• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA DENGAN SEKS BEBAS REMAJA DI GRIYA ALAM SENTOSA BLOK B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA DENGAN SEKS BEBAS REMAJA DI GRIYA ALAM SENTOSA BLOK B "

Copied!
130
0
0

Teks penuh

HUBUNGAN POLA PENGASUHAN PERMISIF DENGAN SEKSUALITAS REMAJA DI GRIYA ALAM SENTOSA BLOK B RW 08. Hubungan pola asuh orang tua permisif dengan seks bebas remaja di Griya Alam Sentosa Blok B RW 08.

  • LATAR BELAKANG
  • RUMUSAN MASALAH
  • TUJUAN PENELITIAN
    • Tujuan Umum
    • Tujuan Khusus
  • Manfaat Penelitian
    • Manfaat Praktis
    • Manfaat Teoritis
  • KEASLIAN PENELITIAN

Mengetahui hubungan pola asuh orang tua permisif dengan perilaku seks bebas remaja di Griya Alam Sentosa Blok B RW08. Untuk menganalisis hubungan pola asuh permisif orang tua dengan pergaulan bebas remaja di Griya Alam Sentosa.

Tabel  keaslian penelitian
Tabel keaslian penelitian

Remaja

  • Perubahan Fisik pada Pubertas
  • Perubahan Tinggi dan Berat Badan
  • Perubahan Proporsi Tubuh
  • Kematangan Seksual
  • Periode Masa Remaja usia 12-18 tahun
  • Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan responden mengenai pola asuh orang tua yang permisif dan hubungan seksual bebas pada remaja. Kematangan seksual sebagai rangkaian perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan perubahan ciri-ciri seksual.

Seks Bebas

  • Perilaku seksual
  • Bentuk-bentuk Perilaku Seks Bebas
  • Larangan seks sebelum menikah
  • Gejala kecanduan seks
  • Dampak Seks Bebas Pada Remaja

Faktor ini merupakan bagian terdekat dari faktor eksternal, yaitu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual dari luar diri seseorang. Komunikasi yang buruk dan terbuka mengenai masalah seksual dapat memperkuat munculnya perilaku seksual yang tidak terarah. Apalagi dalam iklim saat ini dimana informasi sangat terbuka dapat menyebabkan anak Anda terpapar pada perilaku seksual yang tidak diinginkan.

Pada gambaran kelompok pertama, perilaku seksual yang terarah akan lebih baik jika dibarengi dengan rasa syukur. Jika Anda memiliki perspektif kognitif sosial, Anda akan mendorong seseorang untuk melakukan perilaku seksual yang lebih sehat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa bentuk-bentuk perilaku seksual kasual adalah perilaku seksual pasangan lawan jenis yang dilakukan oleh individu di luar nikah, antara lain berpegangan, berpelukan, berciuman, menyentuh leher, menyentuh area sensitif (belaian), oral genital sex. , untuk hubungan seksual atau persetubuhan.

Dampak lain dari perilaku seksual remaja yang erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi adalah persetujuan psikologis.

Pola Asuh Permisif Orang Tua

Orang tua mempunyai tingkat penerimaan yang tinggi namun kontrol yang rendah, anak dapat mengambil keputusan sendiri dan dapat melakukan apa yang diinginkannya.

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Hipotesis

Jenis dan Rancangan Penelitian

Populasi Dan Sampel

  • Populasi Penelitian
  • Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 120 remaja yang tinggal di perumahan blok B Griya Alam Sentosa. Sampel penelitian sebagai unit yang lebih kecil lagi adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari populasi yang dapat diakses dimana peneliti secara langsung mengumpulkan data atau melakukan observasi/pengukuran pada unit tersebut. Berdasarkan rumus pengambilan sampel, peneliti mengumpulkan 92 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, dengan alasan bahwa setiap orang dapat dipilih menjadi sampel karena semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih.

Pemilihan sampel akan disesuaikan oleh peneliti berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi menurut (Masturoh & Anggita T, 2018) kriteria inklusi dan eksklusi.

Ruang Lingkup Penelitian

Variabel

  • Variabel Independen
  • Variabel Dependen

Variabel independen biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk mengetahui hubungan atau pengaruhnya terhadap variabel lain. Dalam ilmu keperawatan, variabel independen biasanya berupa stimulus atau intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien untuk mempengaruhi perilaku klien. Dalam ilmu perilaku, variabel terikat adalah aspek perilaku yang diamati dari suatu organisme yang terkena suatu stimulus.

Dengan kata lain variabel terikat adalah suatu faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah seksualitas tanpa remaja di Blok B Griya Alam Sentosa.

