uterus Anjing Kintamani pada Periode Dewasa Kelamin

(HISTOLOGICAL STRUCTURE OF THE KINTAMANI DOG ON THE SEXUAL MATURITY PERIOD)

Ni Luh Eka Setiasih, Putu Suastika, LGS Surya Heryani, NNW Susari ... 39 Perubahan Histopatologi Hati Mencit yang diberikan Ekstrak Etanol

Tanaman Sarang Semut

(HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF MICE LIVER THAT INDUCED BY ETHANOL EXTRACT OF ANT NEST TREE)

Yoga Eka Prasetyo, I Made Merdana, I Made Kardena, I Wayan Sudira ... 44 DAFTAR ISI

(6)

Klasterisasi Manajemen Pengolahan Limbah Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung

(THE CLUSTERING OF BALI CATTLES WASTE PROCESSING MANAGEMENT AT SIMANTRI IN BADUNG REGENCY)

Dewa Made Dwi Parwata, I Putu Sampurna, I Made Sukada, Kadek Karang

Agustina ... 51 Pengaruh Penambahan Berbagai Konsentrasi Vitamin E pada Pengencer Fosfat Kuning Telur terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Puyuh

(INFLUENCE OF DIFFERENT CONCENTRATION SUPLEMENTARY OF VITAMIN E IN YOLK EGG PHOSPHATE DILUENT FOR THE MOTILITY AND VIABILITY OF QUAIL SPERMATOZOA)

I Made Hermadi Putra, Wayan Bebas, Made Kota Budiasa ... 58 Karakteristik Fisikokimia dan Uji Aktivitas Antimikroba Bakteriosin dari Isolat Bakteri Asam Laktat 15B Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali

(PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS AND ANTIMICROBIAL ACTIVITY TEST OF BACTERIOCIN FROM LACTIC ACID BACTERIA ISOLATE 15B ORIGINATED FROM BALI CATTLE’COLON ISOLATION)

Ni Kadek Lyming Lestari, I Dewa Made Sukrama, I Wayan Suardana ... 65 Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Wistar Diabetes Melitus Eksperimental yang Diberikan Ekstrak Etanol Daun Kelor

(HISTOPATHOLOGICAL KIDNEY OVERVIEW OF EXPERIMENTAL DIABETES MELLITUS WISTAR RATS GIVEN ETHANOL EXTRACT OF MORINGA LEAF)

Baiq Renny Kamaliani, Ni Luh Eka Setiasih, Ida Bagus Oka Winaya ... 71 Gerusan Daun Binahong Mempercepat Kesembuhan Luka Bakar Tikus Putih

(THE SCOURING OF BINAHONG LEAVES ACCELERATES THE HEALING OF BURNS ON WHITE RATS)

Komang Sri Gilamg Airlangga, I Wayan Gorda, I Ketut Anom Dada,

Luh Made Sudimartini ... 78 Profil Imunoglobulin M Sapi Bali di Pulau Nusa Penida Klungkung Bali

(PROFILE IMMUNOGLOBULIN M (IgM) BALI CATTLE IN NUSA PENIDA ISLAND KLUNGKUNG DISTRICT BALI PROVINCE)

Luh Kadek Nanda Laksmi, I Nengah Kerta Besungi, I Nyoman Suartha Ni

Ketut Suwiti ... 85 Histological Structure of The Thoracic and Abdominal Region Skin of The Etawah Goats Cross Breed

(STRUKTUR HISTOLOGI KULIT REGIO THORAK DAN ABDOMEN KAMBING PERANAKAN ETAWAH)

Ni Ketut Suwiti, Mergayanti Yudanta Eka Putri, Putu Suastika, Ni Luh Eka

Setiasih, Luh Gde Sri Surya Heryani, Ni Nyoman Werdi Susari ... 94 Kualitas Daging Sapi Bali dan Daging Sapi Wagyu yang Disimpan pada Suhu Dingin (THE QUALITY OF BALI AND WAGYU BEEF AT THE COLD STORAGE)

Kadek Karang Agustina, Sonia Citra Dewi Sembiring, I Ketut Suada ... 102

(7)

Dr. Sagung Chandra Yowani, S.Si.,Apt.,M.Si

Lab. Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. dra. Tyas Rini Saraswati, M.Kes

Lab. Ilmu Faal dan Khasiat Obat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Diponegoro.

Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D.

Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP.

Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi

Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi.

Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Kadek Karang Agustina, MP.

Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Made Sudimartini, MP

Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si

Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD.

Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Dr. drh. Maxs U E Sanam.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.

Prof. Dr. drh. Pudji Astuti

Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.

Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi.

Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes,

Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. Michael Haryadi, MP.

Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP.

Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.

Drh. Ni Made Restiati, Mphil.

Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Siti Komariah

Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia Dr. drh. I Wayan Bebas, M.Kes.

Lab. Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gese Soma, M.Kes.

Lab. Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana MITRA BESTARI TAMU

(8)

Buletin Veteriner Udayana

Vol. 11 No. 1 Tahun 2019

Abdomen 94

Aktivitas Antimikroba 65 Anjing 21, 28

Anjing kintamani 39 Bioflok 7

Bakteri Asam Laktat 65 Bakteriosin 65

Cangkok tulang 21 Cluster 51

Daging sapi bali 102 Dging sapi Wagyu 102 Daun binahong 78 Daun mimba 28

Dermatitis kompleks 28 Diabetes melitus 71 Ekokardiografi 1 Ekstrak sarang semut 14 ELISA 85

Etawah cross breed 94 Fisikokimia 65 Fosfat 58 Fraktur 21

Gambaran radiologi 21 Geografis 85

Ginjal 71 Hati 44 Histologi 33 Histology 94 Histomorfometri 33 Histomorphometry 94 Histopatologi 14, 44 Imunoglobulin M 85 Intensif 51

Jantung 1 Jenis kelamin 85 Kelor 71

Kerusakan hepar 14 Kesembuhan 78 Kualitas 102 Limfosit 33

Luka bakar derajat II 78

Manajemen pengolahan limbah 51 Micrococcus luteus 28

Monosit 33

Nusa Penida 33, 85 Paracetamol 14 Probiotik 7 Puyuh 58 Sapi bali 33, 85 Simantri 51 Spermatozoa 58 Vitamin E 58 Sanca 1 Sisik ventral 1 Skin 94

Streptozotocin 71 Struktur histologi 39 Tanaman sarang semut 44 Thorax 94

Tikus putih 78 Tulang babi 21 Udang vaname 7 Ultrasonografi 1 Umur 85 Uterus 39 INDEKS SUBJEK

(9)

Buletin Veteriner Udayana

Vol. 11 No. 1 Tahun 2019

Adinugroho MO 33 Agustina KK 51, 102 Airlangga KSG 78 Anthara MS 28 Azhar F 7 Bebas IW 58 Besung INK 85 Boro SEE 28 Budiasa IK 14 Budiasa MK 58 Dada IKA 78

Dharmayudha AAGO 21 Erawan IGMK 28 Gorda IW 78 Gunawan IMD 14 Gunawan IWNF 21 Heryani LGSS 39, 94 Kamaliani BR 71 Kardena IM 14, 44 Kombo MP 1 Laksmi LKN 85 Lestari NAA 1 Lestari NKL 65 Merdana IM 14, 44 Parwata DMD 51

Paryono 7 Pertiwi AP 1 Prasetyo YE 44 Putra IMH 58 Putri MYE 94 Sampurna IP 51 Sembiring SCD 102 Setiasih NLE 39, 71, 94 Setyono BDH 7

Suada IK 102 Suardana IW 65 Suarjana IGK 28 Suartha IN 28, 85 Suastika P 33, 39, 94 Sudimartini LM 21, 28, 78 Sudira IW 44

Sudipa PH 21 Sukada IM 51 Sukrama IDM 65 Susari NNW 39, 94 Suwiti NK 33, 85, 94 Tumbelaka LI 1 Ulum MF 1 Winaya IBO 71 Wirata IW 21 INDEKS PENULIS

(10)

Ketentuan Umum

a. BuletinVeteriner Udayana memuat tulisan ilmiah dalam bidang Kedoteran Hewan dan Peternakan, berupa hasil penelitian, artikel ulas balik (review).

b. Naskah/makalah harus orisinal dan belum pernah diterbitkan. Apabila diterima untuk dimuat dalam Buletin Veteriner Udayana, maka tidak boleh diterbitkan dalam majalah atau media yang lain.

2. Naskah ilmiah dicetak dengan kertas ukuran A4. Naskah diketik dengan spasi menggunakan program olah kata word for windows, huruf Times New Roman ukuran huruf 12.

3. Tata cara penulisan naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut urutan sebagai berikut: Judul, Identitas penulis, Abstrak, Abstract, Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan terimakasih dan Daftar Pustaka.

Upayakan dicetak hitam putih, dan keseluruhan naskah tidak lebih tidak kurang dari 10- 15 halaman.

a. Judul: Singkat dan jelas.

b. Identitas penulis: Nama ditulis lengkap (tidak disingkat) tanpa gelar. Bila penulis lebih dari seorang, dengan alamat, instansi yang berbeda, maka di belakang setiap nama diberi indeks atas angka arab. Alamat penulis ditulis di bawah nama penulis mencakup laboratorium, lembaga, dan alamat lengkap dengan nomer telepon/faksimili dan Email. Indeks tambahan diberikan pada penulis yang dapat diajak berkorespondensi (corresponding author).

c. Abstrak: Ditulis dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dan bahasa Inggris bila naskah dalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Abstrak dilengkapi kata kunci (keywords) yang diurut berdasarkan kepentingannya. Abstrak memuat ringkasan naskah, mencakup seluruh tulisan tanpa mencoba merinci setiap bagiannya. Hindari menggunakan singkatan.

d. Pendahuluan: Memuat tentang ruang lingkup, latar belakang tujuan dan manfaat penelitian. Bagian ini hendaknya memberikan latar belakang agar pembaca dapat memahami dan menilai hasil penelitian tanpa membaca laporan-laporan sebelumnya yang berkaitan dengan topik. Manfaatkanlah pustaka yang dapat mendukung pembahasan.

e. Metode Penelitian: Hendaknya diuraikan secara rinci dan jelas mengenai bahan yang digunakan dan cara kerja yang dilaksanakan, termasuk metode statistika. Cara kerja yang disampaikan hendaknya memuat informasi yang memadai sehingga memungkinkan penelitian dapat diulang dengan berhasil.

f. Hasil dan Pembahasan: Disajikan secara bersama dan membahas dengan jelas hasil- hasil penelitian. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tertulis di dalam naskah, tabel, atau gambar. Kurangi penggunaan grafik jika hal tersebut dapat dijelaskan naskah. Batasi pemakaian foto, sajikan foto yang jelas menggambarkan hasil yang diperoleh. Gambar dan tabel harus diberi nomor dan dikutip dalam naskah.

Pembahasan yang disajikan hendaknya memuat tafsir atas hasil yang diperoleh dan bahasan yang berkaitan dengan laporan-laporan sebelumnya. Hindari mengulang pernyataan yang telah disampaikan pada metode, hasil dan informasi lain yang telah disajikan pada pendahuluan.

g. Simpulan dan Saran: Disajikan secara terpisah dari hasil dan pembahasan.

KETENTUAN UNTUK PENULISAN NASKAH

(11)

h. Ucapan Terimakasih: Dapat disajikan bila dipandang perlu. Ditujukan kepada yang mendanai penelitian dan untuk memberikan penghargaan kepada Lembaga maupun perseorangan yang telah membantu penelitian atau proses penulisan.

i. DaftarPustaka: Ditulis mengikuti pola Vancouver Style. Disusun secara alfabetis menurut nama dan tahun terbit. Singkatan majalah/jurnal berdasarkan tata cara yang dapat dipakai oleh masing-masing jurnal. Proporsi daftar pustaka jurnal/majalah ilmiah sedikitnya 60%, dan teks book 40%. Contoh penulisan daftar pustaka:

Jurnal/majalah

Cowle SM, Horae S, Mosselman S, Parker MG. 1997. Estrogen receptor alpha and beta for heterodimeson DNA. J Biol Chem, 272(1): 158-162.

Buku

Gordon I. 1997. Controlled reproduction in sheep and goats. Controlled reproductionin farm animal series. 2nd Ed. Cab. Internationa. Ireland

Bab dalam Buku

Lukert PD, Saif YM. 1997. Infectious bursal disease. In: Diesease of Pultry. 10th Ed.

Calnek BW, Barness HJ, Beard CW, McDaugrad LR, Saif YM. (eds). Iowa State University Press, Ames, Iowa, USA. Pp. 721-738.

Prosiding

Muzzarelli R. 1990. Chitin and chitosan: Unique cationic polysaccharides, In:

Proceeding Sympotium Towards a Carbohydrate Based Chemistry. Ames, France, 23- 26 Oct. 1989. Pp. 199-231.

