HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN ORANG TUA DAN GURU DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN
15 BANJARBARU TAHUN 2020
KNOWLEDGE RELATIONS, SUPPORT PARENTS AND TEACHERS WITH THE BEHAVIOR OF HAND WASH SOAP IN GRADE VIII STUDENTS IN SMPN 15 BANJARBARU YEARS
2020
Anggun Isnaini1,Meilya Farika Indah2, Nuning Irnawulan Ishak3 FKM Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
Jl. Adhyaksa No. 2 Kayu Tangi - Banjarmasin Email : [email protected]
ABSTRAK
Kegiatan cuci tangan sebagai salah satu indikator perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Hubungan Pengetahuan, Dukungan Orang Tua Dan Guru Dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 15 Banjarbaru Tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik. Jumlah populasi penelitian 123 siswa, dengan jumlah sampel 55 responden dengan menggunakan teknik desain Cross Sectional.
Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan 61,1% responden memiliki perilaku cuci tangan yang baik, 70,9% responden memiliki pengetahuan yang baik tentang cuci tangan, 52,7% responden mendapat dukungan orang tua untuk cuci tangan, dan 52,7% responden mendapat dukungan guru untuk cuci tangan. Selanjutnya dari hasil penelitian juga diketahui bahwa tidak ada hubungan antara dukungan orang tua (p-value=0,754) terhadap perilaku cuci tangan. Sedangkan pengetahuan (p-value=0,000),dukungan guru (p-value=0,001) ada hubungan terhadap perilaku cuci tangan. Saran dari penelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai cuci tangan pakai sabun, melakukan kerja sama dengan puskesmas terdekat dengan mengadakan penyuluhan cuci tangan pakai sabun pada siswa disekolah.
Kata Kunci : Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun(CTPS), Pengetahuan, Dukungan Orang Tua, Dukungan Guru
ABSTRACT
Hand washing activities as one of the indicator cleand and healthy lifestyle at school. This study aims to see if there is knowledge relations, support parents and tecahers with the behavior of hand wash soap in grade VII students in SMPN 15 Banjarbaru years 2020. This type of research is observasional analitik population size 123 students, with samples 55 use design Cross Sectional. Data analysis use analisis univariat and bivariate with uji chi-square. Research result show 61,1% behavior good. 70,9%
have knowledge good. 52,7% parents support. 52,7% teacher support. Next research result no connection parent support (p-value=0,754) against behavior washin hand. While knowledge (p-value=0,000), teacher support (p-value=0,001) there is relation against behavior washing hand. Research advice upgrade knowledge about washing hand, cooperate with public health center conduct counselling washing hand to student
Keyword : Behavior Wash Your Hands With Soap , Knowledge, Parental Support, Teacher Support
PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang di praktikan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok, maupun masyarakat mampu menolong dirinya sendiri secara mandiri dibidang kesehatan serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Indikator dari perilaku hidup bersih dan sehat tatanan sekolah salah satunya yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
(Kemenkes RI, 2011).
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan dan lengan serta meminimalisasi kontaminasi silang (Tietjen, 2004).
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare dan ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA.Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacingan, yang tinggal didalam usus, SARS dan flu burung (Kemenkes RI, 2014).
WHO telah menetapkan langkah-langkah cuci tangan pakai sabun sebagai berikut:
membasahi kedua tangan dengan air mengalir, beri sabun secukupnya, menggosokan kedua telapak tangan dan punggung tangan, menggosok sela-sela jari kedua tangan, menggosok kedua telapak dengan jari-jari rapat, jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapak tangan, tangan kiri ke kanan, dan sebaliknya, menggosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan kanan, dan sebaliknya, menggosokkan kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya, basuh dengan air, dan mengeringkan tangan (WHO, 2009).