Definisi Operasional

Jenis Data

  • Data Primer
  • Data Sekunder

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian

  • Uji Validitas dan Reabilitas

Instrumen pengukuran yang tidak reliabel atau valid akan menghasilkan kesimpulan yang bias, kurang tepat dari yang seharusnya, dan memberikan informasi yang tidak tepat mengenai kondisi subjek atau individu yang diuji (Siyoto, Sandu, dan Sodik, 2015). Validitas menunjukkan ketepatan pengukuran suatu instrumen, artinya suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya mengukur suatu variabel berat badan dengan menggunakan timbangan, dikatakan valid jika dapat menampilkan berat badan seseorang secara tepat.

Secara umum, terdapat dua jenis validitas instrumen, yaitu validitas terkait teori dan validitas terkait kriteria. Validitas wajah adalah validitas yang menunjukkan apakah instrumen penelitian tampak mengukur apa yang ingin diukur dari segi tampilannya. Validitas konstruk adalah validitas yang menggambarkan sejauh mana instrumen mempunyai item pertanyaan yang didasarkan pada konstruk tertentu.

Validitas konkuren adalah validasi suatu instrumen pengukuran dengan cara membandingkannya dengan instrumen pengukuran lain yang telah terbukti valid (gold standard). 2) Validitas prediktif.

Pengolahan data

Responden bisa saja memperoleh skor lebih tinggi atau lebih rendah yang tidak sesuai dengan kemampuan sebenarnya. Pengeditan data adalah langkah dimana data yang telah dikumpulkan dengan mengisi kuesioner diedit untuk kelengkapan tanggapan. Coding adalah membuat lembaran kode yang terdiri dari tabel-tabel yang dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari alat ukur yang digunakan.

Pengolahan data dengan aplikasi pengolahan data hampir sama dengan pengolahan data manual, hanya saja lebih banyak langkah yang dilakukan dengan aplikasi tersebut. Pengolahan adalah proses setelah seluruh kuesioner telah diisi secara lengkap dan benar dan jawaban responden terhadap kuesioner telah diberi kode ke dalam aplikasi pengolah data di komputer. Pembersihan data memeriksa kembali apakah data yang dimasukkan sudah benar atau ada kesalahan saat memasukkan data.

Tabel 3.6 Coding Hasil Ukur
Tabel 3.6 Coding Hasil Ukur

Analisis Data

  • Analisa Unvairat
  • Analisa Bivariat

Analisis univariat berfungsi untuk merangkum kumpulan data pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna, dan pengolahan data tersebut hanya melibatkan satu variabel, sehingga disebut univariat. Variabel yang dianalisis adalah hubungan pola asuh permisif dengan pergaulan bebas pada remaja di Griya Alam Sentosa Blok B RW 08 Cileungsi Bogor Tahun 2021.

Etika Penelitian

  • PRINSIP ETIKA PENELITIAN
  • KESALAHAN DALAM PENELITIAN
  • PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Tidak semua penelitian mempunyai resiko merugikan atau merugikan peneliti, namun peneliti tetap mempunyai kewajiban untuk mempertimbangkan moralitas dan kemanusiaan peneliti. Harapannya penelitian ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dan meminimalisir kerugian atau risiko bagi peneliti. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian harus meminimalkan kerugian atau risiko bagi peneliti.

Penting sekali bagi peneliti untuk menilai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam penelitiannya sehingga dapat mencegah risiko yang berbahaya bagi peneliti. Tujuan dari PSP adalah (1) Untuk menjamin bahwa penelitian akan dilakukan secara etis, (2) Untuk melindungi hak-hak peneliti karena data yang diberikan merupakan kerahasiaan subjek, dan (3) Proses komunikasi dan pendidikan antara peneliti dan peneliti . Risiko dalam penelitian adalah kemungkinan terjadinya hal-hal buruk selama penelitian berlangsung sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi peneliti.

Kompensasi merupakan timbal balik yang diberikan peneliti kepada subjek atas partisipasinya dalam penelitian.

Gambaran umum lokasi penelitian

  • Profil Blok B Griya Alam Sentosa
  • Analisis univariat
  • Analisis bivariat

Sebaran pola asuh permisif orang tua pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Sebaran Pola Asuhan Permisif Orang Tua di Blok B Griya Alam Sentosa. Pola asuh orang tua yang permisif. sumber: hasil olah data komputer Nur Annisa Ibrahim, Agustus 2021). Distribusi frekuensi seks kasual pada remaja di Griya Alam Sentosa Blok B. Sumber: hasil pengolahan data terkomputerisasi oleh Nur Annisa Ibrahim, Agustus 2021).

