• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini mengumpulkan data menggunakan kuesioner pada responden orang tua yang memiliki anak usia 11-19 tahun yang berada di Perumahan Griya Alam Sentosa Blok B Cileungsi Bogor. Penelitian ini menggunakan 2 tahapan instrument yaitu:

1. Kuesioner I

Kuesioner I ini bertujuan untuk menggambarkan Pola Asuh Permisif Orangtua. Instrumen pada penelitian kali ini adalah instrument yang telah diadopsi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Santalia Pandensolang

2019

dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Seksual pada Remaja Di Sma Negeri 1 Beo Kepulauan Talaud”.

Instrumen penelitian ini memiliki 11 pertanyaan pada Pola Asuh Permisif Orangtua. Instrumen pada penelitan ini menggunakan salah satu skala Guttmen. Menurut Setiyabudi tahun 2017, skala Guttman terdiri dari beberapa macam seperti ya-tidak, benar-salah, dengan skor 0-1. Skala Guttman yang dipilih untuk penelitian ini yaitu benar-salah. Didapatkan hasil dari nilai cronbach alpha yaitu .891 dan dinyatakan valid dan realibity karena melebihi 0,6. Dalam pengisian kuisioner, responden mengisi kuisioner dengan memberikan tanda ceklis (√) pada jawaban yang dipilih. Pemberian skor, dapat dilihat dari keterangan berikut :

a. Pertanyaan favorable meliputi : point 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.

b. Pertanyaan unfavorable meliputi : point 1 untuk jawaban salah dan 0 untuk jawaban benar.

Tabel 3.4

Skoring Pola Asuh Permisif Orangtua

2. Kuesioner II

Kuesioner II ini bertujuan untuk menggambarkan Seks Bebas Remaja. Instrumen pada penelitian kali ini adalah instrument yang telah diadopsi dari penelitian sebelumnya dan instrumen yang saya buat sendiri, yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Santalia Pandensolang

2019

dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Seksual pada Remaja Di Sma Negeri 1 Beo Kepulauan Talaud”.

Instrumen penelitian ini memiliki 15 pertanyaan pada seks bebas remaja. Instrumen pada penelitan ini menggunakan salah satu skala Guttmen. Menurut Setiyabudi tahun 2017, skala Guttman terdiri dari beberapa macam seperti ya-tidak, benar-salah, dengan skor 0-1. Skala Guttman yang dipilih untuk penelitian ini yaitu benar-salah. Didapatkan hasil dari nilai cronbach alpha dengan nilai .755 dan dinyatakan valid dan realibity karena melebihi 0,6. Dalam pengisian kuisioner, responden mengisi kuisioner dengan memberikan tanda ceklis (√) pada jawaban yang dipilih. Pemberian skor, dapat dilihat dari keterangan berikut :

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Ya 1 0

Tidak 0 1

a. Pertanyaan favorable meliputi : point 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.

b. Pertanyaan unfavorable meliputi : point 1 untuk jawaban salah dan 0 untuk jawaban benar.

Tabel 3.5

Skoring Seks Bebas Remaja

I. Uji Validitas dan Reabilitas

Alat ukur atau instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu validitas dan reliabilitas. Suatu alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan menghasilkan kesimpulan yang bias, kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan akan memberikan informasi yang keliru mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes itu (Siyoto, Sandu dan Sodik, 2015).

