• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERILAKU DAN PENGAWASAN TERHADAP PENERAPAN 5S PADA PEKERJA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN PERILAKU DAN PENGAWASAN TERHADAP PENERAPAN 5S PADA PEKERJA "

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penerapan budaya kerja 5S tidak hanya baik untuk melakukan perbaikan di lingkungan kerja, tetapi juga dapat memperbaiki cara berpikir tentang perilaku penerapan 5S terhadap pekerjaannya. Setelah itu dilakukan perawatan terhadap barang, mesin dan barang lainnya yang digunakan di area kerja. Untuk menopang implementasi 5S, langkah terakhir adalah shitsuke. Fakta bahwa hasil penilaian indikator kinerja utama menunjukkan bahwa nilai penerapan 5S di area produksi sangat rendah.

Vuteq Indonesia dari Januari hingga Desember, jumlah implementasi 5S masih di bawah nilai target yang diharapkan perusahaan. Penyebabnya adalah perilaku pekerja yang kurang baik dalam penerapan 5S dan kurangnya pengawasan penerapan 5S di tempat kerja yang biasanya dilakukan seminggu dua kali oleh tim HSE, berubah menjadi sebulan sekali.

Rumusan Masalah

Ditemukan 4 bagian yang tercampur dengan sampah kertas dan benda lainnya, area lingkungan kerja bagian produksi yang penuh dengan sampah yang berserakan, sampah B3 bercampur dengan sampah lainnya, debu yang sangat tebal menempel di kipas angin, check sheet 5S yang tidak pernah diperbarui, aktivitas melonjak 5S , yang tidak pernah didorong. Vuteq Indonesia memiliki seorang pekerja yang mengalami kebocoran di kepalanya akibat peletakan pallet yang tidak pada tempatnya, kerugian pada bagian produksi A akibat jatuhnya tumpukan part akibat penempatan yang tidak sesuai layout dan pembakaran lahan kosong akibat limbah B3 yang berserakan. Namun, perilaku pekerja yang masih kurang menerapkan 5S seperti menyimpan palet yang tidak rapi dan menutupi area pejalan kaki, menyimpan limbah B3 di tempat yang salah disertai dengan kurangnya pengawasan dari manajemen yang sebelumnya dilakukan seminggu sekali, telah saat ini menjadi bulan sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.untuk mengetahui “HUBUNGAN PERILAKU DAN PENGAWASAN TERHADAP IMPLEMENTASI 5S DIVISI PRODUKSI PADA PT.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Bagi Perusahaan
  • Manfaat Bagi Peneliti
  • Manfaat Bagi Universitas Binawan

Ruang Lingkup Penelitian

Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dengan 80 responden untuk mengetahui hubungan antara perilaku penerapan 5S dan pengawasan.

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku

  • Pengertian Perilaku
  • Determinan Perilaku
  • Faktor-faktor Perilaku
  • Bentuk Perilaku
  • Tingkatan Perilaku
  • Cara Pengukuran Perilaku

Dengan bertambahnya pengetahuan, maka tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap program-program yang dijalankan perusahaan, baik secara tidak langsung maupun langsung terhadap perilaku seseorang. Reward adalah perilaku baik atau buruk seseorang yang diikuti dengan faktor penguat sehingga dapat memperbaiki perilaku seseorang. Perilaku terbuka adalah perilaku yang berupa tindakan atau praktik sehingga dapat diamati oleh orang lain.

Merupakan tindakan perilaku yang bukan sekedar rutinitas, melainkan tindakan atau perilaku yang berkualitas. Pengukuran perilaku yang berisi pernyataan-pernyataan terpilih dan diuji reliabilitas dan validitasnya kemudian dapat digunakan untuk mengungkapkan perilaku kelompok.

Pengawasan

  • Definisi Pengawasan
  • Tujuan Pengawasan
  • Jenis-Jenis Pengawasan
  • Tipe-tipe Pengawasan
  • Tahapan-tahapan dalam Pengawasan

Pengawasan formal adalah pengawasan yang dilakukan oleh badan-badan yang berwenang baik dari luar maupun dari dalam.16 Pengawasan informal adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, baik yang dilakukan secara tidak langsung maupun secara langsung.9. Pengawasan dilakukan oleh pimpinan perusahaan terhadap bawahannya secara langsung di tempat dilakukannya pekerjaan. Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan secara langsung, namun pengawasan dilakukan dalam bentuk laporan dari bawahan yang kemudian dipelajari untuk dianalisis.

Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum rencana dilaksanakan seperti melakukan audit penerapan 5S di tempat kerja, pengawasan rencana kerja. Merupakan umpan balik dari tahap kedua, jika ditemukan ketidakkonsistenan atau penyimpangan, maka dilakukan evaluasi terkait dengan standar yang telah ditetapkan.

