• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan pengetahuan ibu tentang pola asuh

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan pengetahuan ibu tentang pola asuh"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat menyiapkan makanan, makanan yang disajikan hanya ala kadarnya, sayur mayur didapat dari bercocok tanam/berkebun, serta lauk pauk didapat dari berburu di hutan dan mencari ikan di sungai. Ada kebiasaan pemberian makanan yang tidak tepat pada bayi, antara lain: pemberian makanan terlalu dini atau terlambat, makanan yang diberikan tidak cukup, dan frekuensi tidak cukup (Maseko & Owaga, 2012).

Rumusan Masalah

Data yang diperoleh dari enam wilayah kota/kabupaten provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa dari sekitar 158.405 balita yang menimbang diri, 937 balita berada di garis merah, kurang dari satu persen di antaranya berada di garis merah. garis merah (BGM) (Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2016). Dan dari data Puskesmas Kecamatan Makassar, mereka mengambil anak kecil. Berdasarkan data status gizi balita menurut BB/U terdapat 60 balita yang berstatus gizi buruk dan BGM (Profil Puskesmas Kabupaten Makassar, 2017).

Pertanyaan Penelitian

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Untuk Puskesmas
  • Bagi Institusi Pendidikan
  • Bagi peneliti

Ruang Lingkup

TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi

  • Definisi

Status Gizi Kurang

Penilaian Status Gizi

  • Secara langsung
  • Secara Tidak Langsung
  • Faktor –faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
  • Klasifikasi Status Gizi

Dibandingkan dengan metode lain, pengukuran antropometri lebih praktis sehingga direkomendasikan untuk menilai status gizi masyarakat (Aritonang, 2013). Kategori status gizi pada pengukuran antropometri yang berbeda untuk balita: 1. Berdasarkan Indeks BB/U.. a) Indikator status gizi buruk saat ini b) Peka terhadap perubahan kecil. Ibu yang bekerja akan kehilangan waktu untuk memperhatikan asupan makan balitanya, sehingga akan mempengaruhi status gizi balitanya.

Ibu yang memiliki anak balita lebih banyak bekerja, memiliki status gizi kurang dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi pangan masyarakat menurun dan pada akhirnya status gizi masyarakat menurun (Aritonang, 2002). Mengingat karakteristik berat badan yang tidak stabil, indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Supariasa, 2012).

Pengetahuan Gizi

  • Definisi
  • Tingkat Pengetahuan Ibu
  • Pengetahuan Pola Asuh Makan

Keanekaragaman bahan makanan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dalam satu menu makanan. Konsumsi zat gizi sebagai sumber energi atau tenaga (karbohidrat), sumber bahan pembangun (protein), sumber zat pengatur (vitamin). Penyuluhan kesehatan gizi di kalangan posyandu merupakan salah satu cara penyebaran pengetahuan gizi di media massa (koran, majalah, dll) dan media elektronik seperti televisi dan radio (Kebidanan, 2007).

Menurut penelitian Wahyani (2015) di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian makan bayi dengan status gizi bayi. Hal ini sesuai dengan penelitian Melly Anidae dkk di Karang Raya Kota Teluk Betung Timur Bandar Lampung, 2015 bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi bayi. Namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian Burhan (2016) di desa Air Tawar Barat Kota Padang yang tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita.

Pola Asuh

  • Pola Asuh Makan Balita Usia 6-24 Bulan
  • Usia Pemberian Makan Pada Anak
  • Jenis Makanan
  • Frekuensi dan Jumlah Makanan

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Reska Handayanidi (2017) di Puskesmas Seberang Padang yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan status gizi pada balita. Kesehatan anak merupakan hal yang harus diperhatikan secara serius oleh orang tua, untuk itu perlu diupayakan model-model gizi atau pola asuh yang tepat dan seimbang, agar anak tetap sehat dan terhindar dari penyakit menular atau penyakit lain yang berkaitan dengan gizi. Pola gizi pada anak memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak, karena makanan mengandung banyak zat gizi.

Anak usia 9-12 bulan dikenalkan dengan makanan yang teksturnya lembut, seperti nasi kukus atau bubur saring, sedangkan anak usia 12-24 bulan dikenalkan dengan makanan keluarga atau makanan yang dicincang atau dihaluskan sesuai kebutuhan, seperti nasi, kecil potongan ikan, sayuran. , dan potongan buah. Pemberian makan anak dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia anak dan menurut bentuk, jumlah dan frekuensinya. Anak usia 9-12 bulan adalah makanan lunak, anak usia 12-24 bulan adalah makanan keluarga dan dilengkapi dengan makanan ringan (Kemenkes, 2014a).

