• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Bagi Peneliti

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis korelasi. Peneliti ingin mengungkap hubungan antara Modal Sosial dengan Intensi Berwirausaha mahasiswa peserta Studi Independen Bersertifikat E-Commerce Power Academy. Beberapa penelitian sebelumnya dijadikan acuan dalam penelitian ini dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, penelitian ini memiliki kesamaan variabelnya mengenai Modal Sosial dan Intensi Berwirausaha. Untuk tetap menjaga keaslian penelitian ini memiliki perbedaan mendasar dengan penelitian terdahulu, berdasarkan hasil dan pembahasan terdapat perbedaan antara satu sama lain.

Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Peneliti Metode Hasil penelitian Amjad Ali & Sania

Yousuf Social capital and

entrepreneurial intention:

empirical evidence from rural community of Pakistan

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial berpengaruh positif signifikan terhadap intensi kewirausahaan dengan membentuk keinginan yang dirasakan, self efficacy yang dirasakan, dan persepsi norma sosial menuju kewirausahaan. Dalam penelitian ini merekomendasikan masyarakat pedesaan Pakistan harus diberikan kesadaran tentang potensi kewirausahaan dan peluang.

Eric Gedajlovic, Benson Honig, Curt B. Moore, G.

Tyge Payne &

Mike Wright

Social capital and entrepreneurship: A schema and research agenda

Kuantitatif Modal sosial dipromosikan menjadi teori dasar kewirausahaan dengan meningkatkan apresiasi dan kesadaran akan modal sosial.

I Gusti Agung Sukrina,I Ketut Sudibia & I Gde Sudjana Budiasa

Peran pemerintah dan modal sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin di kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng

Kuantitatif Terdapat pengaruh pemerintah terhadap norma, jaringan, kepercayaan modal sosial terhadap kesejahteraan rumah tangga miskin.

Teguh Erawati &

Erly Rahma Wati (2021)

Pengaruh niat, modal sosial dan peran universitas

terhadap ,minat berwirausaha di kalangan

mahasiswa

Kuantitatif Terdapat pengaruh positif antara niat, modal sosial terhadap minat berwirausaha sedangkan universitas berpengaruh negatif terhadap minat berwirausaha.

Erwin Thobias, Drs. A.K, Tungka, M.Si & Dra. J.J Rogahang, M.si (2013)

Pengaruh modal sosial terhadap perilaku kewirausahaan : suatu studi

pada pelaku usaha mikro kecil menengah di kecamatan kabaruan kabupaten kepulauan Talaud

Kuantitatif Hubungan antara modal sosial dan perilaku kewirausahaan sangat tinggi.

Jodrius Pangestu &

Andi Wijaya Pengaruh modal sosial terhadap penciptaan usaha baru yang dimediasi oleh efikasi diri pada mahasiswa jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis universitas tarumanagara

Kuantitatif Menunjukkan modal sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penciptaan usaha baru.

Namun, modal sosial berpengaruh secara tidak langsung terhadap penciptaan usaha baru lewat efikasi diri sebagai variabel mediasi.

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi Berwirausaha

2.1.1 Pengertian Intensi

Pandangan Ajzen (2002) mengenai Theory of Planned Behavior (TPB) yang merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), bahwa TPB adalah sikap terhadap suatu perilaku dievaluasi dalam konteks norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan sedangkan TRA adalah sikap terhadap suatu perilaku yang dievaluasi dalam konteks norma subjektif.

TPB ini sering disebut juga sebagai teori perilaku berencana yang paling berpengaruh mengenai tindakan manusia untuk melakukan perilaku tertentu dan sebagai bentuk dari keyakinan tentang konsekuensi tindakan perilaku. Dengan demikian, TPB berpandangan bahwa niat menjadikan seseorang memiliki sikap yang baik terhadap perilaku. Niat sendiri diasumsikan sebagai anteseden langsung dari perilaku yang menjadi tanda-tanda kesiapan seseorang mencoba melakukan suatu perilaku ketika kesempatan muncul (Ajzen, 2002).

Menurut Winkel (2009) niat adalah kecenderungan seseorang merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang melakukan kegiatan terkait dengan bidang tersebut. Kesimpulannya intensi merupakan niat seseorang melakukan tindakan bertujuan dan dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang dapat mempengaruhi perilaku, termasuk perilaku untuk berwirausaha. Niat kewirausahaan dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan mempengaruhi berwirausaha seseorang sebelum akhirnya menetapkan wirausaha sebagai karirnya (Biraglia & Kadile, 2017).

