• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN "

Copied!
51
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

TINJAUAN PUSTAKA

  • Diare
    • Definisi
    • Macam – Macam Diare
    • Cara Penularan Diare
    • Faktor yang Menyebabkan Diare
    • Cara Mencegah Diare
    • Cara Mengatasi Diare
  • Pengetahuan Ibu
    • Pengetahuan
    • Factor – factor yang mempengaruhi pengetahuan
  • Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis

Hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang besar jika menyebabkan berjangkitnya penyakit diare (Prawati dan Haqi, 2019). Dalam penelitian Yarmaliza dan Marniati menyimpulkan bahwa kebersihan lingkungan pada aspek pembuangan limbah dan sistem pengolahan limbah berpengaruh terhadap kejadian diare pada anak usia dini (Yarmaliza & Marniati, 2017). ASI merupakan makanan ideal bagi bayi terutama yang berusia di bawah 6 bulan sebagai perlindungan terhadap diare pada bayi baru lahir.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamimi, dkk, yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare (Tamimi, dkk, 2016). Cuci tangan yang tidak benar baik dari segi cara maupun waktunya berpengaruh terhadap terjadinya diare. Cuci tangan yang benar adalah mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air mengalir, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau minum dan ke toilet (Teguh dan Arif, 2014) . Setiap rumah pasti mempunyai jamban sendiri-sendiri karena jamban digunakan secara umum, ditambah lagi kebersihannya kurang berhubungan dengan terjadinya diare.

Tahu merupakan tingkatan yang paling rendah, dan merupakan kata kerja mengetahui bahwa orang tersebut mengetahui tentang apa yang telah dipelajarinya. Mampu menyebutkan dengan benar, mendeskripsikan dan mendefinisikan materi yang dipelajari sebelumnya (Notoatmodjo, Ilmu Promosi Kesehatan dan Perilaku, 2007). Kemampuan seseorang dalam menjelaskan, memberi nama, menyimpulkan suatu benda atau materi yang diterima dengan benar (Notoatmodjo, Ilmu Promosi Kesehatan dan Perilaku, 2007).

Kemampuan seseorang yang memahami materi untuk mampu menerapkan dan menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari dalam situasi dan kondisi apapun (Notoatmodjo, Health Promotion and Behavioral Sciences, 2007). Kemampuan seseorang untuk mampu merangkum secara logis suatu objek atau materi yang telah dipelajari dari komponen pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, Health Promotion and Behavioral Sciences, 2007). Pengetahuan ibu tentang diare pada anak merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku.

Dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2016, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan diare dengan pencegahan diare pada ibu anak kecil di wilayah Puskesmas Kota Gede II Yogyakarta (2016). Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian diare pada anak di Kecamatan Pabbundukang Kabupaten Pangkajene Kabupaten Pangkep (Palancoi, 2014). Penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 hingga 2014 menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu tentang diare dengan frekuensi kejadian diare pada bayi di wilayah Puskesmas Tamansari (Fathia, Tejasari dan Trusda, 2015).

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita. Dijelaskan bahwa ibu-ibu yang berpengetahuan buruk kurang memahami cara penanganan diare pada balita, sehingga masih banyak kasus diare pada anak di daerah tersebut (Hartati dan Nurazila, 2018).

Gambar 2.1. Kerangka Teori  2.5.  Kerangka Konsep
Gambar 2.1. Kerangka Teori 2.5. Kerangka Konsep

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Rancangan Penelitian
  • Variabel dan Definisi Operasional
    • Variabel Penelitian
    • Definisi Operasional
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi Target
    • Populasi Terjangkau
    • Sampel Penelitian
    • Cara Pemilihan Sampel
    • Besar Sampel
  • Alat dan Cara Kerja
  • Alur Penelitian
  • Analisis Data

Angka kejadian diare pada balita adalah frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan tinja lunak atau bahkan cair, dengan atau tanpa darah atau lendir. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional tentang hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita usia 1 sampai 5 tahun. Hasil uji chi-square diperoleh p-value sebesar 0,002 (p<0,05), artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare pada balita usia 1 sampai 5 tahun.

Prevalensi diare pada penelitian ini sebesar 52%, relatif lebih rendah dibandingkan penelitian di Puskesmas. Cempaka Putih Kota Banjarmasin didapatkan prevalensi diare pada balita sebesar 60,8% (Alita et al., 2015), namun sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilaporkan pada penelitian Rane et al. 2017) di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang dengan prevalensi 42,5%; Kejadian diare pada balita pada penelitian ini terbukti berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang diare. Berdasarkan tabulasi silang, seluruh balita dari ibu berpengetahuan buruk menderita diare (60%), dan seluruh balita dari ibu berpengetahuan baik tidak menderita diare.

Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita usia 1-5 tahun terjadi karena pengetahuan ibu yang kurang akan membuat ibu tidak mengenal faktor penyebab diare dan tidak adanya upaya pencegahan diare. Penyebab diare pada balita dapat diminimalisir apabila ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang diare. Artinya, kejadian diare pada balita 100% disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang diare, hal ini terlihat dari tidak adanya diare pada balita pada ibu yang berpengetahuan baik.

