• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dengan prevalensi hipertensi pada lansia di Puskesmas Lubuk Buaya Padang tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari separuh lansia yaitu 22 orang (40,0%) mengalami hipertensi di Lubuk Buaya Padang. Pusat kesehatan. Kurang dari separuh lansia yaitu sebanyak 27 orang (49,1%) memiliki pola makan yang buruk di Puskesmas Lubuk Buaya Padang.

Kesimpulan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Disarankan kepada petugas Puskesmas Lubuk Buaya Padang untuk memberikan penyuluhan pola makan yang baik pada penderita hipertensi, memperhatikan jumlah, waktu dan jenis makanan, sehingga kejadian hipertensi dapat diminimalkan. KTI ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Gizi Madya (AMD.GZ) dengan judul “FURNITUR GIZI TERKAIT KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI LUBUK BUAYA PUSKESMAS PADANG TAHUN 2019”.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Akademik saya, Bpk. HENDRA MUKHLIS, M.Pd yang banyak memberikan motivasi, nasehat dan bimbingan selama saya mengikuti perkuliahan di Jurusan Gizi di STIKes PERINTIS PADANG, selain itu saya juga berterima kasih kepada Dr. Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua orang tua, adik-adik dan keluarga saya atas dorongan dan doa yang selalu dicurahkan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini, serta pihak-pihak yang telah memberikan banyak dukungan dan perhatian kepada peneliti. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah kepada mereka.

Latar Belakang

Kita mengenal beberapa jenis hipertensi, salah satu jenis hipertensi yang sering dijumpai pada lansia adalah hipertensi sistolik terisolasi, yaitu tekanan darah di atas 160 mmHg, dan tekanan diastolik menetap atau melebihi 90 mmHg (Fatimah, 2010). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir setengah dari serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Hampir 1 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana sekitar seperempat dari total penduduk dewasa menderita tekanan darah tinggi dan setengah dari penduduk dunia yang berusia lebih dari 60 tahun menderita hipertensi.

Pada umumnya masyarakat menyukai makanan asin dan pedas yang mengandung kolesterol tinggi, seperti balado, rendang, santan, jeroan dan aneka olahan daging pemicu kolesterol tinggi, serta makanan cepat saji yang mengandung lemak jenuh dan garam yang tinggi. Jumlah makanan yang dikonsumsi lansia sebaiknya memiliki proporsi yang seimbang antara karbohidrat (60-65%), protein (15% protein ikan, 100% protein hewani dan 75% protein nabati) dan lemak (20-25% dari total kal. ./ hari). ) (Meryana & Bambang, 2012). Pola makan dan pola makan yang baik untuk penderita hipertensi adalah 5 sampai 6 kali sehari yaitu makan pagi, snack pagi, makan siang, snack sore, makan malam.

Pola makan yang baik untuk penderita hipertensi adalah menghindari makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi, makanan olahan dengan garam natrium, makanan kaleng, makanan siap saji, dan perbanyak makanan berserat tinggi seperti buah dan sayur yang mengandung kalium, kalsium (Kurniadi, 2014) . Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Melisa (2013) yang hanya menemukan hubungan antara pola makan dengan tingkat hipertensi pada lansia di Posyandu yaitu sebagian besar lansia mengkonsumsi makanan penyebab hipertensi, seperti mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan. garam. asupan, makanan tinggi kolesterol, gula, dan makanan yang mengandung lemak. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan pola makan dengan hipertensi pada lansia di Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2018”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pola makan terhadap prevalensi hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019. Pola makan merupakan gambaran tentang jenis, jumlah dan komposisi makanan yang dimakan masyarakat setiap hari (Hartono, 2000). . Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riski (2013) tentang hubungan stres dan pola makan dengan prevalensi hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Puancang Surakarta diperoleh hasil penelitian terhadap 69 orang lansia didapatkan 41 orang (59,4 %) memiliki pola makan yang buruk dengan terjadinya hipertensi.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Ho : Tidak ada hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang tahun 2018.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pola makan di Puskesmas Lubuk Buaya Padang dapat digambarkan sebagai berikut. Hasil uji statistik (chi square) diperoleh nilai p = 0,004 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Subkhi (2018) tentang hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Mawar Desa Sangubanyu Provinsi Purwerejo.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari separuh lansia yaitu sebanyak 27 orang (49,1%) memiliki pola makan yang sering di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riski (2013) tentang hubungan stres dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyand Lansia Desa Puancang. Berdasarkan hal tersebut, menurut analisis para peneliti penelitian ini, ditemukan bahwa sejumlah besar lansia memiliki pola makan yang buruk.

