• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN VETERINER UDAYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BULETIN VETERINER UDAYANA "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 1: 21-27

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2019

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p04 Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti

No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018

21

Gambaran Radiografis Penggunaan Tulang Babi Sebagai Bahan Cangkok untuk Penanganan Fraktur Femur pada Anjing

(A RADIOGRAPH OF THE USE OF PIGBONES AS A GRAFT MATERIAL FOR FEMUR FRACTURE TREATMENT IN DOGS)

Luh Made Sudimartini*, I Wayan Wirata, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, I Wayan Nico Fajar Gunawan, Putu Henrywaesa Sudipa

Departemen Klinik Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl. PB Sudirman, Denpasar Bali. *Email: [email protected]

ABSTRAK

Fraktur merupakan salah satu kasus yang dapat terjadi pada hewan kesayangan terutama anjing dan kucing. Prinsip penanganan kasus fraktur yaitu melakukan reposisi dan imobilisasi pada daerah fraktur.

Kerusakan tulang yang besar karena trauma dapat menghambat kesembuhan dan menyebabkan cacat tulang, sehingga diperlukan bahan cangkok tulang untuk merangsang proses penyembuhan dan untuk mengisi bagian tulang yang hilang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari gambaran radiografis penggunaan tulang babi sebagai bahan cangkok untuk penanganan kasus fraktur pada anjing. Delapan ekor anjing jantan umur tiga sampai empat bulan digunakan dalam penelitian ini, yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Kelompok I berjumlah dua ekor adalah Anjing yang dipergunakan sebagai kontrol, yaitu anjing yang pada diaphysis tulang femurnya dibor dengan diameter 1 cm tanpa pemberian bahan cangkok. Kelompok II berjumlah enam ekor yang dibor seperti kelompok I dan diberi bahan cangkok. Monitoring perkembangan kesembuhan dilakukan berturut-turut pada 24 jam, minggu ke dua, ke empat dan ke delapan pasca operasi dengan pemeriksaan foto rontgent. Hasil analisis radiografis menunjukkan telah terjadi penyatuan dan mineralisasi fragmen tulang pada minggu kedelapan pasca operasi pada kelompok II dengan densitas tulang sudah tampak normal.

Kata kunci: Anjing, cangkok tulang, fraktur, gambaran radiologi, tulang babi ABSTRACT

Fracture is one of the cases that may occur in pets, especially dogs and cats. The principle to handling the cases of fracture is repositioned and immobilized the fracture area. Severe bone damage due to trauma can inhibit healing process and cause bone defects, so that graft material is needed to stimulate the healing process and to fill in the missing bone. This research was aimed to study radiographic imaging of the use of pig bones as a graft material for fractures treatment in dogs. Eight male dogs at aged 3-4 months were used in this study and were divided into two groups randomly.

Group I (control) was two dogs who their bone diaphysis femur was drilled with a diameter of 1 cm without giving graft material. Group II was six dogs who were drilled as Group I and were given a graft material. Monitoring of the recovery progress were done by Rontgent, was conducted at 24 hours, 2nd week, 4th week and 8th week post-surgery. Radiographic analysis showed that there has been a unification and mineralization of bone fragments in the 8th week post-surgery in the group II with bone density already seemed normal.

Keywords: Dogs, bone graft, fracture, radiograph, pig bones.

PENDAHULUAN

Fraktur merupakan salah satu kasus yang dapat terjadi pada hewan kesayangan terutama anjing dan kucing. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Pada saat patah tulang terjadi kerusakan substansia dari jaringan lunak, periosteum terpisah dari tulang, perdarahan ekstensif dan laserasi serta kerusakan muskular (Piermattei et al., 2006). Kerusakan tulang yang parah akibat trauma, dimana banyak fragmen patahan

(2)

Buletin Veteriner Udayana Sudimartini et al.

22

tidak bisa dipertahankan sehingga dapat menghambat kesembuhan tulang. Selain itu, kesembuhan yang terhambat (delayed union) atau komplikasi kegagalan kesembuhan (nonunion) setelah operasi juga menjadi penyebab kerusakan tulang.

Secara umum, fraktur sederhana mudah ditangani dengan cara memfiksasi fragmen patahan tulang menggunakan pin intrameduller maupun eksternal fiksator.

Namun, pada fraktur multiple, patahan tulang kecil amat sulit untuk disatukan kembali, baik menggunakan pin maupun eksternal fiksator, sehingga dalam kasus ini diperlukan metode khusus, yaitu pencangkokan tulang (bone grafting) untuk merangsang proses penyembuhan dan untuk mengisi bagian tulang yang hilang (Finkemeier, 2002). Pencangkokan tulang didefinisikan sebagai teknik operasi untuk mengganti tulang yang hilang menggunakan material bahan cangkok tulang. Cangkok tulang dilakukan terutama untuk : (1) Meningkatkan bagian tulang yang hilang akibat kesembuhan fraktur dengan menstimulasi pembentukan callus.