Penerapan 5S

  • Pengertian Umum 5S
  • Tujuan 5S
  • Konsep 5S
  • Penerapan 5S
  • Masalah Penerapan 5S
  • Indikator Penerapan 5S

Peneliti menggunakan pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu hubungan antara perilaku dan pedoman penerapan 5S di PT. Data yang diperoleh berupa data usia, masa kerja, pengawasan dan penerapan 5S pada karyawan bagian produksi PT. Kuesioner dibuat untuk mengetahui variabel umur, masa kerja, perilaku dan pengawasan terhadap variabel terikat yaitu penerapan 5S.

Diketahui 20 soal penerapan 5S dinyatakan valid Pada SPSS 20 Test diketahui 10 soal dinyatakan relevan karena hasil skor r. Diketahui 30 soal penerapan 5S dinyatakan valid Pada tes SPSS 20 diketahui 20 soal dinyatakan relevan karena hasil skor r. Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan perilaku dan pengawasan terhadap penerapan 5S di PT.

Uji chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel perilaku dan supervisi dengan penerapan 5S. 44 BAB IV. Dari hasil statistik dengan menggunakan uji chi-square sampai dengan SPSS 20 diperoleh hasil nilai p = 0,002 (P-value < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara perilaku dan penerapan 5S. Dari hasil statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan SPSS 20 diperoleh nilai p = 0,009 (P-value < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara supervisi dengan implementasi 5S.

Nilai PR diketahui sebesar 2,043 dengan Confidence Interval (CI), yaitu responden dengan perilaku karyawan yang buruk memiliki risiko 2,043 kali lebih besar untuk menerapkan 5S dibandingkan dengan responden yang memiliki perilaku baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Osada dalam bukunya yang menyatakan bahwa perilaku pekerja sangat erat kaitannya dengan penerapan 5S. Jurnal Rencana Implementasi 5S untuk Mengurangi Waktu Perebusan di Zona 1. https://www.journal.ubaya.ac.id.

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penerapan 5S Sumber : Green Lawrence  dalam Notoatmodjo,S. ( 2007 )
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penerapan 5S Sumber : Green Lawrence dalam Notoatmodjo,S. ( 2007 )

Kerangka Teori

METODE PENELITIAN

  • Keranga Konsep
  • Hipotesis
  • Jenis dan Rancangan Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi Penelitian
    • Sampel Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Sumber Data Penelitian
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Instrumen Penelitian
  • Uji Validitas dan Reliabilitas
    • Uji Validitas
    • Uji Reliabilitas
  • Pengumpulan Data
  • Pengolahan dan Analisis Data
  • Analisis Data
    • Univariat
    • Bivariat
  • Jadwal Penelitian

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan diketahui bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbach's alpha >= 0,6. Lokasi dan kegiatan PT. Vuteq Indonesia memiliki luas 65.750 m2 sesuai dengan sertifikat hak pakai bangunan no. 3512/jatimulya, no. 5513/jatimulya, no. 6159/jatimulya dan no. 6160/jatimulya dan sesuai dengan petunjuk teknis izin penggunaan lahan no. 591.4/ST-IPPT.110/DISTARKIM/VII/2012 tanggal 26 Juli 2012 atas nama Vuteq Indonesia. Vuteq Indonesia berdiri di atas tanah dengan syarat di atas tanah tersebut berdiri bangunan, siap pakai, dengan izin mendirikan bangunan no. 503/014/A/BPMPPT atas nama PT.Vuteq Indonesia.

Nilai PR diketahui sebesar 1,795 dengan interval kepercayaan (CI), yang berarti bahwa responden dengan supervisi yang buruk memiliki risiko 1,795 kali lebih besar untuk menerapkan 5S dibandingkan dengan responden dengan supervisi yang baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tenaga kesehatan di RSUD Jakarta tahun 2017 yang menetapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara supervisi dengan perilaku penerapan 5S dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p sebesar 0,020 (p = 0,020 <0,05). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, akan lebih efektif menerapkan 5S berdasarkan pengawasan yang baik daripada menjalankan program penerapan 5S tanpa pengawasan, yang dapat dibawa oleh orang yang baik kepada bawahannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dijelaskan, peneliti mencoba memberikan saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan terkait penerapan 5S yaitu. Dengan tidak membuat subjek merasa sedang diamati, subjek tidak memperbaiki perilakunya karena mereka tahu sedang diamati sehubungan dengan perilaku saat menerapkan 5S. Ringkas, Rapi, Bersih, Peduli dan Rajin) tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Pekerja: studi kasus di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. Jurnal Penelitian.

Tabel 3.1. Definisi oprasional  Variabel  Definisi
Tabel 3.1. Definisi oprasional Variabel Definisi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Profil Perusahaan
  • Visi Perusahaan
  • Misi Perusahaan
  • Kebijakan Perusahaan
  • Program-Program K3 Perusahaan
  • Proses Produksi
  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Indonesia, namun disewakan kepada industri lain yang digunakan untuk kegiatan operasional dan pergudangan. Tinjau tata letak dan singkirkan hal-hal yang tidak perlu c. Temukan dan hilangkan hal-hal yang tidak perlu di. standar kerja kita selama ini d. 5S. Agar tempat kerja menjadi rapi, bersih dan teratur, maka individu dapat dengan mudah bekerja.Mengetahui cara kerja program, HSE melakukan patroli keselamatan dan evaluasi penilaian 5S yang dilakukan setiap bulan.

