• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.9 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui berbagai sumber dan berbagai cara. Jika dilihat dari sumber datanya, teknik pengumpulan data dapat menggunakan sumber sekunder dan sumber primer. Sumber primer adalah sumber yang secara langsung memberikan data yang dibutuhkan oleh peneliti, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, seperti lewat media perantara atau dokumen.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden dengan mengajukan sejumlah pertanyaan atau pernyataan mengenai masalah penelitian yang bisa dilakukan secara terbuka atau tertutup, dengan tujuan mencari informasi yang lengkap dan detail mengenai jawaban dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Kuesioner akan disebarkan kepada 80 sampel yang telah dipilih dengan melakukan pengisian secara langsung kepada pekerja.

2) Dokumentasi, yaitu salah satu alat penelusuran yang tidak terbatas ruang dan waktu sebagai instrument pengumpulan data. Sehingga memudahkan peneliti untuk mengetahui hal-hal yang telah terjadi di masa lalu. Peneliti akan mendapatkan data sekunder ini melalui dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

42 masalah yang akan diteliti dan dipecahkan, baik berupa foto maupun laporan tertentu.

3) Studi Kepustakaan, yaitu memanfaatkan referensi yang relevan dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data sekunder, serta mengetahui perkembangan ilmu yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu juga membantu dan menuntun peneliti dalam memilih teori dan metode yang akan digunakan serta tindakan yang diambil selama melakukan penelitian.

Ketiga cara di atas dilakukan untuk memperoleh gambaran secara jelas dan menyeluruh. Gambaran tentang jawaban responden terhadap variabel-variabel yang telah diterapkan oleh peneliti.

3.10. Pengolahan dan Analisa data

Analisis data sebagai proses mengurutkan data ke dalam suatu pola tertentu dan kategori yang sudah dirumuskan pada hipotesis kerja seperti yang sudah disarankan oleh data.21

Dalam menganalisis data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pemberian kode dan skor dari masing-masing variabel ke dalam tabel induk untuk memudahkan dalam proses entry dan analisa data. Pemberian kode dilakukan ada variabel dependen dan variabel independen.

2) Melakukan editing yaitu proses pengecekan terhadap data yang terdapat di kuesioner yang telah diisi oleh responden 3) Proses pemasukan data yang telah diberi kode sebelumnya.

Kemudian diolah menggunakan SPSS untuk pengolahan data.

4) Klarifikasi data penelitian ke dalam tabel tunggal berdasarkan masing-masing variabel untuk mengetahui kecenderungan persentase dari masing-masing variabel.

43 3.11. Analisa data

3.11.1 Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan pada setiap variabel data yang telah diolah. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi karakteristik, variabel independen dan variabel dependen.

Adapun karakteristik pada penelitain ini yaitu usia dan masa kerja. Variabel independen dalam peneltian ini yaitu perilaku dan pengawasan. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu penerapan 5S. Analisis univariat ini dilakukan dengan bantuan SPSS 20 yang disajikan dalam bentuk tabel.

3.11.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk melihat variabel independen yang diduga memiliki hubungan dengan variabel dependen. Analisis bivariat pada penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan antara perilaku dan pengawasan terhadap penerapan 5S di PT.

Vuteq Indonesia. Dalam analisis bivariat ini, peneliti menggunakan uji statistic chi-square dengan derajatb kepercayaan sebesar 95% dan 5% derajat kemaknaan sehingga metode cross tabulation yang memberikan kemaknaan nilai p<0,05 menyatakan hubungan antara variabel indpenden dengan variabel dependen, sedangkan nilai p>0.05 dapat diartikan tidak ada hubungan antara variabel indeenden dengan dependen.

Untuk melihat kekuatan variabel independen dan dependen maka melihat nilai For Cohort (PR). Uji chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel perilaku dan pengawasan dengan penerapan 5S.

