• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan peran ibu, pengetahuan dan sikap dengan perilaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan peran ibu, pengetahuan dan sikap dengan perilaku"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERAN IBU, PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK DI SD NEGERI

KELAYAN SELATAN 3 BANJARMASIN

Wenny Kustatinasari

Fakultas Kesehatan masyarakat Uniska Banjarmasin Emeil: wennykustatinasari@gmail.com

Abstract

Clean and healthy living behavior (PHBS) in schools has not been implemented properly by children. PHBS coverage in Indonesian schools only reaches 35.8%. Factors that can influence the implementation of PHBS in schools include the role of mothers, knowledge and attitudes of children towards PHBS. The research objective was to analyze the relationship between motherhood, knowledge and attitudes with clean and healthy living habits in children at SD Negeri Kelayan Selatan 4 Banjarmasin in 2020. The study design used an analytic survey with a cross sectional approach. The population was all children in grades 2-6 at SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin with 130 people. The sample was 57 people using simple random sampling technique. Data analysis used the Chi-Square test with a confidence level of 95%. The results of the study of children were mostly enough to apply PHBS in schools totaling 40 people (70.2%), mothers had less role in implementing PHBS in schools totaling 36 people (63.1%), most children had sufficient knowledge about PHBS totaling 32 people (56.1%), most of the children had positive attitudes towards PHBS in school amounting to 38 people (66.7%).

There is a relationship between the role of mother and the behavior of clean and healthy living in children at SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin (p value = 0.040). There is a relationship between knowledge and hygiene and healthy living behavior in children at SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin (p value = 0,000). There is a relationship between attitudes and hygiene and healthy living habits in children at SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin (p value = 0,000). SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin can collaborate with the health office to hold routine outreach on PHBS in schools.

Keywords : Knowledge, Attitudes, Mother's Role, PHBS

Abstrak

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah belum diterapkan dengan baik oleh anak. Cakupan PHBS di sekolah Indonesia hanya mencapai 35,8%. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerapan PHBS di sekolah diantaranya peran ibu, pengetahuan dan sikap anak terhadap PHBS. Tujuan penelitian menganalisis hubungan peran ibu, pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 4 Banjarmasin tahun 2020. Rancangan penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh anak kelas 2-6 di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin 130 orang. Sampel sebanyak 57 orang dengan teknik pengambilan simple random sampling.

Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian anak sebagian besar cukup menerapkan PHBS di sekolah berjumlah 40 orang (70,2%), ibu kurang berperan dalam pelaksanaan PHBS di sekolah berjumlah 36 orang (63,1%), sebagian besar anak memiliki pengetahuan yang cukup tentang PHBS berjumlah 32 orang (56,1%), sebagian besar anak memiliki sikap yang positif terhadap PHBS di sekolah berjumlah 38 orang (66,7%). Ada hubungan antara peran ibu dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin (p value=0,040). Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin (p value=0,000). Ada hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin (p value=0,000). SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin dapat bekerjasama dengan dinas kesehatan untuk mengadakan penyuluhan rutin tentang PHBS di sekolah.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Peran Ibu, PHBS

(2)

PENDAHULUAN

PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah sehat.

Manfaat PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar-mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat (Kemenkes RI, 2016).

Masalah kesehatan yang dihadapi peserta didik terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum diterapkan dengan baik dapat menimbulkan permasalahan kesehatan, seperti masalah cacingan, saluran pernafasan akut (ISPA) dan diare. Menurut World Health Organization (WHO) kejadian diare sering dikaitkan dengan sumber air yang tercemar, sanitasi yang tidak memadai dan praktik kebersihan yang buruk. Diare merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan kematian di dunia yaitu lebih dari 1,5 juta anak per tahun (Afany, 2017).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi penderita diare berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebanyak 6,8%. Prevalensi pada anak berusia 5-14 tahun sebesar 6,2%. Prevalensi tertinggi penderita diare terdapat di Provinsi Bengkulu sebesar 8,9% dari jumlah penduduk sedangkan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 5,6% dari jumlah penduduk (Kemenkes RI, 2018).

Salah satu penyebab penyakit diare adalah pelaksanaan PHBS yang buruk di sekolah.

Pelaksanaan PHBS di sekolah dapat dimulai dari hal yang sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun. Meningkatnya perilaku cuci tangan yang benar (cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun), setelah buang air besar, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan, maka perilaku ini bermanfaat untuk meningkatkan pencapaian derajat kesehatan (Maryunani, 2013).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2018, cakupan PHBS di daerah masih rendah, sekolah yang telah melaksanakan PHBS hanya 35,8% sedangkan target nasional tahun 2018 sebesar 70% (Aldiman, 2019).

PHBS di sekolah dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, mengkonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, olahraga yang teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di lingkungan sekolah, membuang sampah pada tempatnya dan melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang sehat (Kemenkes RI, 2016).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor enabling (pendorong), faktor reinforcing (penguat), dan predisposisi (mempermudah).

Faktor enabling terdiri dari lingkungan fisik, sarana kesehatan atau sumber-sumber khusus yang mendukung, keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan. Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan diri, kebiasaan, nilai-nilai, norma sosial, budaya dan faktor sosio-demografi sedangkan faktor reinforcing terdiri dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan keluarga (Maulana, 2014).

PHBS di tingkat SD sangatlah penting, mengingat anak pada usia sekolah ini sedang dalam masa tumbuh kembang, serta usia harapan hidup mereka yang masih panjang. Tetapi, kelompok anak usia sekolah merupakan kelompok yang rawan terserang berbagai penyakit.

Keadaan anak sekolah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapainya. Jika anak sakit, maka akan terjadi gangguan terhadap prestasi belajar akan menurunkan kualitas sumber daya manusia yang diharapkan. Anak pada masa sekolah juga sangat peka untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat. Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak-anak yang menerapkan wajib belajar sedangkan sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan baik dimana memiliki wadah SDM yang dapat merubah perilaku anak menjadi sehat (Nugraheni dkk, 2018).

Penerapan PHBS pada tatanan sekolah di Kalimantan Selatan khususnya di Kota Banjarmasin belum ditemukan data yang pasti. Berdasarkan hasil penelitian Ishaq (2017) dari 63 siswa di SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin terdapat 49 orang (77,8%) memiliki tingkat pelaksanaan mengenai PHBS dengan kategori baik dan 14 orang (22,2%) dengan kategori sedang.

(3)

Penelitian ini perlu dilakukan karena anak sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terserang berbagai penyakit, sehingga sangat perlu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, selain itu PHBS di sekolah selama ini belum diperhatikan dengan baik oleh petugas puskesmas maupun guru di sekolah. Berdasarkan wawancara singkat pada salah satu guru di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin bahwa di sekolah tersebut belum ada data persentase penerapan PHBS anak sekolah serta selama ini juga belum pernah dilaksanakan penyuluhan secara khusus tentang pelaksanaan PHBS di sekolah.

Berdasarkan uraian diatas maka tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Peran Ibu, Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin Tahun 2020”.

METODE

Rancangan penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional.

Populasi adalah seluruh anak kelas 2-6 di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin 130 orang.

Sampel sebanyak 57 orang dengan teknik pengambilan simple random sampling. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Juli 2020. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Variabel independen dalam penelitian ini adalah peran ibu, pengetahuan dan sikap Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku hidup bersih dan sehat pada anak.

Data primer dalam penelitian ini adalah data peran ibu, pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat siswa. Data ini bersumber dari siswa yang menjadi responden. Data sekunder dalam penelitian ini berupa jumlah siswa dan profil sekolah. Sumber data ini diperoleh dari SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Univariat

Analisis univariat terdiri dari distribusi frekuensi peran ibu, pengetahuan dan sikap anak serta perilaku hidup dan bersih anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

a. PHBS di sekolah

Distribusi frekuensi PHBS anak di sekolah dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1

Distribusi Frekuensi PHBS Anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin Tahun 2020

PHBS Sekolah n %

Kurang 12 21,1

Cukup 40 70,2

Baik 5 8,8

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 1 menunjukkan anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki PHBS di sekolah dengan kategori cukup berjumlah 40 orang (70,2%).

b. Peran ibu

Distribusi peran ibu terhadap PHBS anak di sekolah dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

(4)

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Peran Ibu terhadap PHBS Anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin Tahun 2020

Peran Ibu n %

Kurang 36 63,1

Cukup 29 35,1

Baik 1 1,8

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 2 menunjukkan anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki ibu yang kurang berperan dalam pelaksanaan PHBS di sekolah berjumlah 36 orang (63,1%).

c. Pengetahuan anak tentang PHBS di sekolah

Distribusi frekuensi pengetahuan anak tentang PHBS di sekolah dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Anak tentang PHBS di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin Tahun 2020

Pengetahuan Anak n %

Kurang 20 35,1

Cukup 32 56,1

Baik 5 8,8

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 3 menunjukkan anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup tentang PHBS di sekolah berjumlah 32 orang (56,1%).

d. Sikap anak terhadap PHBS di sekolah

Distribusi frekuensi sikap anak terhadap PHBS di sekolah dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Sikap Anak terhadap PHBS di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin Tahun 2020

Sikap Anak n %

Negatif 19 33,3

Positif 38 66,7

Jumlah 57 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 4 menunjukkan anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki sikap yang positif terhadap PHBS di sekolah berjumlah 38 orang (66,7%).

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini antara lain.

a. Hubungan peran ibu dengan PHBS di Sekolah

Hubungan peran ibu dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut.

(5)

Tabel 5

Hubungan Peran Ibu dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin

Tahun 2020 Peran Ibu

PHBS Sekolah

Jumlah Kurang Cukup Baik

n % N % n % n %

Kurang 11 30,6 25 69,4 0 0 36 100

Cukup 1 5 15 75 4 20 20 100

Baik 0 0 0 0 1 100 1 100

Jumlah 12 21,1 40 70,2 5 8,8 5 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 36 orang anak yang memiliki ibu kurang berperan sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan cukup sebanyak 25 orang (69,4%), dari 20 orang anak yang memiliki ibu cukup berperan sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan cukup sebanyak 15 orang (75%) sedangkan dari anak yang memiliki ibu berperan baik seluruhnya melakukan PHBS di sekolah dengan kategori baik sebanyak 1 orang (100%).

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik chi-square didapatkan nilai frekuensi harapan (expected) kurang dari 5 sebanyak 6 sel (66,7%) yaitu 3,2 ; 4,2 ; 1,8 ; 0,2 ; 0,7 dan 1,1, dengan demikian uji statistik tersebut tidak dapat digunakan maka dilakukan penggabungan sel peran ibu dan PHBS di sekolah.

Tabel 6

Hubungan Peran Ibu dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin

Tahun 2020

Peran Ibu

PHBS Sekolah

Jumlah

p value = 0,040 Kurang Cukup +

Baik

n % N % n %

Kurang 11 30,6 25 69,4 36 100

Cukup-Baik 1 5 20 95,2 21 100

Jumlah 12 21,1 45 78,9 57 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 36 orang anak yang memiliki ibu kurang berperan sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan cukup sebanyak 25 orang (69,4%) sedangkan dari 36 orang anak dengan ibu yang berperan cukup dan baik sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan cukup dan baik pula sebanyak 20 orang (95,2%).

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik chi-square didapatkan nilai frekuensi harapan (expected) kurang dari 5 sebanyak 1 sel (25%) yaitu 4,4, dengan demikian uji statistik tersebut tidak dapat digunakan maka menggunakan uji alternatif fisher exact.

Hasil uji statistik fisher exact peroleh p = 0,040 maka p < α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara peran ibu dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

(6)

b. Hubungan pengetahuan dengan PHBS di Sekolah

Hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6

Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin

Tahun 2020 Pengetahuan

PHBS Sekolah

Jumlah Kurang Cukup Baik

n % n % n % n %

Kurang 12 60 8 40 0 0 20 100

Cukup 0 0 32 100 0 0 32 100

Baik 0 0 0 0 5 100 5 100

Jumlah 12 21,1 40 70,2 5 8,8 5 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 20 orang anak yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan kurang sebanyak 12 orang (60%), dari 32 orang anak yang memiliki pengetahuan cukup seluruhnya melaksanakan PHBS di sekolah dengan cukup sebanyak 32 orang (100%) sedangkan dari anak yang memiliki pengetahuan baik seluruhnya melakukan PHBS di sekolah dengan kategori baik sebanyak 5 orang (100%).

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik chi-square didapatkan nilai frekuensi harapan (expected) kurang dari 5 sebanyak 6 sel (66,7%) yaitu 4,2 ; 1,8 ; 1,8 ; 2,8 ; 1,1 ; 3,5 dan 0,4, dengan demikian uji statistik tersebut tidak dapat digunakan maka dilakukan penggabungan sel pengetahuan dan PHBS di sekolah.

Tabel 7

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin

Pengetahuan Ibu

PHBS Sekolah

Jumlah

p value = 0,000 Kurang Cukup + Baik

n % N % n %

Kurang 12 60 8 40 20 100

Cukup-Baik 0 0 37 100 37 100

Jumlah 12 21,1 45 78,9 57 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 20 orang anak yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan kurang sebanyak 12 orang (60%) sedangkan dari anak yang memiliki pengetahuan cukup dan baik seluruhnya melakukan PHBS di sekolah dengan kategori cukup dan baik sebanyak 37 orang (100%).

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik chi-square didapatkan nilai frekuensi harapan (expected) kurang dari 5 sebanyak 1 sel (25%) yaitu 4,2, dengan demikian uji statistik tersebut tidak dapat digunakan maka menggunakan uji alternatif fisher exact.

Hasil uji statistik di fisher exact peroleh p = 0,000 maka p < α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

(7)

c. Hubungan sikap dengan PHBS di Sekolah

Hubungan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8

Hubungan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin

Tahun 2020 Sikap

PHBS Sekolah

Jumlah

p value = 0,000 Kurang Cukup Baik

n % n % n % n %

Negatif 12 63,2 7 36,8 0 0 19 100

Positif 0 0 33 86,8 5 13,2 38 100

Jumlah 12 21,1 40 70,2 5 8,8 5 100 Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 19 orang anak yang memiliki sikap negatif sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan kurang sebanyak 12 orang (63,2%) sedangkan dari 38 orang anak yang memiliki sikap positif sebagian besar melakukan PHBS di sekolah dengan kategori cukup sebanyak 33 orang (86,8%).

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik chi-square didapatkan nilai frekuensi harapan (expected) kurang dari 5 sebanyak 3 sel (50%) yaitu 4,0 ; 1,7 dan 3,3, dengan demikian uji statistik tersebut tidak dapat digunakan maka menggunakan uji alternatif kolmogorov smirnov.

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik kolmogorov smirnov di peroleh p

= 0,000 maka p < α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

PEMBAHASAN

1. Perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Hasil penelitian didapatkan bahwa anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki PHBS di sekolah dengan kategori cukup berjumlah 40 orang (70,2%). Data tersebut menunjukkan bahwa perilaku anak dalam menjaga kesehatan dan kebersihan di sekolah belum dilakukan dengan maksimal. Responden sebagian besar melakukan PHBS di sekolah dengan kategori cukup dapat menunjukkan bahwa tidak seluruh aspek dari PHBS sekolah dilakukan oleh responden. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya ibu yang kurang berperan dalam melaksanakan PHBS, pengetahuan anak yang kurang dan sikap negatif terhadap PHBS di sekolah oleh anak tersebut.

Data penelitian menunjukkan bahwa pernyataan yang mendapatkan skor terendah adalah pernyataan nomor 10, 11 dan 12, ini menunjukkan bahwa PHBS di sekolah yang paling banyak tidak dilakukan oleh anak adalah mengukur berat badan dan tinggi badan setiap 6 bulan sekali, anak juga menyatakan jarang memilih jajanan sehat di sekolah ketika jam istirahat selain itu anak juga menyatakan bahwa selama ini anak jarang membawa bekal makanan dari rumah ke sekolah. Membawa bekal makanan dari rumah ke sekolah padahal sebenarnya sangat bermanfaat yaitu anak dapat terhindar dari makanan yang tidak memenuhi kesehatan.

Data penelitian menunjukkan bahwa pernyataan yang mendapatkan skor tertinggi adalah nomor 1, 2 dan 8. Ini menunjukkan bahwa PHBS di sekolah yang paling banyak diterapkan oleh anak adalah sebagian besar anak sudah memiliki kebiasaan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah buang air besar dengan air bersih dan menggunakan sabun selain itu juga seluruh anak tidak pernah merokok di sekolah.

(8)

PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat (Kemenkes RI, 2016).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Suryanegara (2019) yang mendapatkan bahwa siswa di SDN 08 Pagi Duren Sawit sebagian besar menerapkan PHBS di sekolah dengan kategori cukup sebanyak 30 orang (51,7%).

2. Peran ibu dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Hasil penelitian didapatkan bahwa anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki ibu yang berperan cukup berjumlah 29 orang (35,1%). Data tersebut menunjukkan bahwa anak sebagian besar memiliki ibu yang membantu untuk memperlancar PHBS di sekolah, namun belum maksimal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu rumah tangga yang belum berperan dengan maksimal untuk membantu anaknya melakukan PHBS di sekolah. Hal ini dapat disebabkan karena banyaknya pekerjaan rumah tangga selain mengurus anak juga mengurus keperluan suami serta mengurus rumah sehingga kekurangan waktu maupun tenaga untuk terlibat dalam pelaksanaan PHBS anak di sekolah.

Peran ibu rumah tangga pada anak dalam membantu menerapkan PHBS di sekolah dalam penelitian ini terlihat dari pernyataan yang mendapatkan skor tertinggi yaitu nomor 4, 7 dan 8. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu telah mengingatkan anak untuk mencuci tangan dengan air dan sabun setelah buang air besar, sebagian besar ibu telah memberikan contoh kepada anak untuk menyiram WC dengan air bersih setelah selesai menggunakannnya selain itu juga sebagian besar ibu berperan dalam menyiapkan pakaian anak agar dapat berolahraga di sekolah.

Peran ibu yang kurang dalam membantu anak untuk menerapkan PHBS di sekolah terlihat dari pernyataan yang mendapatkan skor terendah yaitu nomor 1, 2 dan 10. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak memberikan anak bekal makanan dan minuman dari rumah untuk di bawa ke sekolah, selain itu juga sebagian besar ibu jarang untuk mengingatkan anaknya tentang jadwal piket membersihkan kelas. Hal ini dapat disebabkan karena kesibukan dan ketidaktahuan ibu mengenai jadwal piket disekolah sehingga ibu tidak dapat mengingatkannya.

Peranan ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anak berperan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya, pelindung dari salah satu anggota kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungan di samping dapat berperan pula sebagai pencari nafkah tambahan keluarga (Dion dan Betan, 2013).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Patras (2017) yang juga mendapatkan bahwa bayi dan balita memiliki keluarga yang berperan cukup dalam melaksanakan PHBS yaitu sebanyak 17 orang (73,91%).

3. Pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Hasil penelitian didapatkan bahwa anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup tentang PHBS di sekolah berjumlah 32 orang (56,1%). Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat sebagian anak yang belum mengetahui tentang PHBS di sekolah dengan maksimal. Responden yang belum memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS sekolah dapat disebabkan karena kurang terpaparnya informasi tentang PHBS sekolah baik dari keluarga, petugas kesehatan, guru maupun lingkungan dari sesama siswa.

Pengetahuan yang kurang tergambar pada pertanyaan yang mendapatkan skor terendah yaitu nomor 15, 18, dan 20. Ini menunjukkan bahwa anak belum mengetahui waktu yang baik membuang sampah dari tempat sampah, anak juga belum banyak yang mengetahui sabun yang baik untuk mencuci tangan, anak juga belum banyak yang mengetahui dampak

(9)

dari tidak mencuci tangan dan anak belum banyak yang mengetahui manfaat sinar matahari ketika berolahraga.

Pengetahuan yang baik tergambar dari pertanyaan yang mendapatkan skor tertinggi yaitu nomor 2, 3 dan 13. Ini menunjukkan bahwa anak sudah banyak yang mengetahui bahwa tempat yang baik untuk membuang sampah, anak juga telah banyak mengetahui alasan tidak boleh membuang sampah sembarangan selain itu anak juga telah banyak mengetahui bahwa penyebab dari sekolah menjadi sarang nyamuk.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (Maulana, 2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, faktor lingkungan dan sosial budaya (Wawan dan Dewi (2011).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Suryanegara (2019) yang mendapatkan bahwa siswa di SDN 08 Pagi Duren Sawit sebagian besar memeliki pengetahuan yang cukup tentang PHBS di sekolah dengan kategori cukup sebanyak 30 orang (51,7%).

4. Sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Hasil penelitian didapatkan bahwa anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki sikap yang positif terhadap PHBS di sekolah berjumlah 38 orang (66,7%). Data tersebut menunjukkan bahwa anak menilai atau menanggapi dengan baik terhadap pelaksanaan PHBS di sekolah.

Sikap positif dalam penelitian ini tergambar dari pernyataan yang mendapatkan skor tertinggi yaitu nomor 2, 7 dan 9. Ini menunjukkan bahwa anak setuju bahwa sebelum makan sebaiknya mencuci tangan pakai air mengalir dan sabun, sebagian besar anak juga menyetujui mengenai WC/Toilet dipergunakan untuk membuang air kecil dan air besar selain itu juga sebagian besar anak juga menyetujui dengan pernyataan bahwa merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit dan berbagai masalah.

Sikap negatif tergambar dari pernyataan yang mendapatkan skor terendah yaitu nomor 1, 8 dan 10. Ini menunjukkan bahwa anak menganggap bahwa jajan sembarangan tidak akan membahayakan kesehatan, sebagian besar anak menganggap bahwa membuang sampah tidak harus ditempat sampah yang tertutup serta sebagian besar anak juga menganggap bahwa berat badan dan tinggi badan tidak perlu diukur secara teratur. Anggapan tersebut salah karena berat badan dan tinggi badan perlu diukur secara teratur agar dapat terpantau dengan baik perkembangan anak.

Sikap positif responden terdapat kecenderungan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu sedangkan sikap yang kurang terdapat kecenderungan menjauhi, menghindari atau tidak menyukai objek tertentu, dalam hal ini PHBS di sekolah.

Diharapkan dengan sebagian besar responden sudah bersikap baik mampu menciptakan suatu perilaku yang baik pula sedangkan pada responden yang memiliki sikap yang negatif terhadap PHBS di sekolah perlu dilakukan pendekatan langsung pada anak tersebut perlu dijelaskan tentang pentingnya menerapkan PHBS di sekolah.

Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan suatu objek (Notoatmodjo, 2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nasiatin (2019) yang mendapatkan bahwa siswa di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Deringo Kecamatan Cetangkil Kota Cilegon sebagian besar memiliki sikap positif tentang PHBS di sekolah sebanyak 59 orang (55,1%).

(10)

5. Hubungan peran ibu dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Hasil penelitian didapatkan bahwa 36 orang anak yang memiliki ibu kurang berperan sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan cukup sebanyak 25 orang (69,4%) sedangkan dari 36 orang anak dengan ibu yang berperan cukup dan baik sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan cukup dan baik pula sebanyak 20 orang (95,2%).

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara peran ibu dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Data tersebut menunjukkan bahwa dari anak yang memiliki ibu yang kurang berperan akan menyebabkan anak cenderung kurang menerapkan PHBS di sekolah dengan baik. Ibu adalah pendidik pertama bagi seorang anak, jika ibu mengajarkan tentang PHBS di sekolah dengan baik maka anak akan memahami dan melakukan sesuai dengan yang apa yang diajarkan oleh ibunya.

Ibu yang tidak membantu anak untuk menyiapkan bekal makanan dari rumah ke sekolah maka anak akan jajan sembarangan diluar yang tidak terjamin kebersihan dan nilai gizinya. Ibu yang menjelaskan tentang pentingnya cuci tangan dengan air mengalir dan sabun maka anak akan terbiasa untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun baik di rumah maupun di sekolah. Ibu yang berperan dengan baik maka akan mempermudah dan mendorong anak untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.

Anak akan berperilaku sesuai dengan apa yang dilakukan oleh ibunya, jika ibu memberikan contoh untuk menyiram WC atau toilet setelah menggunakannya maka anak akan berperilaku sesuai dengan yang dicontohkan ibunya tersebut dan menjadi kebiasaan sehari-hari termasuk kebiasaan di sekolah.

Peran orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat membiasakan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam pengawasan anak dalam perilaku hidup bersih dan sehat (Rompas, 2018).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Berliana (2016) yang mendapatkan bahwa ada hubungan antara peran orang tua dengan perilaku hidup bersih dan sehat di SDN 177/VI Kelurahan Handil Jaya Kota Jambi (p value = 0,000).

6. Hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 20 orang anak yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar melaksanakan PHBS di sekolah dengan kurang sebanyak 12 orang (60%) sedangkan dari anak yang memiliki pengetahuan cukup dan baik seluruhnya melakukan PHBS di sekolah dengan kategori cukup dan baik sebanyak 37 orang (100%).

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap pelaksanaan PHBS di sekolah. Pengetahuan pada penelitian ini adalah pengetahuan tentang tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. Sehingga rendahnya pengetahuan responden adalah rendahnya pemahaman responden tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan di sekolah. Selanjutnya, akan mempengaruhi perilaku responden terhadap kebersihan dirinya dan kebersihan lingkungan sekolah. Pengetahuan yang rendah tentang PHBS di sekolah menyebabkan responden cenderung kesulitan untuk menjaga agar senantiasa berperilaku hidup bersih di sekolah.

Responden yang pengetahuannya belum baik tentang PHBS di sekolah berarti responden tersebut belum mampu mengetahui, belum mengerti, dan belum memahami arti, manfaat dan tujuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. Kurangnya pengetahuan maka akan kurang memotivasi responden untuk menjaga kebersihan dan kesehatan di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan semakin rendah pengetahuan responden maka semakin rendah aktifitasnya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan di sekolah. Pelaksanaan PHBS di sekolah sangat dipengaruhi oleh pengetahuan

(11)

seseorang, sebab pengetahuan tersebut akan menjadi titik tolak perubahan perilaku dan gaya hidup, yang pada akhirnya akan merubah perilaku responden dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.

Pengetahuan dapat digunakan sebagai dasar melakukan perilaku, dengan begitu perilaku dapat bertahan lebih lama. Hal ini didukung dengan pernyataan Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku atau tindakan seseorang. Apabila perubahan perilaku didasari dengan pengetahuan dan sikap yang positif maka akan menyebabkan perilaku bertahan lebih lama.

Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut dengan pengetahuan kebersihan diri yang baik diharapkan dapat meningkatkan kesadaran seseorang akan pentingnya menjaga kebersihan diri, sehingga dapat memutuskan rantai penularan penyakit melalui perilaku hidup bersih dan sehat agar tidak mudah tertular penyakit (Sekar, 2018).

Hasil penelitian Sondakh (2016) yang mendapatkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan PHBS Sekolah pada siswa Sekolah Dasar Negeri 112 Manado (p value = 0,000).

Data lainnya menunjukkan bahwa terdapat anak yang memiliki pengetahuan kurang namun PHBS di sekolahnya dengan kategori cukup. Hal ini dapat disebabkan terdapat faktor lain yang turut serta mempengaruhi misalnya sikap maupun peran ibu, namun juga dapat disebabkan faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini misalnya peran guru maupun peraturan sekolah.

6. Hubungan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Hasil penelitian dari 19 orang anak yang memiliki sikap negatif sebagian besar kurang melaksanakan PHBS di sekolah sebanyak 12 orang (63,2%) sedangkan dari anak yang memiliki sikap positif seluruhnya melakukan PHBS di sekolah dengan kategori cukup dan baik sebanyak 38 orang (100%). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin.

Data menunjukkan responden yang memiliki sikap yang negatif cenderung tidak berperilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dengan baik sedangkan responden yang mempunyai sikap positif sebagian besar sudah cukup berperilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. Adanya hubungan antara sikap dengan PHBS di sekolah pada anak dapat dijelaskan responden yang menilai atau menanggapi bahwa PHBS di sekolah perlu dilakukan untuk kesehatan dan kenyamanan mereka sendiri maka responden akan melaksanakan atau berusaha untuk menjaga kebersihan dan kesehatan sekolah.

Perbedaan sikap yang dimiliki responden mempunyai hubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. Artinya bahwa responden dengan sikap negatif mempunyai peluang lebih besar untuk memiliki perilaku negatif untuk tidak menjaga kebersihan dan kesehatan di sekolah dengan baik dan sikap positif yang mempunyai peluang lebih besar untuk memiliki perilaku positif dalam menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan sekolah.

Sikap menuntun perilaku manusia akan bertindak sesuai sikap. Attitude diartikan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai objek tadi (Notoadmojo, 2014).

Sikap merupakan reaksi evaluatif yang disukai atau tidak disukai terhadap sesuatu atau seseorang, menunjukkan kepercayaan, perasaan atau kecenderungan perilaku seseorang.

Sikap adalah suatu proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek (Sarwono, 2014).

Hasil penelitian Sondakh (2016) yang mendapatkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan PHBS Sekolah pada siswa Sekolah Dasar Negeri 112 Manado (p value = 0,000).

(12)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disimpulkan:

1. Anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki PHBS di sekolah dengan kategori cukup berjumlah 40 orang (70,2%).

2. Anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki ibu yang kurang berperan dalam pelaksanaan PHBS di sekolah berjumlah 36 orang (63,1%).

3. Anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup tentang PHBS di sekolah berjumlah 32 orang (56,1%).

4. Anak di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin sebagian besar memiliki sikap yang positif terhadap PHBS di sekolah berjumlah 38 orang (66,7%).

5. Ada hubungan antara peran ibu dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin (p value=0,040).

6. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin (p value=0,000).

7. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak di SD Negeri Kelayan Selatan 3 Banjarmasin (p value=0,000).

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Bagi Siswa di SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin

Bagi siswa lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara rajin bertanya dengan guru, mengakses informasi tentang PHBS melalu internet maupun media lainnya.

2. Bagi SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin

SDN Kelayan Selatan 3 Banjarmasin dapat meningkatkan pendidikan kesehatan misalnya dengan melakukan kerja sama dengan instansi terkait dinas kesehatan maupun puskesmas terdekat untuk melaksanakan pendidikan kesehatan tentang PHBS di sekolah dengan rutin.

3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin

Bagi Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin disarankan dapat meningkatkan upaya konseling, informasi dan edukasi kepada siswa sekolah dasar misalnya mengadakan pemberikan penyuluhan di sekolah-sekolah secara rutin serta membagikan leaflet agar siswa serta ibu siswa dapat mengetahui tentang PHBS di sekolah.

4. Bagi FKM UNISKA Banjarmasin

Hendaknya FKM UNISKA dapat membantu kerja sama dengan lintas sektor diantaranya dengan dinas kesehatan atau perusahaan swasta untuk meningkatan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah misalnya dengan cara pengadaan fasilitas cuci tangan pakai sabun di setiap sekolah.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pelaksanaan PHBS di sekolah pada siswa dengan variabel lain yaitu tradisi, kepercayaan, umur, tingkat pendidikan, ekonomi, ketersediaan sarana dan prasarana PHBS di sekolah, peran petugas kesehatan serta peran guru

DAFTAR PUSTAKA

Afany, N. (2017). Hubungan Pengetahuan Mencuci Tangan dengan Kejadian Diare pada Siswa Kelas IV-VI SDN 11 Lubuk Buaya Padang. [Online], http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/705/561 [diakses tanggal 06 Maret 2020].

(13)

Aldiman. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada murid di SD Negeri Ujung Polo Cut Kecematan Bakongan [Online], Timur http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/handle/123456789/286 [diakses tanggal 06 Maret 2020].

Berliana, N. (2016). Hubungan Peran Orang Tua Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat. [Online],

http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/download/984/432 [diakses tanggal 02 Agustus 2020].

Dion, Y., & Betan, Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Kementrian Kesehatan RI.(2016). Gerakan PHBS Sebagai Langkah Awal Menuju Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat [Online], http://promkes.kemkes.go.id/phbs [diakses tanggal 06 Maret 2020].

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. [Online], http://www.depkes.go.id/resources/download/info-

terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf [diakses tanggal 06 Maret 2020].

Maryunani. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Salemba Medika.

Maulana, H. D. J. (2014). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Nasiatin, T. (2019). Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa Sekolah Dasar Negeri. [Online], https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JPKMI/article/view/5483 [diakses tanggal 02 Agustus 2020].

Notoatmodjo S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

---. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugrahaheni, H., Indarjo, S., Suhat. (2018). Buku Ajar Promosi Kesehatan Berbasis Sekolah.

Yogyakarta: Deepublish.

Rompas, R. (2018. Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilkau Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah di SD Inpres Talikuran Kecamatan Kawangkoan Utara. [Online], https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/19484/19035 [diakses tanggal 06 Maret 2020].

Suryanegara, W. (2017). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Praktik tentang PHBS di SDN 08 Pagi Duren Sawit [Online], https://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/kes- ling/article/view/341/325 [diakses tanggal 02 Agustus 2020].

Sondakh, R. (2016). Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan PHBS Sekolah pada

siswa Sekolah Dasar Negeri 112 Manado [Online],

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/12683 [diakses tanggal 02 Agustus 2020].

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari pola asuh ibu, sebagian besar ibu memiliki pola asuh kurang baik dengan jumlah 91 orang (48,4%) dan sebagaian besar ibu yang memiliki pola asuh baik sebanyak 97