Yakni, pelatihan yang dilakukan di luar perusahaan pelatihan, seperti pelatihan kebakaran tingkat D, pelatihan las, penanggulangan petugas P3K, penerapan praktis kaizen. Jika ada goresan pada permukaan dan panel pintu, maka akan dihilangkan selama proses touch up. Berdasarkan hasil survei pada Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa dari 80 responden dalam penelitian ini terdapat sebanyak pekerja yang berusia ≤ 30 tahun dan sebanyak pekerja yang berusia > 30 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 diatas terlihat dari 80 responden pada penelitian ini terdapat responden yang memiliki masa kerja baru ≤ 2 tahun sebanyak pekerja dan yang memiliki masa kerja lama >2 tahun sebanyak pekerja. Berdasarkan Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa dari 80 responden yang terlibat dalam penelitian ini, terdapat 47 pekerja (58,8%) yang berperilaku baik dan 47 pekerja (58,8%) yang berperilaku buruk. Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa dari 80 responden yang terlibat dalam penelitian ini, terdapat responden yang menunjukkan tingkat pengawasan yang baik baik pekerja maupun yang.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa dari 80 responden yang terlibat dalam penelitian ini, terdapat 37 pekerja (46,3%) yang menerapkan 5S dan sebanyak 37 pekerja (46,3%) tidak menerapkan 5S. Bagian produksi Vuteq Indonesia disajikan dengan analisis bivariat dalam bentuk tabel beserta p-values ​​menggunakan uji statistik chi-square (X2). Analisis ini dilakukan untuk menguji hubungan antara 2 variabel, maka pada penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan program SPSS versi 20 dengan menggunakan uji chi square yang hasilnya pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Usia
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Usia

Pembahasan Penelitian

  • Hubungan Perilaku dengan Penerapan 5S
  • Hubungan Pengawasan dengan Penerapan 5S

Dan yang mengatakan supervisi kurang baik tidak melaksanakan sebanyak 30 responden dengan prosentase 66,7%, sedangkan yang mengatakan supervisi kurang baik tetapi menerapkan 5S sebanyak 15 responden dengan prosentase 33,3%. 56 5) Audit budaya kerja 5S dapat diterapkan pada setiap pegawai dan dilakukan setiap hari oleh pimpinan divisi, setelah itu diakumulasikan nilai audit budaya kerja 5S setiap bulan, sehingga dapat diketahui pegawai yang mana budaya kerja 5S untuk melakukan dan tidak melakukan. Program tersebut berupa seminar atau pelatihan tentang budaya kerja 5S, menekankan pentingnya budaya kerja 5S dan bagaimana cara menjalankan budaya kerja 5S dengan baik.

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Berkendara Aman bagi Pengemudi Angkutan Kota Banyumanik-Johar Jurnal Kesehatan Masyarakat Kota Semarang [Jurnal Online] 2014 [Diakses 6 April. Tersedia di: https://www.ejournal3.undip.ac.id. Di ruang kerja saya menyimpan barang-barang yang tidak terlalu sering digunakan di gudang. Saya tidak menempatkan barang-barang pribadi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan di ruangan tempat saya bekerja.

Kepala unit kerja saya mengunjungi tempat kerja saya, melakukan inspeksi dan memberikan instruksi yang diperlukan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

  • Bagi Perusahaan Vuteq Indonesia
  • Bagi Pekerja
  • Bagi Peneliti Selanjutnya

Waluyo, Prihadi “Analisis Implementasi Program K3/5S di PT X dengan pendekatan standar Ohsas 18001 dan statistik uji Mann-Whitney U serta pengaruhnya terhadap produktivitas karyawan”. 6 Saya membuat deskripsi (tempat, nama barang, jumlah) untuk setiap barang 7 Saya mengurutkan barang sesuai dengan kegunaan, urutan dan frekuensi pemakaian 8 Saya membuat sketsa garis besar layout. 1. Kebersihan peralatan dan lingkungan perusahaan terjaga dan terpelihara dengan baik 2. Peralatan kerja digunakan dengan aman 3. Tembok lingkungan kerja bersih.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penerapan 5S Sumber : Green Lawrence  dalam Notoatmodjo,S. ( 2007 )
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Perilaku dan Pengawasan  Terhadap 5S
Tabel 3.1. Definisi oprasional  Variabel  Definisi
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Usia
+3

Referensi

Dokumen terkait

SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN KERJA, DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN YANG DI MODERASI MOTIVASI KERJA Pada Biro SDM Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Oleh: Leoni