Faktor-faktor perilaku yang beresiko terhadap terjadinya penyakit Diare adalah perilaku sanitasi (kesehatan lingkungan) yang merupakan bagian dari Perilaku Kesehatan (Notoadmodjo,S, 2010). Salah satu bentuk Perilaku Sanitasi yang dimaksud salah satunya Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
Hasil wawancara awal dengan wali kelas VIIIB pernah diadakannya praktek cuci tangan oleh petugas kesehatan namun hal tersebut sudah lama terlaksana dan wawancara terhadap 1 orang siswi kelas VIII di SMPN 15 Banjarbaru didapatkan kebanyakan teman-teman nya tidak melakukan cuci tangan memakai sabun sebelum makan. Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan fasilitas cuci tangan yang ada disekolah termasuk kran air, menggunakan air PDAM, dan lain sebagainya, tapi disekolah tersebut belum mempunyai sabun yang seharusnya diletakkan di kran air dan tempat cuci tangan memang menggunakan kran air tapi tidak semuanya dapat berfungsi dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin meneliti sekolah ini khususnya kelas VIII karena keadaan kelas yang jauh dari tempat untuk cuci tangan, kurangnya pemanfaatan fasilitas di sekolah oleh siswa/i di lingkungan sekolah dalam hal cuci tangan dikarenakan kran air yang kurang bagus, sabun yang tidak disediakan dan tempatnya yang jauh dari kelas yang membuat siswa/i malas untuk cuci tangan.
METODE
Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 123 orang di SMPN 15 Banjarbaru. Dengan sampel sejumlah 55 sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data maka berikut ini akan disajikan analisis univariat dan analisis bivariat.
A. Hasil Dan Pembahasan Dan Analisis Univariat Tabel
Tabel 1. Hasil Analisis Univariat
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Perilaku cuci tangan pakai sabun sebanyak 38 siswa dengan perilaku yang baik dan 17 siswa dengan perilaku yang cukup, pada kuesioner siswa kelas VIII banyak tidak mengetahui 7 langkah cara cuci tangan dan tidak mencuci tangan setelah batuk dan bersin.
Variabel Penelitian F %
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Baik
Cukup
38 17
69,1 30,9 Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Baik Cukup
39 16
70,9 29,1 Dukungan Orang Tua Untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Mendukung
Kurang Mendukung
29 26
52,7 47,3 Dukungan Guru Untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Mendukung
Kurang Mendukung
29 26
52,7 47,3
Total 55 100,0
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menyatakan Pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun ada 39 siswa dengan pengetahuan yang baik dan 16 siswa dengan pengetahuan yang cukup, pada kuesioner siswa kelas VIII banyak menjawab salah tentang berapa lama waktu cuci tangan dan salah dalam menjawab bagian mana yang harus digosok pertama kali saat cuci tangan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa Orang tua yang mendukung cuci tangan pakai sabun ada 29 orang dan yang kurang mendukung ada 26 orang, pada kuesioner siswa kelas VIII orang tua dirumah banyak mengingatkan tentang cuci tangan sebelum dan setelah makan dan saat setelah buang air kecil maupun besar sebaiknya mencuci tangan dan orang tua dirumah kurang mengetahui 7 langkah cara mencuci tangan orang tua dirumah hanya menyuruh untuk cuci tangan tanpa mengajarkan 7 langkah pada siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Guru yang mendukung cuci tangan pakai sabun ada 29 orang dan yang kurang mendukung ada 26 orang, pada kuesioner siswa kelas VIII guru disekolah tidak pernah mengadakan lomba tentang cuci tangan pakai sabun dan guru disekolah tidak pernah mempraktekkan cara mencuci tangan dengan benar secara langsung.
B. Hasil Dan Pembahasan Dan Analisis Bivariat Tabel
Tabel 1. Hasil Analisis Bivariat
Pengetahuan
Perilaku CTPS
Total %
P Value Baik Cukup
N % N %
Baik 38 100 0 0,0 38 100
0,000 Cukup 1 5,9 16 94,1 17 100
Total 39 70,9 16 29,1 55 100
Dukungan Orang Tua
Perilaku CTPS
Total %
P Value Baik Cukup
N % N %
Mendukung 19 65,5 10 34,5 29 100
0,754 Kurang Mendukung 19 73,1 7 26,9 26 100
Total 38 69,1 17 30,9 55 100
Dukungan Guru
Perilaku CTPS
Total %
P Value Baik Cukup
N % N %
Mendukung 26 89,7 3 10,3 29 100
0,001 Kurang Mendukung 12 46,2 14 53,8 26 100
Total 38 69,1 17 30,9 55 100
Sumber : Data Primer, 2020
Hubungan pengetahuan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada siswa kelas VIII di SMPN 15 Banjarbaru Tahun 2020 berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p-value=0,000 α < 0,05 dengan demikian ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indera manusai yakni : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusai diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007)
Pengetahuan siswa tentang perilaku pentingnya cuci tangan pakai sabun kurang, siswa jarang mengetahui bahwa cuci tangan mempunyai 7 langkah yang harus dilaksanakan, siswa banyak menjawab kegiatan awal dalam hal cuci tangan pakai sabun adalah menggosok sela-sela jari.