(2) Mengisi kesenjangan kesinambungan tulang dengan mengisi bagian kortek yang hilang akibat fraktur dan menstimulasi serta meningkatkan pembentukan callus. (3) Menggantikan bagian kortek yang hilang akibat fraktur atau penghilangan dengan sengaja bagian tulang akibat tumor tulang dan (4) Mengisi bagian yang hilang dari tulang setelah eksisi kista atau tumor tulang (Piermattei et al., 2006).

Bahan yang digunakan sebagai sumber bahan cangkokan dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (1) Autograft atau autogenus graft : Cangkok tulang yang ditransplantasikan secara langsung dari satu daerah kerangka individu ke dalam nya atau tulangnya sendiri. Autograft lebih banyak digunakan pada kebanyakan kasus karena aman dan resiko penularan penyakit sangat rendah dan histokompatibilitas (Finkemeier, 2002). (2) Allograft: cangkok tulang yang berasal dari donor (hewan lain satu spesies). Tulang Allografts didistribusikan melalui bank jaringan regional (Greenwald,

2008); (3) Xenograft : cangkokan tulang yang berasal dari individu dan spesies berbeda. Mempunyai kemampuan osteogenic paling kecil dibanding autograft dan allograft. Bahan cangkok tulang yang ideal harus memiliki potensi untuk mempertahankan sel tetap hidup, tidak menimbulkan reaksi imunologi, mudah didapat, dan memberi kekuatan sekeliling tulang, serta tidak menyebarkan penyakit.

Salah satu sumber bahan cangkok yang sering digunakan pada manusia berasal dari tulang babi (Nannmark and Sennerby, 2008; Orsini et al., 2006). Alasan penggunaan tulang babi karena secara makrostruktur, mikrostruktur, komposisi dan proses remodeling tulang sangat mirip dengan tulang manusia (Pearce et al., 2007). Dari hasil penelitian terkini, penggunaan bahan cangkok asal tulang babi memberikan hasil paling baik dalam bedah rekonstruksi tulang pada manusia.

Keberhasilan penggunaan bahan cangkok asal tulang babi ini menjadi inspirasi untuk diterapkan di dunia kedokteran hewan dalam penanganan kasus bedah orthopedik pada hewan kesayangan terutama anjing.

Penggunaan bahan cangkok tulang yang berasal dari spesies lain (bone xenograft) memiliki kelemahan seperti dapat menimbulkan reaksi imunologi pada resipien tetapi kelebihannya diketahui memiliki sifat osteoinduksi dan osteokonduksi. Sifat osteokonduksi bahan cangkok berperan sebagai pengisi celah fragmen fraktur dan kerangka untuk memacu pertumbuhan jaringan tulang baru yang biasanya diletakkan pada jaringan resipien. Sedangkan daya osteoinduksi berkaitan dengan kemampuan bahan cangkok untuk mengadakan regenerasi struktur jaringan yang hilang dan menghasilkan tulang baru melalui stimulasi growth factors. Pada kasus fraktur, salah satu indikator keberhasilan pengobatan dapat dilihat melalui pembentukan kalus, fusi antarsegmen dan tingkat densitas tulang dengan foto rontgen (Bigham et al., 2009). Rontgen juga digunakan dalam menilai struktur tulang trabecular dan

(3)

Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 1: 21-27

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2019

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p04

23

densitas mineral tulang (Xu et al., 2015).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran radiografis penggunaan bahan cangkok asal tulang babi dalam penanganan fraktur pada anjing.

METODE PENELITIAN Pembuatan bahan cangkok

Pembuatan bahan cangkok asal tulang kortek babi meliputi proses demineralisasi.

Proses pembuatan bahan cangkok demineralisasi meliputi tulang dibersihkan dari sisa-sisa otot dan jaringan lemak menggunakan scalpel, kemudian tulang dipotong dengan ukuran 1 x 1 cm. Potongan tulang dicuci menggunakan aquades dan selanjutnya dengan Nacl 0.9%. Potongan tulang yang sudah bersih kemudian direndam selama 12 jam menggunakan chloroform-methanol (rasio 1:1) untuk menghilangkan lemak (defatting) dan protein (deproteinizing). Potongan tulang direndam dalam HCl 4% selama 2 minggu pada suhu ruangan dan larutan HCl diganti setiap 48 jam. Demineralisasi yang sempurna ditandai dengan konsistensi tulang menjadi lunak dan translucent (transparan), kemudian potongan dicuci menggunakan aquades sampai bersih dan dilanjutkan pencucian menggunakan alkohol 70%, kemudian di masukkan dan disimpan dalam tabung yang berisi alkohol 70% sampai diaplikasikan.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan delapan ekor anjing jantan lokal dengan umur 3-4 bulan dengan berat badan 4-5 kg. Anjing diadaptasikan terlebih dahulu selama dua minggu, ditempatkan pada kandang individu. Selama adaptasi lingkungan, semua anjing diberikan antihelmintik (Caniferm) dan divaksinasi menggunakan DHPPi2 (EURICAN 4). Pakan yang diberikan yaitu pakan komersial (merk Canine Selection) dan air minum ad libitum. Anjing kemudian dibagi menjadi 2 kelompok secara acak. Anjing kelompok I berjumlah dua ekor adalah anjing yang dipergunakan sebagai kontrol, yaitu anjing