Dalam hal ini pola makan lansia perlu dikontrol agar menjadi pola makan yang baik, yang meliputi: Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga lansia dalam memberikan nutrisi yang baik kepada lansia. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Riski (2013) tentang hubungan stres dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Puancang Surakarta.

Dimana pola makan yang tidak baik akan dapat menyebabkan tersumbatnya aliran darah sehingga akan menghambat aliran darah sehingga dapat meningkatkan volume dan tekanan darah. Berdasarkan hal tersebut, menurut analisis peneliti terhadap penelitian ini, ternyata ada hubungan antara pola makan dengan terjadinya hipertensi. Dalam hal ini, diperlukan peran tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang upaya pencegahan hipertensi salah satunya dengan mengatur pola makan.

Hubungan stres dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di posyandu lansia desa pancungan surakarta.

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi
Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi

Ruang Lingkup

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pola Makan
  • Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep
  • Defenisi Operasional
  • Hipotensis Penelitian

Dari pasien yang berusia lebih dari 60 tahun, 50-60% memiliki tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg. Berat badan merupakan penentu tekanan darah pada sebagian besar kelompok etnis di segala usia. Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada manusia berdasarkan indeks massa.

Jumlah makanan yang dikonsumsi lansia sebaiknya mengandung rasio yang seimbang antara karbohidrat (60-65%), protein (15% protein ikan, 10% protein hewani dan 75% protein nabati) dan lemak (20-25% dari total kal. /hari). ) (Meryana & Bambang, 2012). Pola makan yang baik untuk penderita hipertensi adalah menghindari makanan yang kaya lemak jenuh, makanan yang diproses dengan garam natrium, makanan yang diawetkan, makanan yang diproses dengan garam natrium, makanan yang diawetkan, makanan siap saji, dan meningkatkan tekanan darah tinggi. makanan berserat tinggi seperti buah dan sayur yang mengandung kalium, kalium (Kurniadi, 2014). Konsumsi makanan tinggi lemak dapat menyebabkan lemak menumpuk di sepanjang arteri, mempersempit pembuluh darah dan membuat aliran darah kurang lancar, yang merangsang jantung untuk memompa darah lebih banyak lagi sehingga dapat memenuhi kebutuhan darah jaringan, sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan hipertensi (Sutanto, 2010).

Pola makan sehat rendah lemak jenuh, kolesterol, dan lemak total serta kaya buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan darah. Dalam situasi stres, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin, yang menyebabkan detak jantung lebih cepat sehingga meningkatkan tekanan darah. Namun, stres akan meningkatkan tekanan darah untuk sementara dan kembali normal setelah stres berlalu.

Diet adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran tentang jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh satu orang setiap hari dan merupakan ciri khas sekelompok orang tertentu. Disarankan bagi lansia dengan tekanan darah tinggi untuk mengkonsumsi NaCl sebanyak 3 g/orang/hari karena dapat membantu menurunkan tekanan darah. Pilih karbohidrat yang tinggi serat dan kurangi karbohidrat yang berasal dari gula, sirup, dan makanan manis.