Cuci tangan pakai sabun adalah cara sehat paling sederhana tetapi sayang belum membudaya, biasanya anak-anak belum melakukan cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar. Anak hanya mengerti bahwa mencuci tangan hanya sekedar tangan basah saja, padahal cuci tangan seperti itu masih meninggalkan kuman (Nurul Mukminah, dkk, 2016) . Dalam penelitian ini terdapat hubungan pengetahuan dengan perilaku dikarenakan perilaku seseorang bisa kita lihat jika memiliki pengetahuan yang cukup, siswa dengan tingkat pengetahuan tinggi cenderung memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan cuci tangan pakai sabun (Abdullah M Azam, dkk, 2016).
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Abdullah M Azam, dkk, 2016) yang menyatakan ada hubungan pengetahuan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada SMPN 1 Surakarta dan SMPN 6 Surakarta “ dengan P value 0,001.
Hasil penelitian ini pun sejalan dengan (Mia Kartika, dkk, 2016) yang menyatakan ada hubungan pengetahuan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Kota Semarang” dengan P value 0,025.
Hubungan dukungan orang tua dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada siswa kelas VIII di SMPN 15 Banjarbaru Tahun 2020 berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p-value=0,754 α < 0,05 dengan demikian tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan orang tua dengan perilaku cuci tangan pakai sabun.
Dukungan orang tua pada siswa saat dirumah seperti mengingatkan selalu cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah makan, sesudah buang air besar maupun kecil dan menjelaskan pentingnya cuci tangan menggunakan sabun, apalagi saat dimasa pandemi seperti ini orang tua dirumah merasa takut jadi mereka mulai belajar tentang cara mencuci tangan dengan cara yang benar.
Dukungan orang tua terhadap siswa bisa dengan selalu mengingatkan pentingnya cuci tangan setelah melakukan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tangan. Peran aktif orangtua adalah usaha langsung terhadap anak seperti membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak serta peran lain (Suherman, 2000). Kebiasaan setiap anak dalam berperilaku CTPS dengan benar perlu ditanamkan sejak dini. Keyakinan yang terbentuk dari perilaku CTPS agar terhindar dari berbagai macam penyakit dapat menjadi bentuk penerapan yang sering dijumpai setiap harinya. Demi memperoleh hasil yang maksimal, maka mencuci tangan hendaknya menggunakan air bersih yang mengalir dengan menggunakan sabun antiseptik, kemudian dikeringkan dengan handuk bersih atau menggunakan tisu (Kemenkes RI, 2010)
Hasil penelitian sejalan dengan (Nurul Mukminah, dkk, 2016) yang mengatakan tidak ada hubungan dukungan orang tua dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada penelitian yang berjudul “Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Sd Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuurip Purworejo ” dengan P value 1.000.
Hasil penelitian ini pun sejalan dengan (Murwanto Bambang, 2016) yang mengatakan tidak ada hubungan dukungan orang tua dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada penelitian yang berjudul “Faktor Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di SMP”
dengan P value 0,077.
Hubungan dukungan guru dengan perilaku cuci tangan pakai sabun sabun pada siswa kelas VIII di SMPN 15 Banjarbaru Tahun 2020 berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p-value=0,001 α < 0,05 dengan demikian ada hubungan yang bermakna antara dukungan guru dengan perilaku cuci tangan pakai sabun.
Pendekatan perubahan perilaku kesehatan siswa khususnya perilaku cuci tangan pakai sabun dapat terjadi dengan adanya peran guru yang memberikan contoh atau suri tauladan dengan membiasakan menerapkan perilaku cuci tangan di sekolah sehingga pada akhirnya akan menjadi perilaku yang membudaya di sekolah (Sri Murwaningsih, 2016). Peran guru sangat penting melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun karena menjadi contoh dan sekaligus menjadi proses edukasi tentang higiene perseorangan khususnya tentang kebersihan tangan
(Snow M, dkk, 2016) juga dapat mendorong teknik cuci tangan yang tepat untuk mencegah penyebaran penyakit dalam kelas (Redmond, T, 2016).
