• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja putri di Kelurahan Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2016. Untuk mengetahui proporsi karakteristik responden, berdasarkan umur remaja putri di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2016. Untuk mengetahui proporsi tingkat pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi remaja di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan di Kota Padangsidimpuan.

Untuk mengetahui proporsi perilaku reproduksi sehat pada remaja putri di Kelurahan Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2016. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja putri di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2016.

Manfaat Penelitian

Sebagai sumber informasi dan wawasan yang berguna bagi seluruh komunitas orang tua dan remaja untuk mempelajari tentang kesehatan reproduksi remaja dan perilaku reproduksi yang sehat. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi informasi atau masukan kepada responden untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja menuju perilaku reproduksi sehat pada remaja putri.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Defenisi Pengetahuan
  • Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
  • Pengukuran Pengetahuan
  • Kesehatan Reproduksi
    • Defenisi kesehatan Reproduksi
    • Tujuan dan sasaran Kesehatan reproduksi
    • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi
  • Remaja
  • Defenisi Remaja
    • Perubahan yang Terjadi pada Masa Remaja
    • Karakteristik Remaja Berdasarkan Umur
    • Organ Reproduksi Remaja Putri
  • Perilaku
    • Defenisi Perilaku
    • Perilaku Reproduksi Sehat pada Remaja
  • Kerangka konsep

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi atau kondisi nyata (aktual). Penerapan di sini dapat diartikan sebagai penerapan atau penggunaan hukum, rumusan, asas dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan materi atau suatu objek secara komponen-komponen, namun masih dalam struktur organisasi objek tersebut dan masih berkaitan satu sama lain.

Sintesis mengacu pada kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang baru. Evaluasi ini mengacu pada kemampuan untuk membenarkan atau menilai suatu materi atau objek. Menurut WHO (1994), kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, dan bukan hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam hal-hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya (Dewi, 2013).

Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seorang wanita dalam memanfaatkan alat reproduksinya dan mengatur kesuburannya, mampu menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman serta mempunyai bayi tanpa resiko apapun dan selanjutnya memulihkan kesehatannya dalam batas normal (Sibagariang, 2010). Pemahaman generasi muda terhadap kesehatan reproduksi mengarahkan generasi muda pada perilaku sehat dan bertanggung jawab, namun tidak semua generasi muda. Seluruh remaja di sekolah mendapat informasi tentang KRR. Tujuannya untuk meningkatkan luasnya sosialisasi informasi KRR di SMP, SMA, pesantren, dan lain-lain.

Informasi tentang KRR diterima oleh seluruh generasi muda di perusahaan tempat mereka bekerja. Tujuannya untuk meningkatkan cakupan generasi muda yang menerima informasi dan layanan KRR melalui perusahaan tempat mereka bekerja. Saat anak memasuki masa pubertas, ditandai dengan menarche (menstruasi pertama) pada remaja putri dan mimpi basah pada remaja putra. Remaja mulai membuat penilaian sendiri terhadap isu-isu populer yang berkaitan dengan lingkungannya, seperti politik, kemanusiaan, kondisi sosial, dan lain-lain.

Dalam proses pembentukan dan perubahan tingkah laku dipengaruhi oleh beberapa faktor internal, antara lain pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, dan lain-lain, yang berperan mengolah rangsangan dari luar, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik. -fisik, seperti iklim, manusia, masyarakat, ekonomi, budaya, dll. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja putri di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2016. Terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja putri di Desa Partihaman Saroha . , Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2016.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
    • Waktu Penelitian
    • Tempat Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi Penelitian
    • Sampel Penelitian
  • Alat Pengumpulan Data
    • Data Primer
    • Data Skunder
    • Tehnik Pengukuran Instrumen
    • Uji validitas & Reabilitas
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Defenisi Operasional
  • Pengolahan Data
  • Analisis Data

Uji reliabilitas mengenai hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja putri dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi dengan rumus Spearman Brown. Hasil penelitian hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja putri di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru tahun 2016 dapat dilihat sebagai berikut. Hasil uji yang diperoleh menunjukkan P = 0,002 yang berarti P < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2016.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang tidak melakukan perilaku reproduksi sehat, hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran remaja putri di Desa Partihaman Saroha tentang perilaku reproduksi sehat. Sejalan dengan Utamadi (2007) mengatakan bahwa perilaku reproduksi yang sehat adalah kemampuan melindungi diri dari berbagai perilaku seksual. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji eksak Fisher diperoleh nilai P=0,002 (P<0,05) yang berarti H0 ditolak. Ha diterima, artinya ada hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja putri di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun Dikatakan ada hubungan yang erat antara pengetahuan dengan upaya perbaikan perilaku. , sehingga peningkatan pengetahuan akan memberikan hasil yang signifikan untuk meningkatkan perilaku, hal ini juga berkaitan dengan pernyataan Roger dalam Sari S. (2006) yang mengatakan bahwa pengetahuan kognitif merupakan bidang yang sangat penting untuk pembentukan perilaku dan perilaku yang didasarkan pada pengetahuan akan bertahan lebih lama dibandingkan perilaku. itu tidak didasarkan pada pengetahuan.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapat para ahli sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan; ada hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat. Dari hasil penelitian hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja putri di desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact diperoleh nilai P = 0,002 (P<0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja. gadis remaja.

Berdasarkan temuan di atas mengenai hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku reproduksi sehat pada remaja putri di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsimpuan tahun 2016, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut. Diharapkan kepada kepala desa mengarahkan bidan desa untuk melakukan kontak dan memberikan penjelasan mengenai kesehatan reproduksi remaja dan perilaku reproduksi yang sehat. Remaja putri diharapkan mengikuti penyuluhan dan mencari informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja dan perilaku reproduksi yang sehat. Aroundduniadunia .com/2013/01/pentingnya merawat area kewanitaan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN PERILAKU REPRODUKSI SEHAT PADA REMAJA WANITA DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN DESA PARTIHAMAN SAROHA.

Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional

HASIL PENELITIAN

Data Geografis

Data Demografi

Analisis Univariat

Dari Tabel 4.3 terlihat kategori responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 13 orang (26%), kategori pengetahuan cukup sebanyak 21 orang (42%) dan kategori pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (32). Dari tabel 4.4 terlihat mayoritas dari 50 responden 39 orang (78%) tidak melakukan dan 11 orang (22%) melakukan sebagai minoritas.

Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 4.6, dari 50 responden mayoritas mempunyai pengetahuan cukup, 21 orang (42%) yang melakukan, 4 orang (8%) dan 17 orang (34%) yang tidak, dan 13 orang (26%). ) yang tidak mengerjakan mempunyai pengetahuan baik, 7 orang (14%) dan 6 orang (12%) yang tidak mengerjakan. Dari 50 responden, mayoritas berusia 16 tahun sebanyak 11 orang (22%), dan minoritas berusia 13 tahun sebanyak 2 orang (4%). Usia merupakan masa penyesuaian terhadap pola hidup dan harapan baru. Pada masa ini, masa reproduksi, masa ketergantungan, dan masa kreatif ditandai dengan perubahan fisik dan mental: semakin tua seseorang, semakin besar keinginannya untuk sehat (Notoadmojdo, 2003).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi lebih banyak berpengetahuan, karena remaja putri di Desa Partihaman Saroha lebih banyak yang berpendidikan SMA. Menurut Erfandi (2009), seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih banyak memperoleh informasi mengenai kesehatan. Menurut Utamadi (2007), remaja yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang reproduksi yang sehat, memahami anatomi dan fungsi alat reproduksinya, mengetahui cara merawat alat reproduksinya, maka remaja akan mampu melindungi dan mewaspadai seksualitasnya. hubungan. dan perilaku, pengetahuan, dan kemampuan merawat organ reproduksi sangat penting dalam upaya kesehatan reproduksi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan merupakan hasil proses belajar dari seseorang yang tidak mengetahui menjadi mengetahui dan seseorang yang mengetahui akan cenderung memilih dan bertindak. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dari 50 responden mayoritas tidak melakukan yaitu sebanyak 39 orang (78%) dan minoritas yang melakukan sebanyak 11 orang (22%). Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dari 50 responden mayoritas mempunyai pengetahuan cukup, 21 orang (42%), 4 orang (8%) melakukan perilaku reproduksi sehat, dan 17 orang (34%) tidak melakukan perilaku reproduksi sehat, dan berpengetahuan baik sebanyak 13 orang, melakukan perilaku reproduksi sehat sebanyak 7 orang (26%) dan tidak melakukan perilaku reproduksi sehat sebanyak 6 orang (12%).

Dapat disimpulkan bahwa remaja lebih berpengetahuan karena mayoritas remaja berpendidikan SMA, dan tidak ada satupun remaja yang berpendidikan SMP mempunyai pengetahuan yang baik. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. wawasan mereka dan bagaimana akan lebih mudah menerima ide-ide pengalaman baru dan peningkatan pengalaman (Notoatmojdo, 2003). Dalam perilaku reproduksi sehat, lingkungan yang paling banyak dipengaruhi adalah lingkungan khususnya ibu, karena seorang anak perempuan akan belajar dan mengadopsi kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada terutama dari ibu. Berbeda dengan penelitian serupa yang dilakukan di Sintang, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap perilaku reproduksi sehat dengan r = -0,93, namun p-value > 0,05 yaitu p = 0,445 yang berarti tidak signifikan secara statistik (Lidiya, 2014).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmojo (2010) bahwa pengetahuan merupakan hasil proses belajar seseorang yang berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dan seseorang yang mengetahui akan mempunyai kecenderungan untuk memilih dan bertindak. Saya mengadakan seminar hasil survei kesehatan reproduksi remaja www.BKKBN.go.id/litbang>front>broadcast index.

Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Perilaku Reproduksi Sehat Di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2016
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Perilaku Reproduksi Sehat Di Desa Partihaman Saroha Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

PEMBAHASAN

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi

Karakteristik Responden Berdasrkan Pendidikan

Perilaku Reproduksi Sehat Pada Remaja Putri

Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Efektivitas konseling peer group dengan petugas kesehatan wanita terhadap pengetahuan menarche, Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Vol.7.No.3. 2010) Dampak dan Sikap Terhadap Personal Menstrual Hygiene pada Remaja Putri di SMK Negri 8 Medan Tahun 2010 Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Medan, Diakses tanggal 20 Januari 2016 http://repository.usu.ac./handle pdf . 2010) Pertumbuhan dan perkembangan remaja serta permasalahannya.

Gambar

Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan di Desa Partihaman Saroha
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur di desa Partihaman saroha
Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan perilaku reproduksi sehat di desa Partihaman saroha
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan kesehatan reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi juga mengenai bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit