Volume 12 No.1 Pebruari 2020 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712
BULETIN VETERINER UDAYANA
➢
Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) pada Daging Ayam Broiler yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional di Denpasar Selatan➢ Perubahan Histopatologi Hati Tikus Putih yang diberikan Ekstrak Etanol Sarang Semut dan Gentamisin
➢ Studi Morfologi dan Morfometri Duodenum Anjing Kintamani
➢ Kesembuhan Lesi Dermatitis Kompleks dengan Pemakaian Krim Herbal
➢ Penampilan Reproduksi Induk Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung
➢ Nilai Limfosit dan Monosit Sapi Bali yang Dipelihara Berbasis Organik
➢ Uji Residu Antibiotika pada Hati Sapi Bali di Beberapa Pasar Daerah di Provinsi Bali
➢ Aktivitas Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase pada Broiler yang Diberikan Penambahan Tepung Temulawak dalam Pakan
➢ Titer Antibodi Anjing Lokal Enam Bulan Pasca Vaksinasi Rabies
➢ Pengobatan Penyakit Pernapasan pada Babi dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Ternak di Desa Penarukan, Kerambitan, Tabanan
➢ Efikasi Sterilisasi dan Desinfeksi Kandang untuk Mengurangi Infeksi Bakteri
➢ Seroprevalensi Sistiserkosis pada Babi di Wilayah Wamena, Papua
➢ Pemanfaatan Vesica Urinaria Babi sebagai Extracellular Matriks terhadap Proses Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih
➢ Prevalensi dan Identifikasi Protozoa Saluran Pencernaan pada Monyet Eekor Panjang di Pulau Nusa Penida
➢ Efektivitas Ekstrak Ethanol Daun Mimba terhadap Rhipichepalus sanguineus secara In Vitro
➢ Perkembangan Folikel dan Munculnya Estrus setelah Penyuntikan GnRH pada Sapi Bali yang Mengalami Anestrus Postpartum dengan Body Condition Score Berbeda
DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA
VOL 12 NO. 1 PEBRUARI 2020
Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan
Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan Agustus Yang Bekerjasama Antara
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)
Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)
Cabang Bali
Fotografer: Drh. Putu Henrywaesa Sudipa, M.Si
Anjing bali: Anjing bali adalah anjing asli yang terdapat di Pulau Bali. Jenis anjing ini merupakan salah satu jenis anjing tertua di dunia berdasarkan hasil penelitian genetikanya.
Susunan Redaksi:
Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua Redaksi: Ni Ketut Suwiti. Redaktur: I Nengah Kerta Besung, Kadek Karang Agustina, I Wayan Nico Fajar Gunawan. Penyunting/Editor: Luh Gde Sri Surya Heryani, Luh Made Sudimartini, I Gusti Ayu Agung Suartini, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, I Gusti Made Krisna Erawan, I Wayan Bebas, I Made Kardena, I Made Merdana, Luh Eka Setiasih, I Gede Soma. Design Grafis: I Wayan Sudira, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Putu Henrywaesa Sudipa.
Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email: [email protected]
Website: http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.
BULETIN VETERINER UDAYANA
Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau
sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana
Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS
Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D
Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram
drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D
Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.
Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati, M.Kes
Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro
Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D
Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D
Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana
Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana
Prof. Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi
Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA
Buletin Veteriner Udayana
Terbit sejak: 1 Pebruari 2009 Naskah asli
Original article
Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) pada Daging Ayam Broiler yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional di Denpasar Selatan