Disertasi/Tesis

Said S. 2003.Studies on Fertilization of rat soocytes by intra cytoplasmic sperm injection. (Disertation). Okayama: Okayama University.

Website

Gorman C. 1997. The new Hongkong Flue. http://www.pathfinder.com/time/

magazine/1997/dom/971229/heatlh.thenewhong_html

4. Pengiriman naskah dilakukan setiap saat dalam bentuk softcopy (file doc/docx) melalui sistem daring pada laman berikut:

https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/about/submissions

5. Terhadap naskah/makalah yang dikirim, redaksi berhak untuk: memuat naskah/makalah tanpa perbaikan, memuat naskah/makalah dengan perbaikan, menolak naskah/makalah.

Semua keputusan redaksi tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat untuk keperluan itu.

6. Setiap naskah yang dikirim ke redaksi untuk dipublikasikan dalam Buletin Veteriner Udayana akan dipandang sebagai karya asli penulis dan bila diterima, naskah tersebut tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan ataupun sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana.

(12)

Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Hewan Jl. PB Sudirman Denpasar, Telp (0361)223791

BULETIN VETERINER UDAYANA

(13)

Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018

44

Perubahan Histopatologi Hati Mencit yang diberikan Ekstrak Etanol Tanaman Sarang Semut

(HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF MICE LIVER THAT INDUCED BY ETHANOL EXTRACT OF ANT NEST TREE)

Yoga Eka Prasetyo1*, I Made Merdana2, I Made Kardena3, I Wayan Sudira2

1Praktisi Dokter Hewan di Jawa Timur, 2Laboratorium Farmakologi Veteriner, 3Laboratorium Patologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

*Email: [email protected] ABSTRAK

Tanaman sarang semut (Myrmecodia pendans) sering dimanfaatkan masyarakat sebagai obat alternatif untuk mengobati berbagai penyakit. Akan tetapi belum pernah dilakukan penelitian mengenai toksisitas ekstrak etanol sarang semut pada organ hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ektrak etanol sarang semut terhadap gambaran histopatologi hati pada mencit (Mus musculus L.). Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit jantan yang dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Kelompok Kontrol (K0) sebagai kontrol (placebo) diberikan aquades, sedangkan kelompok I, kelompok II, dan kelompok III masing-masing diberikan 100mg/kg BB, 200mg/kg BB, dan 300mg/kg BB ekstrak etanol sarang semut. Pemberian ektrak etanol sarang semut dilakukan setiap hari selama 21 hari, kemudian dinekropsi pada hari ke-22 yang bertujuan untuk pembuatan preparat hitopatologi dari pengambilan organ hati. Perubahan histopatologi hati diamati dan dinilai berdasarkan kerusakan histologi berupa infiltrasi sel radang, degenerasi melemak, serta nekrosis. Data yang diperoleh lalu dianalisis dengan menggunakan uji statistik Kruskall-Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan pemberian ekstrak etanol sarang semut berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap timbulnya degenerasi melemak, nekrosis, dan infiltrasi sel radang pada sel hati. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol sarang semut dapat menimbulkan efek toksik pada hati mencit.

Kata kunci: Hati; histopatologi; tanaman sarang semut.

ABSTRACT

Anthill plants attract many people as an alternative medicine for cure various diseases. However no research has been done respecting toxicity anthill’s extract on the liver. The study aimed to ascertain the histopatological effect of ethanol extract of anthill plant on mice liver. This study used twenty fourth male mice 10-12 weeks of age with a body weight of 25-35 grams were divided into 4 groups, each group consisted of 6 mice. Control Group were given aquades, Group I, Group II, and Group III each were given 100mg/kg BW, 200mg/kg BW, dan 300mg/kg BW doses of ethanol extract of anthill plant. Ethanol extract of anthill plant adducition were given single dose daily for 21 days, and then necropsy on day 22 intend to create preparation histopathology by collecting livers. Hepatic histopathological changes observed and assessed by histological damage in the form of infiltration of inflammatory cells, lipid degeneration and necrosis. Data were obtained then analyzed using statistical Kruskal-Wallis Test followed with Mann-Whitney Test (p<0.05). Kruskal-Wallis Test result showed ethanol extract of anthill very significant (p<0.01) to effect of the incident of lipid degeneration, necrosis and infiltration of inflammatory cell of liver cells. Based on these result study concluded that the ethanol extract of anthill can cause histological changes in the liver of mice.