Sumber protein nabati diperoleh dari kacang kedelai, tempe dan tahu, sedangkan sumber hewani berasal dari ikan, daging (sapi, ayam, kerbau, kambing) dan makanan yang kurang mengandung lemak jenuh. Kolesterol tinggi dalam tubuh kita menyebabkan plak menyumbat aliran darah, yang meningkatkan tekanan darah. Makanan olahan dengan menggunakan garam natrium, seperti: kue kering, kerupuk, keripik dan makanan kering asin.

Hal ini karena lemak dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Hipertensi grade 1 adalah mereka yang memiliki tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel

Analisis univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel penelitian sehingga dapat diketahui frekuensi variabel penelitian tersebut dan diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.2.1 Kejadian hipertensi. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang dapat digambarkan sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa proporsi responden yang mengalami hipertensi lebih tinggi pada responden yang memiliki pola makan sering yaitu 17 orang (60,7%) dibandingkan dengan responden yang pola makannya jarang yaitu 5 orang (18,5%). ). .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari separuh lansia yaitu 22 orang (40,0%) mengalami hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Diet adalah cara atau perilaku seseorang dalam memilih bahan makanan untuk dikonsumsi setiap hari, meliputi jenis makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makan dengan tujuan tertentu, seperti menjaga kesehatan, status gizi, dan membantu penyembuhan. penyakit (Kemenkes, 2009). Sedangkan pada lansia, pola makan ini harus benar-benar diperhatikan, karena kebutuhan lansia sangat berbeda dengan usia muda, karena aktivitas fisik mulai berkurang.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi lansia dengan hipertensi lebih tinggi pada lansia dengan pola makan sering yaitu 17 orang (60,7%), dibandingkan pada lansia dengan pola makan tidak teratur yaitu 5 orang (18,5%). Muhammadun (2010) juga menyatakan bahwa pola makan yang tinggi lemak seperti jeroan dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas. Obesitas juga dapat meningkatkan kejadian hipertensi karena lemak dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.

Jika pola makan tidak baik, dapat menyebabkan tersumbatnya aliran darah, sehingga muncul resiko hipertensi. Untuk meminimalisir kejadian hipertensi perlu dilakukan pengendalian pola makan yang baik pada lansia dengan memperhatikan jenis makanan, jumlah makanan dan waktu makan. Lansia disarankan untuk menjaga pola makan dan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi kejadian hipertensi.

Tabel  4.1 didapatkan data bahwa  lebih dari separoh    responden  adalah  perempuan  yaitu    sebanyak  29  orang  (52.7%)  di  Puskesmas  Lubuk Buaya Padang
Tabel 4.1 didapatkan data bahwa lebih dari separoh responden adalah perempuan yaitu sebanyak 29 orang (52.7%) di Puskesmas Lubuk Buaya Padang

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi
Gambar 2.1  Kerangka Teori
Tabel  4.1 didapatkan data bahwa  lebih dari separoh    responden  adalah  perempuan  yaitu    sebanyak  29  orang  (52.7%)  di  Puskesmas  Lubuk Buaya Padang

Referensi

Dokumen terkait

Arif, M.Nur Rianto Al. Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis. Koni Rumaini, Analisa Perjanjian Take Over Di Bank Dki Syariah. Skripsi Sarjana, Fakultas

ب هﺮﻤﻧ دﺮﻜﻠﻤﻋ ﺰﻴﻧ و ﺮﮕﻳﺪﻜﻳ ﺎﺑ يﻮﻗ رﻮﻃ ﻪﺑ ﺎﻫ نﻮﻣزآ رد رد ﻪﻛ ﺮﮕﻳد يﺎﻫ ،ﺖـﺳا ﻢـﺴﻴﺗوا يﺮﮕﻟﺎﺑﺮﻏ دراد ﻪﻄﺑار ﻲﻣ زرﺎﮔ و ﻢـﺴﻴﺗوا ﻪﺑ ﻼﺘﺒﻣ صﺎﺨﺷا ﺪﻧاﻮﺗ داﺮﻓا زا ار ﺮـﮕﻳد يرﺎـﺘﻓر ﺪﻳﺪـﺷ