• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MODAL SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT E-COMMERCE POWER ACADEMY ANGKATAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN MODAL SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT E-COMMERCE POWER ACADEMY ANGKATAN 1"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

ANGKATAN 1

SKRIPSI

Disusun Oleh : YENI MARSALENAH

G1C118032

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

2023

(2)

i

HALAMAN JUDUL

HUBUNGAN MODAL SOSIAL DENGAN INTENSI

BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT E-COMMERCE POWER ACADEMY

ANGKATAN 1

SKRIPSI

Diajukan kepada Jurusan Psikologi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Disusun Oleh : YENI MARSALENAH

NIM. G1C118032

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

2023

(3)

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

HUBUNGAN MODAL SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT E-

COMMERCE POWER ACADEMY ANGKATAN 1

disusun oleh:

Yeni Marsalenah G1C118032

Telah Disetujui Pembimbing Skripsi Pada Tanggal 23 Desember 2022

Pembimbing I,

Nofrans Eka Saputra, S.Psi., M.A NIP. 198411122014041002

Pembimbing II,

Verdiantika Annisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog NIP. 201901062002

(4)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN MODAL SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT E-

COMMERCE POWER ACADEMY ANGKATAN 1

disusun oleh:

YENI MARSALENAH NIM. G1C118032

Pembimbing I,

Nofrans Eka Saputra, S.Psi., M.A NIP. 198411122014041002

Pembimbing II,

Verdiantika Annisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog NIP. 201901062002

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Tanggal 29 Desember 2022

Dekan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Dr.dr. Humaryanto, Sp.OT, M.Kes NIP. 197302092005011001

Ketua Jurusan Psikologi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Yun Nina Ekawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog NIP. 198306262014042002

(5)

iv

HUBUNGAN MODAL SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT E-

COMMERCE POWER ACADEMY ANGKATAN 1

disusun oleh:

Yeni Marsalenah G1C118032

Telah dipertahankan dan dinyatakan lulus di hadapan tim penguji pada tanggal 29 Desember 2022

Pembimbing I Pembimbing II Penguji I Penguji II

: : : :

Nofrans Eka Saputra, S.Psi., M.A

Verdiantika Annisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog Agung Iranda, S.Psi., M.A

Rion Nofrianda, S.Psi., M.Psi., Psikolog

(6)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yeni Marsalenah

Nim : G1C118032

Jurusan : Psikologi

Judul Skripsi : Hubungan Modal Sosial Dengan Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy Angkatan 1

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Tugas Akhir Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jambi, 29 Desember 2022 Yang membuat pernyataan

Yeni Maralenah NIM. G1C118032

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wata’ala, tuhan semesta alam. Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Atas segala karunia dan limpahan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Modal Sosial Dengan Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy Angkatan 1”. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana psikologi di jurusan psikologi Universitas Jambi.

Dalam proses penelitian skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ada bantuan, bimbingan, dan dorongan berbagai pihak, maka sebagai ungkapan hormat dan penghargaan peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku rektor Universitas Jambi.

2. Bapak Dr. dr. humaryanto, Sp. OT, M, Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

3. Ibu Yun Nina Ekawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Ketua Jurusan psikologi Universitas Jambi.

4. Bapak Nofrans Eka Saputra. S.Psi., M.A selaku pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan berkenan meluangkan waktu disela kesibukan aktivitas beliau untuk berdiskusi dan memberikan saran kepada peneliti selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

5. Ibu Verdiantika Annisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu membimbing dan memberikan masukan- masukan kepada peneliti guna menyempurnakan penelitian dan penulisan skripsi.

6. Ibu Marlita Andhika Rahman, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku pembimbing akademik peneliti selama masa perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Psikologi Universitas Jambi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharganya untuk peneliti.

8. Pihak Power Academy sebagai mitra penyelenggara program studi independen bersertifikat e-commerce yang dengan baik menyambut peserta

(8)

vii

program, memberikan kesempatan dan pengalaman luar biasa bagi peneliti untuk belajar di sana.

9. Para Validator, Bapak Yacob, Bapak Bayu, Ibu Besse, Ibu Annike, Bapak Ali dan Bapak Rion yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penyusunan skala penelitian yang digunakan pada penelitian ini.

10. Para partisipan wawancara data awal dan partisipan penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu dan membagikan pengalamannya kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Margianto dan Ibunda Sutinah yang selama ini penuh dengan sabar dan pengorbanan setulus hati beliau dalam mendoakan, mendukung, memotivasi, memberikan kasih sayang, cinta dan memberikan fasilitas terbaik yang peneliti butuhkan selama ini.

12. Saudara-saudaraku tersayang Lili Nur Indah Sari dan Nimas Uswatun Khasanah serta kedua Eyang Akung Paijan dan Eyang Putri Yami yang selalu memberikan semangat peneliti ketika membutuhkan motivasi sehingga terus semangat.

13. Sahabat-sahabat penulis Lidia, Tia, Nurul, Rahmi, Adin, Fadia, Nunung, Linda, Fang-Fang, dan Yiyik serta rekan-rekan sekelompok peneliti di Studi Independen Bersertifikat yang selalu menjadi tempat berbagi dikala susah maupun senang sehingga dapat saling menguatkan.

14. Seluruh teman-teman mahasiswa Psikologi Universitas Jambi angkatan 2018 dan alumni studi independen e-commerce Power Academy angkatan 1 yang sudah membersamai dan menjadi bagian memori indah peneliti selama berjuang dalam menempuh Pendidikan dan kegiatan bootcamp.

15. Dan terakhir, terimakasih banyak kepada diriku, Yeni Marsalenah yang sudah berjuang dan sangat luar biasa dalam menjalani proses penyelesaian penelitian ini. Meski banyak hal yang tidak terduga selama proses penelitiannya, kamu tetap tabah menjalaninya dan pantang menyerah hingga akhirnya mampu sampai pada titik ini.

(9)

viii

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan masukkan dan saran dari semua pihak untuk membantu proses penyempurnaan penelitian ini. Semoga tulisan ini dapat banyak membawa manfaat bagi berbagai pihak, khususnya dalam pengembangan ilmu Kewirausahaan dan Modal Sosial.

Jambi, 29 Desember 2022

Yeni Marsalenah

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... xviii

ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

2.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

2.2 Rumusan Masalah ... 10

2.3 Tujuan Penelitian ... 10

2.3.1 Tujuan Umum ... 10

2.3.2 Tujuan Khusus ... 10

2.4 Manfaat Penelitian ... 11

2.4.1 Manfaat Teoritis ... 11

2.4.2 Manfaat Praktis ... 11

2.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 12

2.6 Keaslian Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

3.1 Intensi Berwirausaha ... 15

3.1.1 Pengertian Intensi ... 15

3.1.2 Pengertian Wirausaha ... 16

3.1.3 Pengertian Intensi Berwirausaha ... 17

3.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha ... 19

3.1.5 Alat ukur Intensi berwirausaha ... 20

3.2 Mahasiswa Wirausaha ... 20

(11)

x

3.3 Studi Independen Bersertifikat E-Commerce ... 21

3.3.1 Pengertian Studi Independen Bersertifikat E-Commerce ... 21

3.3.2 Pelaksanaan Program Studi Independen Bersertifikat E-Commerce .... 22

3.4 Modal Sosial ... 24

3.4.1 Pengertian Modal Sosial ... 24

3.4.2 Dimensi Modal Sosial ... 27

3.4.3 Alat Ukur Modal Sosial ... 28

3.5 Kerangka Teori ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

4.1 Jenis Penelitian ... 31

4.2 Variabel Penelitian ... 31

4.3 Definisi Operasional ... 32

4.4 Kerangka Konsep Penelitian ... 33

4.5 Hipotesis Penelitian ... 34

4.6 Desain Penelitian ... 35

4.7 Responden Penelitian ... 35

4.7.1 Populasi penelitian ... 35

4.7.2 Sampel penelitian ... 36

4.7.3 Kriteria Responden Penelitian ... 36

4.8 Instrumen Penelitian ... 36

4.8.1 Teknik Penskalaan ... 37

4.8.2 Uji Daya Diskriminasi Aitem ... 38

4.8.3 Validitas dan Reliabilitas ... 39

4.9 Sumber Data Penelitian ... 41

4.9.1 Data Primer ... 41

4.9.2 Data Sekunder ... 42

4.10 Teknis Analisis Data... 42

4.10.1 Analisis Deskriptif ... 42

4.10.2 Uji Asumsi ... 43

4.10.3 Uji Hipotesis ... 44

4.11 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

4.11.1 Tempat Penelitian ... 45

(12)

