• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah peralatan dan segala sesuatu yang dipergunakan untuk mendapatkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang didapat dari responden penelitian berupa informasi dengan pola pengukuran yang sama untuk semua responden (Sugiyono, 2014a). Menurut Periantalo (2019) instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk pengumpulan data untuk suatu tujuan.

Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah skala intensi berwirausaha yang dirumuskan peneliti berdasarkan teori planned behavior Ajzen (2005) dan skala modal sosial dirumuskan berdasarkan teori Pedrini et al (2016). Metode penskalaan yang digunakan adalah skala likert

dengan 4 jawaban alternatif pada tiap butir pernyataan untuk mendapatkan jawaban konsisten antara cenderung setuju atau cenderung tidak dengan pernyataan yang disajikan.

3.1.1 Kisi-Kisi Alat Ukur

Penyusunan skala modal sosial dirancang berdasarkan pada dimensi dari teori Pedrini et al (2016), yaitu struktural, relasional dan kognitif. Dimensi-dimensi tersebut kemudian dirumuskan menjadi skala pada penelitian ini, dengan kisi-kisi skala penelitian yang dijabarkan pada tabel 3.3:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Skala Modal Sosial

No Dimensi Nomor Item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Struktural 1,2,3,5,6,8,10 4,7,9 10

2 Relasional 11,13,15,16,17,18,19,20 12,14,21 11

3 Kognitif 23,24,26,27,28,29 22,25,30 9

Total 30

Sedangkan untuk skala intensi berwirausaha pada penelitian ini, dirancang oleh peneliti berdasarkan faktor pembentuk intensi berwirausaha berdasarkan dari teori planned behavior Ajzen (2005) yang terdiri dari tiga faktor yaitu, attitude toward behaviour, subjective norm, serta perceived behavior control. Ketiga faktor tersebut, kemudian dirumuskan menjadi skala pada penelitian ini, dengan kisi-kisi skala penelitian yang dijabarkan pada tabel 3.4:

Tabel. 3.4 Kisi-Kisi Skala Intensi Berwirausaha

No Faktor-Faktor Nomor Item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1 Attitude toward behavior 1,2,3,5,6,9 4,7,8,10 10 2 Subjective norm 11,12,13,16,17,18 14,15,19,20 10 3 Perceived behavioral

control 21,22,25,26,27 23,24,28,29,30 10

Total 30

3.8.1 Teknik Penskalaan

Pada penelitian ini teknik penskalaan yang digunakan adalah skala likert, untuk skala modal sosial dan skala intensi berwirausaha. Skala likert adalah skala yang paling sering digunakan untuk penelitian sosial dan perilaku. Skala likert berlaku untuk konstruk linear yang terdapat dua jenis item skala likert yaitu

favorable dan unfavorable (Periantalo, 2019). Item favorable adalah item yang mendukung sikap atau perilaku positif dan item unfavorable adalah item yang tidak mendukung sikap atau perilaku negatif berdasarkan aspek teori yang digunakan. Keterangan respon untuk skala yang digunakan pada penelitian dijelaskan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Keterangan Bobot Nilai Respon

Respon Keterangan Favorable Unfavorable

STS Sangat Tidak Sesuai 1 4

TS Tidak Sesuai 2 3

S Sesuai 3 2

SS Sangat Sesuai 4 1

3.8.2 Uji Daya Diskriminasi Aitem

Daya diskriminasi atau daya beda aitem berarti sejauh mana item dapat membedakan individu atau sekelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Tujuan daya beda item dilakukan untuk memastikan item yang disusun memiliki daya beda yang bagus. Uji daya beda item dilakukan melalui uji korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri, yang kemudian mendapatkan hasil koefisien korelasi aitem-total(rix) (Azwar, 2019c)

Besaran koefisien korelasi aitem-total(rix) bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau tanda negatif. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi aitem maka akan semakin baik daya deskriminasinya dan begitu pula sebaliknya. Kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem-total, biasanya menggunakan batasan rix ≥ 0,30. Sehingga, item yang mencapai korelasi minimal 0,30 sudah memiliki daya beda yang memuaskan (Azwar, 2018). Penjabaran dari klasifikasi daya diskriminasi aitem terdapat pada tabel 3.6:

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Diskriminasi Aitem

Nilai Klasifikasi

≥ 0, 300 Memuaskan (diterima) 0,250-0,299 Dipertimbangkan

≤0, 249 Tidak disarankan

-(minus) Gagal/Tidak

3.8.3 Validitas dan Reliabilitas

Validitas mengacu pada ukuran kecermatan alat ukur dalam mengukur apa yang ingin diungkap. Validitas melihat sejauh mana kecermatan dan akurasi data yang diperoleh dan merupakan syarat utama dan wajib untuk semua alat ukur.

