• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan status gizi dan kunjungan antenatal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan status gizi dan kunjungan antenatal"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan status gizi dan kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanul Selatan Tahun 2018. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil di Puskesmas Sitinjak, Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanul Selatan Tahun 2018. Untuk mengetahui Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanul Selatan Tahun 2018.

Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan anemia di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanul Selatan Tahun 2018.

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Status Gizi
  • Antenatal Care
  • Kerangka Konseb
  • Hipotesis Penelitian

Pada puncak volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada wanita hamil dibandingkan pada wanita tidak hamil. Keadaan ini memerlukan banyak komponen untuk pembentukan sel darah merah seperti zat besi, asam folat dan lain-lain pada ibu hamil. Ibu hamil dengan anemia pada trimester ketiga harus mendapat zat besi IM dan asam folat.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain pemantauan pertambahan berat badan selama hamil dan pengukuran kadar Hb (Lubis, 2007). Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur status gizi ibu hamil adalah lingkar lengan atas (UAC). Lila merupakan salah satu cara mendeteksi risiko gizi buruk pada ibu hamil dan subur.

Selain itu ibu hamil sebaiknya memperbanyak konsumsi makanan yang bervariasi (supriasa Hemoglobin (Hb). Kesehatan ibu hamil serta tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh zat gizi yang ibu konsumsi. Disarankan bagi ibu hamil. untuk makanan yang dimakan yang tidak mengandung lebih dari 25% lemak dari seluruh kalori yang dikonsumsi per hari.

Defisiensi yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak (berkurangnya berat otak), gangguan perkembangan janin dan pasca melahirkan, kematian perinatal (aborsi), peningkatan BBLR dan penurunan pertumbuhan tengkorak, kreatinin dan perkembangan tulang. Ho : Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2018. Ha : Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sitinjak. Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2018.

Ho: Tidak ada hubungan kunjungan ANC dengan prevalensi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2018. Ha: Ada hubungan kunjungan ANC dengan prevalensi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2018.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Tempat Dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Defenisi Operasional
  • Pengolahan dan Analisa Data

Alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengukur status gizi dan kunjungan ANC ibu hamil (buku KIA Ibu). Analisis dalam penelitian ini adalah uji chi square untuk mengetahui hubungan status gizi dan ANC dengan prevalensi anemia pada ibu hamil. Angka anemia pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Sitinjak masih cukup tinggi yaitu sebesar 52%.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridayati (2012) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan p-value sebesar 0,040. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian ini, bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Status gizi ibu hamil di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat pada tahun 2018 masih tinggi dengan kategori status gizi baik.

Pelayanan Antenatal (ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat pada tahun 2018 masih rendah dengan kategori patuh. Angka kejadian anemia pada ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat pada tahun 2018 lebih rendah. Terdapat hubungan status gizi dengan prevalensi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Tahun 2018.

Ada hubungan kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Tahun 2018. Saya mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Aufa Royhan Padangsidimpuan menyampaikan bahwa saya akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Status Gizi dan Kunjungan Antenatal Care dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Sitinjak Kabupaten Tapanul Selatan”. HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KUNJUNGAN KESEHATAN ANTENATAL DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS.

Tabel 3.1 Waktu penelitian  No  Kegiatan
Tabel 3.1 Waktu penelitian No Kegiatan

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat

Penelitian ini mendukung teori di atas, sebagaimana dijelaskan pada tabel distribusi frekuensi, yang menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil dengan status gizi buruk yang menderita anemia (78,6%) lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak menderita anemia (21,4%) . Selain itu diharapkan ibu hamil yang menjalani pemeriksaan selalu melakukan pengukuran LILA setiap bulannya, sehingga dapat mengetahui status gizi ibu hamil apakah mengalami KEK atau tidak, serta melakukan deteksi dini apakah mengalami KEK atau tidak. tidak dan untuk mengurangi faktor risiko anemia pada ibu hamil (Sukmaningtias, 2015). Selalu mengingatkan dan memberikan motivasi atau semangat kepada ibu hamil untuk rutin mengonsumsi zat besi.

Kesadaran dan kemauan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin merupakan salah satu wujud perilaku sehat. Berdasarkan data penelitian tersebut, meskipun rentang waktunya sangat lama, namun frekuensi anemia pada ibu hamil masih cukup tinggi. Sebagian besar ibu hamil menderita anemia karena kebutuhan gizinya terbatas namun tidak diimbangi dengan pemenuhan makanan bergizi tinggi.

Ibu hamil anemia ditemukan pada 57,41% ibu yang tingkat konsumsi zat besinya tidak sesuai AKG. Kusumah (2009) menemukan dalam penelitiannya bahwa kadar Hb pada ibu hamil trimester kedua dan ketiga berhubungan dengan asupan protein, zat besi dan asam folat. Ibu hamil yang rutin memeriksakan kehamilannya di PZS masih cukup banyak yaitu hanya 60%.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Krisnawati (2002) di Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karangnayar didapatkan bahwa 80% ibu hamil pernah melakukan pemeriksaan antenatal selama kehamilannya satu kali, sedangkan hanya 20% yang melakukan kunjungan lebih dari satu kali. Faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Mahasiswa STIKES Aufa Royhan Padangsidimpuan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Status Gizi dan Kunjungan Antenatal Care Dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Sitinjak Kabupaten Tapanuli Selatan”. Oleh karena itu, saya menandatangani perjanjian ini secara sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Tabel 4.2   Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Kunjungan  Antenal  Care  (ANC) Responden di Puskesmas  Sitinjak  Kec
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kunjungan Antenal Care (ANC) Responden di Puskesmas Sitinjak Kec