xi

4.11.2 Waktu Penelitian ... 45

4.12 Prosedur Penelitian ... 45

4.13 Etika Penelitian ... 47

4.13.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan) ... 47

4.13.2 Anonymity (Tanpa Nama) ... 47

4.13.3 Privacy and Confidentiality (Kerahasiaan) ... 47

4.13.4 Reward ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

5.1 Gambaran Tempat Penelitian ... 49

5.2 Perancangan Alat Ukur Final ... 54

5.2.1 Skala Modal Sosial ... 54

5.2.2 Skala Intensi Berwirausaha ... 58

5.3 Pelaksanaan Penelitian ... 63

5.4 Deskripsi Responden Penelitian ... 63

5.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

5.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Jurusan ... 64

5.5 Hasil Deskriptif Data Penelitian ... 65

5.5.1 Deskripsi Data Modal Sosial ... 65

5.5.2 Deskripsi Data Penelitian Variabel Intensi Berwirausaha ... 67

5.6 Uji Asumsi Analisis Data ... 68

5.6.1 Uji Normalitas... 68

5.6.2 Uji Linearitas ... 69

5.6.3 Uji Homogenitas ... 69

5.7 Uji Hipotesis ... 70

5.7.1 Uji Hipotesis 1: Terdapat Hubungan Antara Dimensi Struktural Dan Intensi Berwirausaha... 70

5.7.2 Uji Hipotesis 2: Terdapat Hubungan Antara Dimensi Relasional Dengan Intensi Berwirausaha ... 71

5.7.3 Uji Hipotesis 3: Terdapat Hubungan Antara Dimensi Kognitif Dengan Intensi Berwirausaha... 71

5.7.4 Terdapat Hubungan Antara Modal Sosial Dengan Intensi Berwirausaha ... 72

5.8 Pembahasan ... 72

(13)

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

6.1 Kesimpulan ... 79

6.2 Saran ... 80

Daftar Pustaka ... 82

Lampiran ... 90

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rumpun Ilmu Peserta ... 4

Tabel 1.2 Sebaran Peserta Sib Ecommerce Berdasarkan Wilayah ... 4

Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu ... 13

Tabel 2.1 Alat Ukur Intensi Berwirausaha ... 19

Tabel 2.2 Alat Ukur Modal Sosial ... 28

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Data Mahasiswa Sib Ecommerce ... 34

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Skala Modal Sosial ... 36

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Skala Intensi Berwirausaha ... 36

Tabel 3.5 Keterangan Bobot Nilai Respon ... 37

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Diskriminasi Item ... 37

Tabel 3.7 Validator Skala Penelitian ... 38

Tabel 3.8 Kriteria Validitas ... 39

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 40

Tabel 3.10 Kategori Norma... 40

Tabel 3.11 Klasifikasi Makna Kekuatan Korelasi ... 43

Tabel 4.1 Mentor dan Tim Tugas SIB ... 50

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Logis Skala Modal Sosial ... 55

Tabel 4.3 Hasil Indeks Diskriminasi Aitem Modal Sosial ... 56

Tabel 4.4 Reliabilitas Skala Modal Sosial ... 56

Tabel 4.5 Blue Print Final Skala Modal Sosial ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Skala Intensi Berwirausaha ... 60

Tabel 4.7 Hasil Indeks Diskriminasi Aitem Intensi Berwirausaha ... 61

Tabel 4.8 Reliabilitas Skala Intensi Berwirausaha ... 61

Tabel 4.9 Blue Print Final Skala Intensi Berwirausaha ... 62

Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

(15)

xiv

Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Jurusan ... 63

Tabel 4.12 Deskripsi Data Penelitian Variabel Modal Sosial ... 64

Tabel 4.13 Klasifikasi Data Variabel Modal Sosial ... 64

Tabel 4.14 Analisis Deskriptif Jawaban Modal Sosial Berdasarkan Dimensi Struktural ... 64

Tabel 4.15 Klasifikasi Data Dimensi Struktural ... 65

Tabel 4.16 Analisis Deskriptif Jawaban Modal Sosial Berdasarkan Dimensi Relasional ... 65

Tabel 4.17 Klasifikasi Data Dimensi Relasional ... 65

Tabel 4.18 Analisis Deskriptif Jawaban Modal Sosial Berdasarkan Dimensi Kognitif ... 66

Tabel 4.19 Klasifikasi Data Dimensi Kognitif ... 66

Tabel 4.20 Deskripsi Hasil Variabel Intensi Berwirausaha ... 67

Tabel 4.21 Klasifikasi data Variabel Intensi Berwirausaha ... 67

Tabel 4.22 Uji Linearitas... 68

Tabel 4.23 Korelasi Struktural dengan Intensi Berwirausaha ... 69

Tabel 4.24 Korelasi Relasional dengan Intensi Berwirausaha ... 70

Tabel 4.25 Korelasi Kognitif dengan Intensi Berwirausha ... 70

Tabel 4.26 Uji Regresi Linear Berganda... 71

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Theory Planned of Behavior ... 15 Gambar 4.1 Uji Normalitas ... 68 Gambar 4.2 Uji Homogenitas ... 69

(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ... 29 Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 33 Bagan 3.2 Prosedur Penelitian ... 45

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent ... 89

Lampiran 2. Panduan Wawancara... 91

Lampiran 3. Verbatim Wawancara Responden QI ... 95

Lampiran 4. Verbatim Wawancara Responden SH ... 99

Lampiran 5. Verbatim Wawancaran Responden AD ...103

Lampiran 6. Logbook Program Studi Independen Bersertifikat e-commerce ....108

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian...113

Lampiran 8. Surat Permohonan Validator 1 ...114

Lampiran 9. Surat Permohonan Validator 2 ...115

Lampiran 10. Surat Permohonan Validator 3 ...116

Lampiran 11. Surat Permohonan Validator 4 ...117

Lampiran 12. Surat Permohonan Validator 5 ...118

Lampiran 13. Surat Permohonan Validator 6 ...119

Lampiran 14. Hasil Aiken’v Skala Modal Sosial...120

Lampiran 15. Hasil Aiken’v Skala Intensi Berwirausaha ...121

Lampiran 16. Tabulasi Data Uji Coba Skala Modal Sosial ...122

Lampiran 17. Tabulasi Data Uji Coba Skala Intensi Berwirausaha...124

Lampiran 18. Kuesioner Skala Penelitian ...126

Lampiran 19. Tabulasi Data Penelitian ...131

Lampiran 20. Analisis Data ...141

Lampiran 21. Proses Penyebaran Kuesioner ...143

Lampiran 22. Data Peserta ...144

Lampiran 23. Turnitin ...152

(19)

xviii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis memiliki nama lengkap Yeni Marsalenah, lahir di Pati, Jawa Tengah pada 19 Juni 2000. Penulis merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Bapak Margianto dan Ibu Sutina. Penulis merupakan lulusan dari SDN 66/IX Sengeti, SMPN 6 Muaro Jambi, dan SMAN 2 Muaro Jambi. Pada tahun 2018 penulis resmi menjadi mahasiswa jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Selain aktif mengikuti masa perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti perlombaan. Ditingkat Jurusan, penulis meraih juara 3 cabang lomba Story Telling, juara 2 cabang lomba Esai, dan juara 3 cabang lomba Video Maker dalam rangka Dies Natalis Psikologi Universitas Jambi yang ke-7. Ditingkat Fakultas, penulis meraih juara 1 Lomba Cerdas Cermat dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi yang ke-6. Kemudian penulis juga meraih juara 2 kompetisi Pitching (Business Matching) nasional dalam acara UNJA SMART COLLABORACTION EXPO Tahun 2021.

