• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI IBU DENGAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA METODE ERACS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI IBU DENGAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA METODE ERACS "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI IBU DENGAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA METODE ERACS

DI RSIA GRHA BUNDA KOTA BANDUNG TAHUN 2023

Nurmaeti1, Ida Suryani2, Ira Kartika3, Naili Rahmawati 4 Desi Trisiani.5

1 Mahasiswa Sarjana Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada

email: metinurmaeti16@gmail.com

2,3,4,5 Dosen Sarjana Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada

Abstract

Giving birth by Sectio Caesarea (SC) drains more of the body's abilities and the recovery is more difficult than if you give birth normally. Apart from the pain from the abdominal incision and the side effects of anesthesia, the treatment required is also longer, around 3-5 days. The increase in the number of sectio caesarea operations in the world makes the need for an increase in perioperative services. One of them is by encouraging the rehabilitation process and early discharge of patients. This method is known as Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS). For sectio caesarea patients, early mobilization is very important because it can speed up the wound healing process. In the ERACS method, post-sectio caesarea patients can sit comfortably after 2 hours postoperatively, and are able to do light activities in less than 24 hours. The purpose of this study was to determine the relationship between maternal motivation and early mobilization in post-cesarean section patients using the ERACS method at RSIA Grha Bunda Bandung.

This study uses a type of correlational research with a cross sectional approach. The population in this study were postpartum mothers at RSIA Grha Bunda Bandung in June 2023, totaling 40 people. The sampling technique in this study was to use total sampling.

The results of the study obtained p-value (0.009) <α (0.05) there was a relationship between maternal motivation and early mobilization in patients with post Sectio Caesarea using the ERACS method. It is hoped that health workers, especially midwives at Grha Bunda Hospital, will continue to provide motivation and education about early mobilization of post Sectio Caesarea through providing direct guidance and support to post Sectio Caesarea patients using the ERACS method.

Keywords: Motivation, Early Mobilization, Mrs. Post Sectio Caesarea

Abstrak

Melahirkan secara Sectio Caesarea (SC) menguras lebih banyak kemampuan tubuh dan pemulihanya lebih sulit dibandingkan jika melahirkan secara normal. Selain rasa sakit dari insisi abdominal dan efek samping anestesi, perawatan yang dibutuhkan juga lebih lama sekitar 3-5 hari. Peningkatan angka operasi sectio caesarea di dunia membuat kebutuhan peningkatan dalam pelayanan perioperatif. Salah satunya dengan cara mendorong proses rehabilitasi dan pemulangan pasien lebih awal. Metode ini dikenal dengan Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS). Bagi pasien sectio caesarea mobilisasi dini ini sangat penting karena dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Pada metode ERACS, pasien pasca tindakan SC dapat duduk dengan nyaman setelah 2 jam pasca operasi, dan sudah bisa melakukan aktivitas ringan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan motivasi ibu dengan mobilisasi dini pada pasien post SC dengan metode ERACS di RSIA Grha Bunda Bandung.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang ada di RSIA Grha Bunda Bandung pada bulan Juni Tahun 2023 yang berjumlah 40 Orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Total sampling.

Hasil penelitian diperoleh p-value (0,009) < α (0,05) terdapat hubungan antara motivasi ibu dengan mobilisasi dini pada pasien post SC metode ERACS. Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan di RSIA Grha Bunda untuk terus memberikan motivasi dan edukasi tentang mobilisasi dini post SC melalui pemberian bimbingan dan dukungan secara langsung pada pasien post SC metode ERACS.

Kata Kunci: Motivasi, Mobilisasi Dini, Ibu Post Sectio Caesarea

(2)

I. PENDAHULUAN

Menurut WHO rata-rata sectio caesarea 5-15% per 1000 kelahiran di dunia, angka kejadian di rumah sakit pemerintah rata rata 11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30%.

Tingkat nasional persalinan sectio caesarea sebanyak 45,3% dan sisanya persalinan pervaginam.3 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 angka persalinan sectio caesarea di Indonesia adalah sebesar 17,6% sedangkan di Jawa Barat prevalensinya adalah 15,48%.4

Berdasarkan data yang di dapat dari kepala ruangan ponek kebidanan RSIA Grha Bunda, pada tahun 2022 terdapat 844 pasien sectio caesarea. Indikasi sectio caesarea dari ibu ada 2 yaitu faktor distosi dan penyakit. Faktor distosi diantaranya adalah ketidak seimbangan cepalovelvik, kegagalan induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal.