Analisis Bavariat

Gambaran Status Gizi Ibu Hamil

Edukasi lebih lanjut di kelas ibu hamil dengan materi edukasi tentang bahaya anemia pada kehamilan, manfaat dan efek samping mengkonsumsi tablet zat besi serta mengkonsumsi makanan tinggi kandungannya. Selain upaya tenaga kesehatan, keluarga juga berperan penting dalam pengobatan anemia. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peran serta seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan kesadaran dan tindakan ibu hamil dalam upaya pencegahan anemia pada masa kehamilan adalah dengan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung sumber zat besi yang tinggi. Karena kebutuhan zat besi pada masa kehamilan cukup tinggi, maka kecukupan zat besi dari konsumsi makanan sehari-hari terkadang tidak tercukupi sehingga diperlukan asupan tambahan yaitu berupa tablet zat besi untuk memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh ibu hamil (Duhita, 2010 ).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Krisnawati (2002) di Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karanganya menunjukkan bahwa 80% ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan satu kali pada trimester ketiga, sedangkan hanya 20% yang melakukan pemeriksaan lebih dari satu kali. Rachmawati (2004) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa keengganan ibu hamil untuk memeriksakan diri secara rutin disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin dan faktor ekonomi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinjayani (2014) yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prevalensi anemia pada kehamilan dengan p-value sebesar 0,019.

Peluang penurunan MFR akan tercapai terutama pada tingkat ibu hamil sehat, yang pada akhirnya merupakan upaya untuk mencegah kemungkinan bahaya dari faktor risiko tinggi bagi ibu hamil, salah satunya anemia pada kehamilan. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal serupa, sebaiknya tidak hanya mengkaji anemia saja yang berhubungan dengan pengukuran status gizi dan kepatuhan ibu terhadap kunjungan ANC, namun juga faktor lain seperti keakuratan asupan Fe dan ibu. pemenuhan nutrisi ibu hamil sehingga berbagai penyebab anemia pada ibu hamil dapat diketahui dan disaring.

Gambaran Kunjungan Pada Ibu Hamil

Gambaran Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Beberapa makanan yang berperan sebagai pemacu penyerapan zat besi heme adalah vitamin C, namun vitamin C tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan zat besi non-heme.

Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian

Setelah dilakukan uji Fisher didapatkan p value = 0,000 < (0,05) sehingga menunjukkan Ho ditolak, bahwa ada hubungan ANC dengan anemia di Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2017. 2018 .Status gizi buruk dikaitkan dengan kejadian anemia, hal ini akan mempengaruhi pembentukan pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih baik. Melalui pendidikan atau ilmu pengetahuan, setiap calon ibu dapat melatih daya pikirnya agar lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Seorang wanita yang mengalami status gizi buruk LILA <23,5 cm kehilangan zat besi dan mengalami anemia, sehingga ibu dengan LILA <23,5 cm cenderung mengalami anemia dibandingkan ibu dengan LILA >23,5 cm (Manuaba, 2010).

Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Dengan Kejadian

Tuladhar (2011) dalam jurnal berjudul Impact of Prenatal Care on Maternal and Perinatal Outcome: A Study at Nepal Medical College Teaching Hospital menjelaskan bahwa komplikasi ibu seperti anemia dan hipertensi akibat kehamilan lebih sering terjadi pada wanita tanpa ANC. Kardoyo (2010) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa dengan memahami perilaku sehat ibu hamil khususnya dalam sikap dan tindakan maka upaya penurunan AKI dapat tercapai. Penelitian lain yang dilakukan oleh Charles (2010) di Westmoreland, Jamaika menunjukkan bahwa jumlah kunjungan antenatal berhubungan signifikan dengan prevalensi anemia.

Pelayanan kehamilan dilaksanakan sesuai dengan standar minimal pelayanan kehamilan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga. Kunjungan perawatan anteal yang rutin dan teratur dilakukan oleh ibu hamil. Kejadian anemia dapat dideteksi sedini mungkin dengan menyediakan tabel Fe dan memberikan KIE mengenai pola makan dan gizi ibu selama hamil, sehingga ibu dapat menjaga dirinya selama hamil (Sarwono, 2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui skor perilaku ibu mengenai kejadian diare pada balita yang dilakukan melalui kuesioner.

Setelah menjelaskan tujuan penelitian, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Suster Arnita Sari Batubara.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Diakses pada 3 Juli 2018 dari www.who.int/entity/nutrition/publications/globaltargets2025_policybrief_an aemia/en/ - 29k. Diakses tanggal 23 Juni 2018 dari www.who.int/gho/maternal_health/mortality/maternal_mortality_text014 Wiknjosastro GH, (2001).

Gambar

Tabel 3.1 Waktu penelitian  No  Kegiatan
Tabel 4.2   Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Kunjungan  Antenal  Care  (ANC) Responden di Puskesmas  Sitinjak  Kec
Tabel 4.5   Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Hubungan  Status  Gizi  dengan  Kejadian  Anemia  Responden di Puskesmas  Sitinjak  Kec
Tabel 4.6   Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Kunjungan ANC  dengan  Kejadian  Anemia  Responden di Puskesmas  Sitinjak  Kec

Referensi

Dokumen terkait

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan keanekaragaman makanan atau hubungan asupan gizi