pada diafisis tulang femurnya dibor dengan diameter 1 cm tanpa pemberian bahan cangkok. Anjing kelompok II berjumlah enam ekor adalah anjing yang pada diafisis tulang femurnya dibor dengan diameter 1 cm dan diberi bahan cangkok yang didemineralisasi. Selanjutnya monitoring perkembangan kesembuhan dilakukan berturut-turut pada 24 jam, minggu ke-2, ke-4 dan ke-8 pasca operasi dengan dilakukan pemeriksaan foto rontgen. Salah satu indikator keberhasilan penggunaan bahan cangkok dapat dilihat melalui pembentukan kalus, fusi antar segmen dan tingkat densitas tulang dengan foto rontgen (Bigham et al., 2009).

Teknik Operasi

Sebelum operasi dilakukan, anjing dipuasakan selama 12 jam, selanjutnya disuntikan premedikasi atropine sulfat (0,04 mg/Kg BB) secara subkutan. Lima belas menit kemudian anjing dianestesi menggunakan kombinasi ketamin (10 mg / Kg BB) dan xylazin HCL (2 mg / Kg BB) secara intramuskuler. Anjing diposisikan rebah lateral kanan pada meja operasi, kemudian rambut di daerah femur kiri dicukur hingga bersih setelah itu kulit diolesi dengan alkohol 70% dan larutan iodine povidone. Duk/kain draping yang steril dipasang untuk menutup area operasi termasuk tubuh anjing kecuali pada daerah kepala. Irisan kulit dilakukan pada sepanjang craniolateral tulang yang segaris dari trochanter mayor ke patella, demikian juga untuk jaringan subkutannya. Kulit dan jaringan subkutan diretraksi, facia lata diiris pada sepanjang tepi kranial muskulus biceps femuris. Setelah fasia diiris maka akan tampak septum muskulus. Muskulus biceps femuris ditarik ke kaudal dan muskulus vastus lateralis ditarik ke kranial sehingga akan tampak bagian permukaan tulang femur. Penarikan ini dilakukan perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya perobekan pada muskulus.

Dengan menggunakan mesin bor tulang (boor low speed), tulang femur dilubangi sampai pada bagian medula dengan

(4)

Buletin Veteriner Udayana Sudimartini et al.

24

diameter 1 cm sebagai tempat pemasangan bahan cangkok. Setelah itu muskulus dijahit dengan menggunakan vicryl ukuran 000 dan kulit dengan menggunakan benang silk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan secara radiologis pada 24 jam pasca operasi pada semua kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan belum terlihat adanya kalus

yang terbentuk disekitar fragmen tulang yang hilang maupun yang diganti dengan bahan cangkok. Kalus belum terbentuk karena 24 jam pasca operasi merupakan fase inflamasi, yang dimulai segera setelah terjadi gangguan pada tulang dan jaringan lunak disekitarnya (Harwood et al., 2010).

Peradangan yang muncul puncaknya terjadi dalam 48 jam dan menghilang hampir sepenuhnya dalam 1 minggu setelah terjadi fraktur.

Gambar 1. Radiografis tulang femur anjing kelompok kontrol (Kiri) dan perlakuan (kanan) pada 24 jam pascaoperasi memperlihatkan adanya gambaran radiolusen pada tulang diafisis femur dengan diameter 1 cm. Belum terbentuknya pita kalus.

Gambar 2. Radiografis tulang femur anjing kelompok kontrol (kiri) dan Perlakuan (kanan) pada 2 minggu pasca operasi memperlihatkan adanya gambaran radiolusen pada tulang diafisis femur dengan diameter 1 cm. Mulai terbentuknya pita kalus tipis pada sekitar/tepi tulang yang dibor (fragmen yang hilang).

(5)

Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 1: 21-27

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2019

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p04

25

Gambar 3. Radiografi tulang femur anjing kelompok kontrol (Kiri) pada 4 minggu pascaoperasi memperlihatkan adanya gambaran radiolusen pada tulang diafisis femur dgn diameter 1 cm. Sudah terbentuknya pita kalus yang lebih tebal dengan gambar terlihat lebih radiopak pada semua individu. Sedangkan pada kelompok perlakuan (kanan), tulang sudah kembali seperti semula (normal).

Gambar 4. Radiografi tulang femur kiri kelompok kontrol (kiri) pada minggu kedelapan pasca operasi memperlihatkan fragmen tulang yang hilang (tanda panah) sudah hampir menyatu, ukuran kalus mengecil dan hampir menyerupai tulang normal. Sedangkan pada kelompok perlakuan (kanan) bahan cangkok sudah menyatu dengan tulang femur (tanda panah).

Hasil pengamatan secara radiologis pada minggu kedua pasca operasi pada semua kelompok telah terbentuk kalus.

