• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Ibu rumah tangga asal Desa Muara Opu Kecamatan Muara Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan yang bersedia menjadi responden dalam penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan sikap pengelolaan sampah di Desa Muara Opu Kecamatan Muara Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Untuk itu perlu adanya perhatian yang seksama terhadap pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan sikap pengelolaan sampah di Desa Muara Opu Kecamatan Muara Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Penerapan didefinisikan sebagai ketika seseorang yang memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau menerapkan prinsip-prinsip yang diketahui dalam situasi lain. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan mengembangkan formulasi baru dari formulasi yang sudah ada.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Semakin banyak aspek positif dari suatu objek yang diketahui, maka akan semakin tumbuh pula sikap positif terhadap objek tersebut. Seiring kemajuan teknologi, akan tersedia berbagai jenis media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat terhadap inovasi baru.

Sikap (Attitude)

Misalnya ibu mendengar (mengetahui) penyakit demam berdarah (penyebabnya, cara penularannya, cara pencegahannya, dan sebagainya). Misalnya, seorang ibu selalu membawa anaknya ke Posyand untuk ditimbang, tanpa harus menunggu perintah dari petugas atau petugas kesehatan.

Gambar 2.1. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Komponen Pokok Sikap (Notoatmodjo, 2010) :
Gambar 2.1. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Komponen Pokok Sikap (Notoatmodjo, 2010) :

Pengertian Sampah

  • Jenis Sampah
  • Bentuk-Bentuk Sampah

Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya berupa sampah basah, sampah kering, sampah bangunan, sampah khusus dan sampah B3. Limbah padat dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, sebagai berikut (Sumantri, 2013): . a) Berdasarkan zat kimia yang dikandungnya 1. Sampah anorganik. Sampah anorganik merupakan sampah yang umumnya tidak dapat terurai, misalnya: logam/besi, pecahan kaca, plastik, dan lain-lain.

Sampah organik merupakan sampah yang pada umumnya dapat membusuk, contohnya : sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan lain sebagainya.

Komposisi Sampah

Sampah konsumen adalah sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, atau sampah yang dibuang ke tempat sampah. Namun jumlah sampah pada kategori ini masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah yang dihasilkan proses pertambangan dan industri. Salah satu caranya adalah dengan menghitung jumlah bahan/bahan sisa dalam gram/persentase sampah yang terdiri dari bahan-bahan berikut.

Selain itu, jenis sampah lain yang perlu dikelola dapat diidentifikasi dan metode pembuangan serta pemusnahan sampah yang tepat dapat ditentukan untuk pengelolaan sampah di suatu kawasan (Sumantri, 2013).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah

Sedangkan pada daerah dataran yang merupakan kawasan pertanian, komposisi sampahnya didominasi oleh sampah pertanian yang berjenis “sampah”. Misalnya jumlah sampah pada siang hari lebih banyak dibandingkan jumlah sampah pada pagi hari, sedangkan sampah di perdesaan tidak terlalu bergantung pada faktor waktu. Misalnya pada daerah dengan kondisi sosial ekonomi baik, komposisi sampah plastik, kaleng, dan karton lebih dominan dibandingkan daerah dengan kondisi sosial ekonomi rendah.

Selain itu, lemari es, AC, dan sampah sejenisnya relatif sulit ditemukan di masyarakat sosial ekonomi rendah.

Teknik Pembuangan Sampah

Sebelum dimusnahkan, sampah juga dapat diolah terlebih dahulu, baik untuk diperkecil volumenya, untuk didaur ulang, atau digunakan kembali. TPA/pengisian parit pada dasarnya baik untuk semua sampah, tetapi tentu saja ini sering kali merupakan satu-satunya cara untuk membuang sampah yang tidak dapat digunakan kembali. Cara ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki tanah yang berbentuk jurang, dll, sehingga tanah tersebut dapat lebih bermanfaat.

Pengelolaan Sampah

  • Tahap Pengumpulan dan Penyimpanan di Tempat Sumber
  • Tahap Pengangkutan
  • Tahap Pemusnahan
  • Pengelolaan Sampah dengan Bank Sampah
  • Paradigma Baru dan Lama Pengelolaan Sampah

Sampah pada sumbernya (kantor, rumah tangga, hotel, dll) ditempatkan pada tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini adalah tempat sampah. Dari depo, sampah diangkut ke TPA akhir atau tempat pembuangan sampah dengan menggunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota. Contoh barang limbah yang dapat didaur ulang antara lain plastik, kaca, kaleng, besi, dll.

Dengan cara ini, sampah yang masih bisa didaur ulang, seperti bahan organik, bisa dijadikan kompos atau.