Keywords: Liver; histopathology; ant nest tree.

(14)

45

PENDAHULUAN

Tanaman banyak dimanfaatkan sebagai obat karena khasiatnya telah terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit, dengan efek samping yang relatif minimal jika digunakan dengan tepat yaitu dengan melihat dosis, waktu penggunaan, cara penggunaan, dan ketepatan. World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan obat herbal dalam menjaga kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker (Sari, 2006). Belakangan ini tanaman yang potensial dan banyak diminati masyarakat sebagai obat alternatif adalah tanaman sarang semut (Myrmecodia pendans). Tanaman sarang semut merupakan tumbuhan yang menempel di pohon-pohon besar. Penggunaan sarang semut untuk pengobatan masyarakat di Papua sudah sejak lama dilakukan (Roslizawati et al., 2013).

Data mengenai uji keamanan ekstrak sarang semut sejauh ini masih sangat sedikit bahkan belum ada. Uji toksisitas mengenai efek akut dan kronis ekstrak dari air tanaman sarang semut pada mencit ditemukan bahwa ekstrak air sarang semut berpengaruh terhadap struktur histologi hati. Berdasarkan penelitian Soeksmanto et al. (2010) pada pengamatan mikroskopis organ hati, pemberian dosis 37,5 mg/kg bb ekstrak air tanaman sarang semut tidak mengganggu kerja unit-unit fungsional hati (tidak menyebabkan kelainan). Sedangkan, pada pemberian dosis 3750 mg/kg bb ekstrak air tanaman sarang semut terjadi nekrosis pada jaringan hati dan degenerasi pada bagian midzonal dengan terbentuknya vakuola pada jaringan sel hati dan pembendungan pada hati.

Obat tradisional dari bahan tanaman akan melalui proses pencernaan di dalam saluran pencernaan, untuk selanjutnya diserap oleh usus. Setelah diserap oleh usus, bahan-bahan tersebut akan didetoksifikasi di dalam hati (Kurniawan et al., 2014). Hati bertanggung jawab atas biotransformasi zat-zat berbahaya menjadi

zat-zat yang tidak berbahaya. Proses ini menyebabkan sel hati mudah sekali mengalami kerusakan baik berupa kerusakan struktur sel maupun terjadi gangguan fungsi pada hati (Corwin, 2001).

Konsumsi bahan kimia secara terus menerus dapat mengakibatkan akumulasi dari kandungan toksik yang dapat diikuti kerusakan organ hati (Kardena et al., 2011).

Zat kimia yang terlalu banyak berada di dalam hati akan mengakibatkan kerusakan sel, seperti infiltrasi sel radang, degenerasi melemak, piknosis dan kongesti (Guyton dan Hall, 1997).

Perubahan struktur histologis hati dipengaruhi oleh jumlah dan jenis senyawa yang masuk ke dalam organ hati, termasuk pemberian ekstrak etanol sarang semut pada suatu individu. Di Indonesia kajian tentang hepatotoksik dari tanaman obat yang terkait dengan studi histopatologi hati belum banyak dilakukan, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol sarang semut dengan berbagai dosis terhadap struktur histopatologi hati mencit (Mus musculus L.).

METODE PENELITIAN Materi Penelitian

Penelitian ini menggunakan mencit sebanyak 24 ekor dengan berat badan 25- 35 gram, berumur 10–12 minggu, jenis kelamin jantan, kondisi sehat secara klinis dan tidak cacat fisik. Jumlah mencit yang digunakan telah dihitung menggunakan rumus Federer. Bahan-bahan yang digunakan adalah tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendans), etanol, dan bahan- bahan untuk pembuatan preparat histopatologi yaitu larutan Netral Buffer Formalin (NBF) 10%, alkohol, air, xylol, paraffin, lithium karbonat, perekat permount, dan Hematoksilin Eosin (HE).

Peralatan yang digunakan adalah kandang mencit yang dilengkapi dengan tempat makan dan minum mencit, sonde, spuit, glove, tabung eppendorf, timbangan, alat bedah, mikroskop, cawan petri, tabung reaksi, gelas beker, tabung labu,

(15)

46

erlenmeyer, vaccum evaporator, gelas objek dan gelas penutup.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini dosis ekstrak sarang semut menggunakan dosis bertingkat 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 300 mg/kg BB per oral. Larutan ekstrak sarang semut dibuat dengan metode kalibrasi. Pemberian ekstrak sarang semut dilakukan secara oral.