Penulis juga aktif mengikuti program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka by Kemendikbud Ristek, penulis alumni dari Program Kampus Mengajar Angkatan 1, KMMI Portofolio dan Investasi Bisnis Universitas Amikom Yogyakarta dan Alumni Program Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy.

Untuk kegiatan di luar kampus dan organisasi kemahasiswaan, penulis menjabat sebagai Staf Kementerian Luar Negeri BEM KBM Universitas Jambi Periode 2018/2020. Penulis menjadi Staf Kementerian Perhubungan BEM KBM Universitas Jambi Periode 2020/2021. Penulis menjadi Staf Departemen Kajian Strategis dan Advokasi Periode 2019/2020. Penulis menjadi Staf Departemen Sumber Daya Mahasiswa Periode 2020/2021. Penulis juga menjadi Relawan Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Wilayah 1 Periode 2018/2019 dan selanjutnya peneliti menjadi Staf Dokumentasi dan Publikasi Komunitas Kampung Pintar Indonesia.

(20)

xix

HUBUNGAN MODAL SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT E-

COMMERCE POWER ACADEMY ANGKATAN 1 Yeni Marsalenah1, Nofrans Eka Saputra2, Verdiantika Annisa3

1,2,3 Jurusan Psikologi, Universitas Jambi/yenimarsalenah@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Terlepas dari pertumbuhan ekonomi digital, tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Intensi wirausaha yang rendah menjadi salah satu penyebab banyaknya pengangguran, sehingga diharapkan mahasiswa yang mengikuti SIB e-commerce lebih siap di industri wirausaha.

Modal sosial dipercaya sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hubungan modal sosial dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa.

Tujuan: Untuk melihat hubungan modal sosial dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa studi independen bersertifikat e-commerce Power Academy.

Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa studi independen bersertifikat e-commerce Power Academy. Pengambilan sampling menggunakan random sampling dengan sampel sebanyak 121 orang. Instrumen pengumpulan data adalah skala modal sosial dan intensi berwirausaha. Analisis data menggunakan Pearson’s Product Moment.

Hasil: Ditemukan adanya hubungan positif signifikan antara modal sosial dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa peserta program studi independen bersertifikat e-commerce dengan r sebesar 0,554 p value <0,001. Ditemukan hubungan positif signifikan antara dimensi modal sosial struktural dengan intensi berwirausaha, modal sosial relasional dengan intensi berwirausaha, dan modal sosial kognitif dengan intensi berwirausaha.

Kesimpulan: Terdapat hubungan positif signifikan antara modal sosial dengan intensi berwirausaha mahasiswa studi independen e-commerce dimana modal sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 31% terhadap intensi berwirausaha.

Kata Kunci: Modal Sosial, Intensi Berwirausaha, Studi Independen Bersertifikat E-Commerce

(21)

xx

CORRELATION BETWEEN SOCIAL CAPITAL AND ENTREPRENEURIAL INTENTION IN STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT E-COMMERCE

POWER ACADEMY STUDENTS BATCH 1 Yeni Marsalenah1, Nofrans Eka Saputra2, Verdiantika Annisa3

1,2,3 Department of Psychology, Jambi University/yenimarsalenah@gmail.com ABSTRACT

Background: Despite the growth of the digital economy, Indonesia's unemployment rate is still quite high. Low entrepreneurial intention is one of many reasons that contributes to unemployment, so it is expected that students in SIB ecommerce programs will be better prepared in the entrepreneurship industry. Social capital is believed to be one of the factors for increasing student entrepreneurial intention, so researchers are interested in examining the correlation between social capital and entrepreneurial intention.

Purpose: This research aimed to see the relationship between social capital and entrepreneurial intention in studi independen bersertifikat e-commerce Power Academy students

Methods: This study used a correlation quantitative approach. The population of this research was studi independen bersertifikat e-commerce Power Academy students. Sampling using random sampling with a sample of 121 people. Data collection instruments were social capital scale and entrepreneurial intentions.

Data analysis using Pearson's Product Moment.

Result: It was found that there was a significant positive relationship between social capital and entrepreneurial intentions in students participating in independent e-commerce certified study programs with an r of 0.554 p value

<0.001. A significant positive relationship was found between the dimensions of structural social capital and entrepreneurial intentions, relational social capital and entrepreneurial intentions, and cognitive social capital and entrepreneurial intentions.

Conclusions: There is a significant positive relationship between social capital and entrepreneurial intentions of e-commerce independent study students where social capital makes an effective contribution of 31% to entrepreneurial intentions.

Keywords: Social Capital, Entrepreneurial Intention, Studi Independen Bersertifikat E-Commerce

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ekonomi digital Indonesia mengalami peningkatan signifikan di tengah persaingan teknologi ekonomi kreatif, bahkan Indonesia mampu menduduki posisi 5 dunia teratas dengan jumlah startup mencapai 2.328 (Ranking, 2022). Hal tersebut mampu membuat peningkatan Gross Merchandise Value (GMV) Indonesia pada tahun 2021 mencapai total nilai $70 miliar. GMV Indonesia dengan pertumbuhan YoY sebesar 49% ini ditargetkan akan terus tumbuh pada tahun 2025 mencapai 52% dan menjadi kabar baik bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia (Google, Temasek, Bain & Company, 2021).

Pertumbuhan ekonomi dikatakan baik apabila masyarakatnya sejahtera.

Tidak sejalan dengan GMV Indonesia, perusahaan startup Indonesia tengah menjadi sorotan karena diketahui melakukan pengurangan karyawan besar- besaran (Suara.com, 2022). Fenomena ini disebut dengan istilah bubble burt (gelembung ekonomi) yang disebabkan karena kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen yang berubah akibat pandemic sehingga perusahaan startup perlu menyelaraskan kembali tujuan organisasi dan manajemen perusahaan agar tetap dapat tumbuh dalam jangka waktu yang lama (Kompas.com, 2022). Model bisnis yang berubah pun membuat perusahaan startup tersebut harus melakukan reorganisasi karyawan sehingga dampaknya terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan.

Dampaknya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia mencapai 6,49% dari angkatan kerja pada periode Agustus 2021, atau jika diakumulasikan jumlah pengangguran di Indonesia adalah sebesar 9,10 juta orang (BPS, 2021).

Angka tersebut tergolong tinggi dan tidak sejalan dengan rasio kewirausahaan Indonesia yang relatif masih rendah sebesar 3,47% dari total populasi penduduk Indonesia yang mencapai 206,71 juta orang (Kemenkop UKM, 2021).

(23)

Untuk mengatasi permasalahan kesempatan bekerja yang semakin sulit, kewirausahaan dapat menjadi salah satu solusi (Konadi & Irawan, 2012).

Berwirausaha secara langsung dapat mengatasi pengangguran dengan membuka lapangan kerja baru sedangkan secara tidak langsung pengangguran dapat diatasi melalui pengembangan kewirausahaan pemuda agar pencari kerja tertanam sikap percaya diri untuk memulai usaha (Suryadi, 2019).

Dengan berwirausaha dapat menekan laju jumlah pengangguran karena adanya kebutuhan penyerapan tenaga kerja baru. Sedangkan angkatan kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran sebenarnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri melalui kewirausahaan (Sholeh, 2017). Artinya wirausaha dapat menjadi alternatif pilihan dan potensi yang besar dalam menghadapi masalah terkait kesempatan bekerja, menciptakan peluang baru untuk bersaing dan menciptakan inovasi melalui bisnis yang dikemas dalam media digital e- commerce.

Wirausaha adalah seseorang yang mampu menciptakan bisnis, mampu menanggung segala risiko yang dihadapi, mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis, dapat melihat peluang dan menikmati hasil dari usaha yang dirintisnya (Muharika & Mulyani, 2019).

Seorang pengusaha juga dituntut untuk memiliki keterampilan-keterampilan yang dapat menunjang proses wirausaha. Orang yang memiliki intensi kewirausahaan akan memilih menjadi wirausahawan untuk keberlanjutan karirnya dan mengambil resiko yang telah di perhitungkan, mengumpulkan sumber daya dan membangun usaha sendiri (Karabulut, 2016). Hal ini dapat dimulai dengan cara mengasah soft skill terkait wirausaha, kegiatan tambahan mengikuti program wirausaha, memulai bisnis sendiri, atau membantu bisnis orang tua.

