HUBUNGAN PEMAKAIAN CCTV TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH SMA N 1 LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR
(STUDI KASUS : SISWA KELAS XI IPS)
ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
GEO VANNY PUTRI 12070027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2017
TIALAMAN PENGESAHAN JURNAL
HUBUNGAN PEMAKAIAN CCTV TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH SMA N
1LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR
(STUDI KASUS : SISWA KELAS XI IPS)
NamaNPM
Program Studi Institusi
Pembimbing I
(Dr. Yenni Melia,
S. Sos,M.
Pd)
: Geo Vanny Putri .12470A27
: Pendidikan Sosiologi
: Sekolah
Tinggi
Keguruan danIlmu
Pendidikan (STKIP) PGRI SumateraBarat
Padang, Februari 2017
Disetujui Oleht
(Hefni,
S. PdoM.Pd )
ABSTRAK
HUBUNGAN PEMAKAIAN CCTV TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH SMA N 1 LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR
(Studi Kasus : Siswa Kelas XI IPS) Oleh
, . , . , . , , . , .
Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751) 7053826
1Mahasiswa-prodi-pendidikan-Sosiologi
2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar
CCTV merupakan sebuah sistem komputer menggunakan video kamera untuk menampilkan serta merekam gambar pada waktu dan tempat dimana perangkat tersebut terpasang. Dengan adanya CCTV dapat merekam dan melihat bagaimana kedisiplinan siswa di sekolah. Kedisiplinan di SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar kurang berjalan efektif terutama pada siswa kelas XI IPS, yang mana terdapat berbagai macam tingkah laku dan berbagai ragam pula jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa disekolah tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk melihat hubungan antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan Siswa di sekolah SMA 1 Lintau Buo. Penelitian ini mengunakan teori behaviorisme, teori behaviorisme melihat perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Buo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, bertipekan Ex-post facto korelasional. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar tahun ajaran 2016/2017, sedangkan sampel diambil dengan teknik Quota Sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner.
Validitas instrument dianalisis dengan rumus pearson product moment dan reliabelitasnya dihitung dengan rumus alpha. Uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas dan homogenitas.
Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan taraf signifikan nya 0.05. Berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa tidak terjadi hubungan yang cukup berarti antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Ini ditunjukkan dengan nilai thitung(0,242) lebih kecil dari ttabel (2,048), ternyata harga thitung < ttabel sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Sedangkan arah hubungannya adalah negatif karena nilai r negatif, berarti pemakaian CCTV tidak memberikan konstribusi terhadap perubahan kedisiplinan siswa di sekolah pada siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar.
Kata Kunci: CCTV, kedisiplinan, di sekolah
ABSTRACT
THE USE OF CCTV TO DISCIPLINE STUDENTS IN SCHOOL SMA N 1 LINTAU BUO UTARA KABUPATRN TANAH DATAR
(THE CASE : THE STUDENT CLASS XI IPS)
Oleh
, . , . , . , , . , .
Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751) 7053826
1Mahasiswa-prodi-pendidikan-Sosiologi
2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar
CCTV is a computer system using video camera to display as well as video on time and place where the device is attached. With the camera canrecord and see how students’ discipline in school. Discipline in SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar is less effective, especially on the students class XI IPS, which there are various kinds of behaviour and a wide variety of also the type of violations committed by students at the school. The purpose of this research is to see the relationship between the use of CCTV to discipline in SMA N 1 Lintau Buo. This research using the theory of behaviorism, the theory of behaviorism is to look at changes in behaviour as a result of interaction between stimulus and response. This research aims to analyze the correlation of the use of CCTV to students’ discipline in SMA N 1 Lintau Buo. The type of this research used quantitative research, type of Ex-post facto correlation. The population is all the students in class XI IPS in SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar study of the year 2016/2017, while the sample was taken by a Quota Sampling and obtained samples as much as thirty (30) students. The collection of data used is central or questionnaire. The validity of the instrument analyzed by person product moment and the reliability be counted on the alpha. The requirements analysis include the normality and hormogenity. The technique analysis of data to test the hypothesis was counted by the correlation product moment with the standard of significant the 0.05. Based on the results of research shows that does not happen to have fairly significant between the use of CCTV to students’ discipline in SMA N 1 LintauBuo Kabupaten Tanah Datar. This indicated by the value of thitung(0.242) is smaller than the ttabel(2,048), it turns out that the price thitung< ttabel, so H0 was accepted and Ha was rejected. While the relationship is negatif because the value of R is negatif, its mean that the use of CCTV does not gave contibute to the changes students discipline in the school on students in the class XI IPS in SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar.
Keyword : CCTV, Discipline, In The School.
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, seseorang dituntut untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan mempertahankan diri dari berbagai tantangan kehidupan dunia yang harus dihadapinya. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan fikiran.
Pendidikan memegang peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan bagi manusia dalam berbangsa dan bernegara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada kualitas pendidikan di suatu negara.
Hal ini sesuai dengan rumusan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 3 menyatakan:
“Pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, seta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat berlangsungnya interaksi kegiatan belajar mengajar. Siswa atau peserta didik merupakan sasaran utama dalam peningkatan mutu pendidikan, untuk itu harus dikelola dan ditangani secara bersungguh-sungguh, agar dapat menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dilaksanakan dengan usaha peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap serta tingkah laku yang sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku. salah satu yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan adalah meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah yaitu bagaimana siswa mematuhi segala peraturan dan norma yang berlaku di sekolah baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Disiplin sekolah yang berwibawa dan ditaati oleh semua komponen pendidikan, terutama oleh siswa merupakan kata kunci untuk membentuk suatu sekolah yang berkualitas, untuk itu diperlukan kerja sama antar kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa dalam rangka menumbuhkan atau membina kedisiplinan pada siswa. Disiplin adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri terhadap sekolah secara keseluruhan (Imron, 2004:136).
Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya untuk selalu terbiasa patuh. Menurut Tu’u (2004:37) bahwa disiplin adalah sikap patuh terhadap peraturan yang berlaku, sikap disiplin sangat penting dalam kegiatan belajar yang nyaman dan kondusif.
Kedisiplinan merupakan salah satu komponen yang ikut menentukan proses pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Dalam mewujudkan disiplin yang baik harus dimulai dari pengendalian sejak dini. Bagi anak usia sekolah, selain itu lingkungan keluarga, penanaman disiplin juga dilakukan disekolah. Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan ataupun penanaman kebiasaan yang harus dimulai sejak masa kanak- kanak didalam lingkungan keluarga dan terus dapat berkembang sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat. Menurut Prijodarminto (1994:23) disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku kehidupan.
Disiplin sebagai salah satu cara meningkatkan semangat etos kerja manusia.
Disiplin sangat penting bagi kehidupan dan perilaku siswa, akan tetapi kenyataan di lapangan ditemukan bahwa masih banyak siswa yang tidak peduli dengan pelaksanaan disiplin di sekolah.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian yang sesuai dengan aspek- aspek kedisiplinan yaitu: pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan perilaku, norma kriteria, dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan. Norma, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukse). Berdasarkan realita di SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar diperoleh informasi bahwa disiplin di sekolah tersebut kurang berjalan efektif terutama pada siswa kelas XI IPS, yang mana terdapat berbagai macam tingkah laku dari setiap siswanya dan berbagai ragam pula jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa tersebut.
Setiap pelanggaran tata tertib dilakukan oleh siswa ditindak lanjuti oleh guru piket, wali kelas atau kepada guru bimbingan konseling, dan akan diproses agar mereka tidak melakukan pelanggaran. Disiplin dan tata tertib sekolah merupakan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang aman dan tertib sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian negatif di sekolah.
Penegakan tata tertib di sekolah secara konsisten merupakan faktor utama yang dapat menunjang berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan adanya tata tertib tersebut, sekolah dapat berfungsi sebagai arena persaingan yang sehat bagi para siswa untuk meraih prestasi semaksimal mungkin serta mampu meningkatkan kualitas tingkah laku siswa.
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai salah satu lembaga pendidikan formal merupakan institusi yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa. SMA Negeri 1 Lintau Buo adalah salah satu sekolah negeri yang selalu menanamkan jiwa disiplin kepada siswa melalui serangkaian pelaksanaan tata tertib yang juga dipantau melalui CCTV.
Di SMA N 1 Lintau Buo CCTV mulai dipasang pada tahun 2014. Dengan jumlah
CCTV yang dipasang ialah 3 buah, masing-masing ada pada area pintu masuk (gerbang), slasar sekolah, dan lapangan. Di sekolah tersebut mempunyai lokal (ruang kelas) yang berjumlah 28, masing-masing dipasang kamera pemantau yang bernama AVOS (Audio Visual Online Supervission). CCTV merupakan sebuah sistem komputer menggunakan video kamera untuk menampilkan dan merekam gambar pada waktu dan tempat dimana perangkat tersebut terpasang. CCTV adalah singkatan dari kata Closed Circuit Television, yang artinya menggunakan sinyal yang bersifat tertutup atau rahasia, tidak seperti televisi biasa pada umumnya yang merupakan broadcast signal. CCTV merupakan teknologi pengawasan yang memantau berbagai kegiatan dan lingkungan yang didasarkan pada komunikasi antara kamera dengan monitor tertentu.
Dalam upaya pembentukan disiplin siswa, keputusan pihak sekolah menggunakan CCTV ialah memudahkan untuk melakukan supervisi terhadap guru- guru dan melakukan pengawasan terhadap tingkah laku siswa di kelas serta untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, agar tidak ada lagi siswa yang melanggar norma dan aturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah Hubungan Pemakaian CCTV Terhadap Kedisiplinan Siswa Di Sekolah SMA N 1 Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar (Studi Kasus : Siswa Kelas XI IPS). Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara Pemakaian CCTV Terhadap Kedisiplinan Siswa Di Sekolah SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar (Studi Kasus : Siswa Kelas XI IPS). Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori behavioristik.
Menurut teori behavioristik belajar merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan pihak sekolah untuk memantau siswa mengenai aturan-aturan yang ada disekolah, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh sekolah. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon dianggap tidak penting untuk diperhatikan
karena tidak dapat diamati dan diukur.
Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu CCTV sebagai alat pemantau tindakan yang dilakukan siswa disekolah (stimulus) dan kedisiplinan siswa terhadap norma dan aturan yang ada disekolah (respons), semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku Ratna (2011:20).
METODE PENELITIAN
Sesuai masalah yang diteliti, maka jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang menekankan pada penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data dan penampilan hasilnya, pendekatan kuantitatif penelitiannya berlandaskan filsafat positivisme, menggunakan populasi atau sampel, teknik sampel secara random dan analisis data menggunakan statistik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex–post facto tipe korelasional. Artinya, suatu peristiwa yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk menenliti suatu peristiwa yang telah terjadi dan kemudian mengamati ke belakang tentang melalui data yang telah ditemukan faktor-faktor yang terdahulu serta sebab- sebab yang terjadi karena peristiwa penelitian (Darmadi, 2011:17).
Penelitian ini bertipekan korelasional yaitu bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya ialah pemakaian CCTV sedangkan variabel terikatnya adalah kedisiplinan siswa di sekolah. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu pemakaian CCTV merupakan variabel(X) dan kedisiplinan siswa merupakan variabel(Y). Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Lintau Buo pada tahun ajaran 2016/2017. Terdapat 6 kelas mulai dari kelas XI IPS1sampai dengan kelas XI
IPS6jumlah keseluruhan 181 orang siswa.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah quota sampling. Quota sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian, dengan jumlah sampel penelitiannya adalah 30 orang (Sugiyono, 2012:124).
Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistic analisis korelasi product moment. Analisis korelasi digunakan untuk mencari korelasi kedua variabel penelitian dengan rumus product moment (Riduwan, 2010:97) yaitu:
= (Σ ) − (Σ ). (Σ ) { .Σ − (Σ ) }. { .Σy − (Σy) } Keterangan :
N = Jumlah responden penelitian x = Variabel bebas (CCTV)
y = variabel terkait (Kedisiplinan siswa) rxy = Koefisien korelasi Pearson Product Moment
∑xy = Jumlah hasil penelitian tiap-tiap skor asli dari variabel x dan y
∑x= Jumlah skor variabel x
∑y= Jumlah skor variabel y
∑ = Total kuadrat skor variabel x
∑ = Total kuadrat skor variabel y Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x terhadap y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut:
Rumus : KP = ×100%
Dimana : KP = Nilai Koefisien Determinan
r = Nilai Koefisien Korelasi Selanjutnya menguji signifikasi dengan rumus
: t
hitung=
√√ Dimana :
t = Nilai thitung
r = Koefisien Korelasi Hasil rhitung
n = Jumlah Responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat bebas (db = n – 2), untuk penerimaan hipotesis penelitian adalah:
Ho= diterima apabaila harga thitung< ttable dan sekaligus menolak Ha.
Ho= ditolak apabila harga thitung> ttabledan sekaligus menerima Ha.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Prasyaratan Analisis 1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk menguji asumsi bahwa distribusi data dari sampel mendekati atau mengikuti normalitas populasi. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode chi- kuadrat. Taraf signifikasi yang dipakai sebagai dasar menolak atau menerima keputusan normal atau tidaknya suatu distribusi data adalah 0,05.
Berdasarkan analisis korelasi sederhana pada statistik uji persyaratan analisis uji normalitas variabel X pemakaian CCTV diketahui chi- kuadrat x2hitung(5,449) dan chi-kuadrat x2tabel untuk α=0,05 (11,070). Hal ini berarti x2hitung < x2tabel atau 5,449 <
11,070, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel X tentang pemakaian CCTV berdistribusi normal (lampiran 11).
Uji normalitas variabel Y kedisiplinan siswa kelas XI IPS diketahui chi-kuadrat x2hitung (11,764) dan chi-kuadrat x2tabel untuk α=0,05 (12,592). Hal ini berarti x2hitung< x2tabel atau 11,764 < 12,592, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Y tentang kedisiplinan siswa kelas XI IPS berdistribusi normal (lampiran 12 ).
Berdasarkan landasan pengambilan keputusan di atas, dapat dinyatakan bahwa data dari dua variabel dalam penelitian ini membentuk distribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians data yang akan dianalisis homogen atau tidak.
Untuk menguji varians data yang akan dianalisis atau tidak maka kriteria keputusannya adalah jika nilai rhitung<rtabelmaka varians data dikatakan homogen. Untuk mengetahui nilai rhitung maka hasil varians maksimal dan minimum dimasukan ke dalam rumus dengan taraf signifikan yang dipakai sebagai dasar menolak atau menerima keputusan homogen atau tidaknya suatu distribusi data adalah 0,05.
Berdasarkan analisis varians sederhana pada statistik uji persyaratan analisis uji homogenitas variabel X pemakaian CCTV diketahui rhitung (3,03) dan rtabel untuk α=0,05 (4,17).
Hal ini berarti rhitung< rtabelatau 3,03 <
4,17, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel X tentang pemakaian CCTV adalah homogen (lampiran 11)..
Uji homogenitas variabel Y kedisiplinan siswa kelas XI IPS diketahui (2,27) dan rtabeluntukα=0,05 (4,17). Hal ini berarti rhitung< rtabelatau 2,27 < 4,17, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Y tentang kedisiplinan siswa kelas XI IPS adalah homogen(lampiran 12).
3. Uji Statistik Korelasi
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “tidak terdapat hubungan antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar”.
pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ha= Terdapat hubungan yang signifikan antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah
H0= Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah
Hasil analisis hubungan antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar sebagai berikut:
= (Σ ) − (Σ ). (Σ ) { .Σ − (Σ ) }. { .Σy − (Σy) }
= ( ) ( ).( )
{ . ( ) .{ . ( ) }
= -0,04577
Hasil di atas menunjukkan perhitungan korelasi antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar (r) adalah - 0,4577 sedangkan rtabel0,361. Ternyata harga rhitunglebih kecil dari harga rtabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi hubungan cukup berarti antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar.
Sedangkan arah hubungannya adalah negatif karena nilai r negatif, berarti pemakaian CCTV tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan kedisiplinan siswa di sekolah pada siswa kelas XI IPS.
Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan uji t yang rumusnya:
t
hitung=
√√
=
, √( . )
= 0,242
Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk= n- 2= 28, maka diperoleh ttabel 2,048.
Ternyata thitung 0,242 lebih kecil dari
ttabel 2,048, sehingga Ho diterima.
Berdasarkan analisis di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan (Ha) ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar.
PEMBAHASAN
Hasil analisis data dan pengujian data telah dibuktikan dengan deskripsi variabel data X dengan variabel Y dan pengujian hipotesis, hasil nya menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Kabupaten Tanah Datar.
CCTV merupakan sebuah sistem komputer menggunakan video kamera untuk menampilkan, merekam gambar pada waktu dan tempat dimana perangkat tersebut terpasang. Melalui CCTV ini lah memudahkan pihak sekolah untuk melakukan supervisi terhadap guru-guru, melakukan pengawasan terhadap tingkah laku siswa di kelas serta meningkatkan kedisiplinan siswa, agar tidak ada lagi siswa yang melanggar norma dan aturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah.
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban Tulus (2004: 31-32). Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan meliputi sekolah, keluarga dan lingkungan sosial.
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap peserta didik. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang peserta didik sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.
Hal ini tidak sesuai dengan teori behaviorisme yang mengatakan bahwa belajar merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang sudah mengalami proses belajar jika telah mampu bertingkah laku dengan cara baru sebagai hasil interaksi antara stimulus yang
berupa CCTV untuk memantau siswa mengenai aturan-aturan yang ada disekolah, sedangkan respon adalah reaksi kedisiplinan siswa terhadap norma dan aturan yang ada di sekolah. Hal ini akan mengantar seorang peserta didik sukses dalam belajar, bertingkah laku dan kelak ketika bekerja. Sehingga dalam penelitian ini respon yang didapatnya terhadap kedisiplinan adalah negatif, berarti pemakaian CCTV tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan kedisiplinan siswa di sekolah pada siswa kelas XI IPS.
Berdasarkan hasil penelitian ini kita dapat menggambarkan bahwa dengan siswa mengetahui, melihat semua kegiatan yang terekam oleh CCTV tidak menjadi stimulus terhadap kedisiplinan siswa, seperti masuk kelas tepat waktu, mengerjakan tugas tepat waktu, tidak membuat keributan dikelas, tidak bolos saat jam pelajaran, tidak keluar masuk saat jam pelajaran, berpakaian rapi kesekolah, datang kesekolah tepat waktu, tidak datang terlambat kesekolah, menaatati peraturan yang ada, tidak melompat pagar, menjaga lingkungan sekolah agar tidak rusak, membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok di lingkungan sekolah, tidah mencoret-coret dinding dan tidak mengotori kelas.
Berdasarkan temuan deskripsi dan pengujian dapat diinterprestasikan, bahwa hasil analisis hubungan pemakaian CCTV diperoleh nilai thitung sebesar 0,242 sedangkan ttabel 2,048, ini menujukan bahwa thitung 0,242 lebih kecil dari ttabel 2,048, maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar. Karena dengan adanya CCTV tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan perilaku siswa di sekolah.
Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian CCTV harus diimbangi lagi, agar dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kedisiplinan. Maka seorang siswa yang baik dapat berperilaku disiplin dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tanpa atau dengan adanya CCTV.
Berdasarkan penjelasan di atas penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat
bahwa fungsi CCTV yang sudah berjalan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar ialah pada tahap pemantauan dan faktor pencegahan terhadap perilaku siswa kelas XI IPS yang melanggar peraturan sekolah seperti : merusak properti kelas, melakukan tindakan yang tidak sopan di dalam kelas, pencurian properti kelas, alfa, terlambat masuk kelas, cabut, tali sepatu dan sepatu yang berwarna, terlambat datang kesekolah.
KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan penelitian, serta pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulannya yaitu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah SMA N 1 Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar yang dilihat dari nilai rhitung -0,4577 sedangkan rtabel 0,361.
Ternyata harga rhitung lebih kecil dariharga rtabel, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Selanjutnya harga thitung dibandingkan dengan harga ttabel, dengan nilai thitung sebesar 0,242 sedangkan ttabel2,048. Nilai korelasi ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan. Karena dengan adanya CCTV tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan perilaku siswa di sekolah.
Meskipun hubungan pemakaian CCTV terhadap kedisiplinan siswa di sekolah tidak signifikan, ini menunjukkan ada faktor lain yang lebih dominan yang berkorelasi kuat terhadap kedisiplinan siswa di sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diadakan penelitian lanjutan untuk melihat korelasi antara faktor-faktor X terhadap kedisiplinan siswa. Faktor- faktor X tersebut perlu diidentifikasi lebih lanjut.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas penulis menyarankan yaitu:
1. Bagi siswa
Disarankan kepada siswa agar tetap disiplin walaupun tidak ada CCTV, karena CCTV merupakan media pembantu pembentukan kedisiplinan siswa di sekolah.
Disiplin sangatlah diperlukan oleh siapapun, dimanapun dan
kapanpun, begitu juga siswa harus disiplin dalam mentaati tata tertib sekolah, ketaatan dalam belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas dan disiplin dalam belajar di rumah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai baik.
Bagi siswa yang tidak disiplin terhadap tata tertib yang ada disekolah agar dapat meningkatkan kedisiplinannya agar menjadi lebih baik.
2. Sekolah
Seluruh personil sekolah diharapkan dapat lebih meningkatkan perhatian kepada peserta didik dan bekerja sama dengan orang tua siswa demi meningkatkan kedisiplinan siswa agar lebih baik lagi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini hanya meniliti disatu sekolah saja dengan jumlah populasi yang masih sedikit, disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti secara luas dan populasinya yang semakin banyak dan penelitian ini hanya melihat satu pengaruh saja, disarankan agar melihat faktor-
faktor lain yang
mempenggaruhinya.
DAFTAR PUSTAKA Buku
Ahmadi, A. 2007. Sosiologi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) Edisi Revisi. Yogyakarta: Rineka Cipta.
--- 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran.
Jakarta : Raja Grafindo.
Atmoko, E. H. 2012. Membuat Sendiri CCTV Berkelas Enterprise dengan Biaya Murah.
Yogyakarta: ANDI.
Cahyadi, B. 2014. Membuat Webcam sebagai CCTV melalui
Smartphone Android.
Yogyakarta: ANDI.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media . Hamalik, O. 2011. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Puataka Setia.
Irmim, S. 2004. Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan Spiritual dan Emosional. Jakarta: Batavia Press.
Lufri. 2005. Metodologi Penelitian.
Padang : UNP
Martono, N. 2011. Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Raja Wali Pers.
Prijodarminto, S. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses . Jakarta: Abadi.
Prof. Dr. S. Nasution, M. A. 1999.
Teknologi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara.
Ratna. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Riduwan. 2007. Belajar Muda Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan peneliti pemula. Bandung:
Alfabeta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudijono, A. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV.
Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : CV. Alfabeta.
Suyono dan Harianto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tulus, T. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Jakarta : Grasindo.
Yuherman, N. Y. 2013. Faktor Yang Memengaruhi Disiplin Siswa Di Sekolah, 3-6.
Yusuf, A. M. 2007. Metode Penelitian.
Padang UNP: Press.
Skripsi
Dwi Putri, Selvi. 2001. pemilihan metode dan media dalam pembelajaran sosiologi di SMA 1 Sungai Tarab. Skripsi Jurusan Pendidikan Sosiologi. STKIP PGRI SUMBAR.
Sari, Renita. 2002. Penggunaan Media dalam Pembelajaran Sosiologi SMA dikota Padang. Skripsi Jurusan Pendidikan Sosiologi. STKIP PGRI SUMBAR.
Indra, Raizalman. 2016.Hubungan disiplin dengan Motivasi Belajar Peserta Didik di kelas X SMA N 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Jurusan Pendidikan Bimbingan dan Konseling. STKIP PGRI SUMBAR.
Internet
CCTV Alarm System. 2001. Tanya Jawab tentang Kamera CCTV. <URL:
http://cctvcamera-alarm.com/faq.html>
(diakses tanggal 3 Maret 2016)