(TOTAL PLATE COUNT IN CHICKEN BROILER MEAT SOLD IN SOME TRADITIONAL MARKETS IN SOUTH DENPASAR)
Martha Putri Manullang, Ida Bagus Ngurah Swacita, I Ketut Suada ... 1 Perubahan Histopatologi Hati Tikus Putih yang diberikan Ekstrak Etanol Sarang Semut dan Gentamisin
(HISTOPHATOLOGICAL CHANGES IN HEPAR OF WHITE RATS GIVEN ETHANOL EXTRACT OF ANT NEST AND GENTAMICIN)
Gde Made Jasmara Muda, Anak Agung Gde Arjana, I Ketut Berata ... 7 Studi Morfologi dan Morfometri Duodenum Anjing Kintamani
(STUDY OF MORPHOLOGY AND MORFOMETRY KINTAMANI DOG DUODENUM) Andika Diko Septiyatma, Ni Luh Eka Setiasih, Luh Gde Sri Surya Heryani ... 13 Kesembuhan Lesi Dermatitis Kompleks dengan Pemakaian Krim Herbal
(HEALING COMPLEX DERMATITIS LESIONS WITH HERBAL CREAM PREPARATIONS)
Putu Adrian Junaedi, I Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini ... 19 Penampilan Reproduksi Induk Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung
(REPRODUCTIVE APPEARANCE OF BALI CATTLE AT SIMANTRI IN BADUNG REGENCY)
Kusumaning Arumsari Wimbavitrati, I Putu Sampurna, I Ketut Suatha ... 24 Nilai Limfosit dan Monosit Sapi Bali yang Dipelihara Berbasis Organik
(VALUE OF LIMFOSIT AND MONOSIT OF BALI CATTLE BASED ON ORGANIC MAINTAIN)
I Putu Indra Parmayoga, Ni Ketut Suwiti1, I Nyoman Suartha, I Gusti Ayu
Agung Suartini ... 32 Uji Residu Antibiotika pada Hati Sapi Bali di Beberapa Pasar Daerah di Provinsi Bali (ANTIBIOTICS RESIDUE TEST ON THE LIVER OF BALI CATTLE IN SOME
TRADITIONAL MARKETS IN BALI PROVINCE)
Alexander Jacky Cundawan, I Wayan Sudira, Siswanto ... 39 Aktivitas Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase pada Broiler yang Diberikan Penambahan Tepung Temulawak dalam Pakan
(ACTIVITY OF ALANIN AMINOTRANSFERASE AND ASPARTAT AMINOTRANSFERASE IN BROILER WITH ADDITION OF TEMULAWAK FLOUR IN FEED)
Putu Diah Puspa Adhi, Ida Bagus Komang Ardana, Anak Agung Sagung
Kendran ... 45 DAFTAR ISI
Titer Antibodi Anjing Lokal Enam Bulan Pasca Vaksinasi Rabies
(ANTIBODY TITER OF LOCAL DOGS SIX MONTHS ON RABIES VACCINATION)
I Nengah Sudarmayasa, Ida Bagus Kade Suardana, I Nyoman Suartha ... 50 Pengobatan Penyakit Pernapasan pada Babi dalam Upaya Meningkatkan
Produktivitas Ternak di Desa Penarukan, Kerambitan, Tabanan
(TREATMENT OF RESPIRATORY DISEASE IN PIGS IN EFFORTS TO INCREASE LIVESTOCK PRODUCTIVITY IN PENARUKAN VILLAGE, KERAMBITAN, TABANAN) I Gusti Ketut Suarjana, Nengah Kerta Besung, Aida L.T. Rompis, Ketut
Tono Pasek Gelgel ... 55 Efikasi Sterilisasi dan Desinfeksi Kandang untuk Mengurangi Infeksi Bakteri
(STERILIZATION EFFICACY AND DESINFECTION OF CAGES TO REDUCE BACTERIAL INFECTIONS)
Ketut Tono Pasek Ggelgel, Putu Henrywaesa Sudipa ... 61 Seroprevalensi Sistiserkosis pada Babi di Wilayah Wamena, Papua
(SWINE CYSTICERCOSIS SEROPREVALENCE IN WAMENA, PAPUA REGION)
Alvionita Lingga, Ida Bagus Ngurah Swacita, I Ketut Suada ... 67 Pemanfaatan Vesica Urinaria Babi sebagai Extracellular Matriks terhadap Proses Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih
(UTILIZATION OF VESICA URINARIA BABI AS AN EXTRACELLULAR MATRIX FOR THE HEALING PROCESS OF OPEN WOUNDS IN WHITE MICE)
Wayan Herry Gumawan, Wayan Wirata, Wayan Gorda, Luh Made
Sudimartini ... 74 Prevalensi dan Identifikasi Protozoa Saluran Pencernaan pada Monyet Eekor Panjang di Pulau Nusa Penida
(PREVALENCE AND IDENTIFICATION OF GASTROINTESTINAL PROTOZOA IN LONG-TAIL MONKEY IN NUSA PENIDA ISLAND)
Anak Agung Wisnu Kusuma Putra, I Nengah Wandia, I Made Dwinata ... 80 Efektivitas Ekstrak Ethanol Daun Mimba terhadap Rhipichepalus sanguineus secara In Vitro
(THE EFFECTIVENESS OF NEEM LEAF ETHANOL EXTRACT ON THE IN VITRO OF RHIPICHEPALUS SANGUINEUS)
I Made Merdana, Ida Ayu Pasti Hapsari, Fuady Muslih ... 86 Perkembangan Folikel dan Munculnya Estrus setelah Penyuntikan GnRH pada Sapi Bali yang Mengalami Anestrus Postpartum dengan Body Condition Score Berbeda (FOLLICULAR DEVELOPMENT AND THE ONSET OF ESTRUS DUE TO INDUCTION OF GNRH IN BALI CATTLE ANESTRUS POSTPARTUM WITH DIFFERENT BODY CONDITION SCORE)
I Nyoman Oka Widiarta, Tjok Gde Oka Pemayun, IGNB Trilaksana ... 92
Prof. Dr. drh. Tjok Oka Pemayun, MS
Lab. Reproduksi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D.
Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.
Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi.
Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP.
Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi
Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi.
Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi.
Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Kadek Karang Agustina, MP.
Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Made Sudimartini, MP
Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si
Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD.
Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Dr. drh. Maxs U E Sanam.
Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.
Prof. Dr. drh. Pudji Astuti
Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.
Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi.
Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes,
Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. Michael Haryadi, MP.
Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP.
Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.
Drh. Ni Made Restiati, Mphil.
Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi.
Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Siti Komariah
Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia Dr. drh. I Wayan Bebas, M.Kes.
Lab. Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gese Soma, M.Kes.
Lab. Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana MITRA BESTARI TAMU
Buletin Veteriner Udayana
Vol. 12 No. 1 Tahun 2020
Aktivitas 45 ALT 45
Angka Lempeng Total Bakteri 1 Anjing lokal 50
Antibiotika 39 AST 45 Babi 55, 67 Bakteri 61 BCS 92 Bioassay 39 Biplot 24 Broiler 1, 45
Dermatitis kompleks 19 Desinfeksi 61
Duodenum 13 Efektivitas 86
Ekstrak ethanol daun mimba 86 ELISA 50
Estrus 92
Folikel ovarium 92 Gentamisin 7 GnRH 92 Hati 39 Hati 7
Hematologic 32 Kandang 61 Kintamani dog Limfosit 32 Luka 74
Matriks ekstraseluer 74 Mimba 19
Monosit 32
Monyet ekor panjang 80 Morphology 13
Morphometry 13 Nusa Penida 80 Pakan organic 32 Papua 67
Pasar Tradisional 1 Pegagan 19
Penampilan reproduksi 24 Perubahan lesi 19
PRDC 55 Prevalensi 80 Protozoa 80 Rabies 50 Residu 39
Rhipicephalus sanguineus 86 Saluran pencernaan 80 Sapi bali 24, 32, 39, 92 Sarang semut 7
Seroprevalensi 67 Simantri 24 Sirsak 19 Sistiserkosis 67 Sterilisasi 61 Temulawak 45 Tikus putih 7
Tikus putih jantan 74 Titer antibodi 50 Vesica urinaria babi 74 Wamena 67
INDEKS SUBJEK
INDEKS PENULIS
Buletin Veteriner Udayana
Vol. 12 No. 1 Tahun 2020
Adhi PDP 45
Alvionita Lingga A 67 Ardana IBK 45 Arjana AAG 7 Berata IK 7 Besung INK 55 Cundawan AJ 39 Dwinata IM 80 Gelgel KTP 55 Ggelgel KTP 61 Gorda IW 74 Gumawan WH 74 Hapsari IAP 86 Heryani LGSS 13 Junaedi PA 19 Kendran AAS 45 Manullang MP 1 Merdana IM 7, 86 Muda GMJ 7 Muslih F 86 Parmayoga IPI 32 Pemayun TGO 92 Putra AAWK 80
Rompis ALT 55 Sampurna IP 24 Septiyatma AD 13 Setiasih NLE 13 Siswanto 39 Suada IK 1, 67 Suardana IBK 50 Suarjana IGK 55 Suartha IN 19, 32, 50 Suartini IGAA 32 Suatha IK 24 Sudarmayasa IN 50 Sudimartini LM 19, 74 Sudipa PH 61
Sudira IW 39 Suwiti NK 32 Swacita IBN 1, 67 Trilaksana IGNB Wandia IN 80 Widiarta INO 92 Wimbavitrati KA 24 Wirata IW 74
Ketentuan Umum
a. BuletinVeteriner Udayana memuat tulisan ilmiah dalam bidang Kedoteran Hewan dan Peternakan, berupa hasil penelitian, artikel ulas balik (review).
b. Naskah/makalah harus orisinal dan belum pernah diterbitkan. Apabila diterima untuk dimuat dalam Buletin Veteriner Udayana, maka tidak boleh diterbitkan dalam majalah atau media yang lain.
2. Naskah ilmiah dicetak dengan kertas ukuran A4. Naskah diketik dengan spasi menggunakan program olah kata word for windows, huruf Times New Roman ukuran huruf 12.
3. Tata cara penulisan naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut urutan sebagai berikut: Judul, Identitas penulis, Abstrak, Abstract, Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan terimakasih dan Daftar Pustaka.