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Perusahaan

PT.Vuteq Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri perlengkapan dan komponen kendaraan bermotor roda empat atau lebih, industri barang barang plastik lainnya serta perdagangan besar ekspor dan impor. Produk yang di hasilkan berupa door trim. Jenis kapasitas produksi sesuai izin usaha tetap dari badan Koordinasi nomor 905/T/INDUSTRI/PERDAGANGAN/2009.

Lokasi & kegiatan PT.Vuteq indonesia memiliki lahan seluas 65.750 m2 sesuai dengan sertfikat Hak Guna Bangunan No.

3512 / jatimulya, No.5513/jatimulya, No 6159/jatimulya dan No.

6160/jatimulya serta sesuai dengan saran teknis izin peruntukan penggunaan tanah no.591.4/ST-IPPT.110/DISTARKIM/VII/2012 tanggal 26 juli 2012 atas nama Vuteq Indonesia.

PT. Vuteq Indonesia berdiri di atas lahan dengan kondisi lahan telah berdiri bangunan siap pakai dengan surat Izin mendirikan bangunan No.503/014/A/BPMPPT atas nama PT.Vuteq Indonesia. Lahan seluas 69.570m2 tersebut tidak di gunakan sepenuhnya untuk operasional PT.Vuteq Indonesia tetapi di sewakan kepada industri lain yang di gunakan sebagai kegiatan operasional dan gudang. Sementara, kegiatan operasional PT. Vuteq Indonesia menempati seluas 35.000 m.

45 4.1.2 Visi PT. Vuteq Indonesia

Menjadi perusahaan produsen automotif part plastic assembling dengan kualitas kelas dunia, dengan pengiriman tepat waktu guna memberikan kepuasan kepada pelanggan.

4.1.3 Misi PT. VUTEQ Indonesia

Untuk dapat mencapai visi tersebut,mencanangkan 5 misi : 1) Melakukan inovasi dalam produk dan proses

2) Melakukan perbaikan berkesinambungan untuk kepuasan pelanggan

3) Memberikan produk dan layanan ( jasa ) yang mempunyai nilai tambah bagi pelanggan

4) Membangun kemitraan yang baik demi pertumbuhan dan ekssistensi

5) Mengembangkan sumber daya manusia yang potensional 4.1.4 Kebijakan PT. Vuteq Indonesia tahun 2019

1) Kebijakan manajemen

“ jadikan tempat kerja yang cerah kerjasama team yang solid bergerak maju untuk masa depan “

2) Kebijakan lingkungan PT. Vuteq Indonesia

Mencegah terjadinya pencemaran di akibatkan oleh aktivitas PT.

Vuteq Indonesia, mencapai kesesuaian dengan semua persyaratan lingkungan yang berlaku dan melakukan peningkatan kinerja lingkungan secara berkelanjutan.

(1) Safety

a. Tidak meletakan barang di area pejalan kaki

b. Bersihkan saklar/panel kontrol dari debu, dan hilangkan penyebab kebakaran.

c. Berhati – hatilah ketika melintas/berjalan di dekat truk/forklift

46 (2) Quality

a. Hindari salah ambil part,dengan pembuatan layout masing-masing part

b. Buat inovasi,agar part unfinish dan part finishgood terhindar dari debu

c. Untuk mencegah repair pekerjaan ( rework ),lakukan pengecekan pekerjaan secara berkala

(3) Kaizen

a. Produksiup “ 10% “ dari tahun 2018

b. Review lay-out dang singkirkan hal yang tidak perlu c. Cari dan hilangkan dari hal yang tidak perlu dalam

standar kerja kita selama ini d. 5S

e. Lakukan gerakan ambil 5 sampah setiap orang/hari f. Letakan tempat sampah di tempat yang mudah di

jangkau

g. Jaga setiap posting di papan informasi,agar memiliki sudut & tinggi yang sama

h. Peningkatan SDM

i. Mari kita gunakan sistem SAP Kuasai grafik kalkulasi harian 4.1.5 Program – program K3

Adapun program yang di jalankan oleh PT. Vuteq Indonesia adala 1) Training 5S ( seiri,seiton,seiso,seiketsu,shitsuke )

5S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memerlakukan tempat kerjanya secara benar. Agar tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan.Dengan mengetahui berjalannya program tersebut HSE melakukan safety patrol dan penilaian evaluasi 5S yang di lakukan setiap bulan.

2) Training K3

PT. Vuteq Indonesia memiliki 2 training kepada pekerja yaitu:

47 ( 1 ) External training

Yaitu training yang di lakukan di luar perusahaan adapun trainingnya seperti pelatihan kebakaran tingkat D, training welding, penanggulangan petugas P3k, practical kaizen costing implementasi.

( 2 ) Internal training

Yaitu training yang dilakukan di dalam perusahaan seperti training Emergency respon plan & drill, MSDS dan pengolahan limbah B3, APD, P3K dan training 5S

Selain itu PT. Vuteq melakukan training kepada pekerja yang baru masuk seperti : training 5S, Apar dan Hydrant, APD dan safety culture.

4.1.6 Proses Produksi

Bahan baku Proses produksi

 Biji plastik (ABS)

Keterangan :

: Aliran bahan baku CRUSHER

HOT AIR DRYER

SCREW MACHINE (245®C)

INSPECTION (QC)

FINISH GOOD INJECTOR MOLDING

CUSTOMER PROSES ASSY

48 Bahan baku yang digunakan berasal dari proses infection molding yaitu door trim dan pocket. Tahapan proses diawali dengan penyatuan door trim dan veito/kai pada proses pengeleman (sechaku). Proses selanjutnya adalah menyatukan sprocket pada door trim pada proses welding. Setelah itu produk akan dirapikan dan dicek kualitasnya pada proses Finishing. Produk akan dirapikan yang dihasilkan disimpan di gudang dan siap dikirim ke customer. Apabila permukaan dan door trim ada yang tergores maka akan dilakukan pada proses painting (touch up). Proses (touch up) tidak secara rutin dilakukan.

4.1.7 Analisis Univariat

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Vuteq Indonesia di bagian produksi. berdasarkan hasil kuesioner berikut hasil penelitian pengukuran diperoleh hasil sebagai berikut:

4.1.7.1 Distribusi Frekuensi Variabel Usia

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Usia

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 di atas, dapat diketahui dari 80 responden dalam penelitian ini, terdapat responden yang memiliki usia muda ≤30 tahun berjumlah sebanyak 37 (46,3%) pekerja dan yang memiliki usia tua >30 tahun sebanyak 43 (53,8%) pekerja.

Usia Jumlah Persen

Usia Muda ≤ 30 tahun 37 46,3

Usia Tua >30 tahun 43 53,8

Total 80 100%

49 4.1.7.2 Distribusi Frekuensi Variabel Masa Kerja

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Masa Kerja

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui dari 80 responden dalam penelitian ini, terdapat responden yang memiliki masa kerja baru ≤ 2 tahun berjumlah 23 (28,8%) pekerja dan yang memiliki masa kerja lama >2 tahun sebanyak 57 (71,3%) pekerja.

4.1.7.3 Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 80 responden yang terlibat dalam penelitian ini, terdapat responden yang memiliki perilaku baik sebanyak 33 (41,3%) pekerja dan yang memiliki perilaku kurang baik sebanyak 47 pekerja (58,8%).

4.1.7.4 Distribusi Frekuensi Variabel Pengawasan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Pengawasan

Pengawasan Jumlah Persen

Baik 35 43,8

Kurang Baik 45 56,3

Total 80 100%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa dari 80 responden yang terlibat dalam penelitian ini, terdapat responden yang menyatakan tingkat pengawasan baik sebanyak 35 (43,8%) pekerja dan yang

Masa Kerja Jumlah Persen

Masa Kerja Baru ≤ 2 tahun 23 28,8

Masa Kerja Lama >2 tahun 57 71,3

Total 80 100%

Perilaku Jumlah Persen

Baik 33 41,3

Kurang Baik 47 58,8

Total 80 100%

50 menyatakan tingkat pengawasan yang kurang baik sebanyak 45 pekerja (56,3%).