Analisis bivariat digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara pola asuh permisif orang tua dengan perilaku seks bebas pada remaja di Griya Alam Sentosa Blok B RW 08 Cileungsi Bogor. Hubungan Pola Asuh Permisif dengan Seks Bebas pada Remaja di Griya Alam Sentosa Blok b RW 08. Sumber: Hasil pengolahan data terkomputerisasi oleh Nur Annisa Ibrahim, Agustus 2021). Dalam analisis bivariat, peneliti menguji hubungan pola asuh permisif dengan pergaulan bebas pada remaja di Griya Alam Sentosa blok b RW 08.

Berdasarkan uji statistik diperoleh p-value (0,002) yang lebih kecil dari nilai alpha (<0,05) yang berarti H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara pola asuh permisif orang tua dengan perilaku seks bebas remaja. di Griya Alam Sentosa blok B RW 08 .

Pembahasan

  • Analisis unvariat
  • Analisis Bivariat

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari (Amalia, 2019), dimana sebagian besar responden masuk dalam kategori “kadang-kadang” melakukan hubungan seks kasual. Remaja merupakan individu yang rasa ingin tahunya tinggi sehingga banyak remaja yang ingin mencoba seks bebas. Berdasarkan hasil penelitian hubungan pola asuh permisif orang tua dengan pergaulan bebas pada remaja di Griya Alam Sentosa blok B RW 08 diperoleh hasil dari 92 responden, bahkan 58 responden (63,0%) masuk dalam kategori pola asuh permisif. "permisif" dengan seks. remaja bebas

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan hasil uji statistik chi-square diperoleh p-value sebesar 0,001 hal ini menunjukkan nilai P value 0,002) lebih kecil dari alpha (<0,05) yang berarti H0 ditolak, artinya H0 ditolak. ada hubungan pola asuh orang tua permisif dengan perilaku seks bebas remaja di Griya Alam Sentosa Blok B RW 08 Cileungsi Bogor. Dalam penelitiannya diperoleh hasil uji statistik chi-square dengan p-value sebesar 0,005 kurang dari 0,05 yang berarti H0 ditolak yang berarti ada hubungan pola asuh orang tua dengan seksualitas remaja. perilaku. Dari penelitian yang penulis lakukan dan dari penelitian yang sudah ada dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua dapat mempengaruhi perilaku seksual memalukan pada remaja.

Selain pola asuh orang tua yang permisif, hal lain yang bisa menyebabkan anak melakukan hubungan seks bebas adalah faktor lingkungan.

Keterbatasan penelitian

Dari data yang diperoleh peneliti dapat disimpulkan bahwa pola asuh permisif orang tua berpengaruh terhadap perilaku seks bebas remaja, sebelumnya telah dijelaskan bahwa pola asuh permisif merupakan pola asuh yang memberikan kebebasan pada anak dalam melakukan aktivitasnya, sehingga mereka beranggapan daripada apapun yang mereka lakukan. itu seks bebas, itu bukan hal yang dilarang orang tuanya.

Kesimpulan

Saran

Responden yang pernah melakukan seks bebas dan responden yang belum pernah melakukan seks bebas diharapkan tidak dapat mengambil kesimpulan bahwa remaja tidak boleh melakukan seks bebas sebelum waktunya. Remaja diimbau untuk menjaga diri agar terhindar dari dampak negatif seks bebas yang sangat merugikan masa depan remaja. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pola asuh orang tua permisif dan seks bebas remaja.

Kajian mengenai pola pendidikan permisif dan hubungan seksual bebas pada remaja sangat menarik untuk dikaji dan diteliti, karena masih banyak kaitan antara pola pendidikan permisif dan hubungan seksual bebas pada remaja dengan bidang keperawatan anak dan rawat jalan. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menyelidiki dalam skala yang lebih besar dan mengkaji faktor-faktor di luar variabel yang diteliti, seperti faktor lingkungan, agama, dan penyakit akibat hubungan seks kasual. Pola Asuhan Orang Tua Permisif dan Otoriter Terhadap Perilaku Seksual Promiscuous Pada Remaja Di SMK Prima Bakti Citra Raya.

Saya Nur Annisa Ibrahim, mahasiswi semester VIII Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan STIKes Medistra Indonesia yang meneliti “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Permisif Dengan Seks Bebas Remaja Di Griya Alam Sentosa Blok B RW 08 Cileungsi Bogor” dalam rangka menyiapkan tesis sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan pola asuh orang tua permisif dengan pergaulan bebas pada remaja di Griya Alam Sentosa Blok B RW 08 Cileungsi Bogor”. Orang tua saya memperbolehkan saya melakukan kegiatan yang saya sukai asalkan kegiatan tersebut memberikan dampak positif.

Gambar

Tabel  keaslian penelitian
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
Tabel 3.3  Definisi Operasional
Tabel 3.6 Coding Hasil Ukur

Referensi

Dokumen terkait

The study also recommended that the current women empowerment policy be reviewed to reflect the actual situation and that government should also establish a