Tidak banyak pemuda dan mahasiswa yang terlibat dalam bidang kewirausahaan. Pasalnya pemerintah telah menerapkan banyak kebijakan untuk meningkatkan intensi kewirausahaan di masyarakat seperti pemberdayaan, pendampingan usaha mandiri dan melalui pendidikan perguruan tinggi. Melalui Pendidikan dan pelatihan membantu memusatkan diri pada perubahan sikap

(24)

dalam proses penciptaan bisnis untuk mengatasi hambatan dalam berwirausaha (Ferreira et al., 2012).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi meluncurkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), bertujuan untuk mendorong mahasiswa menguasai dan memiliki softskill yang diperlukan untuk keberlanjutan karirnya. Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) salah satu bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan pengalaman kepada mahasiswa berupa pengalaman langsung ditempat kerja (experiential learning), keberlanjutan karir, belajar membangun bisnis dan memperluas (Panduan Magang dan Studi Independen Bersertifikat, 2021).

PT Mitra Semeru Indonesia salah satu mitra Kemendikbud Ristek dalam penyelenggaraan program kegiatan Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy (Dirjen PT Kemendikbud Ristek, 2020) PT Mitra Semeru Indonesia adalah pelopor Omni-channel, bergerak dibidang e-commerce enabler terkemuka di Asia, yang menawarkan solusi dan layanan end-to-end untuk memberdayakan merek, mengubah bisnis, dan membawa produk ke pasar global (Power Academy, 2021). Kantor pusat PT Mitra Semeru Indonesia berlokasi di Jakarta, Menara 165, lantai 19, Jl. TB Simatupang, Kav. 1, Kek. hal. Minggu Kota Jakarta Selatan, 12560.

Peserta yang lolos program SIB E-Commerce Power Academy terbagi menjadi 8 kelompok disiplin ilmu (kelompok manajemen, ilmu sosial, sistem informasi, teknik informatika, teknik, akuntansi, hukum dan prodi unik) yang bebas diikuti di program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Berikut dijelaskan pada tabel 1.1:

(25)

Tabel 1.1 Rumpun Ilmu Peserta

Kelompok Ilmu Jumlah

peserta Persentase

Manajemen 40 peserta 20% (%)

Sosial 40 peserta 20%

Sistem Informatika 20 peserta 10%

Teknik Informatika 20 peserta 10%

Teknik 20 peserta 10%

Akuntansi 20 peserta 10%

Hukum 20 peserta 10%

Jurusan unik 20 peserta 10%

Total 200 peserta 100%

Sumber: data the power people SIBE Power Academy powered by Power Commerce Asia 2021

Data yang diperoleh peneliti dari mitra Power Academy sebanyak 200 peserta yang diterima di SIB E-Commerce tersebut berasal dari 104 PTN/PTS di 24 provinsi dan 48 kabupaten Indonesia, didominasi oleh perempuan, yang kemudian dijelaskan pada tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2 Sebaran Peserta SIB E-Commerce Berdasarkan Jenis kelamin dan Wilayah

Jenis

Kelamin Jumlah Persentase

(%) Asal Peserta Jumlah Persentase (%) Laki-Laki

Perempuan 76

124 38%

62% Pulau Jawa

Pulau Sumatra Pulau Kalimantan

Pulau sulawesi Pulau NT dan Bali

159 27 4 7 3

79,5%

13,5%

3,5% 2%

1,5%

Total 200

Peserta 100% Total 200

Peserta 100%

Sumber: data the power people SIB E-Commerce Power Academy powered by Power Commerce Asia 2021

Program-program kewirausahaan yang terkait pelatihan dan motivasi mempunyai dampak terkait intensi kewirausahaan mahasiswa sendiri yang mampu meningkatkan niat menjadi seorang wirausaha (Sumarsono, 2016).

Penelitian yang dilakuan Ferreira et al., (2012) menunjukkan pentingnya pendidikan kewirausahaan dalam mempromosikan niat wirausaha.

Mengacu pada niat kewirausahaan sebagai teori tindakan beralasan, menekankan bahwa niat dihasilkan oleh tanggapan perilaku yang direncanakan dan kemudian diproses oleh pikiran, yang dapat memprediksi sikap dan norma sosial (Ajzen, 2005).

Sikap dan norma sosial terbentuk karena individu cenderung berperilaku bertujuan. Niat adalah anteseden dari perilaku yang direncanakan dan dapat

(26)

mempengaruhi kecenderungan perilaku individu. Cara di mana mereka terbentuk tergantung pada penerapan antara keyakinan dan persepsi respon individu (Krueger, 2000). Pada akhirnya akan memunculkan dan langkah awal dari suatu proses seperti niat kewirausahaan.

Niat memiliki peran penting dalam berwirausaha, menurut Winkel (2009) niat adalah kecenderungan seseorang merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang melakukan kegiatan terkait dengan bidang tersebut. Niat kewirausahaan dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan mempengaruhi berwirausaha seseorang sebelum akhirnya menetapkan wirausaha sebagai karirnya (Biraglia & Kadile, 2017).

Peneliti melakukan wawancara awal dengan beberapa peserta program studi independen bersertifikat e-commerce terkait intensi berwirausaha, narasumber menyampaikan tertarik dengan dunia kewirausahaan, akan tetapi berdasarkan hasil wawancara dari para narasumber, terdapat perbedaan tingkat intensi yang dimiliki narasumber dalam memulai usaha. Berikut hal yang disampaikan narasumber:

“Tertarik banget sih, karena aku passionnya mau terjun ke dunia yang berbau bau ini startup dan teknologi juga tapi kalo saatnya apa belum tau sih kalo bikin kayaknya enggak deh ikut orang aja. iya ikut orang, mau jadi kaya support aja gitu…iya jadi pekerja disitu. Kalo mau jadi founder keknya ga cocok deh” (SH, 12 Februari 2022/19.44 WIB).

Berbeda dengan hasil wawancara bersama dengan narasumber SH yang mengatakan bahwa narasumber belum memiliki niat untuk membuka usaha sendiri dan lebih memilih untuk menjadi partner bisnis. Sedangakan, narasumber yang lain belum siap memulai bisnis walau sebelumnya pernah terpikirkan untuk membuka usaha namun niat tersebut diurungkan karena beberapa alasan. Berikut kutipan wawancaranya:

“Enggak, enggak dulu deh tapi pernah kepikiran buat bisnis tapi tu soalnya nggak deh nggak ada pengalaman, ada sih pengalaman di sibe gitu kan tapi akunya ga ke situ basicnya tu ngga gamau buat bisnis gitu kan maunya jadi seadanya ajaa” (AD, 14 Februari 2022/18.55 WIB).

Narasumber menyampaikan bahwa studi independent bersertifikat e- commerce adalah awal dari mengenal bisnis dan bentuk dari keinginan mengikuti

(27)

program MBKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Berikut kutipan wawancaranya:

“Tunggu, eee baru pertama kali sih ee kalo dunia ecommerce buat belanja dan lain lain itu tau cuma sekedar tau kalo ilmunya masih belum tau sama sekali masih dasar… (SH, 12 Februari 2022/19.44 WIB).

Sama halnya dengan hasil wawancara narasumber SH, narasumber lain juga menyatakan bahwa sebelumnya sama sekali tidak mengenal bisnis, mengikuti program karena adanya rekan yang juga mengikuti program tersebut dan setelah narasumber mengikuti program narasumber menikmati pembelajaran yang dilakukan di SIB E-Commerce.

“Kebetulan yang diterima di sibe yaudah aku pilih itu aja, meskipun udah ga sesuai jurusan gitu loh. Tapi nggak papa yang penting keterima nah gitu kan, kuliah eh kampus juga nyaranin gapapa ga sesuai jurusan yang penting keterima di kampus merdeka gitu.” (AD, 14 Februari/18.58 WIB).