4.1.7.5 Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan 5S Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan 5S

Penerapan Jumlah Persen

Menerapkan 37 46,3%

Tidak Menerapkan 43 53,8%

Total 80 100%

Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa dari 80 responden yang terlibat dalam penelitian ini, terdapat responden yang menerapkan 5S sebanyak 37 pekerja (46,3%) dan yang tidak menerapkan 5S sebanyak 43 ( 53,8 % ).

4.1.8 Hasil Analisis Bivariat

Distribusi hubungan antara perilaku dan pengawasan di PT.

Vuteq Indonesia bagian produksi disajikan dengan analisis bivariat dalam bentuk tabel beserta nilai p value dengan uji statistik chi- square ( X2). Analisis ini dilskukan untuk menguji hubungan antara 2 variabel maka pada penelitian ini dilakukan analisis dengan bantuan program SPSS versi 20 dengan menggunakan uji chi square yang hasilnya terdapat pada tabel berikut.

4.1.8.1 Hubungan Perilaku Dengan Penerapan 5S

Tabel 4.3 Hubungan Perilaku dengan Penerapan 5S

Variabel Penerapan 5S Jumlah

Tidak

Menerapkan

Menerapkan P

value

PR (95% CI) N % N % N %

Perilaku

Baik 11 33,3 22 66,7 47 100 0,002 2,043 ( 1,213 – 3,438 )

51 Kurang Baik

Total

32 68,1

43 53,8

15 31,9

37 46,2

33 100

80 100

Dari hasil statistik menggunakan uji chi square melalui SPSS 20 diperoleh hasil nilai p = 0.002 (P value < 0.05), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat hubungan antara perilaku dengan penerapan 5S.

4.1.8.2 Hubungan Pengawasan Dengan Penerapan 5S Tabel 4.4 Hubungan Pengawasan Dengan Penerapan 5S

Variabel Penerapan 5S Jumlah

Tidak

Menerapkan

Menerapkan P

value

PR (95% CI) N % N % N %

Pengawasan Baik

Kurang Baik

Total

13 37,1 30 66,7

43 53,8

22 62,9 15 33,3

37 46,2

35 100 45 100

80 100

0,009 1,795 ( 1,113- 2,895 )

Dari hasil statistik menggunakan uji chi square melalui SPSS 20 diperoleh hasil nilai p = 0.009 (P value < 0.05), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat hubungan antara pengawasan dengan penerapan 5S.

52 4.2 Pembahasan Penelitian

4.2.1 Hubungan Perilaku dengan Penerapan 5S

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dari 80 responden yang diteliti, diperoleh hasil bahwa yang memiliki perilaku baik tidak menerapkan 5S terdapat 11 responden dengan presentase 33,3% dan yang memiliki perilaku baik menerapkan 5S sebanyak 22 responden dengan presentase 66,7%, Sedangkan yang memiliki perilaku kurang baik tidak menerapkan 5S sebanyak 32 reponden dengan presentase 68,1% dan yang memiliki perilaku kurang baik menerapkan 5S sebanyak 15 responden dengan presentase 31,9,0%

Dari hasil statistik menggunakan uji chi square melalui SPSS 20 diperoleh hasil nilai p = 0.002 (P value < 0.05), sehingga H0

ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat hubungan antara perilaku dengan penerapan 5S. Nilai PR diketahui 2,043 dengan Confidence Interval (CI) yaitu 1,213 – 3,438, jadi responden dengan perilaku pekerja kurang baik mempunyai risiko 2,043 kali lipat lebih besar terhadap penerapan 5S dibandingkan dengan responden yang memililki perilaku yang baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Osada didalam bukunya yang mengatakan bahwa perilaku pekerja sangat erat berkaitan dengan penerapan 5S. Karena sehebat apapun sistem yang dijalankan oleh perusahaan dan secanggih apapun alat yang digunakan perusahaan program 5S tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan dari perilaku pekerja dalam menerapkan 5S.1

4.2.2 Hubungan Pengawasan dengan Penerapan 5S

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 80 responden yang diteliti, bahwa yang menyatakan pengawasan baik tidak menerapkan 5S terdapat 13 responden dengan presentase 37,1 dan yang menyatakan pengawasan baik dengan menerapkan

53 5S dan sebanyak 22 (62,9%). Dan yang menyatakan pengawasan kurang baik tidak menerapkan 5S sebanyak 30 responden dengan presentase 66,7%, Sedangkan yang menyatakan pengawasan kurang baik tetapi menerapkan 5S sebanyak 15 responden dengan presentase 33,3%. Dari hasil statistik menggunakan uji chi square melalui SPSS 20 diperoleh hasil nilai p = 0.009 (P value < 0.05), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat hubungan antara pengawasan dengan penerapan 5S. Nilai PR diketahui 1,795 dengan Confidence Interval (CI) yaitu 1,113 - 2,895, jadi reponden dengan pengawasan kurang baik mempunya risiko 1,795 kali lipat lebih besar dengan penerapan 5S dibandingkan dengan responden yang memililki pengawasan yang baik.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada petugas kesehatan di Rumah Sakit Jakarta tahun 2017 yang menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara pengawasan dengan perilaku penerapan 5S dengan uji Chi-Square di peroleh nilai p value sebesar 0,020 (p=0,020<0,05).

Dari pengalaman dan penelitian bahwa penerapan 5S yang didasari oleh pengawasan yang baik akan lebih efektif dibandingkan menjalankan program penerapan 5S tanpa adanya pengawasan Dari faktor internal, yaitu seorang pemimpin harus memiliki sifat dalam membimbing, memandu, menuntut, memotivasi dan menjalin komunikasi yang baik, sumber pengawasan yang baik dapat membawa terhadap bawahannya sesuai perenanaan yang telah ditentukan.33

54 BAB V

Kesimpulan & Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada 80 pekerja bagian produksi di PT. Vuteq Indonesia tahun 2019 perilaku pekerja dan pengawasan terhadap penerapan 5S dapat disimpulkan bahwa :

1) Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 80 responden, terdapat 37 (46,3%) pekerja yang memiliki usia muda ≤ 30 tahun dan yang memiliki usia tua >30 tahun sebanyak 43 (53,8%) reponden.

2) Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 80 responden, terdapat 23(28,8%) pekerja yang memiliki masa kerja baru ≤ 2 tahun dan yang memiliki masa kerja lama >2 tahun sebanyak 57(71,3%) reponden.

3) Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 80 responden, terdapat 33 (41,3) pekerja yang memiliki perilaku baik dan yang memiliki perilaku kurang baik sebanyak 47(58,8%) reponden.

4) Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 80 responden, terdapat 35 (43,8%) pekerja yang menyatakan pengawasan baik dan yang menyatakan kurang baik sebanyak 45 (56,3%) responden.

5) Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 80 responden, terdapat 37 (46,3%) pekerja yang menerapkan 5S dan yang tidak menerapkan 5S sebanyak 43

( 53,8%) reponden.

6) Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuji menggunakan uji chi square diketahui bahwa terdapat hubungan antara perilaku dengan penerapan 5S dengan p value = 0,001 lebih kecil dari nilai α=0,05 ( 0,002<0,005).

7) Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuji menggunakan uji chi square diketahui bahwa terdapat hubungan antara pengawasan

55 dengan penerapan 5S dengan p value = 0,009 lebih kecil dari nilai α=0,05 (0,002<0,005).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dijelaskan peneliti mencoba memberikan saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan perbaikan mengenai penerapan 5S yaitu :

5.2.1 Bagi perusahan PT. Vuteq Indonesia

1) Manajemen perusahaan dapat meningkatkan dukungan dalam penerapan 5S seperti pemenuhan fasilitas, menyediakan poster diberbagai tempat mengenai 5S dan punishment kepada pekerja yang memiliki perilaku kurang baik terhadap penerapan 5S dengan tujuan untuk meningkatkan perilaku pekerja terkait penerapan 5S.