Validitas terbagi menjadi tiga jenis salah satunya adalah validitas isi. Validitas isi merupakan yang wajib ditegakkan oleh semua alat ukur psikologi yang terdiri dari validitas logis dan tampang (Periantalo, 2015). Validitas isi sejauh mana kelayakan suatu alat tes sebagai sampel dari domain item yang akan diukur (Azwar, 2019c).

Pada penelitian ini validitas yang akan diujikan adalah validitas logis.

Validitas logis memastikan bahwa konstrak, komponen, indikator perilaku hingga item selaras. Validitas logis memiliki tujuan mengetahui sejauh mana item yang telah disusun benar-benar dapat mewakili konstruk yang akan diukur. Dalam penilaian validitas alat ukur akan dilakukan oleh validator atau profesional (expert judgement).

Dalam uji validitas logis dapat dilakukan dengan teknik Aiken V, dimana teknik ini merupakan rumusan untuk menghitung nilai validitas yang didapatkan melalui perhitungan content-validity ratio berdasarkan penilaian yang diberikan validator ahli di bidangnya sebanyak 6 orang, yang masing-masing 3 validator untuk skala intensi berwirausaha dan 3 validator untuk skala modal sosial.

Penilaian akan dilakukan dengan cara memberikan nilai dimulai dari angka 1 pada item yang dinilai sangat tidak relevan dan angka 5 bila sangat relevan.

Berikut validator pada penelitian ini:

Tabel 3.7 Validator Skala Penelitian

Validator Nama Pendidik

an Pekerjaan Penilai I Khresna Bayu Sangka, SE, MM, Ph.D, CMILT Doktor Dosen Penilai II Dr. Drs. Syahmardi Yacob, MBA Doktor Dosen Penilai III Dr. Besse Wediawati, S.E., M.Si. Doktor Dosen Penilai IV Ali Mufti Ramadhani, S.Psi., M.A Magister Dosen Penilai V Rion Nofrianda, S.Psi., M.Psi., Psikolog Magister Dosen Penilai VI Annike Resty Putrie, S.Psi., M.Psi., Psikolog Magister Dosen

Selanjutnya, dalam proses perhitungan menggunakan formula Aiken V berikut:

V= ∑ 𝑠

{𝑛(𝑐−1)}

Keterangan:

s= r-1

l= Angka rating terendah (1)

c=Angka rating tertinggi (5) r= Angka rating dari validator n= Jumlah validator

Rentang nilai validitas yang mungkin diperoleh antara 0,00 sampai 1,00, dengan kriteria validitas sebagai berikut:

Tabel 3. 8 Kriteria Validitas

Nilai Tingkat Validitas 0,80-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Sedang

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat Rendah

Setelah alat ukur yang telah dirumuskan oleh peneliti selesai maka akan di uji coba dan dilakukan serangkaian analisa yang bertujuan untuk melihat aitem tersebut telah baik secara kuantitatif, guna melihat apakah aitem valid dan reliabel. Uji coba melibatkan subjek dari populasi penelitian (Periantalo, 2019).

Sebanyak 30 orang telah dapat memenuhi syarat melakukan uji coba (Sugiyono, 2014b). Sehingga uji coba dilakukan secara online dengan menyebarkan skala kepada 30 peserta mahasiswa SIB e-commerce.

Sedangkan reliabilitas, merupakan pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat konsistensi tinggi atau keakuratan hasil ukur, dimana hasil suatu prosesnya pengukuran, dapat dipercaya (Azwar, 2019c). Reliabilitas bergerak dari nol sampai satu menunjukkan 100% konsisten hasil ukur, dimana reliabilitas yang disarankan ≥0,9, reliabilitas ≥0,8 memuaskan dan reliabilitas ≥0,7 dapat digunakan sebagai instrumen penelitian (Periantalo, 2015). Pada penelitian ini menggunakan teknik pengukuran reliabilitas hasil komputasi formula Cronbach Alpha dengan bantuan software SPSS, dengan hasil pada tabel 3.10 berikut:

Dokumen terkait