Dari faktor penyakit antara lain eklamsia, diabetes melitus, penyakit jantung, Ca servik. Dari janin antara lain prolaps tali pusat, plasenta previa dan abrupsion plasenta. Untuk menekan kematian ibu dan janin salah satu cara bisa dilakukan dengan tindakan persalinan bedah caesar.5

Peningkatan angka operasi sectio caesarea di dunia membuat kebutuhan peningkatan dalam pelayanan perioperatif. Salah satunya dengan cara mendorong proses rehabilitasi dan pemulangan pasien lebih awal. Metode ini dikenal dengan Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS).

ERACS merupakan pengembangan dari ERAS (Enhanced Recovery After Surgery) pada bidang bedah digestif.

ERACS terdiri dari optimalisasi perawatan perioperatif, intraoperatif, dan post operatif. Pada metode ERACS, pasien pasca tindakan sectio caesarea dapat duduk dengan nyaman setelah 2 jam pasca operasi, dan sudah bisa melakukan aktivitas ringan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.6

Bagi pasien sectio caesarea mobilisasi dini ini sangat penting karena dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Beberapa hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sunandar tentang hubungan mobilisasi dini post sectio caesarea dengan penyembuhan luka operasi dengan jumlah pasien 45 ibu post operasi sectio caesarea didapatkan hasil 58,3% yang melakukan mobilisasi dini proses penyembuhan lukanya cepat dan 81,8% yang tidak melakukan mobilisasi dini proses penyembuhan lukanya lambat. Mobilisasi dini merupakan tahapan awal yang dilakukan dari mulai bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan atau tanpa bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien. Mobilisasi dini sangat berguna untuk membantu jalanya penyembuhan. Secara psikologis, hal ini memberikan dampak percaya diri pada pasien bahwa ia mulai merasa sembuh. Mobilisasi meningkatkan fungsi paru-paru, menolong saluran pencernaan agar mulai berfungsi lagi, dan memperkecil risiko pembentukan gumpalan darah. Dengan melakukan mobilisasi dini, thrombosis vena dan emboli paru jarang terjadi serta dapat mempengaruhi penyembuhan luka operasi.7

Salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien sectio caesarea adalah motivasi. Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang, motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energy). Berdasarkan penelitan Dian Zuiatna, diketahui bahwa 77,8% ibu sadar bahwa melakukan mobilisasi sedini mungkin akan mempercepat penyembuhan. Semua ibu mengharapkan bekas luka sayatan operasi dapat segera sembuh sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini akan meningkatkan motivasi dalam diri ibu untuk melaksanakan mobilisasi dini. Namun demikian banyak ibu yang mengalami keluhan nyeri karena mobilisasi dini,

(3)

sehingga 22,2% ibu tidak melakukan mobilisasi dini.8

Menurut penelitian yang dilakukan Marliana Ginting di Rumah Sakit Tentara Binjai, menyatakan bahwa mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah.9 Berdasarkan penelitian Dian Zuiatna di RSIA Stella Maris Medan (2020), hasil penelitian menunjukan bahwa mobilisasi intrinsik jarang dilakukan, hal ini ditunjukan dengan sebagian besar ibu sering melakukan mobilisasi dini karena dibantu oleh keluarga dan keluarga memberikan pujian dan perhatian kepada ibu selama melakukan mobilisasi dini (motivasi ekstrinsik).10 Berdasarkan penelitiaan Minar Leny Situmorang (2021), hasil penelitian menunjukan bahwa dari 86 responden, 68,6% yang mau melaksanakan mobilisasi dini dan hanya 31,4% yang tidak mau melaksanakan mobilisasi dini. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 86 orang responden, 74,4% memiliki motivasi tinggi dan 25,6 memiliki motivasi rendah.11

Studi pendahuluan yang dilakukan kepada ibu postpartum SC dengan metode ERACS di RSIA Grha Bunda, 1 dari 5 ibu postpartum tidak mau melakukan mobilisasi dini karena ibu masih merasakan nyeri pada bekas luka SC. Untuk itu motivasi diri sendiri dan dukungan dari bidan untuk melakukan mobilisasi dini ini diharapkan dapat memotivasi ibu agar segera melakukan mobilisasi agar cepat pulih. Karena pada dasarnya metode ERACS ini dinilai memiliki keuntungan seperti proses operasi yang lebih nyaman dan menimbulkan nyeri yang lebih sedikit, serta memiliki keunggulan di proses pemulihan pasca operasi yang lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional.

II. METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang ada di RSIA Grha Bunda Bandung pada bulan Juni 2023 berjumlah 40 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hubungan motivasi ibu dengan mobilisasi dini pada pasien post Sectio Caesarea metode ERACS.