Upayakan dicetak hitam putih, dan keseluruhan naskah tidak lebih tidak kurang dari 10- 15 halaman.
a. Judul: Singkat dan jelas.
b. Identitas penulis: Nama ditulis lengkap (tidak disingkat) tanpa gelar. Bila penulis lebih dari seorang, dengan alamat, instansi yang berbeda, maka di belakang setiap nama diberi indeks atas angka arab. Alamat penulis ditulis di bawah nama penulis mencakup laboratorium, lembaga, dan alamat lengkap dengan nomer telepon/faksimili dan Email. Indeks tambahan diberikan pada penulis yang dapat diajak berkorespondensi (corresponding author).
c. Abstrak: Ditulis dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dan bahasa Inggris bila naskah dalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Abstrak dilengkapi kata kunci (keywords) yang diurut berdasarkan kepentingannya. Abstrak memuat ringkasan naskah, mencakup seluruh tulisan tanpa mencoba merinci setiap bagiannya. Hindari menggunakan singkatan.
d. Pendahuluan: Memuat tentang ruang lingkup, latar belakang tujuan dan manfaat penelitian. Bagian ini hendaknya memberikan latar belakang agar pembaca dapat memahami dan menilai hasil penelitian tanpa membaca laporan-laporan sebelumnya yang berkaitan dengan topik. Manfaatkanlah pustaka yang dapat mendukung pembahasan.
e. Metode Penelitian: Hendaknya diuraikan secara rinci dan jelas mengenai bahan yang digunakan dan cara kerja yang dilaksanakan, termasuk metode statistika. Cara kerja yang disampaikan hendaknya memuat informasi yang memadai sehingga memungkinkan penelitian dapat diulang dengan berhasil.
f. Hasil dan Pembahasan: Disajikan secara bersama dan membahas dengan jelas hasil- hasil penelitian. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tertulis di dalam naskah, tabel, atau gambar. Kurangi penggunaan grafik jika hal tersebut dapat dijelaskan naskah. Batasi pemakaian foto, sajikan foto yang jelas menggambarkan hasil yang diperoleh. Gambar dan tabel harus diberi nomor dan dikutip dalam naskah.
Pembahasan yang disajikan hendaknya memuat tafsir atas hasil yang diperoleh dan bahasan yang berkaitan dengan laporan-laporan sebelumnya. Hindari mengulang pernyataan yang telah disampaikan pada metode, hasil dan informasi lain yang telah disajikan pada pendahuluan.
g. Simpulan dan Saran: Disajikan secara terpisah dari hasil dan pembahasan.
KETENTUAN UNTUK PENULISAN NASKAH
h. Ucapan Terimakasih: Dapat disajikan bila dipandang perlu. Ditujukan kepada yang mendanai penelitian dan untuk memberikan penghargaan kepada Lembaga maupun perseorangan yang telah membantu penelitian atau proses penulisan.
i. DaftarPustaka: Ditulis mengikuti pola Vancouver Style. Disusun secara alfabetis menurut nama dan tahun terbit. Singkatan majalah/jurnal berdasarkan tata cara yang dapat dipakai oleh masing-masing jurnal. Proporsi daftar pustaka jurnal/majalah ilmiah sedikitnya 60%, dan teks book 40%. Contoh penulisan daftar pustaka:
Jurnal/majalah
Cowle SM, Horae S, Mosselman S, Parker MG. 1997. Estrogen receptor alpha and beta for heterodimeson DNA. J Biol Chem, 272(1): 158-162.
Buku
Gordon I. 1997. Controlled reproduction in sheep and goats. Controlled reproductionin farm animal series. 2nd Ed. Cab. Internationa. Ireland
Bab dalam Buku
Lukert PD, Saif YM. 1997. Infectious bursal disease. In: Diesease of Pultry. 10th Ed.
Calnek BW, Barness HJ, Beard CW, McDaugrad LR, Saif YM. (eds). Iowa State University Press, Ames, Iowa, USA. Pp. 721-738.
Prosiding
Muzzarelli R. 1990. Chitin and chitosan: Unique cationic polysaccharides, In:
Proceeding Sympotium Towards a Carbohydrate Based Chemistry. Ames, France, 23- 26 Oct. 1989. Pp. 199-231.
Disertasi/Tesis
Said S. 2003.Studies on Fertilization of rat soocytes by intra cytoplasmic sperm injection. (Disertation). Okayama: Okayama University.
Website
Gorman C. 1997. The new Hongkong Flue. http://www.pathfinder.com/time/
magazine/1997/dom/971229/heatlh.thenewhong_html
4. Pengiriman naskah dilakukan setiap saat dalam bentuk softcopy (file doc/docx) melalui sistem daring pada laman berikut:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/about/submissions
5. Terhadap naskah/makalah yang dikirim, redaksi berhak untuk: memuat naskah/makalah tanpa perbaikan, memuat naskah/makalah dengan perbaikan, menolak naskah/makalah.