Tabel 2. Frekuensi dan Jumlah Pemberian Makan Balita 6-24 Bulan
Tabel 2. Frekuensi dan Jumlah Pemberian Makan Balita 6-24 Bulan

Makanan Pendamping Asi (MP-ASI)

  • Jenis-Jenis MP-ASI
  • Perilaku Pemberian MP-ASI

Rekomendasi tersebut menekankan bahwa MP-ASI harus dibuat secara sosio-kultural dari bahan pangan yang murah dan mudah didapat secara lokal (indigenous food). Melalui penerapan perilaku “keluarga sadar gizi”, ibu dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan, serta memberikan MP-ASI yang cukup dan berkualitas kepada bayi usia 6-6 bulan.24 bulan (Yuliarti, 2010). Mengingat pentingnya aspek sosial budaya dan aspek pemberdayaan masyarakat dalam pengajaran MP-ASI, maka MP-ASI yang akan diajarkan pada tahun 2006 adalah MP-ASI lokal atau disebut “MP-ASI dapur induk”.

Pada awal MPASI sebaiknya diberikan makanan dalam satu bentuk yaitu satu jenis makanan untuk sekali makan. Sebaiknya berikan makanan penambah energi seperti minyak, kaldu atau santan sejak awal MPASI. Hal ini sejalan dengan penelitian Gesit Kusuma Wardhani di Kecamatan Setabelan Kota Surakarta tahun 2015 bahwa ada hubungan antara pemberian MP-ASI dengan status gizi balita.

Tabel 3. Jenis MP-ASI Sesuai Tahapan Usia
Tabel 3. Jenis MP-ASI Sesuai Tahapan Usia

KERANGKA PENELITIAN

  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis
  • Definisi Operasional

Hubungan pola asuh dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Puskesmas Kabupaten Makassar tahun 2018. Hubungan pengetahuan ibu, pola asuh dan pemberian MP-ASI dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Puskesmas. Berdasarkan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan ibu, pola asuh dan pemberian makanan pendamping ASI terhadap status gizi balita di Puskesmas Kecamatan Jakarta Timur Tahun 2018, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI Terhadap Status Gizi Bayi Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Setabelan Kota Surakarta. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA PENGASUHAN DAN PEMBERIAN MP-ASI TERHADAP STATUS GIZI GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN PUSKESMAS MAKASAR JAKARTA TIMUR, 2017.

Gambar 2. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Subjek Penelitian

  • Populasi
  • Sampel

Instrumen Penelitian

Prosedur Pengambilan Data

  • Tahap Persiapan
  • Tahan Pelaksanaan
  • Tahap Pengolahan Data

Pengumpulan Data

Analisis Data

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Etika Penelitian

Analisis bivariat dilakukan untuk mengukur hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan ibu, pola asuh dan pemberian MP-ASI dengan variabel terikat yaitu status gizi anak. Pemberian MP-ASI yang tepat berdampak kuat pada status gizi dan tumbuh kembang anak, karena apa yang dikonsumsi anak. Didukung penelitian Gesita Kusuma Wardhani di Kecamatan Setabelan Kota Surakarta tahun 2015 bahwa ada hubungan antara pemberian MP-ASI dengan status gizi balita.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak Blaita di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Hubungan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi pada anak usia 1-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas MINGGIR Sleman Yogyakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk penyusunan tesis tentang “Hubungan pengetahuan ibu tentang pola asuh dan pemberian MP-ASI dengan status gizi usia 6-24 bulan di Puskesmas Makassar Jakarta Timur”.

HASIL, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Gambaran Puskesmas Makasar

  • Luas dan Batas wilayah
  • Kependudukan
  • Saranan Pelayanan Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Makassar tahun 2017 yaitu 1 Rumah Bersalin, 2 Klinik, 1 Apotek dan 3 Bidan Praktek.

Hasil Penelitian

  • Analisa Univariat
  • Analisa Bivariat

Berdasarkan tabel 6 diketahui ibu yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 9 orang (15%), sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 51 orang (85%). Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa 24 orang (40%) tidak memiliki pola asuh, sedangkan pola asuh yang baik sebanyak 36 orang (60%). Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa 27 orang (45%) memberikan MP-ASI yang tergolong tepat, sedangkan 33 orang (55%) memberikan MP-ASI tidak tepat.