Terbentuknya kalus pada pemeriksaan radiologi merupakan indikasi pertama terjadinya penyembuhan fraktur (Harwood et al., 2010), dan mineralisasi akan terlihat pada minggu ke 1-3, diawali dengan mineralisasi yang minimal kemudian menyatu membentuk bony callus, dan secara cepat trabekular akan berkembang

menjadi callus yang lebih teratur (Graham, 2007). Pada saat terjadinya proses mineralisasi, bagian ujung tulang akan secara bertahap membentuk amplop di dalam kalus dan unit fraktur (Harwood et al., 2010). Produksi kalus dibutuhkan pada proses kesembuhan tulang untuk menghubungkan fragmen tulang yang rusak/patah.

Hasil pengamatan secara radiologis pada minggu keempat pasca operasi pada

(6)

Buletin Veteriner Udayana Sudimartini et al.

26

semua kelompok memperlihatkan hanya kelompok kontrol yang belum tertutup kalus secara sempurna. Adanya gap antar fragmen dapat menghambat suplai darah pada lokasi fraktur sehingga pembentukan kalus juga terhambat. Pada kelompok II yang diberi bahan cangkok terlihat adanya kalus yang lebih kompak dengan gambaran yang lebih radiopak. Hal ini disebabkan karena bahan cangkok sudah mengalami degradasi namun belum sempurna, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puricelli et al. (2010), dimana demineralized bone graft mampu terdegradasi dengan baik mulai 30-60 hari pasca implantasi, namun belum terjadi mineralisasi dari tulang rawan (Plata et al., 2002).

Hasil pengamatan radiologis minggu kedelapan pasca operasi pada kelompok kontrol dan perlakuan memperlihatkan penyatuan fragmen tulang kembali ke bentuk normal, masa kalus yang terbentuk sudah mengalami mineralisasi dan terjadi proses penyerapan oleh tubuh, hal ini terlihat pada tulang yang sudah terlihat normal. Kesembuhan fraktur yang sempurna ditandai dengan perbaikan sirkulasi darah di daerah patahan yang akan memperlancar pembentukan kalus dan mineralisasi kalus sehingga akan terlihat radiopaque pada gambaran foto rontgen, kalus yang terbentuk diharapkan kokoh dan cukup stabil untuk menjembatani kedua fragmen tulang dan menjaga stabilitas temporer dari tulang.

SIMPULAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bahan cangkok asal tulang babi dapat dipergunakan sebagai bahan cangkok alternatif yang efektif untuk penanganan kasus fraktur pada anjing.

Saran

Penelitian yang lebih mendalam dengan waktu pengamatan yang lebih lama tentang mekanisme seluler dan molekuler dari kesembuhan fraktur yang memerlukan

bahan cangkok yang sama untuk kedua kalinya perlu dilakukan untuk mengetahui adanya respon imunologis.

UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada LPPM Universitas Udayana yang telah memberikan pendanaan melalui Hibah Unggulan Program Studi Tahun 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Bigham AS, Dehghani SN, Shafiei Z, Nezhad ST. 2009. Experimental bone defect healing with xenogenic demineralized bone matrix and bovine fetal. Growth plate as a new xenograft:

radiological, histopathological and biomechanical evaluation. Cell Tissue Bank. 10:33–41.

Finkemeier CG. 2002. Bone Grafting and Bone Graft substitutes. J. Bone. Joint.

Surg. Am. 84: 454-464.

Graham J P. 2007. When to Panic About That Fracture Repair. 79th Western Veterinary Conferences.

Greenwald AS, Bodes SD, Goldberg. 2008.

Bone-Graft Substitutes: Fact, fictions and applications. 75th Annual Meeting American Academy of Orthopaedic Surgeons. March 5-9, 2008. San Francisco, California.

Harwood PJ, Newman JB, Michael ALR.

2010. An update fracture healing and nonunion. Orthopedics and Trauma.

24:1.

Nannmark U, Sennerby L. 2008. The bone tissue responses to prehydrated and collagenated corticocancellous porcine bone grafts: a study in rabbit maxillary defects. Clin. Impl. Dent. Rel. Res. 10:

264-270.

Orsini G, Scarano A, Piatelli M, Piccirilli M, Caputi S, Piattelli A. 2006.

Histologic and ultrastructural analysis of the regenerated bone in maxillary sinus augmentation using a porcine bone derived biomaterial. J.

Periodontol. 77:1984-1990.

(7)

Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 1: 21-27

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2019

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p04

27

Pearce IA, Richards RG, Milz S, Schneider E, Pearce SG. 2007. Animal model for implant biomaterial research in bone: A review. Eur.Cells Materials. 13: 1-10.

Piermattei D, Flo G, DeCamp C. 2006.

Handbook of Small Animal Orthopedics and fracture Repair. Fourth edition.

Saunders Elsevier. St. Louis Missouri.

63146.

Plata DV, Scheyer ET, Mellonig JT. 2002.

Clinical comparison of an enamel matrix derivative used alone or in combination with a bovinederived xenograft for treatment of periodontal

osseus defect in humans. J.

Periodontol. 73: 433-40.

Puricelli E, Corsetti A, Ponzoni D, Martins GL, Leite GM, Santos LA. 2010.

Characterization of bone repair in rat femur after treatment with calcium phosphate cement and autogenus bone graft. J. Head. Face. Med. 6:10.