Semua keputusan redaksi tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat untuk keperluan itu.
6. Setiap naskah yang dikirim ke redaksi untuk dipublikasikan dalam Buletin Veteriner Udayana akan dipandang sebagai karya asli penulis dan bila diterima, naskah tersebut tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan ataupun sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana.
Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Hewan Jl. PB Sudirman Denpasar, Telp (0361)223791
BULETIN VETERINER UDAYANA
Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018
80
Prevalensi dan Identifikasi Protozoa Saluran Pencernaan pada Monyet Eekor Panjang di Pulau Nusa Penida
(PREVALENCE AND IDENTIFICATION OF GASTROINTESTINAL PROTOZOA IN LONG- TAIL MONKEY IN NUSA PENIDA ISLAND)
Anak Agung Wisnu Kusuma Putra1*, I Nengah Wandia2, I Made Dwinata3
1Program Pendidikan Dokter Hewan, 2Laboratorium Anatomi dan Embriologi Veteriner;
Pusat Penelitian Satwa Primata, 3Laboratorium Parasitologi Veteriner, Fakultas Kedoteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali.
*Email: [email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan prevalensi protozoa yang menyerang saluran pencernaan pada monyet ekor panjang di pulau Nusa Penida. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan menggunakan 50 sampel feses yang diambil dari 10 – 15 feses pada lokasi secara acak. Feses diperiksa menggunakan metode konsentrasi pengapungan dengan Seng Sulfat (ZnSO4) 33,1%. Pemeriksaan menggunakan mikroskop dengan pembesaran obyektif 40x dengan melihat morfologinya. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi jenis dan prevalensi protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang. Hasil penelitian menemukan terdapat sebanyak 40%
infeksi protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang di Pulau Nusa Penida. Jenis protozoa yang menginfeksi terdiri dari Entamoeba sp. sebesar 40% dan Balantidium coli sebesar 32%. Perlu dilakukan upaya pencegahan penyebaran penyakit protozoa, melalui edukasi higiene dan sanitasi kepada masyarakat.
Kata kunci: Prevalensi; protozoa; saluran pencernaan; monyet ekor panjang; Nusa Penida.
ABSTRACT
This study aims to determine the type and prevalence of protozoa that infects the digestive tract in long-tailed monkeys on the island of Nusa Penida. This study was an observational study, using 50 faces samples taken from 10-15 stools at random locations. Stool was examined using a concentration of flotation method with Zinc Sulphate (ZnSO4) 33.1%. Examination with a 40x microscope objective magnification to look at the morphology. The data obtained are presented descriptively including the type and prevalence of gastrointestinal protozoa in long-tailed monkeys. The study found that there were 40% of gastrointestinal protozoan infections in long-tailed monkeys on Nusa Penida Island. The type of infecting protozoa consists of Entamoeba sp. by 40% and Balantidium coli by 32%. Efforts should be made to prevent the spread of protozoa, through hygiene and sanitation education to the community.
Keywords: Prevalence; protozoa; gastrointestinal; long-tailed monkeys; Nusa Penida.
PENDAHULUAN
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan primata yang termasuk ke dalam family Cercopithecidae yang persebarannya sangat luas di Indonesia salah satunya di Bali. Persebaran yang luas disebabkan karena tingginya adaptasi terhadap perubahan lingkungan (Supriatna dan Wahyono. 2000).
Di pulau Bali, populasi monyet ekor panjang umumnya berada di kawasan pura dan sering dimanfaatkan sebagai objek wisata (Mahayuni et al., 2018). Monyet ekor panjang memiliki makna yang penting bagi masyarakat. Hal ini karena monyet ekor panjang memiliki nilai ekologi, estetika, rekreasi dan keilmuan (Nugraha, 2018).
81
Turunnya populasi primata di alam bebas, sering terkait adanya protozoa yang merupakan salah satu penyakit penyebab diare yang sering dijumpai pada primata non-human (NHP). Studi yang dilakukan oleh Levecke et al. (2007), melaporkan prevalensi protozoa saluran pencernaan monyet dan kera di kebun binatang di Belgia dengan 910 sampel feses tercatat 44% sampel terinfeksi Entamoeba sp., 41%
terinfeksi Giardia dan 13% terinfeksi Balantidium coli. Menurut Yulfi (2006) faktor yang cukup berpengaruh terhadap prevalensi protozoa saluran pencernaan adalah kontaminasi pakan, yang dapat terjadi melalui air yang terkontaminasi, infected food handler, kontaminasi oleh lalat dan kecoa.