Wawancara yang dilakukan peneliti, didapatkan keterangan dari narasumber yang memiliki niat awal hanya untuk mengikuti magang dan mengikuti rekannya. Narasumber tidak tertarik mengikuti kegiatan di bidang berwirausaha, hal ini menunjukkan minimnya niat berwirausaha yang ditunjukkan dari masing-masing narasumber.

Niat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tetapi berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Costa & Mares, 2016). Faktor-Faktor yang mempengaruhi niat kewirausahaan mencakup banyak hal seperti demografi, kepribadian, keinginan, lingkungan dan jaringan sosial (Sumarsono, 2016). Selain itu niat kewirausahaan mahasiswa perlu didorong agar mereka lebih berani dalam berbisnis (Mosey et al., 2012), adanya program-program tentang kewirausahaan dapat menumbuhkan intensi berwirausaha secara tidak langsung. Tidak hanya intensi berwirausaha, kebijakan pemerintah melalui program pembentukan kesejahteraan masyarakat dapat menunjukkan bentuk kepercayaan sebagai bentuk modal (Sukrisna et al., 2018).

Narasumber membutuhkan dorongan untuk membantunya menumbuhkan intensi berwirausaha baik itu rekan maupun lingkungannya. Peningkatan intensi berwirausaha mahasiswa dipengaruhi beberapa hal seperti jaringan sosial

(28)

pertemanan (Nieto & González-Álvarez, 2016), menjadi salah pendorong dalam mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa dan mengikuti SIB e-commerce sebagai salah satu kesempatan dan alternatif pilihan karir. Erawati & Wati, (2021) menemukan bahwa semakin tinggi niat berwirausaha maka akan meningkatkan status sosial karena berwirausaha dapat digunakan mahasiswa memilih berkarir sendiri daripada harus bekerja dengan orang lain.

Peneliti kemudian mendapatkan hasil wawancara dengan narasumber terkait kepercayaan di dalam sebuah kelompok, memiliki peran penting dalam mempengaruhi intensi berwirausaha karena adanya kerjasama yang terbentuk dalam kelompok mempengaruhi kepercayaan dan saling percaya untuk menyelasaikan tugas yang diterima.

“Emm kalau yang satu itu kompak banget jadi presentasi giliran semuanya dapat jadi kompak lah. Kasih 8 90 lah kalau yang bt 02 itu karena kurang komunikasinya tapi kalau presentasi sih kadang giliran kadang ketuanya aja, ketuanya juga yang lebih paham jadi anggotanya ikut ketua tapi ngerjain ngerjainnya bareng-bareng tapi kalau masalah presentasi itu ketua itu ketua gitu” (SH, 12 Februari 2022/19.44 WIB).

Berbeda dengan narasumber yang berada dikelompok lain, menyatakan bahwa kepercayaan satu sama lain di dalam kelompoknya kurang terjalin yang pada akhirnya tingkat kepercayaan terhadap kelompoknya tidak maksimal. Ini disampaikan narasumber mengenai situasi yang dirasakan dalam kelompoknya, berikut kutipan wawancaranya:

“Kalau bt2 itu kurang akrab menurut akumah soalnya pertamanya itu tu nentuin ketuanya tuh pada nggak mau. Dan akhirnya dia mau, jadi gitu 2 minggu nggak ada yang jadi ketua”. (AD, 14 Februari/18.58 WIB).

Selanjutnya, ditemukan juga adanya jaringan sosial. Jaringan sosial berhubungan dengan bagaimana narasumber menjalin kerjasama dengan rekan kelompok, narasumber menyampaikan bahwa dikelompoknya kerjasama tidak berjalan dengan baik, dikarenakan kurangnya komunikasi antar anggota.

“Kalau yang jujur kalo yang bt 1 itu semuanya ngerjain kalau yang sekarang kemarin bt2, itu ada yang kerjain ada yang enggak hahaha soalnya kan ee komunikasinya kurang Terus ada yang nggak aktif juga dua orang tuh” (AD, 14 Februari/18.58 WIB).

(29)

Berbeda dengan kondisi dikelompok lain, narasumber QI mengatakan bahwa jaringan sosial antar kelompoknya terjalin dengan baik, sehingga kekompakkan tiap anggota terasa di kelompok tersebut.

“Ooo kalo itu gada sih ya karena di kelompokku juga orangnya asik asik cuma terkadang tingkah lakunya aja yang diluar nalar…Kalo itu bisa dibilang terjalin dengan sangat baik, dan satu sama lain saling mengingatkan kalo ada tugas bahkan sampai sekarang masih berkomunikasi” (QI, 12 Februari 2022/19.16 WIB).

Terbentuknya kepercayaan dan jaringan sosial di sebuah kelompok secara otomatis membentuk aturan-aturan dalam kelompok tersebut, seperti yang dijelaskan narasumber berikut ini:

“Aaa eee itu perbandingan aja antara 01 02 ya. Kalua yang bt satu itu sebelum deadline itu sudah dikumpulkan paling pertama ya, soanya juga ketuanya juga gercep banget ngerjainnya anggotanya juga suruh ngerjain. Kalau bt 02 yang itu, itu pas hari H baru dikumpulin” (SH, 12 Februari 2022/19.44 WIB).

Kepercayaan, jaringan sosial dan norma diatas merupakan beberapa aspek dari terbentuk dimensi modal sosial (social capital), yang selanjutnya modal sosial tersebut apakah dapat menjadi salah satu faktor dalam mempengaruhi intensi wirausaha dan keberhasilan suatu pekerjaan. Modal sosial dapat didefinisikan sebagai jumlah sumber daya aktual dan potensial yang tertanam dalam diri individu melalui jaringan hubungan yang dimiliki (Pedrini et al., 2016), serta penggambaran tingkat hubungan seseorang dengan lingkungan dan hubungan antar kelompok itu sendiri (Walenta, 2019). Semakin tinggi kemampuan wirausahawan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain yang dibuktikan dengan keterampilan sosial seperti persepsi yang akurat tentang orang lain, kesan dan persuasive maka akan semakin besar keberhasilan orang tersebut (Kwon & Adler, 2014).

Hubungan modal sosial dengan intensi berwirausaha dapat dilihat dari hubungan tiap dimensi modal sosial berdasarkan teori Pedrini et al., (2016) yaitu struktural, relasional dan kognitif dengan intensi berwirausaha. Yang mana secara definisi dimensi struktural meliputi tingkat dan jangkauan interaksi aktor.

Shirokova et al., (2016) menemukan bahwa adanya jaringan seperti mentor, fasilitator, rekan kelompok dan sebagainya dapat meningkatkan keyakinan

(30)

berwirausaha. Sedangkan dimensi relasional menekankan pada kualitas interaksi dan dimensi kognitif melihat cara kemampuannya dalam mengembangkan pemikiran (Pedrini et al., 2016).

Modal yang diterima narasumber berupa kepercayaan dan jaringan sosial akan memunculkan dorongan yang disesuaikan dengan norma-norma sosial meliputi kultur dan pengaruh sosial menjadi lebih dominan terhadap perilaku individu dalam berwirausaha (Syamni & Malikussaleh, 2010), yang kemudian dapat membentuk modal sosial. Jika modal sosial seseorang rendah maka akan berdampak pada nilai-nilai konflik dan rendahnya tingkat kepercayaan seseorang terhadap perilaku berwirausaha pada akhirnya dapat mempengaruhi dimensi struktural. Didukung oleh hasil penelitian Saraih (2018) menyatakan norma memiliki pengaruh pada tingkat intensi berwirausaha seseorang dan kepercayaan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha (Urumsah & Ramadhansyah, 2019).

Serangkaian proses yang didukung oleh kepercayaan dan jaringan sosial memungkinkan efisiensi dan efektivitas koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan bersama, dengan lebih menekankan pada dimensi yang lebih luas, bahkan ketika orang-orang berkumpul untuk mencapai tujuan bersama atas dasar solidaritas, didalamnya terikat dengan nilai-nilai atau norma-norma sosial yang tumbuh dan dipatuhi bersama membentuk modal sosial seseorang (Thobias et al., 2013).