1. Validitas

Validitas menunjukkan ketepatan pengukuran suatu instrumen, artinya suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya mengukur variabel berat badan dengan alat ukur timbangan, akan dikatakan valid jika mampu menunjukkan dengan tepat berat badan seseorang. Pada contoh tadi variabel bisa diukur langsung, namun pada variabel yang tidak bisa diukur secara langsung (konstruk), masalah validitas manjadi ridak sederhana, didalamnya

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Pernah 1 0

Tidak Pernah 0 1

menyangkut bagaimana peneliti menjabarkan konsep dari tingkat teoritis sampai dengan indikator-indikatornya. Sehingga alat ukur mampu mengukur variabel dengan tepat.(Dharma, 2011)

Validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat digunakan dalam suatu pengukuran. Secara umum terdapat 2 tipe validitas instrumen, yaitu validitas yang berhubungan dengan teori (theory-related validity), dan validitas yang berhubungan dengan kriteria (criterion-related validity). (Dharma, 2011):

a. Theory-related validity (validitas berhubungan dengan teori)

Theory-related validity merupakan keseluruhan dari validitas suatu instrumen yang membuktikan bahwa instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur. Terdapat 3 tipe validitas yang dapat digunakan untuk membuktikan validitas ini, yaitu :

1) Face validity (validitas rupa)

Face validity adalah validitas yang menunjukkan apakah instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur. Validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan responden tentang item pertanyaan apakah sudah mengukur apa yang seharusnya diukur.

2) Content validity (validitas isi)

Validitas ini menunjukkan kemampuan item pertanyaan dalam instrumen mewakili semua unsur dimensi konsep yang sedang diteliti. Untuk menentukan validitas isi suatu isntrumen dilakukan dengan meminta pendapat pakar pada bidang yang sedang diteliti.

3) Construck validity (validitas konstruk)

Validitas konstruk adalah validitas yang menganggambarkan seberapa jauh instrumen memiliki item-item pertanyaan yang dilandasi oleh kosntruk tertentu.

b. Criterion-related validity (validitas yang berhubungan dengan kriteria) Citerion-related validity mencakup bukti empirik yang mendukung validitas suatu instrumen. Validitas ini menunjukkan ketepatan suatu hasil pengukuran dibandingkan dengan cara pengukuran lain untuk mengukur variabel yang sama. Terdapat 2 tipe validitas yang termasuk criterion-related validity, yaitu :

1) Concurrent validity

Concurrent validity merupakan validasi alat ukur dengan membandingkan terhadap alat ukur lain yang sudah terbukti valid (gold standar).

2) Predictive validity

Predictive validity adalah keteoatan suatu isntrumen menghasilkan data yang mampu memprediksi kejadian (event) dimasa yang akan datang.

2. Reabilitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran.

Reliabilitas menunjukkan apakah pengukuran menghasilkan data yang konsisten jika instrumen digunakan kembali secara berulang. Reliabilitas juga dapat didefinisikan sebagau derajat suaru pengukuran bebas dai random error sehingga menghasilkan suatu pengukuran yang konsisten.

Reliabilitas dipengaruhi oleh random error yang bersumber dari variasi observer, variasi subjek dan variasi intsrumen.

Reliabilitas suatu instrumen ditentukan berdasarkan perhitungan statistik dengan rentang nilai 0-1. Nilai 1 menunjukkan reliabilitas yang sempurna, tetapi angka ini hampir tidak pernah terjadi karena selalu terdapat kesalahan acak (random error) beberapa derajat dalam pengukuran, untuk dapat digunakan dalam suatu penelitian setidaknya instrumen memiliki nilai reliabilitas sebaiknya diatas 0,90.

Menurut Anastasi dan Albina (1997) error yang mungkin terjadi dalam perhitungan reliabilitas dengan koefisien alpha adalah :

a. Content sampling error

Merupakan kesalahn yang terjadi karena pemilihan item yang kurang baik dalam suatu instrumen. Kesalahan ini menyebabkan tidak terlihatnya kemampuan responden sebenarnya. Responden dapat memperoleh skor yang lebih tinggi atau lebih rendah yang tidak sesuai dengan kemampuan sebenarnya.

b. Content heterogenity error

Merupakan kesalahan yang terjadi karena dimensi perilaku pada item yang tidak homogen. Hal ini menyebabkan interpretasi skor responden menjadi ambigu.

Dokumen terkait