Eratnya interaksi antara satwa primata seperti salah satunya monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan manusia pada kawasan dimaksud dapat menyebabkan sering terjadinya transmisi penyakit zoonosis antar satwa primata dan manusia Balantidium coli, Entamoeba hystolitica, Giardia sp merupakan protozoa yang bersifat zoonotik (Burgos-Rodriguez, 2011; Toft dan Eberhard, 2012; Joesoef, 2018). Sehingga pengendalian terhadap penyakit pada primata non-human yang disebabkan protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang di Nusa Penida, menjadi salah satu upaya pencegahan terjadinya penularan penyakit dari primata non-human ke manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan prevalensi protozoa yang menyerang saluran pencernaan pada monyet ekor panjang di pulau Nusa Penida.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan jumlah sampel feses sebanyak 50 sampel. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi, dan mengukur prevalensi protozoa pada monyet di pulau Nusa Penida, Bali. Fases diambil sebanyak 10 – 15 sampel secara acak dari 4 lokasi yaitu di Pura Puncak Mundi, Pura Goa Giri Putri, Pura Puser Sahab dan Pura Paluang
di daerah pulau Nusa Penida, Bali. Feses monyet segar diambil dari tanah dimasukkan ke dalam tabung feses dan diberi Kalium Bikromat (K₂Cr₂O₇). Sampel yang telah terkumpul dibawa ke laboratoriam untuk dilakukan pemeriksaan.
Feses diperiksa menggunakan metode kosentrasi pengapungan dengan Seng Sulfat (ZnSO4) 33,1%. Pertama-tama, feses sebesar biji kemiri atau kurang lebih seberat 3 gram dimasukan ke dalam gelas beker dan ditambahkan aquades 20 ml kemudian diaduk sampai homogen. Setelah itu, disaring memakai saringan teh untuk menyingkirkan bagian yang berukuran besar. Kemudian hasil penyaringan dimasukan kedalam tabung sentrifuge sampai 15 ml dan sentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 Menit.
Tabung sentrifuge dikeluarkan dari sentrifugator dan selanjutnya diletakkan di rak tabung reaksi dengan posisi tegak lurus.
Tambahkan larutan Seng Sulfat (ZnSO4) 33,1% secara perlahan dengan ditetesi menggunakan pipet Pasteur sampai permukaan cairan cembung. Tunggu selama 5 menit dengan tujuan memeberikan kesempatan telur cacing mengapung ke permukaaan.
Setelah itu gelas pentup, disentuhkan pada permukaan atau cairan pengapung, dan selanjutnya ditempelkan pada gelas objek. Pemeriksaan menggunakan mikroskop dengan perbesaran obyektif 40x dengan melihat morfologinya (Levine, 1990).
Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi jenis protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang dideskripsikan dengan narasi dan tabel.
Prevalensi infeksi dari protozoa pada monyet ekor panjang didasarkan pada hasil pemeriksaan ada dan tidaknya protozoa pada feses. Data yang diperoleh dipresentasikan dengan menggunakan rumus:
Prevalensi =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎 × 100 %
82
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan terhadap 50 sampel yang diperoleh dari populasi monyet ekor panjang di Pulau Nusa Penida terinfeksi positif protozoa saluran pencernaan sebanyak 20 sampel dengan prevalensi 40%. Hasil penelitian dengan pembesaran 40x menunjukkan, terdapat dua protozoa yang menyerang populasi monyet ekor panjang di Pulau Nusa Penida yaitu protozoa Entamoeba sp, dan Balantidium coli (Gambar 1). Dilihat dari lokasi pengambilan sampel dari yang terbanyak terinfeksi yaitu di daerah Pura Puncak Mundi sebanyak 53,3% (8 dari 15 sampel), di daerah Pura Giri Putri sebanyak 46,6%
(7 dari 15 sampel), di daerah Pura Paluang sebanyak 30% (3 dari 10 sampel), dan terendah di Pura Saab sebanyak 20% (2 dari 10 sampel). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil pemeriksaan sampel terhadap 50 sampel feses monyet ekor panjang di Pulau Nusa Penida menunjukan
jumlah sampel positif yang terinfeksi Entamoeba sp. sebanyak 40% (20 dari 50 sampel) dan yang positif terinfeksi B. coli sebanyak 32% (16 dari 34 sampel) (Tabel 2).
Dari hasil pemeriksaan sampel feses jumlah sampel positif dengan infeksi tunggal Entamoeba sp sebanyak 4 dari 50 sampel yang diperoleh dengan prevalensi 8% dan infeksi tunggal B. coli sebanyak 0 dari 50 sampel yang diperoleh dengan prevalensi 0%. Prevalensi protozoa dengan infeksi ganda Entamoeba sp dan B.coli jumlah sampel positif sebanyak 16 dari 50 sampel yang diperoleh dengan prevalensi 32%.