Kelompok 0 sebagai kontrol negatif diberikan aquades, kemudian kelompok I diberikan ekstrak sarang semut dengan dosis 100 mg/kg BB/hari, kelompok II diberikan ekstrak sarang semut dengan dosis 200 mg/kg BB/hari, dan kelompok III diberikan ekstrak sarang semut dengan dosis 300 mg/kg BB/hari selama 21 hari dengan menggunakan sonde.

Setelah diberikan perlakuan, mencit dinekropsi dan diambil organ hati yang selanjutnya difiksasi dengan Neutral Buffer Formalin (NBF) 10%. Kemudian dilakukan pembuatan preparat histopatologi dengan metode pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Selanjutnya preparat histopatologi diamati di bawah mikroskop dan dicatat perubahan mikroskopis yang ditemukan.

Variabel Yang Diperiksa

Perubahan histopatologi yang diamati meliputi degenerasi melemak, infiltrasi sel radang dan nekrosis. Rerata skoring pada perubahan struktur histopatologi hati mencit, diperoleh dari pengamatan mikroskopis melalui lima lapang pandang kelompok kontrol dan perlakuan.

Selanjutnya perubahan-perubahan histopatologi yang diamati tersebut diskoring, yaitu sebagai berikut. Skor 0 apabila degenerasi melemak / infiltrasi sel radang / nekrosis tidak teramati, skor 1 apabila degenerasi melemak / infiltrasi sel

radang / nekrosis teramati (lokal), skor 2 apabila degenerasi melemak / infiltrasi sel radang / nekrosis sedang (multifokal), skor 3 apabila degenerasi melemak / infiltrasi sel radang / nekrosis berat (difuse).

Analisis Data

Selanjutnya hasil skoring perubahan- perubahan histopatologi dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) 17.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan preparat histopatologi pada kelompok kontrol negatif menunjukkan perubahan adanya degenerasi melemak, nekrosis dan infiltrasi sel radang dengan rata-rata skoring masing- masing perubahan yaitu 0,20; 0,16; dan 0,10. Pada pengamatan preparat histopatologi kelompok I (100mg/kgBB) terlihat adanya perubahan degenerasi melemak dengan rata-rata skoring 1,35;

nekrosis dengan rata-rata skoring 1,03; dan infiltrasi sel radang dengan rata-rata skoring 0,53. Pengamatan preparat histopatologi kelompok II (200mg/kgBB) menunjukkan adanya degenerasi melemak dengan rata-rata skoring 0,73; nekrosis dengan rata-rata skoring 2,23; infiltrasi sel radang dengan rata-rata skoring 1,56. Pada kelompok III (300mg/kgBB), hasil pengamatan histopatologi terlihat adanya degenerasi melemak dengan rata-rata skoring 1,63; nekrosis dengan rata-rata skoring 2,00; infiltrasi sel radang dengan rata-rata skoring 1,73.

Hasil pengamatan mikroskopis dari masing-masing perlakuan terhadap gambaran histopatologi hati mencit dapat dilihat pada Gambar 2.

(16)

47

Gambar 1. Grafik perubahan histopatologi hati mencit dari masing-masing perlakuan

Gambar 2. Histopatologi hati mencit (1) Kontrol negatif (tanpa diberikan ekstrak sarang semut; (2) diberi ekstrak sarang semut dosis 100mg/KgBB; (3) diberi ekstrak sarang semut dosis 200mg/KgBB; (4) diberi ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendans) dosis 300mg/KgBB. Infiltrasi sel radang (IR) pada sel kupffer, Degenerasi melemak (DM) dan Nekrosis (N) pada sel hepatosit (HE, 400x).

0.2

1.35

0.73

1.63

0.16

1.03

2.23

2

0.1

0.53

1.56

1.73

0 0.5 1 1.5 2 2.5

K0 (Kontrol Negatif)

K1 (100 mg/kgBB)

K2 (200 mg/kgBB)

K3 (300 mg/kgBB)

Degenerasi Melemak Nekrosis

Infiltrasi sel radang

(17)

48

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pemberian ekstrak sarang semut pada gambaran histopatologi hati mencit mengalami perubahan. Pada pengamatan mikroskopis, degenerasi melemak terlihat akumulasi lemak kecil berwarna putih pada sel. Pada Gambar 2, terlihat bahwa degenerasi melemak terjadi pada semua hewan coba, baik kontrol negatif maupun perlakuan. Pada kelompok kontrol, degenerasi melemak fokal (ringan) tampak pada empat ekor mencit dari enam ekor mencit. Sedangkan pada kelompok 1 (dosis 100mg/kg BB) dan kelompok 2 (dosis 200mg/kg BB), tampak degenerasi melemak fokal (ringan) sampai multifokal (sedang). Rerata degenerasi melemak paling tinggi terjadi pada perlakuan kelompok 3 (dosis 300mg/kg BB).