Xu W, Spilker G, Weinand C. 2015.

Methodological consideration of various intraosseus and heterotopic bone grafts implantation in animal models. J. Tissue Sci. Eng. 6(3): 1-8.

(8)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712

BULETIN VETERINER UDAYANA

Ekokardiografi Mode-Brightness pada Ular Sanca

Kombinasi Aplikasi Bioflock dan Probiotik Terhadap Pertumbuhan Udang Vaname

Histopatologi Hepar Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Sarang Semut yang Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik

Gambaran Radiografis Penggunaan Tulang Babi Sebagai Bahan Cangkok pada Anjing

Uji Efektifitas Ekstrak Daun Mimba terhadap Micrococcus luteus pada Anjing Dermatitis

Histomorfometri Sel Darah Putih Agranulosit Bibit Sapi Bali di Nusa Penida

Struktur Histologi Uterus Anjing Kintamani pada Periode Dewasa Kelamin

Histopatologi Hati Mencit yang diberikan Ekstrak Etanol Tanaman Sarang Semut

Klasterisasi Manajemen Pengolahan Limbah Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung

Pengaruh Vitamin E pada terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Puyuh

Bakteriosin dari Isolat Bakteri Asam Laktat 15B Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali

Histopatologi Ginjal Tikus Wistar Diabetes yang Diberikan Ekstrak Etanol Daun Kelor

Gerusan Daun Binahong Mempercepat Kesembuhan Luka Bakar Tikus Putih

Profil Imunoglobulin M Sapi Bali di Pulau Nusa Penida Klungkung Bali

Histological Structure of The Thoracic and Abdominal Region Skin of Etawah Goats

Kualitas Daging Sapi Bali dan Daging Sapi Wagyu yang Disimpan pada Suhu Dingin

DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

VOL 11 NO. 1 PEBRUARI 2019

(9)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan

Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan Agustus Yang Bekerjasama Antara

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)

Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)

Cabang Bali

(10)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Fotografer: Drh. Putu Henrywaesa Sudipa, M.Si

Anjing bali: Anjing bali adalah anjing asli yang terdapat di Pulau Bali. Jenis anjing ini merupakan salah satu jenis anjing tertua di dunia berdasarkan hasil penelitian genetikanya.

Susunan Redaksi:

Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua Redaksi: Ni Ketut Suwiti. Redaktur: I Nengah Kerta Besung, Kadek Karang Agustina, I Wayan Nico Fajar Gunawan. Penyunting/Editor: Luh Gde Sri Surya Heryani, Luh Made Sudimartini, I Gusti Ayu Agung Suartini, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, I Gusti Made Krisna Erawan, I Wayan Bebas, I Made Kardena, I Made Merdana, Luh Eka Setiasih, I Gede Soma. Design Grafis: I Wayan Sudira, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Puu Henrywaesa Sudipa.

Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email: [email protected]

Website: http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.

BULETIN VETERINER UDAYANA

Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau

sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana

(11)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS

Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D

Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram

drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D

Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.

Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati, M.Kes

Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro

Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D

Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D

Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana

Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana

Prof. Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi

Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA

(12)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Buletin Veteriner Udayana

Terbit sejak: 1 Pebruari 2009

Naskah asli Original article

Ekokardiografi Mode-Brightness pada Ular Sanca

(BRIGHTNESS-MODE EKOCARDIOGRAPHY ON THE PHYTON SNAKES) Mokhamad Fakhrul Ulum,Nurul Aeni Ayu Lestari, Amira Putri Pertiwi,

Muhammad Piter Kombo, Ligaya ITA Tumbelaka ... 1 Pengaruh Aplikasi Bioflock yang Dikombinasikan dengan Probiotik Terhadap

Performa Pertumbuhan Udang Vaname

(THE IMPACT OF BIOFLOCKS APPLICATION COMBINED WITH PROBIOTICS ON THE GROWTH PERFORMANCE OF WHITELEG SHRIMP)

Bagus Dwi Hari Setyono, Fariq Azhar, Paryono ... 7 Histopatologi Hepar Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Sarang Semut yang Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik

(HISTOPATHOLOGICAL OF WHITE RATS LIVER AFTER GIVING of ANT NEST EXTRACT INDUCED BY TOXIC DOSE OF PARACETAMOL)

I Made Merdana, I Made Kardena, Ketut Budiasa, I Made Dodi Gunawan ... 14 Gambaran Radiografis Penggunaan Tulang Babi Sebagai Bahan Cangkok untuk Penanganan Fraktur Femur pada Anjing

(A RADIOGRAPH OF THE USE OF PIGBONES AS A GRAFT MATERIAL FOR FEMUR FRACTURE TREATMENT IN DOGS)

Luh Made Sudimartini, I Wayan Wirata, Anak Agung Gde Oka

Dharmayudha, I Wayan Nico Fajar Gunawan, Putu Henrywaesa Sudipa ... 21 Uji Efektifitas Ekstrak Daun Mimba terhadap Micrococcus luteus yang Diisolasi dari Anjing Penderita Dermatitis Kompleks