Pada penelitian ini, prevalensi infeksi protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) Entamoeba sp yang terdapat di Pulau Nusa Penida, Bali adalah sebesar 40%, prevalensi infeksi protozoa saluran pencernaan B. coli sebesar 32% dari sampel feses yang diperiksa.
Gambar 1 Identifikasi Protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang di Pulau Nusa Penida. A. Entamoeba sp.dan B. Balantidium coli.
Tabel 1 Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan Pada Monyet Ekor Panjang yang Terdapat di Pulau Nusa Penida.
No Lokasi Jumlah
Sampel
Positif Prevalensi (%)
1 Pura Puncak Mundi 15 8 53,3
2 Pura Giri Putri 15 7 46,6
3 Pura Saab 10 2 20
4 Pura Paluang 10 3 30
Total Nusa Penida 50 20 40
83
Tabel 2 Prevalensi Infeksi Protozoa Saluran Pencernaan Pada Monyet Ekor Panjang di Pulau Nusa Penida.
No Infeksi Jumlah
Sampel
Positif Negatif Prevalensi (%)
1 Entamoeba sp. 50 20 30 40
2 B. coli 50 16 34 32
Tabel 3 Prevalensi Infeksi Protozoa Saluran Pencernaan Pada Monyet Ekor Panjang di Pulau Nusa Penida Berdasarkan Jenis Infeksi.
No Jenis Infeksi Jumlah Sampel
Positif Negatif Prevalensi (%) Infeksi Tunggal
1 Entamoeba sp. 50 4 46 8
2 B. coli 50 0 0 0
Infeksi Ganda
1 Entamoeba dan B. coli 50 16 34 32
Tingkat tinggi rendahnya infeksi dari protozoa saluran pencernaan Entamoeba sp dan B. coli di pengaruhi dari aktifitas yang dilakukan oleh monyet ekor panjang diatas tanah. Monyet ekor panjang biasanya beraktifitas di siang hari untuk mencari makan maupun bermain dengan sesama jenisnya. Monyet ekor panjang biasa mengkonsumsi buah – buahan, daun pohon, biji – bijian dan serangga (Hadi et al. 2007).
Perbedaan tingkat tinggi rendahnya infeksi protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang di Nusa Penida disebabkan oleh lokasi dari pengambilan sampel feses.
Dilihat dari infeksi tertinggi penelitian yaitu di Pura Puncak Mundi bisa disebabkan dari kelembaban daerah tersebut ataupun dari tempat monyet ekor panjang mencari makan. Tempat sampah merupakan salah satu sumber dari infeksi protozoa dimana semakin banyaknya sampah akan semakin banyak protozoa atau penyakit lain yang dapat menginfeksi.
Berdasarkan pengamatan di lokasi pengambilan sampel ditemukan bahwa monyet ekor panjang mencari makan di tempat pembuangan sisa – sisa persembahyangan, dimana di Pura Puncak Mundi banyaknya sampah sisa – sisa persembahyangan lebih banyak dibandingkan dengan di lokasi terendah
yaitu di Pura Saab. Sumber makanan atau minuman yang terinfeksi stadium infektif dari protozoa yaitu stadium kista dapat menjadi penyebab terjadinya infeksi protozoa (Anorital dan Andayasari, 2011) pada monyet ekor panjang.
Hasil penelitian ini memperolah data yang relatif sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Levecke et al. (2007) dimana protozoa Entamoeba sp.
menginfeksi paling banyak yaitu sebesar 40%. Levecke et al. (2007), melaporkan prevalensi protozoa saluran pencernaan monyet dan kera di kebun binatang di Belgia dengan 910 sampel feses tercatat 44% sampel terinfeksi Entamoeba sp.
Sedangkan protozoa B. coli dari penelitian ini mendapatkan hasil yang lebih banyak yaitu 32% dibandingkan penelitian Levecke et al. (2007) sebanyak 13%
terinfeksi dan ditemukan sebanyak 41%
terinfeksi Giardia sementara penelitian ini tidak menemukan protozoa Giardia.
Beberapa penelitian mengenai prevalensi protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang telah dilaporkan seperti Ridho (2011) dalam penelitiannya pada monyet ekor panjang di kebun binatang Surabaya menemukan prevalensi infeksi protozoa E.
histolytica sebesar 25%, Rivera et al.
(2009) melaporkan 24% terinfeksi E.
84
histolytica dan 33% terinfeksi E. dispar dari 96 sampel yang di periksa pada monyet ekor panjang di Philipina.