Hasil tersebut menunjukkan perlunya dilaksanakan program edukasi tentang diare pada masyarakat (khususnya ibu-ibu yang memiliki balita) untuk menurunkan angka kejadian diare pada balita. Penelitian ini hanya melihat hubungan langsung antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita, sehingga belum diketahui faktor apa yang memediasi terjadinya diare akibat kurangnya pengetahuan ibu tentang diare, baik karena pola makan yang buruk maupun kebersihan lingkungan. perilaku. , pola asuh orang tua yang buruk, atau karena tidak memperhatikan kelengkapan status imunisasinya. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita usia 1-5 tahun di wilayah Mangkang Semarang.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang memediasi hubungan pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare pada balita dengan memasukkan faktor-faktor tersebut dalam analisis multivariat, misalnya mengkaji hubungan pengetahuan tentang diare dengan perilaku menjaga sanitasi dan keindahan lingkungan, perilaku saat menyiapkan makanan. pada balita, pola pengasuhan, atau imunisasi lengkap pada balita terhadap terjadinya diare pada balita. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu terhadap Prevalensi Diare pada Balita di Puskesmas Cempaka Putih Kota Banjarmasin. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Punti Kayu Palembang.

Gambar 3.1. Alur Penelitian Analisis Data dan
Gambar 3.1. Alur Penelitian Analisis Data dan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Karakteristik subjek
  • Analisis hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare

Berdasarkan tingkat pendidikan ibu, ibu yang paling banyak adalah ibu yang tidak tamat SD (38%), disusul ibu dengan pendidikan sarjana (30), dan hanya 4% ibu yang tamat SMP.

Tabel 4.2. Hasil  Analisis  Hubungan  pengetahuan  ibu  dengan  kejadian diare pada balita usia 1-5 tahun
Tabel 4.2. Hasil Analisis Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita usia 1-5 tahun

Pembahasan

Prevalensi diare antara penelitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kebutuhan pengobatan penyakit diare atau kesadaran masyarakat untuk melakukan pengobatan pada balita yang menderita diare relatif tinggi, mengingat menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Diare merupakan penyebab kematian terbanyak pada bayi dan balita. Prevalensi diare pada balita di Puskesmas dapat mewakili sebagian dari kejadian diare balita di suatu wilayah, karena orang tua terkadang berobat ke RS, praktek dokter swasta, bidan, memilih untuk berobat sendiri bahkan ada yang hanya berharap agar dapat sembuh. menyembuhkan. sendiri (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Hasil tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku kesehatan berkaitan dengan menjaga dan meningkatkan kesehatan, salah satunya berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Ibu yang memiliki sedikit pengetahuan tentang cara pencegahan diare pada balita akan cenderung kurang menjaga kebersihan lingkungan, tidak memberikan ASI eksklusif, tidak memperhatikan penggunaan air bersih, tidak mengabaikan perilaku cuci tangan, tidak membayar. memperhatikan kebersihan toilet, dan mengabaikan kelengkapan imunisasi balita. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khasanah dan Sari (2016) bahwa pengetahuan dimasukkan sebagai indikator kesehatan, karena pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat. Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan balita dan merupakan sosok yang paling bertanggung jawab terhadap kesehatan balita, sehingga ketika pengetahuan ibu tentang diare kurang maka besar kemungkinan balita akan mengalami diare (Hirani et al., 2019). .

Penyebab balita rentan terkena diare adalah perilaku kesehatan masyarakat yang buruk dan kondisi lingkungan yang buruk. Pengetahuan yang dimiliki ibu juga akan mempengaruhi pola asuh ibu terhadap balita, misalnya dalam menyiapkan makanan, merawatnya dengan penuh kasih sayang, memperhatikan kelengkapan vaksinasi, menjaga kebersihan diri balita dan menjamin lingkungan rumah yang bersih dan sehat ( Bolon, 2021). Jumlah balita yang mengalami diare sebanyak (52%), dan sebagian besar berasal dari ibu yang memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang diare.

Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang diare dengan frekuensi keberanian balita di wilayah kerja Puskesmas Tamansari Bandung. Hubungan pengetahuan ibu tentang diare dan perilaku merebus air minum dengan kejadian diare balita di Puskesmas Baringin Kabupaten Tapin Tahun 2014. Hubungan pengetahuan dan lingkungan dengan kejadian diare akut pada anak di Desa Pabbundukang , Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1.   Kerangka Teori...........................................................................
Tabel 4.1.   Karakteristik Sampel Penelitian .................................................
Gambar 2.1. Kerangka Teori  2.5.  Kerangka Konsep
Gambar 3.1. Alur Penelitian Analisis Data dan
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER AIR BERSIH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERUNTUNG BARU KABUPATEN BANJAR TAHUN 2020 Mildaniah1, Akhmad