(EFFECTIVENESS TEST OF MIMBA LEAF EXTRACT ON MICROCOCCUS LUTEUS ISOLATED FROM DOGS DERMATITIS COMPLEX)

Saptarima Eka E. Boro, I Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini, I Gusti

Ketut Suarjana, I Gusti Made Krisna Erawan, dan Made Suma Anthara ... 28 Histomorfometri Sel Darah Putih Agranulosit Bibit Sapi Bali di Nusa Penida

(HISTOMORPHOMETRY OF AGRANULOCYTE WHITE BLOOD CELLS OF BALI CATTLE IN NUSA PENIDA)

M. Oenas Adinugroho, Ni Ketut Suwiti, Putu Suastika ... 33 Struktur Histologi Uterus Anjing Kintamani pada Periode Dewasa Kelamin

(HISTOLOGICAL STRUCTURE OF THE KINTAMANI DOG ON THE SEXUAL MATURITY PERIOD)

Ni Luh Eka Setiasih, Putu Suastika, LGS Surya Heryani, NNW Susari ... 39 Perubahan Histopatologi Hati Mencit yang diberikan Ekstrak Etanol

Tanaman Sarang Semut

(HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF MICE LIVER THAT INDUCED BY ETHANOL EXTRACT OF ANT NEST TREE)

Yoga Eka Prasetyo, I Made Merdana, I Made Kardena, I Wayan Sudira ... 44 DAFTAR ISI

(13)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Klasterisasi Manajemen Pengolahan Limbah Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung

(THE CLUSTERING OF BALI CATTLES WASTE PROCESSING MANAGEMENT AT SIMANTRI IN BADUNG REGENCY)

Dewa Made Dwi Parwata, I Putu Sampurna, I Made Sukada, Kadek Karang

Agustina ... 51 Pengaruh Penambahan Berbagai Konsentrasi Vitamin E pada Pengencer Fosfat Kuning Telur terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Puyuh

(INFLUENCE OF DIFFERENT CONCENTRATION SUPLEMENTARY OF VITAMIN E IN YOLK EGG PHOSPHATE DILUENT FOR THE MOTILITY AND VIABILITY OF QUAIL SPERMATOZOA)

I Made Hermadi Putra, Wayan Bebas, Made Kota Budiasa ... 58 Karakteristik Fisikokimia dan Uji Aktivitas Antimikroba Bakteriosin dari Isolat Bakteri Asam Laktat 15B Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali

(PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS AND ANTIMICROBIAL ACTIVITY TEST OF BACTERIOCIN FROM LACTIC ACID BACTERIA ISOLATE 15B ORIGINATED FROM BALI CATTLE’COLON ISOLATION)

Ni Kadek Lyming Lestari, I Dewa Made Sukrama, I Wayan Suardana ... 65 Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Wistar Diabetes Melitus Eksperimental yang Diberikan Ekstrak Etanol Daun Kelor

(HISTOPATHOLOGICAL KIDNEY OVERVIEW OF EXPERIMENTAL DIABETES MELLITUS WISTAR RATS GIVEN ETHANOL EXTRACT OF MORINGA LEAF)

Baiq Renny Kamaliani, Ni Luh Eka Setiasih, Ida Bagus Oka Winaya ... 71 Gerusan Daun Binahong Mempercepat Kesembuhan Luka Bakar Tikus Putih

(THE SCOURING OF BINAHONG LEAVES ACCELERATES THE HEALING OF BURNS ON WHITE RATS)

Komang Sri Gilamg Airlangga, I Wayan Gorda, I Ketut Anom Dada,

Luh Made Sudimartini ... 78 Profil Imunoglobulin M Sapi Bali di Pulau Nusa Penida Klungkung Bali

(PROFILE IMMUNOGLOBULIN M (IgM) BALI CATTLE IN NUSA PENIDA ISLAND KLUNGKUNG DISTRICT BALI PROVINCE)

Luh Kadek Nanda Laksmi, I Nengah Kerta Besungi, I Nyoman Suartha Ni

Ketut Suwiti ... 85 Histological Structure of The Thoracic and Abdominal Region Skin of The Etawah Goats Cross Breed

(STRUKTUR HISTOLOGI KULIT REGIO THORAK DAN ABDOMEN KAMBING PERANAKAN ETAWAH)

Ni Ketut Suwiti, Mergayanti Yudanta Eka Putri, Putu Suastika, Ni Luh Eka

Setiasih, Luh Gde Sri Surya Heryani, Ni Nyoman Werdi Susari ... 94 Kualitas Daging Sapi Bali dan Daging Sapi Wagyu yang Disimpan pada Suhu Dingin (THE QUALITY OF BALI AND WAGYU BEEF AT THE COLD STORAGE)

Kadek Karang Agustina, Sonia Citra Dewi Sembiring, I Ketut Suada ... 102

(14)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Dr. Sagung Chandra Yowani, S.Si.,Apt.,M.Si

Lab. Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. dra. Tyas Rini Saraswati, M.Kes

Lab. Ilmu Faal dan Khasiat Obat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Diponegoro.

Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D.

Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP.

Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi

Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi.

Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Kadek Karang Agustina, MP.

Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Made Sudimartini, MP

Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si

Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD.

Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Dr. drh. Maxs U E Sanam.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.

Prof. Dr. drh. Pudji Astuti

Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.

Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi.

Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes,

Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. Michael Haryadi, MP.

Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP.

Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.

Drh. Ni Made Restiati, Mphil.

Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Siti Komariah

Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia Dr. drh. I Wayan Bebas, M.Kes.

Lab. Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gese Soma, M.Kes.

Lab. Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana MITRA BESTARI TAMU

(15)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Buletin Veteriner Udayana

Vol. 11 No. 1 Tahun 2019

Abdomen 94

Aktivitas Antimikroba 65 Anjing 21, 28

Anjing kintamani 39 Bioflok 7

Bakteri Asam Laktat 65 Bakteriosin 65

Cangkok tulang 21 Cluster 51

Daging sapi bali 102 Dging sapi Wagyu 102 Daun binahong 78 Daun mimba 28

Dermatitis kompleks 28 Diabetes melitus 71 Ekokardiografi 1 Ekstrak sarang semut 14 ELISA 85

Etawah cross breed 94 Fisikokimia 65 Fosfat 58 Fraktur 21

Gambaran radiologi 21 Geografis 85

Ginjal 71 Hati 44 Histologi 33 Histology 94 Histomorfometri 33 Histomorphometry 94 Histopatologi 14, 44 Imunoglobulin M 85 Intensif 51

Jantung 1 Jenis kelamin 85 Kelor 71

Kerusakan hepar 14 Kesembuhan 78 Kualitas 102 Limfosit 33

Luka bakar derajat II 78

Manajemen pengolahan limbah 51 Micrococcus luteus 28

Monosit 33

Nusa Penida 33, 85 Paracetamol 14 Probiotik 7 Puyuh 58 Sapi bali 33, 85 Simantri 51 Spermatozoa 58 Vitamin E 58 Sanca 1 Sisik ventral 1 Skin 94

Streptozotocin 71 Struktur histologi 39 Tanaman sarang semut 44 Thorax 94

Tikus putih 78 Tulang babi 21 Udang vaname 7 Ultrasonografi 1 Umur 85 Uterus 39 INDEKS SUBJEK

(16)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Buletin Veteriner Udayana

Vol. 11 No. 1 Tahun 2019

Adinugroho MO 33 Agustina KK 51, 102 Airlangga KSG 78 Anthara MS 28 Azhar F 7 Bebas IW 58 Besung INK 85 Boro SEE 28 Budiasa IK 14 Budiasa MK 58 Dada IKA 78

Dharmayudha AAGO 21 Erawan IGMK 28 Gorda IW 78 Gunawan IMD 14 Gunawan IWNF 21 Heryani LGSS 39, 94 Kamaliani BR 71 Kardena IM 14, 44 Kombo MP 1 Laksmi LKN 85 Lestari NAA 1 Lestari NKL 65 Merdana IM 14, 44 Parwata DMD 51

Paryono 7 Pertiwi AP 1 Prasetyo YE 44 Putra IMH 58 Putri MYE 94 Sampurna IP 51 Sembiring SCD 102 Setiasih NLE 39, 71, 94 Setyono BDH 7

Suada IK 102 Suardana IW 65 Suarjana IGK 28 Suartha IN 28, 85 Suastika P 33, 39, 94 Sudimartini LM 21, 28, 78 Sudira IW 44

Sudipa PH 21 Sukada IM 51 Sukrama IDM 65 Susari NNW 39, 94 Suwiti NK 33, 85, 94 Tumbelaka LI 1 Ulum MF 1 Winaya IBO 71 Wirata IW 21 INDEKS PENULIS

(17)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Ketentuan Umum

a. BuletinVeteriner Udayana memuat tulisan ilmiah dalam bidang Kedoteran Hewan dan Peternakan, berupa hasil penelitian, artikel ulas balik (review).

b. Naskah/makalah harus orisinal dan belum pernah diterbitkan. Apabila diterima untuk dimuat dalam Buletin Veteriner Udayana, maka tidak boleh diterbitkan dalam majalah atau media yang lain.

2. Naskah ilmiah dicetak dengan kertas ukuran A4. Naskah diketik dengan spasi menggunakan program olah kata word for windows, huruf Times New Roman ukuran huruf 12.

3. Tata cara penulisan naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut urutan sebagai berikut: Judul, Identitas penulis, Abstrak, Abstract, Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan terimakasih dan Daftar Pustaka.