Teknologi Pengolahan Sampah

  • Teknologi Pengolahan dengan Kompos
  • Teknologi Pengolahan dengan Gas Bio
  • Teknologi Pengolahan dengan Insinerator

Biogas merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari proses fermentasi dan proses dekomposisi oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik termasuk kotoran hewan, sisa pertanian, atau campurannya dalam suatu alat yang disebut generator biogas. Karena merupakan bahan bakar, maka biogas mempunyai nilai ekonomi yang tinggi sebagai sumber energi alternatif, hanya saja bisa. Keuntungan dari metode ini adalah pembakaran dapat dilakukan pada semua jenis sampah kecuali batu atau kayu gelondongan dan pelaksanaannya tidak terpengaruh oleh iklim.

Prinsipnya setiap hari ditaburkan lapisan tanah setebal 15 cm di atas tumpukan sampah.

Pengaruh Pengelolaan Sampah terhadap Masyarakat dan Lingkungan Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi

Pengelolaan sampah yang buruk akan menjadikan sampah sebagai tempat berkembang biaknya vektor penyakit, seperti lalat atau tikus. Ketika musim hujan tiba, tumpukan sampah dapat menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran sumber air permukaan atau sumur dangkal. Kondisi lingkungan yang buruk dan kotor akan menurunkan minat dan keinginan orang lain (wisatawan) untuk datang berkunjung ke kawasan tersebut.

Kegiatan rehabilitasi lingkungan yang rusak memerlukan sumber daya yang besar, sehingga sumber daya untuk sektor lain semakin berkurang.

Kerangka Konsep

  • Sampel

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasional, yaitu survei atau survei yang berupaya menyelidiki bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan terjadi. Dalam penelitian ini seluruh populasinya terdiri dari ibu rumah tangga di Desa Muara Opu Kecamatan Muara Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu sebanyak 116 ibu rumah tangga. Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Arikunt (2010), jika subjeknya kurang dari 100 sebaiknya diambil semua, jika subjeknya lebih dari 100 maka diambil 10-15% atau 20-25%, sehingga sampelnya masuk penelitian ini diambil 25% dari populasi yang ada, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 29 orang.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu dengan cara pengundian.

Prosedur Pengumpulan Data 1. Data Primer

  • Data Sekunder

Alasan dipilihnya lokasi tersebut karena masih banyak sampah di sekitar rumah warga. Data primer dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner yang menanyakan pertanyaan tentang pengetahuan dan tindakan ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Muara Opu Kecamatan Muara Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan berupa data kependudukan dan data lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Definisi Operasional

Aspek Pengukuran

  • Pengetahuan Ibu Rumah Tangga

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah ke dalam kategori baik, cukup, kurang, terlebih dahulu dilakukan bobot penilaian untuk setiap pertanyaan dalam kuesioner. Sebelum menentukan sikap ibu rumah tangga terhadap pengelolaan sampah pada kategori setuju atau tidak setuju, terlebih dahulu dinilai bobot setiap pernyataan pada checklist. Jumlah pernyataan yang disampaikan sebanyak 20 pernyataan dengan kemungkinan jawaban SETUJU dengan skor 2 dan jawaban TIDAK SETUJU dengan skor 1.

Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

  • Analisis Data

Menelaah data yang diperoleh dari lapangan dan dari daftar pertanyaan mengenai jawaban yang kurang jelas dan relevan. Klasifikasi jawaban responden dengan memberikan kode atau simbol tertentu sesuai kriteria yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk mengklasifikasikan tanggapan ke dalam kategori-kategori penting dan skor untuk setiap item pertanyaan untuk setiap variabel dan untuk memudahkan analisis data.

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variabel independen dengan variabel dependen.

Analisa Univariat

  • Karakteristik Responden
  • Pengetahuan
  • Sikap

Dari segi pendidikan, mayoritas pendidikan responden adalah SD sebanyak 16 responden (55,2%) dan sebagian kecil pendidikan responden adalah SMA sebanyak 6 responden (20,7%). Dari segi pekerjaan, sebagian besar pekerjaan responden adalah petani sebanyak 15 responden (51,7%) dan sebagian kecil pekerjaan responden adalah wiraswasta sebanyak 5 responden (17,2%). Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa sebagian besar pengetahuan responden berada pada kategori kurang sebanyak 14 responden (48,3%), dan sebagian kecil dengan pengetahuan kategori baik sebanyak 7 responden (24,1%).

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil bahwa sikap sebagian besar responden terhadap pengelolaan sampah berada pada kategori kurang baik sebanyak 16 responden (55,2%), dan sikap sebagian kecil responden dalam kategori baik sebanyak 13 responden (44,8%). %).

Tabel 4.2.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Pengelolaan Sampah di Desa Muara Opu Tahun 2016
Tabel 4.2.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Pengelolaan Sampah di Desa Muara Opu Tahun 2016

Analisa Bivariat

  • Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pengelolaan Sampah

PEMBAHASAN

Analisa Univariat

  • Karakteristik Responden
  • Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pengelolaan SampahSampah
  • Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pengelolaan Sampah

Hal ini terkait dengan tingkat pendidikan masyarakat; Mayoritas responden adalah lulusan sekolah dasar sehingga responden belum mengetahui apa-apa tentang pengelolaan sampah yang benar. Dari hasil survei diketahui bahwa sikap terhadap pengelolaan sampah berada pada kategori kurang baik sebanyak 15 responden (51,7%) dan pada kategori cukup sebanyak 9 responden (31,0%) dan pada kategori baik sebanyak 5 responden (17,2%). )) seperti yang ditunjukkan oleh hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden. Hal ini berkaitan dengan kurangnya pengetahuan responden mengenai pengelolaan sampah, sehingga sebagian besar responden tidak mengelola sampah dengan baik.

Newcomb, seorang psikolog sosial, mengatakan bahwa sikap adalah kemauan atau kesiapan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu.

Analisa Bivariat

  • Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga dengan Sikap Pengelolaan Sampah di Desa Muara Opu Kecamatan Muara

Pengetahuan ibu rumah tangga dengan sikap terhadap pengelolaan sampah di Desa Mura Opu Kecamatan Muara Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Pada tahun 2016 diketahui ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik berjumlah 7 orang (24,1%) dan ibu yang berpengetahuan baik berjumlah 8 orang (27,6%). %), dan 14 orang (48,3%) adalah ibu yang kurang dikenal. Hasil penelitian ini didukung oleh (Dwiwaranti, 2010) hubungan dukungan sosial dengan pengelolaan sampah di Kota Padang. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,012 yang berarti p<0,05 sehingga terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan pengelolaan sampah.

Terdapat hubungan statistik antara pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga terhadap pengelolaan sampah di Desa Muara Opu Kecamatan Muara Batangtoru Kabupaten Tapanulsi Selatan Tahun 2016, uji statistik menggunakan uji chi-square diperoleh α<0,001 (p<0,05). diperoleh.

Saran

Sebaran responden berdasarkan sikap, dimana sebagian besar sikap responden terhadap pengelolaan sampah berada pada kategori buruk sebanyak 16 responden (55,2%), dan sebagian kecil sikap responden dalam kategori baik sebanyak 13 responden (44,8%). %). Hubungan pengetahuan dan sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Dan Tindakan Ibu Rumah Tangga Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Lingkungan II Kelurahan Istiqlal Kecamatan Wenang Kota Manado Tahun 2013.

HUBUNGAN PENGETAHUAN RUMAH TANGGA DENGAN SIKAP TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA MUARA OPU KECAMATAN MUARA BATANGTORU.

KUESIONER PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA 1. Apa yang ibu ketahui tentang pengertian sampah?

Limbah yang berasal dari tumbuhan, hewan atau bagian lain yang dapat diuraikan oleh makhluk hidup lain atau mikroorganisme. Sampah tersebut diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pembuangan sampah dengan menggunakan truk sampah yang telah disediakan. Jumlah penduduk, sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang digunakan, faktor geografis, faktor waktu, faktor ekonomi dan budaya.

Teknik pembuangan sampah dapat dilihat dari sumber sampah sampai ke tempat pembuangan akhir.

KUESIONER SIKAP PENGELOLAAN SAMPAH

5 Sebelum dibuang, sampah harus dipisahkan terlebih dahulu antara sampah kering dan sampah basah, sampah plastik, dan sisa makanan di tempat sampah terpisah. 6 Sampah dapat terbakar di lingkungan padat. 15 Tempat sampah tidak boleh mudah rusak 16 Sampah daun kering dapat dibakar 17 Genangan air dapat menjadi tempat sarangnya.

Gambar

Gambar 2.1. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Komponen Pokok Sikap (Notoatmodjo, 2010) :
Gambar 2.2.Kerangka KonsepPengetahuan ibu rumah
Tabel 3.2. Variabel Independen dan Variabel Dependen No Variabel
Tabel 4.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Pekerjaan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Table 6: Risk assessment for proposed amendments during operation Risk Event Source/Activities* Potential emissions Potential receptors, pathway and impact Applicant