Terjadinya degenerasi melemak pada sel hati bisa disebabkan oleh senyawa dengan konsentrasi tinggi yang terkandung dalam ekstrak etanol sarang semut dan periode pemberian yang lama, sehingga menghambat kerja enzim yang terlibat dalam metabolisme lipid intraseluler.

Berdasarkan hasil pengamatan histopatologi hati mencit, nekrosis tampak terlihat pada semua hewan coba. Terjadinya nekrosis sel hati ini, dapat diketahui dengan adanya perubahan pada sitoplasma dan inti selnya (Tatukude, et al., 2014). Pada perlakuan kontrol, terlihat nekrosis fokal (ringan) pada satu ekor mencit. Terjadi peningkatan nekrosis pada kelompok 1 (dosis 100mg/kg BB) dan kelompok 2 (dosis 200mg/kg BB), tetapi pada kelompok 3 (dosis 300mg/kg BB) nekrosis mengalami penurunan, tampak nekrosis fokal (ringan) sampai multifokal (sedang) pada pengamatan mikroskopis. Nekrosis merupakan kematian sel jaringan akibat jejas saat individu masih hidup (Swarayana et al., 2012). Menurut Adikara et al. (2013), nekrosis diawali dengan perubahan morfologi inti sel yaitu piknosis (menghitam). Tahap berikutnya yaitu inti pecah (karioheksis) dan inti menghilang (kariolisis). Piknosis dapat terjadi karena adanya kerusakan di dalam sel antara lain

kerusakan membran yang diikuti oleh kerusakan mitokondria dan aparatus golgi sehingga sel tidak mampu mengeliminasi air dan trigliserida sehingga tertimbun dalam sitoplasma sel. Nekrosis dapat disebabkan oleh bermacam-macam agen dan dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari. Agen penyebabnya yaitu racun kuat (misal fosfor, jamur beracun, dan lainnya), gangguan metabolik (biasanya pada metabolisme protein), infeksi virus yang menyebabkan bentuk fluminan atau maligna virus (Swarayana et al., 2012).

Gambaran lain histopatologi hati yang ditemukan adalah infiltrasi sel radang. Dari pemeriksaan histopatologi hati, infiltrasi sel radang menunjukkan perubahan yang semakin parah sejalan dengan peningkatan dosis. Ini mengindikasikan bahwa semakin besar dosis ekstrak etanol sarang semut yang diberikan, maka ekstrak etanol sarang semut semakin bersifat toksik pada hati.

Inflamasi atau reaksi peradangan merupakan mekanisme penting yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan diri dari berbagai bahaya yang mengganggu keseimbangan juga memperbaiki struktur serta gangguan fungsi jaringan yang ditimbulkan bahaya tersebut (Adikara et al., 2013). Peradangan pada hati ditandai dengan ditemukannya sel radang berupa sel-sel fagosit yakni monosit dan polimorfonuklear yang dapat dilihat dengan mikroskop pada sediaan jaringan hati (Sari et al., 2015). Pada penelitian ini, proses peradangan yang terjadi merupakan bentuk dari proses pertahanan tubuh akibat efek toksik ekstrak sarang semut sehingga terjadi peradangan di hati.

Pada pengamatan gambaran histopatologi hati mencit yang hanya diberi aquades sebagai kelompok kontrol ditemukan adanya nekrosis, degenerasi melemak dan infiltrasi sel radang.

Terjadinya kerusakan hati mencit pada kelompok kontrol ini terjadi kemungkinan karena penggunaan mencit yang bukan mencit Specific Pathogen Free (SPF).