2) Meningkatkan pengawasan secara rutin.

3) Membentuk penanggung jawab terhadap penerapan 5S dari setiap kepala bagian produksi dan membuat laporan tentang perilaku penerapan 5S agar dapat diketahui hal – hal yang harus diperbaiki.

4) Kampanye ketaatan:

Kampanye ketaatan ini pada dasarnya bertujuan untuk membudayakan aktifitas 5R agar lebih mengakar. Kegiatan pembiasaan ini bisa dilakukan melalui berbagai jenis permainan bisa dengan menerapkan sistem “reward and punishment”. Sebagai contoh misalnya perusahaan pada waktu-waktu tertentu kompetisi antar tiap divisi dengan tema

garbage gathering”, dimana setiap divisi untuk mengumpulkan sampah sebanyak-banyaknya. Divisi yang berhasil mengupulkan sampah terbanyak keluar sebagai pemenang dan berhak atas hadiah tertentu, sedangkan untuk divisi yang mengumpulkan sampah yang paling sedikit akan mendapatkan hukuman.24

56 5) Audit terhadap budaya kerja 5S dapat diterapkan pada masing – masing karyawan dan dilakukan setiap hari oleh leader divisi, yang kemudian nilai audit dari budaya kerja 5S tersebut diakumulasi setiap bulannya, sehingga bisa terlihat karyawan yang menjalankan dan tidak menjalankan budaya kerja 5S tersebut. Dengan adanya nilai audit 5S ini minimal 2 minggu sekali , PT. Vuteq Indonesia dengan cepat merespon apa yang menjadi kekurangan dalam pengimplementasian budaya kerja 5S tersebut.

6) Pengembangan SDM yang dapat dilakukan PT. Vuteq dengan membuat program refresh budaya kerja 5S secara teratur. Program berupa seminar atau training tentang budaya kerja 5S, yang didalamnya menekankan arti penting dari budaya kerja 5S dan bagaimana menjalankan budaya kerja 5S dengan benar. Sebaiknya seminar dilakukan perdivisi agar karyawan bisa langsung menyesuaikan dengan pekerjannya. Program ini bisa dilakukan persemester, disesuaikan dengan jadwal penilaian kinerja karyawan.

5.2.2 Bagi Pekerja Bagian Produksi PT. Vuteq Indonesia

1) Dapat berperan dengan aktif dan selalu ikut serta dalam mengikuti kegiatan yang diberikan oleh perusahaan terlebih kegiatan mengenai penerapan 5S.

2) Menjadikan 5S sebagai pedoman dalam menjalankan setiap aktivitas ataupun pekerjaan yang dilakukan sehingga 5S dapat dijadikan sebagai suatu perilaku kebiasaan bukan menjadi suatu kewajiban pekerja terhadap suatu program.

3) Saling mengingatkan antar rekan kerja apabila melihat pekerja lain tidak memiliki perilaku yang baik dalam menerapkan 5S di perusahaan.

57 5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

1) Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel – variabel lain yang dapat berhubungan dengan penerapan 5S.

2) Peneliti selanjutnya diharapkan mampu meminimalisir keterbatasan yang terjadi pada saat pengisian kuesioner maupun pada saat observasi. Dengan membuat subjek penelitian tidak merasa diobservasi, sehingga subjek penelitian tidak memperbaiki perilakunya karena mengetahui sedang dilakukan observasi mengenai perilaku dalam penerapan 5S.

58 DAFTAR PUSTAKA

1. Osada, Takashi. “Sikap Kerja 5S: Seiri Pemilahan, Seiton Penataan, Seiso Pembersihan, Seiketsu Pemantapan, Shitsuke Pembiasaan”.

Penerjemah: Dra. Mariani Gandamihardja. Jakarta. Penerbit PPM.

2014.

2. Wingjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktifitas Kerja. Cetakan Ke 2, Surabaya: Guna Widya;2003.

3. Pasale RA dan Bagi JS. 5S Strategy: A workplace improvement lean tool.[ Online Jurnal].2013 [ diakses pada tanggal 6 april 2019 ] ; 2 (3) 100-107: Available from: https://www.worldwidejournals.com.

4. Rekshohadiprodjo, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta. Bumi Aksara; 2011.

5. Notoatmojo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan Kedua Jakarta: PT. Rineke Cipta; 2007.

6. Adinugroho, N., Kurniawan, B., & Wahyuni, I. Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Safety Driving Pada Pengemudi Angkutan Kota Jurusan Banyumanik-Johar Kota Semarang Junal Kesehatan Mayarakat.[ Online Jurnal].2014 [ diakses pada tanggal 6 april 2019 ] ; 74-88 : Available from: https://www.ejournal3.undip.ac.id

7. Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A. Organizational Behavior Three Edition. USA : Pearson International Edition, Prentice-Hall; 2009.

8. Azwar, Saiffudin. Metode Penelitian Cetakan Ke-enam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar; 2011.

9. Siagian, Sondang. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara; 2011.

10. Rekshohadiprodjo, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta. Bumi Aksara; 2011.

11. Saragih, Manajemen Kinerja. Jakarta. Raja Grafindo; 2010.

12. Sukarna, Teknik Pengawasan Pegawai. Jakarta. Jaya Sakti; 2008.

59 13. Pandoyo. Hendraman ranu. Prinsip Pendisiplinan. Yogyakarta. FE

UGM; 2007.

14. Jahja. 5R Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin: Dasar Membangun Industri Kelas Dunia. Jakarta: PQM ;1995.

15. Waluyo, Prihadi..”Analisis Penerapan Program K3/5S di PT X Dengan Pendekatan Standar Ohsas 18001 Dan Statistik Tes U Mann-Whitney Serta Pengaruhnya Pada Produktivitas Karyawan”. Jurnal Standardisasi ,Vol. 13, No.3. Jakarta: Pusat Audit Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. [Online] Available. 2011 [Diakses 10 April 2019].

https://www.js.bsn.go.id/indeks.php/standarisasi/articels.ac.id

16. Hirano, Hiroyuki. Penerapan 5S di Tempat Kerja: Pendekatan Langkah- langkah Praktis(terjemahan). Jakarta: PQM Consultants;1995.

17. Korkut, D.S. Cakicier, N. Edinler, S., 5S activities and its application at a sample company. Jurnal Rancangan Penerapan 5S Guna Mereduksi Seacrhing Time pada area 1. Undip, Semarang, [Online]. 2009 [ diakses pada 6 april 2019 ]. https://www.journal.ubaya.ac.id

18. Suteja, Indra Gunawan. Analisis Penerapan Program 5R

( Ringkas,Rapi,Resik,rawat dan Rajin) Dalam Keselamatan Dan Kesehata Kerja (K3) Karyawan: Studi Kasus Pada PT.Pertamina (persero) Refinery Unit IV Cilacap.Jurnal Penelitian. [Online] 2011 [Diakses 10 April 2019]. https://www.openlibrary.telkomuniversity.ac.id 19. Gazpersz, Vincent Organizational excellence. Jakarta: Pt. Gramedia

Pustaka Utama; 2007.

20. Widodo, T.Y “Kajian Tentang Penerapan 5s (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Dalam Rangka Penyupurnaan Tempat Kerja”.

Jurnal Administrasi dan Bisnis Volume 3, Nomor 1. [Online] 2009 [Diakses 29 Maret 2019]. https://www.ejournal.uin-suska.ac.id

21. Widianti T. Standar Pengukuran Implementasi 5S pada kelompok Penelitian di Lembaga XYZ. Prosiding Seminar Nasional Technopreneurship dan ahli teknologi. 2016 [ diakses 25 juni 2019] ; 1 (1).https://www.academia.edu/23777527/standar_Pengukuran_Implem

Dokumen terkait