Ajzen (2005) dalam bukunya yang berjudul Attitudes, Personality and Behavior menafsirkan intensi sebagai bentuk perwakilan kognitif sebagai kesiapan seseorang berperilaku bertujuan dan membagi intensi berdasarkan TPB menjadi 3 (tiga) determinan dasar yaitu attitude toward the behavior (sikap terhadap perilaku), subjective norms (norma subjektif) dan perceived behavioral control (kontrol perilaku yang dirasakan). Ketiga determinan tersebut dalam TPB

nantinya akan saling berpengaruh satu sama lainnya, sehingga dapat mempengaruhi tinggi dan rendahnya intensi seseorang dalam melakukan perilaku bertujuan. Berikut digambarkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior

Sumber: Ebook Attitudes, Personality and Behavior; Azjen (2005)

2.1.2 Pengertian Wirausaha

Wirausaha dalam Bahasa inggris mengacu pada kata “entrepreneur” yang memiliki arti sebagai seseorang yang mampu memulai bisnis, bermula dari Bahasa Prancis “entreprendre” yang memiliki arti memulai mencoba, khususnya yang melibatkan kemampuan dalam melihat kesempatan dan peluang usaha baru yang ada. Memahami kewirausahaan sebagai perilaku individu dan/atau kognisi yang tertanam dalam jaringan, institusi, atau struktur sosial (Thompson et al., 2020).

Menurut Meredith (1996) wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk melihat dan mengevaluasi peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan dan mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan kesuksesan. Muharika & Mulyani (2019) mendefinisikan wirausaha sebagai seorang yang mampu menciptakan bisnis, mampu menanggung segala risiko yang dihadapi, mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis, dan dapat melihat peluang guna meraih keuntungan dari kegiatan usaha yang dilakukan (Riyanto & Jamaaluddin, 2018).

Attitude

Perceived Behavioural

Control

Behavior

Subjective

norm Intention

Wirausaha berperan untuk memberikan kontribusi nyata dan penting dalam membangun (1) pertumbuhan ekonomi dan pengembangan bisnis untuk meningkatkan daya beli dan kemakmuran rakyat, dan (2) kemampuan pemerintah untuk memberikan pelayanan baik kepada masyarakat (Frinces, 2010). Pelaku wirausaha memiliki sifat yang kreatif, inovatif, pantang menyerah dan tanggap terhadap pasar guna menambah strategi-strategi untuk mendukung usaha yang dijalani (Purwanto, 2020).

Kesimpulannya wirausaha adalah seseorang yang dapat melihat peluang kesempatan, berani mengambil resiko, menciptakan usaha dan langsung ikut dalam kegiatan usaha sendiri untuk dapat menghasilkan produk atau layanan memenuhi kebutuhan konsumen.

2.1.3 Pengertian Intensi Berwirausaha

Intensi berwirausaha adalah keinginan seseorang melakukan tindakan wirausaha dengan melihat peluang bisnis, mampu menciptakan suatu produk dan berani mengambil resiko. Menurut Carr & Sequeira (2007) mendefinisikan intensi berwirausaha sebagai tindakan awal dan sesuatu yang dibutuhkan individu memulai usaha secara nyata atau menghasilkan produk awal terkait dengan bisnis yang sedang berjalan.

Intensi dalam konteks kewirausahaan, diartikan sebagai niat seseorang dalam melakukan perilaku tertentu, tinggi rendahnya intensi berwirausaha dapat dipengaruhi oleh harapan orang lain atas perilaku tersebut, evaluasi individu atas perilaku dan seberapa besar potensi untuk melakukan perilaku (Ramadhan &

Ratnaningsih, 2017).

Wahyono et al (2015) melihat intensi berwirausaha sebagai faktor penting dalam menumbuhkan perilaku berwirausaha seseorang dan pembelajaran kewirausahaan dapat meningkatkan intensi kewirausahaan maka dari itu pembelajaran khususnya di studi independent bersertifikat e-commerce juga dapat mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa.

Menurut Suratno et al (2020) seseorang yang memiliki intensi berwirausaha akan mendorong seseorang tersebut untuk mengubah sesuatu yang tak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai dan kemudian dapat menciptakan lapang pekerjaan.

Proses penciptaan usaha baru dibekali dengan adanya kreativitas, kemandirian, serta keberanian untuk menciptakan suatu usaha (Vljaya & Irwansyah, 2017)

Intensi berwirausaha merupakan pilihan seseorang dalam kegiatan usaha yang dipengaruhi oleh keinginan dan harapan seseorang (Erawati & Wati, 2021).

Intensi berwirausaha dapat muncul karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

dalam TPB menyatakan niat dipengaruhi oleh faktor-faktor berupa sikap terhadap perilaku, norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan. Ketiga faktor tersebut menjelaskan tentang keyakinan dan tindakan seseorang berwirausaha.

Intensi berwirausaha sebagai komponen psikologis dalam diri seseorang mengacu pada niat atau keinginan seseorang berwirausaha, mampu melakukan perencanaan usaha baru dan menciptakan peluang usaha berdasarkan sikap yang mandiri, kreatif, inovatif, seberapa keras seseorang berusaha mewujudkan usahanya dan berani mengambil resiko sesuai tujuan dari pembelajaran di program studi independent e-commerce Power Academy. Intensi berwirausaha dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui kesiapan seseorang untuk dapat mewujudkan keinginannya.

Penelitian ini menggunakan definisi teoritis intensi berwirausaha Ajzen, (2005) sebagai landasan karena dianggap relevan melihat gambaran perilaku intensi berwirausaha yang dimiliki subjek. Sesuai dengan penelitian Ferreira et al., (2012) yang menyatakan bahwa model TPB Ajzen diakui sebagai model yang baik dalam memahami perubahan perilaku dan dibuktikan berlaku untuk mengukur intensi berwirausaha.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa intensi adalah niat dan kesiapan seseorang untuk melakukan sebuah perilaku tertentu. Tinggi rendahnya intensi seseorang untuk melakukan sebuah perilaku dipengaruhi oleh penilaian individu terkait perilaku serta penilaian sosial terhadap perilaku. Di Dalam kewirausahaan intensi berwirausaha dapat diartikan sebagai niat atau keinginan seseorang untuk melakukan perencanaan usaha baru yang didasarkan sikap mandiri, kreatif, keberanian intensi berwirausaha dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan dan kesiapan seseorang dalam melakukan kegiatan wirausaha.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha

Intensi berwirausaha berdasarkan TPB, dijelaskan bahwa intensi berwirausaha seseorang akan dipengaruhi oleh tiga (3) determinan dasar yaitu attitude toward the behavior (sikap terhadap perilaku), subjective norms (norma subjektif) dan perceived behavioral control (kontrol perilaku yang dirasakan) akan berkontribusi pada intensi berwirausaha. Berikut penjelasan dari ketiga determinan dasar TPB (Ajzen, 2005)

1. Attitude Toward The Behavior (Sikap Terhadap Perilaku)

TPB melihat sikap terhadap perilaku sebagai bentuk dari sejauh mana individu dapat menilai baik atau buruk suatu tindakan yang akan dilakukan.

Dimaksudkan untuk menanggapi secara positif atau negatif suatu perilaku berdasarkan tindakan yang dilakukan khususnya pada perilaku berwirausaha.

Semakin baik sikap yang dimiliki terhadap perilaku berwirausaha maka semakin besar intensi melakukan wirausaha tersebut. Sikap terhadap perilaku ini dapat diartikan sebagai sikap seseorang terhadap tindakan perilaku wirausaha yang dipengaruhi oleh keyakinan seseorang atas konsekuensi dari perilaku yang dilakukan tersebut.

2. Subjective Norms (Norma Subjektif)

Norma subjektif diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap penilaian lingkungan sosial atas tindakan perilaku yang akan mereka lakukan tersebut dapat diterima atau tidak oleh lingkungan sosial. Dalam penelitian ini norma subjektif adalah persepsi individu dan lingkungan terhadap perilaku wirausaha berdasarkan norma sosial yang ada, sehingga penilaian ini nantinya menunjukkan penerimaan orang lain terhadap perilaku wirausaha yang dilakukan.

3. Perceived Behavioral Control (Kontrol Perilaku Yang Dirasakan)

Konsep kontrol perilaku yang dirasakan sama sekali bukan hal baru dalam TPB, pada tingkat ini kontrol perilaku yang dirasakan didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan perilaku atas dasar keyakinan, kemampuan untuk menangani dan mengatur dalam melakukan perilaku tertentu dan keyakinan bahwa individu tersebut dapat berhasil melakukan perilaku yang diinginkan untuk menghasilkan tingkat pencapaian yang diinginkan. Dalam hal ini apa yang

dirasakan seseorang dapat dikatakan berbeda dalam memandang sejauh mana pencapaian, kegagalan atau peristiwa lain yang mereka rasakan sebagai akibat dari tindakan yang mereka ambil dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi diluar kendali mereka.

Dengan kata lain, kontrol perilaku yang dirasakan dalam TPB umumnya mengacu pada harapan orang-orang mengenai sejauh mana mereka mampu melakukan perilaku tertentu, sejauh mana mereka memiliki sumber daya yang diperlukan dan percaya bahwa mereka dapat mengatasi apa pun hambatan yang mungkin mereka hadapi.

Kesimpulannya kontrol perilaku yang dirasakan adalah penilaian seseorang dalam menilai kemampuannya untuk menjadi wirausaha, apakah memungkinkan jika melakukan perilaku wirausaha.

2.1.5 Alat ukur Intensi berwirausaha

Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan alat ukur yang dibuat sesuai dengan penelitian. Penelitian-penelitian terdahulu menggunakan pengukuran berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB) sebagai landasan yang memiliki 3 dimensi pengukuran, menjadi referensi bagi peneliti

Tabel 2.1 Alat Ukur Intensi Berwirausaha

Alat Ukur Peneliti Tahun Reliabilitas (α)

Entrepreneurial Intention Questionnaire (EIQ) Linan Ver, Bahasa Indonesia

Jaya Dwi Karunia & Fajrianthi 2021 0,71

The Entrepreneurial Intention

Questionnaire (EIQ) S. Nyock Ilouga, A.C Moussa Mouloungui, Adalgisa Battistell

2020 0,89

Skala Intensi Berwirausaha Rachmat Ramdhan & Ika

Zenita Ramaningsih 2017 0,87

The Entrepreneurial Intention

Questionnaire Ayodele & Kolawole

Olanrewajua 2013 0,81

Dokumen terkait