Penyakit parasitik ini dapat bersifat zoonosis, menurut Rahmi et al. (2010) penyakit parasit sering menyerang monyet ekor panjang, terutama untuk monyet ekor panjang yang telah lama dipelihara atau kontak dengan manusia. Dengan terjadinya kejadian tersebut satwa liar ini dalam lingkungan manusia memungkinkan terjadinya penularan penyakit dari monyet ekor panjang ke manusia. Protozoa merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit pada manusia dimana entamoeba histolytica merupakan parasit penyebab amebiasis usus dan hepar (Maryatun, 2008) dan balantidium coli menyebabkan disentri, sakit perut, dan turunnya berat badan (Gupta, 2017).
Di lokasi penelitian ini, masyarakat masih menerapkan pola hidup yang kurang sehat, seperti masih sedikit tersedianya WC di setiap rumah dan kurangnya self hygine, sedangkan penyebaran dari hewan ke manusia dapat disebabkan karena pola hidup masyarakat yang kurang higienis seperti mengkonsumsi buah - buahan langsung tanpa dicuci terlebih dahulu dan jarang memakai sandal jika bepergian. Jadi penyebaran protozoa saluran pencernaan Entamoeba sp. dan B. coli dari manusia ke hewan dan sebaliknya bisa saja terjadi walaupun belum ada laporan terkait kasus ini.
SIMPULAN Simpulan
Penelitian yang dilakukan menemukan prevalensi infeksi protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang sebesar 40%. Jenis protozoa yang ditemukan adalah protozoa Entamoeba sp sebesar 40% dan Balantidium coli sebesar 32 % pada populasi monyet ekor panjang di Pulau Nusa Penida.
Saran
Protozoa yang ditemukan pada monyet ekor panjang di Pulau Nusa Penida
memiliki potensi zoonotik sehingga perlu penanganan yang serius dengan menerapkan praktek higiene dan sanitasi yang baik kepada masyarakat sekitar, serta perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis penyakit lain yang mungkin menginfeksi monyet ekor panjgang di Pulau Nusa Penida.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih utamanya kepada Laboratorium Parasitologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anorital, Andayasari L. 2011. Kajian epidemiologi penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh amuba di Indonesia. Media Lubung Kesehatan. 21(1): 1-9.
Burgos-Rodriguez A. 2011. Zoonotic disease of primate. Vet. Clin. Exot.
Anim. 14: 557-575.
Gupta S, Bharati P, Sinha KP, Shrivasta RK. 2017. Balantidium coli: Rare urinary pathogen or fecal contaminant in urin? Case study adn review. J.
Dental Med. Sci. 16(3): 88-90.
Hadi I, Suryobroto B, Perwitasari FD.
2007. Food preference of semiprovisioned macaques based on feeding duration and foraging party size. Hayati J. Biosciences. 14(1): 13- 17.
Joesoef JA, Sajuthi D, Wijaya A, Saban MUE. 2018. Keragaman endoparasit pada macaca fascicularis dan potensi zoonotiknya dengan cuaca berbeda di Kota Kupang. J. Vet. 19(4): 451-459.
Levecke B, Dorny P, Geurden T, Vercammen F, Vercruysse J. 2007.
Gastrointestinal protozoa in non-human primates of four zoological gardens in Belgium. Vet. Parasitol. 148: 236–246.
Levine ND. 1990. Buku Pelajaran Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
85
Mahayuni NPK, Watiniasih NL, Yusup DS.
2018. Populasi dan perilaku kera ekor panjang (Macaca fascicularis) di Desa Pancasari Sukasada Buleleng Bali. J.
Simbiosis. 6(1): 12-15.
Maryatun. 2008. Entamoeba histolytica:
Parasit penyebab amebiasis usus dan hepar. J. Kedokteran Syiah Kuala. 8(1):
39-46.
Nugraha EY, Wandia IN, Soma IG. 2018.
Variasi genetik populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali. J. Vet.
19(4): 531-538.
Rahmi E, Hanafiah M, Sutriana A, Hambal M., Wajidi F. 2010. Insidensi Nematoda Gastrointestinal dan Protozoa pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Liar di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Weh Sabang. J. Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan.13(6): 286-291.
Ridho H. 2011. Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis) Melalui Pemeriksaan Feses di Kebun Binatang Surabaya. Skripsi Sarjana Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga
Rivera WL, Anthony J, Yason DL, Edric D, Adai V. 2009. Entamoeba histolytica and Entamoeba dispar infection in Captive Macaques (Macaca fascicularis) in the Philippines. Japan Monkey Centre and Springer.
Supriatna J, Wahyono EH, 2000. Panduan lapangan: Primata Indonesia. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Toft JD, Eberhard ML. 2012. Nonhuman primates in biomedical research diseases 2nd Ed. Bennet BT, Abee CR, Tardif S, Morris T, editor. Kanada (US): Academic Press.
Yulfi H. 2006. Protozoa intestinalis.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Repository. Medan.