Dukungan guru pada siswa disekolah kurang terhadap perilaku cuci tangan pakai sabun seperti guru tidak pernah mempraktekkan cuci tangan secara langsung kepada siswa jika guru bisa mempraktekkan secara langsung kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun hal tersebut bisa diterapkan siswa saat dirumah dan guru tidak pernah mengadakan lomba padahal hal tersebut bisa memotivasi siswa untuk belajar mencari tahu sebelum mengikuti lomba tersebut.
Hasil penelitian sejalan dengan ( (Norfai, dkk, 2016) yang mengatakan ada hubungan antara dukungan guru dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Pengetahuan, Dukungan Orang Tua Dan Dukungan Guru Dengan Perilaku Cuci Tangan Yang Benar Di SDN Standar Nasional Pelambuan 4 Kota Banjarmasin Tahun 2016” dengan P value 0,000. Hasil penelitian ini pun sejalan dengan (Nurul Mukminah, dkk, 2016) yang mengatakan ada hubungan dukungan orang tua dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada penelitian yang berjudul “Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Sd Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuurip Purworejo” dengan P value 0,005.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis bivariat terdapat hubungan antara pengetahuan,dukungan guru dengan perilaku cuci tangan pakai sabun. Sedangkan pada dukungan orang tua tidak terdapat hubungan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun.
B. Saran
Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk sekolah bekerja sama dengan puskesmas terdekat mengadakan penyuluhan dengan tema cuci tangan pakai sabun disekolah minimal 1bulan sekali.
2. Untuk siswa semakin meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang betapa pentingnya cuci tangan menggunakan sabun baik disekolah maupun saat dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah M Azam, dkk. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada SMPN 1 Surakarta Dan SMPN 6 Surakarta. Jurnal.
Eka Puji Hastuti, dkk (2011). Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kebiasaan Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Siwi Peni Guntur Demak. Jurnal.
Hidayat. (2011). Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Anak Remaja. Jurnal.
Kemenkes RI. (2010). Perilaku Cuci Tangan Di Kalangan Siswa-Siswi SMAK Santa Agnes Surabaya.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga. Jurnal.
Kemenkes RI. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Siswa Sekolah Dasar Negeri Tridadi, Sleman, DIY. kementrian keehatan RI. Jurnal.
Kemenkes RI. (2014). Faktor Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Di SMP. Jurnal.
Kemenkes RI. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Metode Ceramah Dan Demonstrasi Terhadap Pengetahuan Mencuci Tangan Pada Siswa Di SDN Segulung 02 Dan SDN Segulung 05 Desa Segulung Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Jurnal.
Mia Kartika, dkk. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Kota Semarang. Jurnal.
Murwanto, B. (2016). Faktor Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Di SMP. Politenik Kesehatan Tanjungkarang. Jurnal.
Nurul Mukminah, dkk (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa SD Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuurip Purworejo. Jurnal.
Norfai, dkk. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan, Dukungan Orang Tua Dan Dukungan Guru Dengan Perilaku Cuci Tangan Yang Benar Di SDN Standar Nasional Pelambuan 4 Kota Banjarmasin Tahun 2016. Kesehatan Masyarakat: Universitas Islam Kalimantan. Jurnal.
Notoatmodjo, (2007). Perilaku Cuci Tangan Di Kalangan Siswa-Siswi SMAK Santa Agnes Surabaya.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga. Jurnal .
Notoatmodjo,S. (2010). Faktor Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Di SMP. Politenik Kesehatan Tanjungkarang. Jurnal.
Septarini, dkk. (2015). Pkm Pelatihan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Sebagai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Untuk Masyarakat Rt 007/Rw 007 Desa Pangkalan Jati, Kecamatan Cinere Kota Depok. Fakultas Kedokteran, Universitas Pembagunan Nasional “Veteran” Jakarta.
Jurnal.
Sri Murwaningsih. (2016). Penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun di SDN Kota Karang Bandar Lampung. Dosen Jurusan Teknik Gigi Poltekkes Tanjungkarang. Jurnal.
Tietjen. (2004). Ketersediaan Fasilitas Dan Perilaku Cuci Tangan Pada Anak Usia Sekolah Dasar.
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Jurnal.
WHO. (2009). Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Studi Kualitatif Pada Ibu-Ibu Di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara. Jurnal.