Peneliti ingin membuktikan kemungkinan bahwa intensi berwirausaha dapat muncul melalui modal sosial, yang mana perubahan dalam hubungan dapat dipengaruhi kegunaannya, diwujudkan melalui keterampilan dan pengetahuan karena adanya hubungan, yang terdiri dari aspek struktur sosial dan tindakan tertentu individu atau organisasi bersangkutan (Coleman, 2013). Modal sosial memberikan kekuatan untuk menghadapi kondisi sulit dengan menegakkan norma-norma sosial kolektif yang menumbuhkan kepercayaan di antara anggota yang membentuk jaringan sosial (Imron & Syafa’at, 2020).

Maka dari itu Program Studi Independen Bersertifikat E-Commerce merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang masih terbilang sangat baru dan memiliki tujuan mendorong

(31)

mahasiswa belajar dan menguasai berbagai keilmuan termasuk kewirausahaan, memfasilitasi mahasiswa belajar langsung dengan pengusaha lokal dan perusahaan teknologi digital merupakan bentuk dari modal sosial yang selanjutnya akan dapat menumbuhkan intensi berwirausaha sehingga menarik untuk dikaji dan diteliti.

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang diatas peneliti ingin melihat apakah terdapat hubungan Modal Sosial dengan Intensi Berwirausaha pada mahasiswa program Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy Angkatan 1.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka ditentukan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hubungan Modal Sosial dengan Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy Angkatan 1.

1.3 Tujuan Penelitian

Terdapat dua tujuan dalam proposal penelitian ini yang harus dicapai yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Modal Sosial dengan Intensi Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy Angkatan 1.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran Intensi Berwirausaha pada mahasiswa program studi independen bersertifikat c-commerce Power Academy angkatan 1.

2. Mengetahui gambaran Modal Sosial pada mahasiswa program studi independen bersertifikat e-commerce Power Academy angkatan 1.

3. Mengetahui hubungan Struktural dengan Intensi Berwirausaha pada mahasiswa program studi independen bersertifikat e-commerce Power Academy angkatan 1.

(32)

4. Mengetahui hubungan Relasional dengan Intensi Berwirausaha pada mahasiswa program studi independen bersertifikat e-commerce Power Academy angkatan 1.

5. Mengetahui hubungan Kognitif dengan Intensi Berwirausaha pada mahasiswa peserta studi independen bersertifikat e-commerce Power Academy angkatan 1.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi serta bermanfaat dalam pengembangan wawasan ilmu pengetahuan dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya di bidang Psikologi termasuk yang berkaitan dengan psikologi industri dan organisasi, psikologi ekonomi serta psikologi entrepreneur khususnya yang berkaitan dengan modal sosial dan intensi berwirausaha.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan beberapa manfaat praktis diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi Instansi Terkait

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan referensi keilmuan dan evaluasi oleh universitas dan mitra SIB E-Commerce dalam mengembangakan ilmu pengetahuan serta pengembangan potensi mahasiswa dalam mengembangkan intensi berwirausaha melalui bisnis digital atau start-up.

2. Bagi Responden Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan dan dampak positif bagi peserta program SIB E-Commerce untuk menumbuhkan dan meningkatkan semangat menjadi seorang pengusaha muda yang dapat membantu dan meramaikan pertumbuhan dan perkembangan bisnis startup di Indonesia.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sarana bagi peneliti agar dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan,

(33)

serta menambah wawasan peneliti khususnya terkait entrepreneur dan modal sosial

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini meneliti tentang hubungan modal sosial dengan intensi berwirausaha mahasiswa program Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy Angkatan 1. Variabel (X) terikat pada penelitian ini adalah modal sosial dan variabel bebas (Y) adalah intensi berwirausaha. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional.

Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah metode random Sampling. Banyaknya sampel pada penelitian ini berjumlah 134 orang, yang merupakan Populasi dari mahasiswa/i yang mengikuti Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy Angkatan 1 yang berjumlah 200 mahasiswa.

Proses pengambilan data dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara online mengisi survey skala modal sosial dan skala intensi berwirausaha yang telah dirancang oleh peneliti. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dari bulan Februari hingga Mei 2022 mulai dari pengambilan data awal yang dilakukan melalui media digital pada mahasiswa SIB E-Commerce. Penelitian ini akan menggunakan analisi data Person’s Product Moment menggunakan Software Statistical Package For The Social Sciences (SPPS).

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis korelasi. Peneliti ingin mengungkap hubungan antara Modal Sosial dengan Intensi Berwirausaha mahasiswa peserta Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy. Beberapa penelitian sebelumnya dijadikan acuan dalam penelitian ini dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, penelitian ini memiliki kesamaan variabelnya mengenai Modal Sosial dan Intensi Berwirausaha. Untuk tetap menjaga keaslian penelitian ini memiliki perbedaan mendasar dengan penelitian terdahulu, berdasarkan hasil dan pembahasan terdapat perbedaan antara satu sama lain.

(34)
(35)

Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Peneliti Metode Hasil penelitian Amjad Ali & Sania

Yousuf Social capital and

entrepreneurial intention:

empirical evidence from rural community of Pakistan

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial berpengaruh positif signifikan terhadap intensi kewirausahaan dengan membentuk keinginan yang dirasakan, self efficacy yang dirasakan, dan persepsi norma sosial menuju kewirausahaan. Dalam penelitian ini merekomendasikan masyarakat pedesaan Pakistan harus diberikan kesadaran tentang potensi kewirausahaan dan peluang.

Eric Gedajlovic, Benson Honig, Curt B. Moore, G.

Tyge Payne &

Mike Wright

Social capital and entrepreneurship: A schema and research agenda

Kuantitatif Modal sosial dipromosikan menjadi teori dasar kewirausahaan dengan meningkatkan apresiasi dan kesadaran akan modal sosial.

I Gusti Agung Sukrina,I Ketut Sudibia & I Gde Sudjana Budiasa

Peran pemerintah dan modal sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin di kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng

Kuantitatif Terdapat pengaruh pemerintah terhadap norma, jaringan, kepercayaan modal sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin.

Teguh Erawati &

Erly Rahma Wati (2021)

Pengaruh niat, modal sosial dan peran universitas

terhadap ,minat berwirausaha di kalangan

mahasiswa

Kuantitatif Terdapat pengaruh positif antara niat, modal sosial terhadap minat berwirausaha sedangkan universitas berpengaruh negatif terhadap minat berwirausaha.

Erwin Thobias, Drs. A.K, Tungka, M.Si & Dra. J.J Rogahang, M.si (2013)

Pengaruh modal sosial terhadap perilaku kewirausahaan : suatu studi

pada pelaku usaha mikro kecil menengah di kecamatan kabaruan kabupaten kepulauan Talaud

Kuantitatif Hubungan antara modal sosial dan perilaku kewirausahaan sangat tinggi.

Jodrius Pangestu &

Andi Wijaya Pengaruh modal sosial terhadap penciptaan usaha baru yang dimediasi oleh efikasi diri pada mahasiswa jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis universitas tarumanagara

Kuantitatif Menunjukkan modal sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penciptaan usaha baru.

Namun, modal sosial berpengaruh secara tidak langsung terhadap penciptaan usaha baru lewat efikasi diri sebagai variabel mediasi.

(36)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi Berwirausaha

2.1.1 Pengertian Intensi

Pandangan Ajzen (2002) mengenai Theory of Planned Behavior (TPB) yang merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), bahwa TPB adalah sikap terhadap suatu perilaku dievaluasi dalam konteks norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan sedangkan TRA adalah sikap terhadap suatu perilaku yang dievaluasi dalam konteks norma subjektif.

TPB ini sering disebut juga sebagai teori perilaku berencana yang paling berpengaruh mengenai tindakan manusia untuk melakukan perilaku tertentu dan sebagai bentuk dari keyakinan tentang konsekuensi tindakan perilaku. Dengan demikian, TPB berpandangan bahwa niat menjadikan seseorang memiliki sikap yang baik terhadap perilaku. Niat sendiri diasumsikan sebagai anteseden langsung dari perilaku yang menjadi tanda-tanda kesiapan seseorang mencoba melakukan suatu perilaku ketika kesempatan muncul (Ajzen, 2002).