Kemungkinan mencit sebelum diberi

(18)

49

perlakuan telah menderita infeksi atau gangguan lain yang menyebabkan kerusakan hati. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mencit pada sebagian besar kelompok perlakuan mengalami perubahan yang bervariasi pada jaringan organ hati. Faktor lain yang menyababkan kerusakan hati adalah faktor lingkungan, faktor pakan dan minum yang tidak diberikan secara higienis sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Pemberian perlakuan dengan cara oral juga merupakan faktor yang menyebabkan kerusakan pada hati. Menurut Kurniawan et al. (2014), pemberian perlakuan secara oral menyebabkan mencit mengalami stres yang memicu terjadinya gula darah, yang menyebabkan peningkatan metabolisme hati dan berakibat pada terjadinya kerusakan di hati.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol sarang semut berpengaruh terhadap gambaran histopatologi hati mencit berupa degenerasi melemak, nekrosis dan infiltrasi sel radang

Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dari ekstrak etanol sarang semut terhadap perubahan struktur histopatologi hati mencit dengan durasi penelitian yang lebih singkat dan dosis yang lebih rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Adikara IPA, Winaya IBO, Sudira IW.

2013. Studi histopatologi hepar tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi ekstrak etanol daun kedondong (Spondias dulcis G.Forst) Secara Oral.

Bul. Vet. Udayana 5(2):107-113.

Ariani SRD, Irianto H, Malikhah I. 2014.

Optimasi lama waktu ekstraksi guna menghasilkan ekstrak herba sarang semut (Myrmecodia Pendans Merr. &

Perry) dari kalteng dengan aktivitas antioksidan tertinggi disertai skrining

senyawa bahan alam. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia IV.

Corwin EJ. 2001. Buku Saku Patofisiologi.

(Diterjemahkan Brahmu). Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

Kardena IM, Winaya IBO. 2011. Kadar perasan kunyit yang efektif memperbaiki kerusakan hepar mencit yang dipicu karbon tetrachlorida. J.

Vet., 12(1): 34-39.

Kurniawan IWAY, Wiratmini NI, Sudatri NW. 2014. Histologi hepar mencit (Mus Musculus L.) yang diberi ekstrak daun lamtoro (Leucaena leucocephala).

J. Simbiosis, 2(2): 226- 235.

Lamondo D, Soegianto A, Abadi A, Keman S. 2014. Antioxidant effects of sarang semut (Myrmecodia pendans) on the apoptosis of spermatogenic cells of rats exposed to plumbum. Res. J. Pharm.

Biol. Chem. Sci., 5(4): 282-294.

Retnowati Y, Uno WD, SR Rahman. 2012.

Isolasi mikroba endofit tanaman sarang semut (Myrmecodia Pendens) dan analisis potensi sebagai antimikroba.

Laporan Penelitian Pengembangan IPTEK. Universitas Gorontalo.

Roslizawaty, Budiman H, Laila H, Herrialfian. 2013. Pengaruh ekstrak etanol sarang semut (Myrmecodia Sp.) terhadap gambaran histopatologi ginjal mencit (Mus Musculus) jantan yang hiperurisemia. J. Med. Vet., 7(2):116- 120.

Sari LORK. 2006. Pemanfaatan obat tradisional dengan pertimbangan manfaat dan keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, 3(1): 1-7.

Sari PK, Lintong PM, Loho LL. 2015. Efek pemberian anabolik androgenik steroid injeksi dosis rendah dan tinggi terhadap gambaran histopatologi hepar dan otot rangka tikus wistar (Rattus Novergicus). J. e-Biomedik. 3(1): 501- 509.

Soeksmanto A, Simanjuntak P, Subroto MA. 2010.. Uji toksisitas akut ekstrak

(19)

50

air tanaman sarang semut (Myrmecodia pendans) terhadap histologi organ hepar mencit. J. Natur Indonesia, 12(2): 152- 155.

Swarayana IMI, Sudira IW, Berata IK.

2012. Perubahan histopatologi hepar mencit (Mus musculus) yang diberikan ekstrak daun ashitaba (Angelica

keiskei). Bul. Vet. Udayana, 4(2): 119- 125.

Tatukude P, Loho L, Lintong P. 2014.

Gambaran histopatologi hepar mencit swiss yang diberi air rebusan sarang semut (Mymercodia pendans) paska induksi dengan carbon tetrachlorida (Ccl4). J. e-Biomedik. 2(2): 459-466.

Referensi

Dokumen terkait

Volume 11 No.2 Agustus 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 12 No.1 Pebruari 2020 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 11 No.2 Agustus 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 9 No.1 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 12 No.1 Pebruari 2020 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 12 No.1 Pebruari 2020 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: