• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dan kepatuhan dalam memberikan imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pokenjior, p-value = 0,000) p-value <0,05). Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pokenjior di 2018.

Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Bagi Responden

Bagi Pelayanan Kesehatan

Bagi Peneliti

Bagi Instansi

Kepatuhan

  • Pengertian Kepatuhan
  • Kepatuhan dapat dibedakan menjadi
  • Faktor-faktor yang Menghambat Kepatuhan faktor yang menghambat adalah
  • Cara Menilai Tingkat Kepatuhan
  • Tumbuh Kembang Bayi 0 – 6 Bulan dan Stimulasi Pendukungnya Berikut gambaran umum tumbuh kembang bayi umur 0 – 6 bulan

Untuk menilai kelengkapan status kekebalan dasar bayi secara keseluruhan, cakupan vaksinasi campak terlihat jelas karena imunisasi campak merupakan imunisasi terakhir pada bayi dengan harapan vaksinasi sebelumnya telah selesai secara lengkap sesuai jangka waktu yang ditentukan oleh petugas kesehatan. Berapa banyak vaksinasi yang telah atau seharusnya diterima pasien sesuai dengan anjuran medis dari ahli kesehatan? Belajar aktif mengendalikan dan mengendalikan gerakan otot-otot lengan dan kaki, hingga mengganggu benda-benda kecil yang ada di sekitar atau yang diberikan.

Imunisasi

  • Manfaat Imunisasi
  • Macam – macam Imunisasi
  • Imunisasi Dasar Pada Bayi

Ketika antigen pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, tubuh akan merespon dengan memproduksi zat antibakteri yang disebut antibodi (Riyadi & Sukarmin, 2009). Kekebalan pasif dicapai dengan pemberian antibodi yang bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan dampak infeksi atau racun penyebab suatu penyakit, dan imunisasi pasif hanya berlangsung beberapa bulan. Atau bisa juga terjadi secara alami, tanpa disadari tubuh akan memproduksi antibodi secara bertahap ketika beberapa kali terkena penyakit.

Tentu saja antigen yang masuk tidak begitu agresif dan tidak melebihi kemampuan antibodi yang sudah ada. Jumlah antibodi dalam tubuh meningkat karena antibodi itu sendiri diberikan atau disuntikkan ke dalam tubuh. Bayi baru lahir juga bisa mendapatkan imunisasi pasif ini dari ibunya melalui plasenta, misalnya obat anti campak atau tetanus.

Antibodi yang dihasilkan melalui imunisasi pasif mampu bertahan melawan penyakit menular yang masuk ke dalam tubuh hanya sekitar 1 hingga 2 bulan saja. Kecuali pada keadaan darurat, misalnya tubuh anak terjangkit penyakit ganas dan diduga tubuhnya tidak mempunyai anti antigen maka dilakukan imunisasi pasif (Yohana dkk, 2011). Bahkan bayi yang ibunya diketahui mengidap virus ini harus menerima vaksinasi pasif dengan imunoglobulin khusus dalam waktu 12 jam setelah kelahiran.

Namun dapat juga diberikan secara terpisah dalam satu paket (biasanya vaksin tetanus) atau dikombinasikan dengan vaksin DT a) Vaksinasi DPT dilakukan 3 kali berturut-turut setiap bulan sejak bayi berumur 3 bulan.

Kerangka Konsep

Seminggu kemudian, muncul bintik-bintik merah di pipi dan bawah telinga, atau bengkak di bekas suntikan.

Skema Kerangka Konsep

Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pokenjior. Ho : Tidak terdapat hubungan antara kepatuhan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pokenjior.

Desain dan Metode Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian .1 Lokasi Penelitian

  • Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel .1 Populasi Penelitian

  • Sampel Penelitian

Tujuannya agar subjek mengetahui tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpul data (kuesioner) yang telah diisi subjek.

Alat pengumpulan Data

Kuesioner C : Data pertanyaan kepatuhan ibu mengenai vaksinasi dasar yang terdiri dari 10 item pertanyaan dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 0. Data primer terdiri dari identitas ibu, pengetahuan dan kepatuhan ibu mengenai imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar. imunisasi. Ibu yang dapat membaca kuesioner dapat menjawab pertanyaan secara langsung, namun ibu yang tidak dapat membaca kuesioner mengumpulkan data dengan menggunakan wawancara mengenai pertanyaan yang dipandu oleh kuesioner.

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan bahwa alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukurnya. Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat mengungkapkan variabel yang diukur secara akurat. Pengujian ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor setiap item pertanyaan untuk setiap variabel dengan total skor untuk variabel tersebut.

Uji validitas ini juga dapat dilakukan dengan menguji validitas konstruk dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Saat pertama kali diuji, skor korelasi setiap pertanyaan pada dimensi pengetahuan berkisar antara 0,109 hingga 0,778. Pada penelitian ini reliabilitas dimensi pengetahuan saat diuji pertama kali memberikan nilai α= 0,911 (jika skornya sama 0,734).

Penelitian Nurhidayati adalah “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Mas Pisangan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016”.

Prosedur Pengumpulan Data

Setelah dilakukan pengukuran validitas, maka perlu dilakukan pengukuran reliabilitas data, apakah alat ukur tersebut dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Artinya menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten ketika fenomena yang sama diukur dua kali atau lebih, dengan alat ukur yang sama.

Karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrumen ini dianggap reliabel, dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Setelah memperoleh responden yang memenuhi syarat, peneliti kemudian memberikan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan mengenai pengetahuan ibu dan kepatuhan terhadap alat imunisasi dasar.

Defenisi Operasional

Independent Pengetahuan

Dependent Kelengkapan

Pengolahan Data

Susunan sistematis data yang diperoleh ke dalam format kode tertentu (berupa angka) sehingga mudah diolah oleh komputer. Pemindahan data yang diubah menjadi kode (berupa angka) ke dalam komputer dengan bantuan komputerisasi. Pastikan semua data yang Anda masukkan ke dalam komputer sudah benar sehingga hasil analisa data akan benar dan akurat.

Analisis univariat ini berupa distribusi frekuensi dan persentase untuk masing-masing variabel: tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan dan umur ibu. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara individual. Dalam penelitian ini uji chisquare digunakan sebagai uji ketergantungan untuk menguji hipotesis apakah terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Hasil Analisis Univariat .1 Karakteristik Responden

  • Pengetahuan
  • Kepatuhan

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diperoleh hasil bahwa pekerjaan responden sebagian besar adalah petani sebanyak 27 orang (48,2%), sedangkan pekerjaan responden sebagian kecil adalah PNS sebanyak 3 orang (5,4%). Berdasarkan tabel 4.4 di atas, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas berpengetahuan buruk sebanyak 38 orang (67,9%), sedangkan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 18 orang (32,1%). Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh hasil bahwa sebagian besar patuh 32 orang (57,1%) tidak patuh dan minoritas patuh 24 orang (42,9%).

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diperoleh hasil yaitu mayoritas dari segi ketuntasan tidak tuntas sebanyak 30 orang (53,6%) dan minoritas dari segi ketuntasan tuntas sebanyak 26 orang (46,4%).

Tabel 4.3  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Pekerjaan  Responden  di                          Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden di Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan

Analisa Bivariat

  • Karakteristik Responden
  • Pengetahuan
  • Kelengkapan

Pengetahuan buruk pada ibu dengan imunisasi lengkap 12 kali lebih besar dibandingkan pengetahuan baik pada ibu dengan imunisasi lengkap. Rasio Prevalensi (RP) sebesar 14,27 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah Pokenjior kota Padangsidimpuan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan ibu terhadap alat imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pokenjior tahun 2018.

0,000 Berdasarkan Tabel 4.8 di atas terlihat bahwa kepatuhan lengkap dan imunisasi lengkap sebanyak 19 orang (79,2%) dan kepatuhan tidak lengkap dan imunisasi lengkap sebanyak 7 orang (21,9%) dan kepatuhan lengkap dan imunisasi lengkap sebanyak 5 orang (20,8%). ) dan ketidakpatuhan dan imunisasi tidak lengkap sebanyak 25 orang (78,1%). Kepatuhan ibu yang tidak patuh imunisasi lengkap 13 kali lebih besar dibandingkan kepatuhan ibu yang patuh imunisasi lengkap. Rasio Prevalensi (RP) sebesar 13,57 yang berarti terdapat hubungan antara kepatuhan dan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah Pokenjior Kota Padangsidimpuan.

Pemahaman yang baik dan mendalam terhadap faktor-faktor tersebut sangat berguna bagi orang tua dan tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan dalam melakukan imunisasi dasar sehingga efektivitas pengobatan dapat dipantau (Febriastuti, 2013). Kelengkapan imunisasi dasar akan terjadi bila respon yang tepat terhadap rangsangan tertentu yaitu pengetahuan tentang imunisasi dasar. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muchtar (2010) yang menunjukkan bahwa hasil penelitian dengan sampel sebanyak 250 responden ditemukan bahwa 77,6% responden berstatus imunisasi dasar lengkap sedangkan 22,4% responden berstatus imunisasi dasar tidak lengkap. .

Responden yang mempunyai balita dengan status vaksinasi belum lengkap dapat dipengaruhi oleh berbagai macam alasan, yang paling umum di masyarakat menyatakan masih banyak masyarakat yang menganggap anak yang tidak divaksin tetap sehat padahal masih anak-anak.

Tabel 4.8  Hubungan  kepatuhan  dengan  kelengkapan  imunisasi  pada                          balita di Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan
Tabel 4.8 Hubungan kepatuhan dengan kelengkapan imunisasi pada balita di Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan

Analisis Bivariat

  • Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
  • Hubungan Kepatuhan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berpengaruh terhadap status imunisasi pada bayinya, dimana bayi yang ibunya memiliki pengetahuan imunisasi baik akan mempunyai status imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan bayi yang ibunya memiliki pengetahuan imunisasi buruk. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bofarraj (2011) yang menyelidiki pengetahuan, sikap dan praktik ibu dalam memberikan imunisasi pada bayi dan anak prasekolah menunjukkan bentuk pengetahuan yang kurang dan praktik yang tidak tepat terhadap kelengkapan yang berdampak negatif. . vaksinasi. Dengan pengetahuan yang baik maka ibu mengetahui informasi yang benar mengenai manfaat dan tujuan imunisasi sehingga akan mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pokenjior tahun 2018. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum ( 2008), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan ibu dalam memberikan imunisasi dasar pada balita. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Paridawati (2013) yang menyatakan bahwa bentuk dukungan keluarga yang positif terhadap ibu bayi dan tindakan pemberian imunisasi dasar selalu diingatkan untuk memberikan imunisasi dasar pada bayi yang ditawarkan. untuk mencegah konflik dalam keluarga dan agar bayi mendapatkan vaksinasi lengkap hingga usia 12 bulan.

Karakteristik responden penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan mayoritas berusia antara 21 hingga 30 tahun, mayoritas berpendidikan SMA, dan mayoritas berprofesi sebagai petani. Prevalensi pengetahuan tertinggi pada ibu bayi di wilayah kerja Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan adalah pengetahuan kurang. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan.

Terdapat hubungan antara kepatuhan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan.

Saran

Bagi Peneliti Berikutnya

Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Tempat Penelitian

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, diambil dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulation/92_PMK %20No .%2042%20tt g% 20Penelenggaraan%20Imunisasi.pdf. Pengaruh Karakteristik Ibu dan Lingkungan Sosial Budaya Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi Usia 0-7 Hari Di Kabupaten Langkat Medan: Tesis Program Postdoctoral USU. Faktor Perilaku dalam Imunisasi, http://www.who.int/mental_health/media/en/28.pdf, diakses 24 April 2015.

PERMOHONAN MENJADI RESPONEN

Gambar

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian tahun 2018
Tabel 4.1  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Umur  Responden  di                          Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan
Tabel 4.2  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Pendidikan  Responden  di                          Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan
Tabel 4.3  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Pekerjaan  Responden  di                          Puskesmas Pokenjior Kota Padangsidimpuan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Bivariat Tabel 5 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kunjungan Balita di Posyandu Tunas Baru Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Ulin Tahun 2020 Berdasarkan tabel 5 diperoleh