Menurut Winkel (2009) niat adalah kecenderungan seseorang merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang melakukan kegiatan terkait dengan bidang tersebut. Kesimpulannya intensi merupakan niat seseorang melakukan tindakan bertujuan dan dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang dapat mempengaruhi perilaku, termasuk perilaku untuk berwirausaha. Niat kewirausahaan dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan mempengaruhi berwirausaha seseorang sebelum akhirnya menetapkan wirausaha sebagai karirnya (Biraglia & Kadile, 2017).

Ajzen (2005) dalam bukunya yang berjudul Attitudes, Personality and Behavior menafsirkan intensi sebagai bentuk perwakilan kognitif sebagai kesiapan seseorang berperilaku bertujuan dan membagi intensi berdasarkan TPB menjadi 3 (tiga) determinan dasar yaitu attitude toward the behavior (sikap terhadap perilaku), subjective norms (norma subjektif) dan perceived behavioral control (kontrol perilaku yang dirasakan). Ketiga determinan tersebut dalam TPB

(37)

nantinya akan saling berpengaruh satu sama lainnya, sehingga dapat mempengaruhi tinggi dan rendahnya intensi seseorang dalam melakukan perilaku bertujuan. Berikut digambarkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior

Sumber: Ebook Attitudes, Personality and Behavior; Azjen (2005)

2.1.2 Pengertian Wirausaha

Wirausaha dalam Bahasa inggris mengacu pada kata “entrepreneur” yang memiliki arti sebagai seseorang yang mampu memulai bisnis, bermula dari Bahasa Prancis “entreprendre” yang memiliki arti memulai mencoba, khususnya yang melibatkan kemampuan dalam melihat kesempatan dan peluang usaha baru yang ada. Memahami kewirausahaan sebagai perilaku individu dan/atau kognisi yang tertanam dalam jaringan, institusi, atau struktur sosial (Thompson et al., 2020).

Menurut Meredith (1996) wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk melihat dan mengevaluasi peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan dan mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan kesuksesan. Muharika & Mulyani (2019) mendefinisikan wirausaha sebagai seorang yang mampu menciptakan bisnis, mampu menanggung segala risiko yang dihadapi, mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis, dan dapat melihat peluang guna meraih keuntungan dari kegiatan usaha yang dilakukan (Riyanto & Jamaaluddin, 2018).

Attitude

Perceived Behavioural

Control

Behavior

Subjective

norm Intention

(38)

Wirausaha berperan untuk memberikan kontribusi nyata dan penting dalam membangun (1) pertumbuhan ekonomi dan pengembangan bisnis untuk meningkatkan daya beli dan kemakmuran rakyat, dan (2) kemampuan pemerintah untuk memberikan pelayanan baik kepada masyarakat (Frinces, 2010). Pelaku wirausaha memiliki sifat yang kreatif, inovatif, pantang menyerah dan tanggap terhadap pasar guna menambah strategi-strategi untuk mendukung usaha yang dijalani (Purwanto, 2020).

Kesimpulannya wirausaha adalah seseorang yang dapat melihat peluang kesempatan, berani mengambil resiko, menciptakan usaha dan langsung ikut dalam kegiatan usaha sendiri untuk dapat menghasilkan produk atau layanan memenuhi kebutuhan konsumen.

2.1.3 Pengertian Intensi Berwirausaha

Intensi berwirausaha adalah keinginan seseorang melakukan tindakan wirausaha dengan melihat peluang bisnis, mampu menciptakan suatu produk dan berani mengambil resiko. Menurut Carr & Sequeira (2007) mendefinisikan intensi berwirausaha sebagai tindakan awal dan sesuatu yang dibutuhkan individu memulai usaha secara nyata atau menghasilkan produk awal terkait dengan bisnis yang sedang berjalan.

Intensi dalam konteks kewirausahaan, diartikan sebagai niat seseorang dalam melakukan perilaku tertentu, tinggi rendahnya intensi berwirausaha dapat dipengaruhi oleh harapan orang lain atas perilaku tersebut, evaluasi individu atas perilaku dan seberapa besar potensi untuk melakukan perilaku (Ramadhan &

Ratnaningsih, 2017).

Wahyono et al (2015) melihat intensi berwirausaha sebagai faktor penting dalam menumbuhkan perilaku berwirausaha seseorang dan pembelajaran kewirausahaan dapat meningkatkan intensi kewirausahaan maka dari itu pembelajaran khususnya di studi independent bersertifikat e-commerce juga dapat mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa.

Menurut Suratno et al (2020) seseorang yang memiliki intensi berwirausaha akan mendorong seseorang tersebut untuk mengubah sesuatu yang tak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai dan kemudian dapat menciptakan lapang pekerjaan.

(39)

Proses penciptaan usaha baru dibekali dengan adanya kreativitas, kemandirian, serta keberanian untuk menciptakan suatu usaha (Vljaya & Irwansyah, 2017)

Intensi berwirausaha merupakan pilihan seseorang dalam kegiatan usaha yang dipengaruhi oleh keinginan dan harapan seseorang (Erawati & Wati, 2021).

Intensi berwirausaha dapat muncul karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

dalam TPB menyatakan niat dipengaruhi oleh faktor-faktor berupa sikap terhadap perilaku, norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan. Ketiga faktor tersebut menjelaskan tentang keyakinan dan tindakan seseorang berwirausaha.

Intensi berwirausaha sebagai komponen psikologis dalam diri seseorang mengacu pada niat atau keinginan seseorang berwirausaha, mampu melakukan perencanaan usaha baru dan menciptakan peluang usaha berdasarkan sikap yang mandiri, kreatif, inovatif, seberapa keras seseorang berusaha mewujudkan usahanya dan berani mengambil resiko sesuai tujuan dari pembelajaran di program studi independent e-commerce Power Academy. Intensi berwirausaha dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui kesiapan seseorang untuk dapat mewujudkan keinginannya.

Penelitian ini menggunakan definisi teoritis intensi berwirausaha Ajzen, (2005) sebagai landasan karena dianggap relevan melihat gambaran perilaku intensi berwirausaha yang dimiliki subjek. Sesuai dengan penelitian Ferreira et al., (2012) yang menyatakan bahwa model TPB Ajzen diakui sebagai model yang baik dalam memahami perubahan perilaku dan dibuktikan berlaku untuk mengukur intensi berwirausaha.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa intensi adalah niat dan kesiapan seseorang untuk melakukan sebuah perilaku tertentu. Tinggi rendahnya intensi seseorang untuk melakukan sebuah perilaku dipengaruhi oleh penilaian individu terkait perilaku serta penilaian sosial terhadap perilaku. Di Dalam kewirausahaan intensi berwirausaha dapat diartikan sebagai niat atau keinginan seseorang untuk melakukan perencanaan usaha baru yang didasarkan sikap mandiri, kreatif, keberanian intensi berwirausaha dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan dan kesiapan seseorang dalam melakukan kegiatan wirausaha.

(40)

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha

Intensi berwirausaha berdasarkan TPB, dijelaskan bahwa intensi berwirausaha seseorang akan dipengaruhi oleh tiga (3) determinan dasar yaitu attitude toward the behavior (sikap terhadap perilaku), subjective norms (norma subjektif) dan perceived behavioral control (kontrol perilaku yang dirasakan) akan berkontribusi pada intensi berwirausaha. Berikut penjelasan dari ketiga determinan dasar TPB (Ajzen, 2005)

1. Attitude Toward The Behavior (Sikap Terhadap Perilaku)

TPB melihat sikap terhadap perilaku sebagai bentuk dari sejauh mana individu dapat menilai baik atau buruk suatu tindakan yang akan dilakukan.

Dimaksudkan untuk menanggapi secara positif atau negatif suatu perilaku berdasarkan tindakan yang dilakukan khususnya pada perilaku berwirausaha.

Semakin baik sikap yang dimiliki terhadap perilaku berwirausaha maka semakin besar intensi melakukan wirausaha tersebut. Sikap terhadap perilaku ini dapat diartikan sebagai sikap seseorang terhadap tindakan perilaku wirausaha yang dipengaruhi oleh keyakinan seseorang atas konsekuensi dari perilaku yang dilakukan tersebut.