Motivasi

Mobilisasi Dini Total x2 p-value Mampu Tidak Mampu

F % F % f %

Kuat 20 46,51 7 16,28 27 62,79

6,857 0,009 Sedang 4 9,30 9 20,93 13 30,23

Total 24 55,81 16 37,21 40 93,02

Hasil tabulasi silang diketahui bahwa dari 27 orang (62,79%) yang memiliki motivasi kuat sebanyak 20 orang (46,51%) mampu melakukan mobilisasi dini dan 7 orang (16,28%) tidak mampu melakukan mobilisasi dini. Sedangkan dari 13 orang (30,23%) yang memiliki motivasi sedang sebanyak 4 orang (9,30%) mampu melakukan mobilisasi dini dan 9 orang (20,93%) tidak mamu melakukan mobilisasi dini. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pasien post Sectio Caesarea memiliki motivasi kuat dan mampu untuk melakukan mobilisasi dini .

Berdasarkan hasil perhitungan statistik tersebut diperoleh nilai chi square sebesar 6,857. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa chi square (6,857) > chi tabel (3,84) dan p value (0,009) < α (0,05), maka itu Ho ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara motivasi ibu dengan mobilisasi dini pada pasien post Sectio Caesarea metode ERACS.

Mobilisasi dini dalam metode ERACS dinilai dapat membantu mengurangi lama rawat inap pasien. Mobilisasi dini juga dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pasien pasca operasi. Pelepasan kateter urin dini membantu pasien agar berlatih berjalan ke toilet dan mempercepat

(4)

mobilisasi. Pemberian asupan oral dini pasca persalinan membantu mempercepat pemulihan fungsi usus tanpa menyebabkan adanya komplikasi dan efek samping pada pasien.32

Menurut peneliti, ibu yang mempunyai motivasi yang tinggi cenderung untuk melakukan mobilisasi dini, karena ibu merasa butuh melakukan mobilisasi dini, dengan harapan ibu dapat kuat kembali dan cepat pulih dengan melakukan mobilisasi dini post Sectio Caesarea . Selain itu, ibu melakukan mobilisasi dini bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya.

Media juga berperan dalam meningkatkan motivasi ekstrinsik ibu untuk mobilisasi dini. Karena informasi-informasi tentang mobilisasi dini yang ibu dapat dari media tersebut, dapat mendorong keinginan ibu untuk mobilisasi dini. Namun ada juga ibu yang memiliki motivasi yang rendah tapi melakukan mobilisasi dini post Sectio Caesarea. Hal ini dikarenakan ibu beranggapan mobilisasi dini mengajarkan segera untuk merawat anaknya. Misalnya dengan menarik perut sembari menyusui.

Faktor tersebut sesuai dengan pendapat Taufik (2017) bahwa motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kebutuhan, harapan, minat, dorongan keluarga, lingkungan dan media.33

Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rita Mirdahni, hasil penelitian di RSUD Tgk Chik Ditiro menggunakan uji chi square dengan α=0,05 yaitu kategori tidak melakukan mobilisasi dini sebanyak 47 responden (37,3%) dan yang melakukan mobilisasi dini sebanyak 28 responden (62,7%). didapatkan mobilisasi dengan nilai (p=0,000), sikap dengan nilai (p=0,002), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi serta sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini.34

Penelitian lain juga dilakukan oleh Dian Zuiatna (2020) hasil penelitian menunjukan variabel motivasi ibu memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel pelaksanaan mobilisasi dini ibu pasca Sectio

Caesarea dengan taraf signifikan 0,011.

Pada penelitian ini diketahui bahwa 77,8%

ibu sadar bahwa melakukan mobilisasi sedini mungkin akan mempercepat penyembuhan. Semua ibu mengharapkan bekas luka sayatan operasi dapat segera sembuh sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini akan meningkatkan motivasi dalam diri ibu (motivasi intrinsik) untuk melaksanakan mobilisasi dini.28

Untuk itu diperlukan kerjasama antara petugas kesehatan dan keluarga untuk memotivasi ibu melakukan mobilisasi dini post Sectio Caesarea dan adanya usaha petugas kesehatan untuk mau memberikan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini, bimbingan dan dukungan secara langsung kepada ibu post Sectio Caesarea sehingga pelaksanaan mobilisasi dini lebih maksimal dilakukan dengan motivasi dari dalam diri ibu yang sudah kuat.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Hasil uji statistik menunjukkan p- value (0,009) < α (0,05), maka itu Ho ditolak. Artinya, terdapat hubungan antara motivasi ibu dengan mobilisasi dini pada pasien post sectio caesarea metode ERACS.

2. Saran

Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan di RS Grha Bunda untuk terus memberikan motivasi dan edukasi tentang mobilisasi dini post Sectio Caesarea melalui pemberian bimbingan dan dukungan secara langsung pada pasien post Sectio Caesarea metode ERACS.

Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat terus dilakukan terutama terkait dengan pengaruh motivasi dan sikap ibu Sectio Caesarea metode ERACS terhadap pelaksanaan mobilisasi dini dengan tujuan agar dapat membantu ibu dan mendapat hal-hal yang baru setelah dilakukan operasi, sehingga dapat melaksanakan mobilisasi dini dengan nyaman dan sempurna.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sholihah, & Saputri, D. W. I. 2019.

Asuhan Keperawatan pada Ibu Post Partum SC (Sectio Caesarea) dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut.

Ponorogo.

2. Dian Zuiatna. 2020. Hubungan Motivasi Pasien dengan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea. Medan.

3. Kemenkes, RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

4. Riset Kesehatan Dasar. 2018. Sectio Caesarea. Indonesia.

5. Riset Kesehatan Dasar. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI.

6. Warmiyati, Ratnasari F. Pengaruh Sectio Caesarea Metode Eracs Terhadap Percepatan Mobilisasi pada Ibu Bersalin di RS Hermina Daan Mogot Tahun 2022.

Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia. 2022.

2(9): 821-9.

7. Harington JM, Gill FS. 1992. Buku Saku Kesehatan Kerja. Pocket Consult

8. Marliana Ginting. 2016. Mobilisasi Dini Pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea. Binjai

9. Epiana, R. 2017. Hubungan Motivasi Dengan Latihan Mobilisasi Pada Pasien Post Operasi Apendicitis. Surakarta, Jawa Tengah.

10. Minar Lenny Situmorang, SST,M.kes . 2021. Hubungan Motivasi Pasien dengan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pasca Seksio Sesarea di RSU Daerah Poresa.

Toba, Sumut

11. Sirajjudin, Surmita, Astuti Triana. 2018.

Faktor motivasi. Jakarta

12. Firman. 2022. Pengertian Motivasi Intrinsik dan Entrinsik. Makasar.

13. Arifudin. 2010. Aspek-aspek Motivasi.

Jakarta.

14. Smeltzer & Bere. 2020. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.

Jakarta : EGC.

15. Rismalia, R. 2010. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Pasien Pasca Operasi Tentang Mobilisasi. Jakarta Selatan.

16. Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri Jilid I. Malang.

17. Arief. 2017. Hubungan Mobilisasi Dini pada Ibu Post Partum dengan Motivasi Ibu Post Sectio Caesarea. Yogyakarta.

18. Sirajuddin, Surmita, Astuti Trina. 2018.

Survey Konsumsi Pangan. Jakarta.

19. Natoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

20. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

21. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: CV Alfa Beta.

22. Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. 2016.

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta

23. Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

24. Natoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

25. Dahlan, MS. 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS, 6ed, Epidemiologi Indonesia. Jakarta:

Salemba Medika.

26. Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan, Kuantitatif &

Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

27. Horhoruw, M.C., Rompas, S., & Bidjun, H.J. 2015. Hubungan Motivasi Perawat dengan Kemampuan Mobilisasi Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di Ruangan Melati Rs. Tk. III R.W. Mongsidi Manado. Jurnal Keperawatan. 3(2):1–7.

28. Zuiatna, D. 2020. Hubungan Motivasi Pasien dengan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesaria. Nursing Arts.

14(1):13–21.

29. Fauzi, D.A. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspaswara. 2017.

30. Nayarani, Humaira, Dkk. ERACS Sebagai Metode Mobilisasi Dini Pada Pasien Sectio Caesarea. Jurnal Agromedicine. Volume 9, Nomor 1, Juni 2022; hal. 64-68

31. Sardimon, Yusmalinda, Jasa ZK, Rahmi, Amin FB. Implementation of Enhanced Recovery After Caesarean Section in Elective Procedure: A Case Report. Solo

(6)

Journal of Anesthesi, Pain and Critical Care. 2022. 2(2): 47-60.

32. Gupta S, Gupta A, Baghel AS, Sharma K, Choudhary S, Choudhary V. Enhanced recovery after cesarean protocol versus traditional protocol in elective cesarean section: A prospective observational study. J Obstet Anaesth Crit Care. 2022.

12:28- 33.

33. Taufik, M. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Infomedika. 2017 34. Mirdahni, Rita dan Idarona. Hubungan Motivasi dan Sikap Ibu Sectio Caesarea terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di RSUD Tgk Chik Ditiro Kabupaten Pidie.

Sang Pencerah; Jurnal Ilmiah Universitas Muhamadiyah Buton. Volume 8, No.4, Tahun 2022; p.1152-1158.

Referensi

Dokumen terkait

Although only positive studies are reported, the same studies reported negative results on several parameters Not serious, borderline Outcome Effect Number of participants studies