Hubungan variabel-variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan uji chi-square, jika P-value ≤0,05, maka hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel independen dan dependen. Berdasarkan hasil analisis bivariat yang disajikan pada Tabel 9, dari 3 variabel bebas di atas terdapat 2 variabel yang berhubungan signifikan yaitu pola asuh dan status gizi (P value 0,000). anak-anak 7,32 kali (OR=7,32).

Tabel 6. Ditribusi pengetahuan ibu
Tabel 6. Ditribusi pengetahuan ibu

Pembahasan

  • Pengetahuan Ibu Terhadap Status Gizi
  • Pola Asuh Terhadap Status Gizi
  • Pemberian MP-Asi Terhadap Status Gizi

MP-ASI diberikan kepada bayi sesuai dengan usianya, pada usia 6-8 bulan MP-ASI sebaiknya diberikan 1-2 kali sehari dengan ukuran 1 sendok teh dalam bentuk murni. Oleh karena itu, kebutuhan energi dan mikronutrien terutama zat besi dan seng harus diperoleh dari MP-ASI (AsDI et all, 2015. Hasil penelitian ini banyak ibu muda yang mengatakan sering membeli MP-ASI di pinggir jalan karena lebih praktis dan murah.

MP-ASI yang berasal dari pabrik atau tidak dimasak di rumah adalah MP-ASI yang nilai gizi dan kebersihannya tidak terjamin. Ada beberapa ibu yang mengatakan memberikan MP-ASI kepada balita dengan cara memasaknya sendiri di rumah, ibu yang membuat MP-ASI di rumah biasanya memiliki balita dengan status gizi normal, sedangkan ibu yang membeli MP-ASI di pinggir jalan, cenderung memiliki balita dengan status gizi lebih rendah. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square antara gizi tambahan dengan status gizi buruk diperoleh nilai P sebesar 0,001 dengan P ≤ 0,05 maka hipotesis yang diajukan sebelumnya terbukti yaitu “ada hubungan antara gizi tambahan dengan gizi buruk pada balita di Puskesmas Kabupaten Makassar 2018.

Keterbatasan Penelitian

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang. Hubungan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bahu Manado. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan kebersihan rumah dengan status gizi balita pada keluarga miskin perkotaan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Desa Teluk Rumba Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012. Malnutrisi dan Kematian Anak di Swizeland Mawarni, siti.2013. hubungan antara pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan perilaku. pemberian MP-ASI dan status gizi balita usia 6-24 bulan di Desa Kestalan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Lampiran 1 : Formulir Persetujuan Responden Program STUDI GIZI PROGRAM STUDI BINAWAN HUBUNGAN IBU, POLA PENGASUHAN DAN PEMBERIAN MP-ASI TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN MESIN BULAN, 24 BULAN. 17. Perkenalan nama saya Eryanti, mahasiswi Prodi Gizi STIK Binawan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang status gizi balita didapatkan 9 orang (15%) memiliki pengetahuan rendah dan 51 orang (85%) memiliki pengetahuan tinggi. Pemberian MP ASI yang kurang tepat pada balita ada 27 orang (45%), sedangkan yang benar ada 33 orang (65%). Atau melakukan demo masak agar ibu bisa membuat MP-ASI yang sehat dan bergizi di rumah.

Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang status gizi balita pada masyarakat nelayan di kota Karang Raya Teluk Betung Timur Bandar Lampung. Hubungan pola asuh ibu dengan status gizi anak balita di Desa Tunang Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Hubungan Asupan Energi Dan Gizi Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Kelas 4 Dan Kelas 5 SDN 1 Tounelet Dan St. Monica, Kabupaten Langowan Barat. Manado. Universitas Sam Ratulangi: Manado.

Peran pendidikan, pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga terhadap status gizi balita di Posyandu Rw 24 dan 08 wilayah kerja Puskesmas Nusukan Kota Surakarta. 3 Sesuai pedoman gizi seimbang, pola pemberian ASI dan MP-ASI pada anak usia 9-12 bulan adalah ASI dan makanan keluarga seperti nasi, udang balado dan sayur nangka.

Form Persetujuan Responden

Kuesioner penelitian

Surat Pengajuan Etik

Surat Etik Penelitian

Surat Balasan Persetujuan Pengambilan Data

Gambar

Gambar 1. Kerangka Teori.....................................................................................27  Gambar 2
Tabel 2. Frekuensi dan Jumlah Pemberian Makan Balita 6-24 Bulan
Tabel 3. Jenis MP-ASI Sesuai Tahapan Usia
Gambar 1. Kerangka Teori
+7

Referensi

Dokumen terkait

ada hubungan usia ibu dengan status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Muara Nasal Kabupaten Kaur dan ada hubungan ASI eksklusif dengan status gizi pada