2. Subjective Norms (Norma Subjektif)

Norma subjektif diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap penilaian lingkungan sosial atas tindakan perilaku yang akan mereka lakukan tersebut dapat diterima atau tidak oleh lingkungan sosial. Dalam penelitian ini norma subjektif adalah persepsi individu dan lingkungan terhadap perilaku wirausaha berdasarkan norma sosial yang ada, sehingga penilaian ini nantinya menunjukkan penerimaan orang lain terhadap perilaku wirausaha yang dilakukan.

3. Perceived Behavioral Control (Kontrol Perilaku Yang Dirasakan)

Konsep kontrol perilaku yang dirasakan sama sekali bukan hal baru dalam TPB, pada tingkat ini kontrol perilaku yang dirasakan didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan perilaku atas dasar keyakinan, kemampuan untuk menangani dan mengatur dalam melakukan perilaku tertentu dan keyakinan bahwa individu tersebut dapat berhasil melakukan perilaku yang diinginkan untuk menghasilkan tingkat pencapaian yang diinginkan. Dalam hal ini apa yang

(41)

dirasakan seseorang dapat dikatakan berbeda dalam memandang sejauh mana pencapaian, kegagalan atau peristiwa lain yang mereka rasakan sebagai akibat dari tindakan yang mereka ambil dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi diluar kendali mereka.

Dengan kata lain, kontrol perilaku yang dirasakan dalam TPB umumnya mengacu pada harapan orang-orang mengenai sejauh mana mereka mampu melakukan perilaku tertentu, sejauh mana mereka memiliki sumber daya yang diperlukan dan percaya bahwa mereka dapat mengatasi apa pun hambatan yang mungkin mereka hadapi.

Kesimpulannya kontrol perilaku yang dirasakan adalah penilaian seseorang dalam menilai kemampuannya untuk menjadi wirausaha, apakah memungkinkan jika melakukan perilaku wirausaha.

2.1.5 Alat ukur Intensi berwirausaha

Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan alat ukur yang dibuat sesuai dengan penelitian. Penelitian-penelitian terdahulu menggunakan pengukuran berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB) sebagai landasan yang memiliki 3 dimensi pengukuran, menjadi referensi bagi peneliti

Tabel 2.1 Alat Ukur Intensi Berwirausaha

Alat Ukur Peneliti Tahun Reliabilitas (α)

Entrepreneurial Intention Questionnaire (EIQ) Linan Ver, Bahasa Indonesia

Jaya Dwi Karunia & Fajrianthi 2021 0,71

The Entrepreneurial Intention

Questionnaire (EIQ) S. Nyock Ilouga, A.C Moussa Mouloungui, Adalgisa Battistell

2020 0,89

Skala Intensi Berwirausaha Rachmat Ramdhan & Ika

Zenita Ramaningsih 2017 0,87

The Entrepreneurial Intention

Questionnaire Ayodele & Kolawole

Olanrewajua 2013 0,81

2.2 Mahasiswa Wirausaha

Menurut undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi dan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, yang selanjutnya memiliki pedoman yang disebut dengan Tri Dharma perguruan tinggi

(42)

adalah kewajiban perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat (Peraturan BPK, 2012).

Berdasarkan tri dharma perguruan tinggi tersebut mahasiswa tidak terlepas dari Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dan perguruan tinggi bertanggung jawab membekali mahasiswa dengan mengembangkan potensi, menguasai bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi melalui penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat.

Pengabdian masyarakat di perguruan tinggi adalah upaya pemerintah dan perguruan tinggi membantu mahasiswa agar lebih siap dengan keadaan dunia kerja maupun industri. Banyak program yang diluncurkan untuk memfasilitasi mahasiswa khususnya dalam bidang kewirausahaan yang bertujuan untuk memotivasi dan memberikan kesempatan mahasiswa berwirausaha sebelum dan setelah menyelesaikan studinya di Pendidikan tinggi.

Kampus merdeka merupakan bagian dari kebijakan merdeka belajar yang digagas oleh menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi, yang memberikan hak kepada mahasiswa/i untuk mengambil pembelajaran diluar kampus masing-masing namun tetap dapat memperoleh sks pembelajaran.

Dengan hak tersebut mahasiswa/i memiliki kesempatan mengasah kemampuan sesuai bakat dan minatnya sebagai upaya memberikan pilihan pembelajaran yang terbaik bagi mahasiswa salah satunya di Studi Independen Bersertifikat E- Commerce. (Panduan Magang dan Studi Independen Bersertifikat, 2021)

Pengadaan program tersebut diharapkan dapat mempersiapkan mahasiswa- mahasiswa yang mengikuti program memiliki pengalaman dan siap untuk terjun di bidang kewirausahaan.

2.3 Studi Independen Bersertifikat E-Commerce

2.3.1 Pengertian Studi Independen Bersertifikat E-Commerce

Studi independen Bersertifikat (SIB) adalah bagian dari program kampus merdeka yang memberikan ruang kepada mahasiswa/I yang dirancang dan dibuat khusus berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi oleh mitra/industri. Program berupa kursus singkat, bootcamp dan kursus daring terbuka (MOOC) sebagai program unggulan yang dapat diakses mahasiswa/i dan bentuk dari proses

(43)

pembelajaran di merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) dimana pembelajaran berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang telah dipersiapkan oleh mitra kampus merdeka yaitu organisasi-organisasi terbaik di industri dan sektor masing-masing (Dirjen PT Kemendikbud Ristek, 2020).

Program ini memiliki tujuan untuk membuka kesempatan bagi mahasiswa belajar dan mengembangan potensi yang dimiliki melalui kegiatan di luar kelas perkuliahan. Penyusunan program disusun untuk mempersiapkan mahasiswa dalam penguasaan kompetensi serta praktis, sehingga diharapkan lulusan perguruan tinggi nantinya siap memasuki dunia usaha dan industri (Panduan Magang dan Studi Independen Bersertifikat, 2021).

Power Academy salah satu entitas Power Commerce Asia, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) sebagai salah satu mitra pendidikan dalam program kampus merdeka Studi Independen Bersertifikat. Power Commerce Asia adalah e-commerce enabler terkemuka di asia dan sebagai pelopor omni-channel di Indonesia. Power Commerce Asia menawarkan solusi dan layanan menyeluruh untuk memberdayakan suatu merek, mengembangkan bisnis yang ada, dan membawa suatu produk ke pasar global. (Power Academy, 2021).

Program Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy disusun untuk membangun tiga aspek peserta mencakup aspek kognitif, afektif dan motorik. Kegiatan utama untuk pengembangan masing-masing aspek adalah melalui pembelajaran daring, pengerjaan tugas berkelompok dan pengembangan hardskill. Kegiatan ini ditujukan untuk mahasiswa/i S1 yang sedang menempuh pendidikan minimum pada semester 6, kegiatan yang diselenggarakan bertujuan untuk membangun pemahaman mahasiswa/i mengenai industri e-commerce, sehingga lebih banyak lulusan perguruan tinggi lebih siap bekerja di bidang e- commerce (Power Academy, 2021).

2.3.2 Pelaksanaan Program Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Program studi independen e-commerce dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, berlangsung dari tanggal 06 september-24 desember 2021. Pelaksanaan program dilakukan secara daring, menggunakan media pembelajaran melalui

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN.. MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

1) Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di sekolah bahwa model Problem based Learning dapat menjadi alternatif pembelajaran yang inovatif, yang

Jurnal Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnal Lampiran

sistem operasi berbasis Text  Menjelaskan jenis-jenis metode. instalasi sistem operasi  Menjelaskan

Dan dari waktu ke waktu, terjadi perubahan fungsi dari komputer serta sistem informasi yang terdapat di dalamnya yang saat ini tidak dapat lagi dipisahkan dari

Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) dealer sepeda motor di Yogyakarta memiliki tingkat konsentrasi yang cukup tinggi dan

Aktiva tetap pemilikan langsung yang sudah tidak dipergunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok Aktiva Tetap Pemilikan Langsung dan laba atau rugi yang

Hal tersebut menunjukan bahwa praktik kerja lapangan mempunyai peran- an dalam kesiapan soft skill siswa SMK bidang keahlian Jasa Boga yang berada di kota Malang