Upayakan dicetak hitam putih, dan keseluruhan naskah tidak lebih tidak kurang dari 10- 15 halaman.

a. Judul: Singkat dan jelas.

b. Identitas penulis: Nama ditulis lengkap (tidak disingkat) tanpa gelar. Bila penulis lebih dari seorang, dengan alamat, instansi yang berbeda, maka di belakang setiap nama diberi indeks atas angka arab. Alamat penulis ditulis di bawah nama penulis mencakup laboratorium, lembaga, dan alamat lengkap dengan nomer telepon/faksimili dan Email. Indeks tambahan diberikan pada penulis yang dapat diajak berkorespondensi (corresponding author).

c. Abstrak: Ditulis dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dan bahasa Inggris bila naskah dalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Abstrak dilengkapi kata kunci (keywords) yang diurut berdasarkan kepentingannya. Abstrak memuat ringkasan naskah, mencakup seluruh tulisan tanpa mencoba merinci setiap bagiannya. Hindari menggunakan singkatan.

d. Pendahuluan: Memuat tentang ruang lingkup, latar belakang tujuan dan manfaat penelitian. Bagian ini hendaknya memberikan latar belakang agar pembaca dapat memahami dan menilai hasil penelitian tanpa membaca laporan-laporan sebelumnya yang berkaitan dengan topik. Manfaatkanlah pustaka yang dapat mendukung pembahasan.

e. Metode Penelitian: Hendaknya diuraikan secara rinci dan jelas mengenai bahan yang digunakan dan cara kerja yang dilaksanakan, termasuk metode statistika. Cara kerja yang disampaikan hendaknya memuat informasi yang memadai sehingga memungkinkan penelitian dapat diulang dengan berhasil.

f. Hasil dan Pembahasan: Disajikan secara bersama dan membahas dengan jelas hasil- hasil penelitian. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tertulis di dalam naskah, tabel, atau gambar. Kurangi penggunaan grafik jika hal tersebut dapat dijelaskan naskah. Batasi pemakaian foto, sajikan foto yang jelas menggambarkan hasil yang diperoleh. Gambar dan tabel harus diberi nomor dan dikutip dalam naskah.

Pembahasan yang disajikan hendaknya memuat tafsir atas hasil yang diperoleh dan bahasan yang berkaitan dengan laporan-laporan sebelumnya. Hindari mengulang pernyataan yang telah disampaikan pada metode, hasil dan informasi lain yang telah disajikan pada pendahuluan.

g. Simpulan dan Saran: Disajikan secara terpisah dari hasil dan pembahasan.

KETENTUAN UNTUK PENULISAN NASKAH

(18)

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

h. Ucapan Terimakasih: Dapat disajikan bila dipandang perlu. Ditujukan kepada yang mendanai penelitian dan untuk memberikan penghargaan kepada Lembaga maupun perseorangan yang telah membantu penelitian atau proses penulisan.

i. DaftarPustaka: Ditulis mengikuti pola Vancouver Style. Disusun secara alfabetis menurut nama dan tahun terbit. Singkatan majalah/jurnal berdasarkan tata cara yang dapat dipakai oleh masing-masing jurnal. Proporsi daftar pustaka jurnal/majalah ilmiah sedikitnya 60%, dan teks book 40%. Contoh penulisan daftar pustaka:

Jurnal/majalah

Cowle SM, Horae S, Mosselman S, Parker MG. 1997. Estrogen receptor alpha and beta for heterodimeson DNA. J Biol Chem, 272(1): 158-162.

Buku

Gordon I. 1997. Controlled reproduction in sheep and goats. Controlled reproductionin farm animal series. 2nd Ed. Cab. Internationa. Ireland

Bab dalam Buku

Lukert PD, Saif YM. 1997. Infectious bursal disease. In: Diesease of Pultry. 10th Ed.

Calnek BW, Barness HJ, Beard CW, McDaugrad LR, Saif YM. (eds). Iowa State University Press, Ames, Iowa, USA. Pp. 721-738.

Prosiding

Muzzarelli R. 1990. Chitin and chitosan: Unique cationic polysaccharides, In:

Proceeding Sympotium Towards a Carbohydrate Based Chemistry. Ames, France, 23- 26 Oct. 1989. Pp. 199-231.

Disertasi/Tesis

Said S. 2003.Studies on Fertilization of rat soocytes by intra cytoplasmic sperm injection. (Disertation). Okayama: Okayama University.

Website

Gorman C. 1997. The new Hongkong Flue. http://www.pathfinder.com/time/

magazine/1997/dom/971229/heatlh.thenewhong_html

4. Pengiriman naskah dilakukan setiap saat dalam bentuk softcopy (file doc/docx) melalui sistem daring pada laman berikut:

https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/about/submissions

5. Terhadap naskah/makalah yang dikirim, redaksi berhak untuk: memuat naskah/makalah tanpa perbaikan, memuat naskah/makalah dengan perbaikan, menolak naskah/makalah.

Semua keputusan redaksi tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat untuk keperluan itu.

6. Setiap naskah yang dikirim ke redaksi untuk dipublikasikan dalam Buletin Veteriner Udayana akan dipandang sebagai karya asli penulis dan bila diterima, naskah tersebut tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan ataupun sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana.

(19)

Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Hewan Jl. PB Sudirman Denpasar, Telp (0361)223791

BULETIN VETERINER UDAYANA

Referensi

Dokumen terkait

Volume 11 No.2 Agustus 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 12 No.1 Pebruari 2020 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 11 No.2 Agustus 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 9 No.1 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 12 No.1 Pebruari 2020 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN:

Volume 12 No.1 Pebruari 2020 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009 p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: