• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA STRES MENYELESAIKAN SKRIPSI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA STRES MENYELESAIKAN SKRIPSI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

JPI: Jurnal Psikologi Islam Vol. 01, No. 02 (2023), pp. 59-71

ISSN. (Online); ISSN. Print) DOI:

Homepage: https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/jps:

Hubungan Antara Stres Menyelesaikan Skripsi dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa

Mita Fani Tri Mutya 1, Cintiya Monica 2, Riska Muliati 3, Rahmi 4

1. Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Indonesia

2. Universitas Islam Riau, Indonesia

3. Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Indonesia

4. Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Indonesia mitafani1212@yahoo.com

Received: 07 Oktober 2023 Revised: 06 November 2023 Accepted: 30 November 2023

Abstract

Stress experienced by students in completing the thesis can lead to negative behavior reactions in itself related to thesis such as avoiding thesis work, doing other activities that are considered interesting and procrastination or procrastination. The purpose of this study is to determine the relationship of stress completing thesis with academic procrastination in students. Sampling technique in this research using probability sampling technique with saturated sampling method. The sample in this study amounted to 70 students or students who are completing the thesis in the Faculty of Psychology UIR. Method of data retrieval used in this research by using Likert scale. The scale used is the scale of stress completing the thesis and the scale of academic procrastination. The reliability coefficient of the stress scale completes the thesis of 0.893 and the academic procrastination scale of 0.902. Statistical analysis used in this research product moment correlation, through the help of SPSS program version 22.0 for windows. These statistical results have shown that there is a significant positive correlation between stress completing thesis to academic procrastination of (r = 0,333 ', p = 0,005). Effective contribution of stress variable completing thesis with academic procrastination is 11,1%, so hypothesis accepted because there is positive relation between two variables that is, the higher the stress of finishing thesis the higher the academic procrastination, otherwise the lower the stress of finishing thesis the lower the academic procrastination.

Keywords: Academic Procrastination, Stress, Student

Abstrak (Calibri 10, ditebalkan)

Stres yang dialami mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi dapat memunculkan reaksi perilaku negatif dalam dirinya yang berkaitan dengan skripsi diantaranya menghindari pengerjaan skripsi,melakukan aktivitas lain yang dianggap menarik dan menunda-nunda atau prokrastinasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres menyelesaikan skripsi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan metode sampling jenuh. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 orang mahasiswa atau mahasiswi yang sedang menyelesaikan skripsi di Fakultas Psikologi UIR. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan skala Likert. Skala yang digunakan yaitu skala stres menyelesaikan skripsi dan skala prokrastinasi akademik. Koefisien reliabilitas skala stres menyelesaikan skripsi sebesar 0,893 dan skala prokrastinasi akademik sebesar 0,902. Analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini korelasi product moment, melalui bantuan program SPSS versi 22.0 for windows. Hasil statistik ini telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara stres menyelesaikan skripsi terhadap prokrastinasi akademik sebesar (r = 0,333’,p = 0,005). Sumbangan efektif variabel stres menyelesaikan skripsi dengan prokrastinasi akademik adalah 11,1%, sehingga hipotesis diterima karena terdapat hubungan positif antara

(2)

kedua variabel yaitu, semakin tinggi stres menyelesaikan skripsi semakin tinggi prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin rendah stres menyelesaikan skripsi semakin rendah prokrastinasi akademik.

Kata Kunci: Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa

Pendahuluan

Mahasiswa adalah individu yang belajar pada tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana dalam mengerjakan fungsinya, mahasiswa memiliki tuntutan akademik (Budiman, 2006). Tuntutan akademik yang dimaksud adalah belajar mengerjakan tugas-tugas penting yang berkaitan dengan akademis. Salah satunya yaitu menyelesaikan skripsi (Akmal, 2013). Menurut Arifin (2008), skripsi adalah karya tulis ilmiah yang didukung oleh data dan fakta empiris-objektif baik berdasarkan penelitian langsung (studi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan), guna melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana.

Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah tersebut, karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar akademisnya sebagai sarjana.

Mahasiswa yang menyelesaikan skripsi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan proses belajar yang ada dalam penyelesaian skripsi. Proses belajar yang ada dalam penyelesaian skripsi berlangsung secara individual, sehingga tuntutan akan belajar mandiri sangat besar. Mahasiswa yang menyelesaikan skripsi dituntut untuk dapat membuat suatu karya tulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum.

Masalah-masalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi adalah, banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan dalam tulis menulis, adanya kemampuan akademis yang kurang memadai, serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa pada penelitian (Slamet, 2003). Kegagalan dalam menyelesaikan skripsi juga disebabkan oleh adanya kesulitan mahasiswa dalam mencari judul skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, serta adanya kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing (Riewanto, 2003).

Menurut hasil penelitian Gunawati, Hartati dan Listiara (2006), berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Diponegoro menunjukkan bahwa mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi sering mengalami masalah kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing. Kecemasan

(3)

menghadapi dosen pembimbing ditunjukkan oleh mahasiswa dalam perilaku menghindari bertemu dengan dosen pembimbing. Peneliti juga menemukan adanya perilaku mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dalam keseharian menunjukkan adanya gejala stres.

Gejala stres yang ditunjukkan oleh mahasiswa antara lain banyaknya keluhan mahasiswa mengenai sakit kepala yang sering mengganggu aktivitas sehari-hari, keluhan mengenai gangguan tidur berupa kesulitan tidur, sering terlihat cemas, sering terlihat mudah marah, dan ada beberapa mahasiswa yang menunjukkan gejala gangguan daya ingat yang ditunjukkan dengan seringnya mahasiswa lupa pada janji bimbingan dengan dosen pembimbing dan janji dengan teman.

Hasil penelitian Pangestuti (2003) juga menunjukkan pada enam mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro menyatakan bahwa mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan melakukan penundaan penyelesaian skripsi mengalami peningkatan tingkat stres yang cukup tinggi. Apabila masalah-masalah tersebut menyebabkan adanya tekanan dalam diri mahasiswa maka dapat menyebabkan adanya stres dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa.

Stres merupakan hal yang wajar dan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kita memerlukan stres untuk mendorong berusaha lebih baik lagi, namun stres yang berlebihan dapat menyebabkan terganggunya fungsi pribadi seseorang, hal ini disebabkan daya tahan stres yang berbeda-beda pada setiap orang. Salah satu fenomena stres yang sering terjadi adalah stres dalam menyelesaikan skripsi. Menurut Rathus dan Nevid (dalam Gunawati, Hartati & Listiara, 2006), stres adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya tekanan fisik dan psikis akibat tuntutan dalam diri dan lingkungan. Seseorang dapat dikatakan mengalami stres ketika seseorang mengalami suatu kondisi adanya tekanan dalam diri akibat tuntutan yang berasal dari dalam diri dan lingkungan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2006), pada mahasiswa yang sedang skripsi terungkap bahwa selama melakukan bimbingan skripsi mereka mengaku mengalami stres.

Gejala gejala emosi yang mereka rasakan di antaranya perasaan jengkel karena dosennya sulit ditemui dan tidak menepati janji, cemas, pesimis, mudah marah, mudah putus asa, merasa tegang dan tertekan, malu, sering menangis dan linglung. Gejala-gejala fisik yang muncul antara lain tidak nafsu makan, tidak bisa tidur, muncul jerawat, sakit pinggang, migrain, sakit perut, mata tegang dan berair, gatal-gatal, sariawan dan gemetar pada waktu

(4)

akan konsultasi. Selain itu gangguan perilaku yang muncul adalah bahwa mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dengan merokok, melihat TV, menjadi pendiam, dan malas berinteraksi dengan teman.

Menunda menyelesaikan skripsi dapat dikatakan sebagai prokrastinasi akademik, yaitu jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan akademik (Ferrari, 1995). Prokrastinasi dapat dikatakan sebagai suatu penundaan atau kecenderungan menunda-nunda memulai suatu kerja, namun prokrastinasi juga bisa dikatakan sebagai penghindaran tugas dan ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas (Ghufron &

Risnawita, 2012).

Fenomena menunda dalam mengerjakan dan menyelesaikan skripsi juga terjadi pada mahasiswa di Universitas Islam Riau (UIR) berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti banyak ditemukan mahasiswa yang menunda kelulusan, bahkan ada yang telah memasuki semester XII belum mengerjakan tugas akhir. Hasil observasi tersebut sesuai dengan hasil penelusuran data mahasiswa yang terindikasi mengalami penundaan menyelesaikan tugas akhir (Hutabarat, 2011).

Kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik pada penelitian Hutabarat (2011), terhadap mahasiswa Universitas Islam Riau yaitu terdapat perbedaan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak akftif berorganisasi. Mahasiswa memiliki motif yang berbeda dalam menunda mengerjakan skripsi. Tingkat prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi lebih tinggi ditemukan pada mahasiswa yang aktif organisasi kemahasiswaan kampus di bandingkan mahasiswa yang tidak aktif.

Berdasarkan data yang di peroleh jumlah skor nilai prokrastinasi pada mahasiswa UIR dalam mengerjakan skripsi yaitu pada kategori sangat rendah dimiliki sebesar 5,4%(13 subjek), kategori sangat tinggi sebanyak 9,6% (23 subjek) dan kategori sedang dengan 42,6% dari 102 subjek. Secara umum hal ini menunjukkan Mahasiswa UIR memiliki tingkat prokrastinasi yang sedang atau sebesar 42,6% (Hutabarat, 2011).

Hal ini juga ditunjukkan pada hasil penelitian Rahmadani (2015) pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIR bahwa sebanyak 78% mahasiswa Fakultas Psikologi UIR melakukan prokrastinasi akademik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara regulasi diri dengan prokrastinasi akademik yaitu bahwa semakin tinggi regulasi diri

(5)

pada mahasiswa maka semakin rendah prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Sebaliknya semakin rendah regulasi diri pada mahasiswa maka semakin tinggi prokrastinasi pada mahasiswa. Pada penelitian Lubis (2011) prokrastinasi juga memberikan sumbangan yang efektif sebesar 45,3% pada mahasiswa yang bertipe kepribadian melankolis (conscientiousness).

Menurut Steel (Gunawinata, dkk., 2008) prokrastinasi bukan saja komponen dari menunda, tetapi juga menunda tugas-tugas yang terjadwal, yang prioritas atau yang penting untuk dilakukan. Seseorang akan menunda tugas dengan prioritas tinggi jika tersedia perilaku lain yang memberikan reward dengan segera dan kerugian yang rendah. Steel (Gunawinata, dkk., 2008) juga menuliskan definisi prokrastinasi sebagai “To voluntarily delay an intended course

of action despite expecting to be worse-off for the delay”. Dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah perilaku menunda-nunda secara sukarela terhadap pekerjaan yang sudah terjadwal dan penting untuk dilakukan sehingga menimbulkan konsekuensi secara emosional, fisik dan akademik. Beberapa tahun terakhir banyak penelitian telah dilakukan yang menunjukkan bahwa prokrastinasi adalah masalah yang lebih umum terjadi di dunia akademis (Ellis & Knaus, dalam Gunawinata, dkk., 2008)

Penelitian prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh Anggraeini, dkk (dalam Andarini &

Fatma, 2013) menemukan bahwa separuh subjek yang diteliti mengalami stres yang tinggi selama menyelesaikan skripsi. Stres tersebut tidak menimbulkan masalah pada intelektual subjek serta tidak mengganggu hubungannya dengan orang lain, jika dilihat dari aspek intelektual dan hubungan interpersonal dari stres, subjek justru berada pada kategori rendah, ternyata lebih dari separuh mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi kurang mengalami gejala-gejala stres yang bersifat intelektual dan hubungan interpersonal. Pada indikator penundaan dan pengalihan terhadap aktivitas lain subjek tetap berada pada kategori tinggi, artinya, walaupun mahasiswa kurang mengalami gejala-gejala stres yang bersifat intelektual dan hubungan interpersonal, ternyata masih mengakibatkan kuatnya penundaan dan pengalihan terhadap aktivitas lain ketika mereka mengerjakan skripsi.

Hasil penelitian Gunawinata, dkk (2008) juga menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa yang sedang mengontrak atau menyelesaikan skripsi memiliki prokrastinasi yang lebih tinggi dalam aspek takut gagal. Tugas yang dirasa sulit cenderung akan ditunda dan tugas yang dirasa mudah cenderung akan dikerjakan terlebih dahulu. Menurut Rohmah (2007) stres

(6)

yang dialami mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi dapat mengakibatkan munculnya gejala emosi dan gejala fisik. Lebih lanjut Rohmah (2007) menjelaskan bahwa gejala emosi yang dirasakan di antaranya perasaan jengkel karena dosennya sulit ditemui dan tidak menepati janji,cemas,pesimis,mudah marah,mudah putus asa, merasa tegang, dan tertekan,malu,sering menangis dan linglung. Gejala fisik yang muncul antara lain tidak nafsu makan,tidak bisa tidur,muncul jerawat, sakit pinggang, migran,sakit perut dan gemetar pada waktu akan bimbingan.

Penelitian yang dilakukan Andarini dan Fatma (2013), menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara stres dan prokrastinasi akademik, artinya semakin tinggi stres seseorang maka semakin tinggi perilaku prokrastinasi dalam dirinya. Rahardjo, dkk (2013), juga menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara stres dan prokrastinasi, yaitu semakin tinggi stres akademik yang dirasakan oleh siswa maka semakin tinggi kecenderungannya prokrastinasi akademik yang dilakukan.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif, dengan melihat korelasi antara Stres Menyelesaikan Skripsi dengan Prokrastinasi Akademik. adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari semester 8-10 dan sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi UIR. Mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi berjumlah 70 orang yang sudah keluar SK pembimbing pada tahun 2017, data ini diperoleh berdasarkan data dari Tata Usaha (TU) Fakultas Psikologi UIR, maka populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi UIR dengan jumlah 70 orang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik probability sampling dengan menggunakan metode sampling jenuh, yaitu suatu teknik pengambilan sampling dengan memilih sampel yang bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel atau sampel yang mewakili jumlah populasi karena populasinya di anggap kecil atau kurang dari 100 orang (Sugiyono, 2010). Di ambilnya metode sampling jenuh karena populasi subjek pada Fakultas Psikologi Univeritas Islam Riau yang sedang mengerjakan skripsi berjumlah 70 orang, populasi yang kurang dari 100 orang maka semua anggota populasi diambil untuk dijadikan sampel penelitian.

(7)

Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat dalam penelitian ini digunakan skala Likert untuk melihat stres menyelesaikan skripsi dengan prokrastinasi akademik. Skala stres menyelesaikan skripsi dalam penelitian ini adalah skala yang disusun penulis berdasarkan aspek-aspek stres menurut Sarafino (2008), sedangkan skala prokrastinasi akademik disusun oleh penulis berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ferrari (dalam Ghufron & Risnawita, 2012). Teknik statistik untuk menganalisis datayang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi product moment dari Pearson.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan analisis korelasi pearson product momen telah didapatkan hasil korelasi positif antara stres menyelesaikan skripsi dengan prokrastinasi akademik dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,333 dengan p=0,005(p<0,05) bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara stres menyelesaikan skripsi terhadap prokrastinasi akademik, dan hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti dapat diterima. Hipotesis penelitian ini diterima karena validitas internal penelitian ini telah dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai alpha Cronbach’s setiap skala yang baik yaitu 0,893 untuk skala stres menyelesaikan skripsi dan 0,902 untuk skala prokrastinasi akademik.

Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan positif yang signifikan antara stres menyelesaikan skripsi dengan prokrastinasi akademik. Dengan diterimanya hipotesis ini menunjukan bahwa stres menyelesaikan skripsi berkontribusi memberikan sumbangan terhadap variabel prokrastinasi, tetapi ada faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa, terlihat bahwa korelasi stres menyelesaikan skripsi dengan prokrastinasi akademik memiliki hubungan koefisien korelasi (r) sebesar 0,333 yang tergolong rendah, berarti stres hanya berkontribusi kecil dalam prokrastinasi, tetapi hipotesis ini diterima karena memiliki hubungan yang positif antara stres menyelesaikan skripsi dengan prorkastinasi akademik pada mahasiswa.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu, yang menunjukkan bahwa stres menyelesaikan skripsi berkaitan dengan prokrastinasi akademik diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Abdullah (2016) yang menemukan bahwa stres bisa menjadi pemicu munculnya prokrastinasi akademik. Mahasiswa yang stres akibatnya melakukan

(8)

prokrastinasi akademik. Mahasiwa yang kurang yakin akan kemampuan yang dimilikinya sehingga mudah mengalami stres saat menghadapi tugas, termasuk skripsi. Handayani dan Abdullah (2016) juga menambahkan bahwa stres yang dirasakan mengakibatkan mahasiswa beralih melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan dan enggan untuk memulai dan menyelesaikan skripsi. Hasil penelitian serupa juga ditemukan oleh Andarini dan Fatma (2013) yaitu mahasiswa yang merasa terbebani dan tidak tenang dalam mengerjakan skripsi akan mengalami stres yang pada akhirnya membuatnya malas dan kehilangan motivasi untuk menyelesaikan skripsi sehingga terjadinya prokrastinasi pada mahasiswa.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) yaitu hubungan antara stres terhadap guru dengan prokrastinasi akademik, menunjukkan hubungan positif yang sangat signifikan antara variabel bebas (X) yaitu stres terhadap guru dengan variabel tergantung (Y) yaitu prokrastinasi akademik, semakin tinggi stres terhadap guru maka semakin tinggi prokrastinasi akademik yang dilakukan siswa, sebaliknya semakin rendah stres terhadap guru maka semakin rendah pula prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Adlina dan Amna (2016) yaitu dengan judul hubungan antara stres dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Universitas Syiah Kualu menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara stres dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Unsyiah dengan menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) = 0,114 dengan nilai signifikansi (p) = 0,044 (p < 0,05).

Hal ini mengindikasikan semakin rendah skor pada intensitas stres maka semakin rendah pula skor pada intensitas prokrastinasi, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa stres berkaitan secara signifikan terhadap prokrastinasi mahasiswa.

Banyak masalah yang harus dihadapi mahasiswa dalam menyusun skripsi seperti kesulitan mencari judul, kurangnya kemampuan menulis,dan kesulitan mencari literatur yang kemudian menimbulkan perasaan tertekan pada diri mahasiswa (Gunawati, dkk, 2006).

Sebagai upaya untuk menghindari tekanan atau masalah yang dialami dalam proses penyusunan skripsi, mahasiswa mengatasinya dengan jalan-jalan dan membuang waktu diluar yang akhirnya membuatnya malas untuk mengerjakan skripsi (Damayanti,2013).

Sumbangan efektif (R²) dari stres menyelesaikan skripsi dengan prokrastinasi akademik mahasiswa sebesar 11,1 %, hal ini menunjukkan bahwa stres menyelesaikan skripsi dapat meningkatkan munculnya prokrastinasi akademik pada mahasiswa sebesar 11,1 %,

(9)

sedangkan sisanya 88,9 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti misalnya faktor internal, yaitu kondisi fisik individu yang meliputi tingkat inteligensi dan kondisi psikologis individu yang meliputi regulasi diri, hubungan sosial, metode, sedangkan faktor eksternal, yaitu gaya pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan. Gunawinata, dkk (2008) berpendapat bahwa orang yang melakukan prokrastinasi pada skripsi akan mengalami keadaan yang mengancam (aversif) atau penuh tekanan dan orang yang sering merasakan pengalaman stres akan melakukan prokrastinasi lebih banyak.

Didukung penelitian yang dilakukan oleh Melisa dan Asrini (2012) dimana penelitian ini menggunakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan prokrastinasi akademik. Sampel dalam penelitian adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengambil mata kuliah skripsi dan aktif dalam perkuliahan / tidak cuti sebanyak 200 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan dua buah alat ukur yaitu tingkat stres yang berjumlah 53 item (r=0,921) dan prokrastinasi akademik yang berjumlah 19 item (r=0,834) yang disusun sendiri oleh peneliti dalam bentuk skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres dan prokrastinasi akademik yaitu sebesar 0,763 yang dimana p = 0.0000 (p<0.05). Kondisi tersebut menunjukkan jika variabel tingkat stres tinggi maka variabel prokrastinasi akademis akan semakin tinggi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Beheshtifar, dkk (2011) bahwa salah satu penyebab stress adalah prokrastinasi. Prokrastinasi terlihat menjadi gejala bermasalah.

Orang yang sangat kuat karakteristik perilaku menundanya akan terlihat buruk, berbahaya, dan bodoh. Senada dengan pandangan ini, beberapa studi telah mengaitkan prokrastinasi dengan kinerja individu yang mana seorang procrastinator akan terlihat buruk dalam keseluruhannya, dan menyangkut pada kesejahteraan, seorang procrastinator akan menjadi lebih menyedihkan atau tidak karuan dalam jangka waktu yang lama.

Pandangan behavioristik menjelaskan bahwa individu akan memilih tetap melakukan prokrastinasi untuk menghindari stres walaupun nantinya akan mendapatkan suatu punishment seperti halnya harus terlambat tidur untuk menyelesaikan tugas saat sudah mendekati deadline. Individu cenderung memilih melakukan aktivitas dengan konsenkuensi cukup baik yang dapat langsung dirasakan dibandingkan aktivitas dengan konsenkuensi yang tertunda walaupun bernilai lebih baik, dengan kata lain prokrastinator lebih memilih untuk

(10)

menghindari stres yang dirasakan dalam waktu yang dekat dibandingkan memikirkan konsenkuensi jangka panjangnya (Ferrari, dkk,1995).

Pandangan lain disampaikan oleh Silver( dalam Ghufron & Risnawati, 2012) menurut pendapatnya prokrastinasi berhubungan dengan pengerjaan bagian-bagian tugas yang lebih mudah. Seringnya, individu berakhir pada ketidak berhasilan dalam menyelesaikan tugas secara sempurna karena tidak mengerjakan bagian tugas lainnya yang lebih kompleks. Lebih jauh Silver menyebutkan bahwa stres menyebabkan kinerja individu dalam mengerjakan suatu tugas menjadi kurang kompleks, dengan kata lain semakin tinggi intensitas stres maka semakin mungkin individu menunjukkan performa sederhana yaitu perilaku-perilaku yang didasari kemampuan kognitif yang tidak kompleks dan hanya membutuhkan pemikiran yang sedikit. Akibatnya, prokrastinator akan membuat perencanaan yang berlebihan, terlibat dalam hal-hal yang kurang berarti, dan bahkan melakukan suatu pekerjaan tertentu secara berulang-ulang tanpa benar-benar fokus pada langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.

Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa stres memang memiliki sumbangan terhadap variabel prokrastinasi, tetapi ada pula faktor lain. Faktor lain tersebut menurut Burka dan Yuen (2008) yaitu; konsep diri, tanggung jawab, keyakinan diri dan kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan, kesulitan dalam mengambil keputusan, pemberontakan terhadap kontrol dari figur otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu tinggi mengenai kemampuan individu. Hipotesa penelitian ini diterima sehingga bisa dinyatakan bahwa stres berpengaruh terhadap prokrastinasi walaupun ada faktor-faktor lain yang juga menjadi penyebab prokrastinasi yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kendala dalam penelitian ini adalah kurang banyaknya subjek penelitian karena kriteria subjek yang spesifik dan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi UIR hanya berjumlah 70 orang yang yang sedang mengambil mata kuliah skripsi dan aktif dalam perkuliahan / tidak cuti dengan tidak di hitungnya yang sudah sidang skripsi, yang dimana jika populasi kurang dari 100 maka semua populasi dijadikan sampel penelitian.

Penelitian ini juga menggunakan skala online karena antara penulis dengan subjek memiliki hambatan dalam melakukan pertemuan tatap muka karena intensitas waktu yang berbeda- beda. Yang dimana penulis hanya memberikan link skala untuk diisi oleh subjek melalui chat personal sehingga subjek tidak terarah secara langsung dan merasa kebingungan dalam

(11)

mengisi skala walaupun di dalam skala sudah dijelaskan petunjuk cara pengisiannya sehingga menyebabkan adanya bias penelitian.

Kelemahan dalam penelitian ini adalah hanya menggunakan satu variabel bebas, yaitu stres padahal dari hasil analisis diketahui bahwa mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi 88,9% yang prokrastinasi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dan kontribusi stres menyelesaikan skripsi hanya 11,1%. Faktor lain tersebut menurut Burka dan Yuen (2008), yaitu; konsep diri, tanggung jawab, keyakinan diri dan kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan, kesulitan dalam mengambil keputusan, pemberontakan terhadap kontrol dari figur otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu tinggi mengenai kemampuan individu. Kelemahan dalam penelitian ini tidak mempengaruhi hasil penelitian yang di dapatkan, hanya saja kelemahan ini diberitahukan agar peneliti selanjutnya dapat menjadikan sebagai pelajaran masalah dari penelitian yang sudah dilakukan.

Penutup

Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan positif yang signifikan antara stres menyelesaikan skripsi dengan prokrastinasi akademik. Dengan diterimanya hipotesis ini menunjukan bahwa semakin tinggi stres menyelesaikan skripsi maka akan semakin meningkat prokrastinasi akademik, begitu sebaliknya jika semakin rendah stres menyelesaikan skripsi maka semakin rendah prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

Daftar Pustaka

Adlina, N., & Amna, Z. (2016). Hubungan antara stres dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Universitas Syiah Kualu.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Psikologi.1(3):62-70.

Andarini, S. R., & Fatma, A. (2013). Hubungan antara distress dan dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dalam menyusun skripsi. Talenta Psikologi, 2(2), 159-179.

Arifin,Z. (2008). Dasar penulisan karya ilmiah (Ed 4).Jakarta:Grasindo

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Beheshtifar, M & Hoseinifar, H. (2011). Effect procrastination on work-related stress.

European Journal of Economics, Finance And Administrative Sciences–

ssue.Vol.38, 59-64.

(12)

Budiman, A. (2006). Kebebasan, negara, pembangunan: Kumpulan tulisan 1965 2005.Jakarta:Pustaka Alvabet.

Burka, J., B. & Yuen, L., M. (2008). Procrastination: Why Yo Do It, What to Do About It Now, Canbride: Da Capo.

Chornelia, A. (2013). Pengaruh stres terhadap prokrastinasi akademik pada siswa SMP Katolik Wignya Mandala Tumpang-Malang.Psikovidya.17(1)54-67

Damayanti, Y. (2013). Perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah pelatihan manajemen stres pada mahasiswa tingkat akhir di Asrama Aceh.Emphaty, 2(1).

Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G. (1995). Procrastination and task avoidance. New York: Plenum Press.

Ghufron, N.M. & Risnawati, S.R. (2012). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Gunawinata, R., Hanik., Lasmono, H. (2008). Perfeksionisme, prokrastinasi akademik, dan penyelesaian skripsi mahasiswa. Anima, Indonesian Psychological Journal. 23 (3):

256-276

Gunawati, R., Hartati, S., Listiara, A. (2006). Hubungan antara efektifitas komunikasi mahasiswa dosen pembimbing utama skripsi dengan stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa program studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNDIP. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol. 3 No. 2.

Hadi, S. (2000). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Handayani,S.,W.,R.,I. & Abdullah, A. (2016). Hubungan stres dengan prokrastinasi pada mahasiswa. Psikovidya, 20(1), 32-39.

Hutabarat, S.R.(2011). Perbedaan prokrastinasi dalam mengerjakan skripsi antara mahasiswa yang aktif dan yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Skripsi Fakultas Psikologi. Universitas Islam Riau.

Lubis, D.,E.,C.(2011). Hubungan antara tipe kepribadian conscientiousness dengan prokrastinasi akademik mahasiswa. Skripsi Fakultas Psikologi. Universitas Islam Riau.

Melisa & Asrini.(2012). Hubungan antara tingkat stres dengan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi pada semester genap 2011/2012. Diunduh dari http://thesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2011-2-01085 PS%20Ringkasan001.pdf di akses pada tanggal 1 agustus 2023.

Pangestuti, R. (2003). Penundaan menyelesaikan skripsi (studi kasus pada beberapa mahasiswa angkatan ’96 program studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Skripsi. Semarang. Fakultas Psikologi UNDIP.

(13)

Rahardjo W, Juneman, & Setiani Y. (2013). Computer anxiety, academic stress, and academic procrastination on college students. Journal of Education and Learning. Vol.7 (3) pp.

147-152.

Rahmadhani, D. (2015). Hubungan regulasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa.Skripsi Fakultas Psikologi. Universitas Islam Riau.

Rathus, S. A. & Nevid, J. S. (2002). Psychology and The Challenge of Life:Adjustment in The New Millenium. Eight Edition. Danver: John Willey &Sons, Inc.

Riewanto, A. (2003). Skripsi Barometer Intelektualitas Mahasiswa. Suara Merdeka Edisi 5 Februari 2003.

Rohmah, F. A. (2006). Pengaruh diskusi kelompok untuk menurunkan stres pada mahasiswa yang sedang skripsi. Humanitas: Indonesian Psychological Journal, 3(1), 50-62.

Rohmah,F.A. (2007). Efektivitas diskusi kelompok dan pelatihan efikasi diri untuk menurunkan stres pada mahasiswa yang sedang skripsi. Humanitas:Indonesian Psychological Journal. Vol.4 No.1

Sarafino, E. P. (2008). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (6th ed). New York:

John Wiley & Sons.

Sari, D., N. (2013). Hubungan antara stres terhadap guru dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Empathy, 2(1).

Slamet. (2003). Banyak Yang Melakukan Plagiat. Suara Merdeka Edisi 15 Januari 2013.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung:Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya juang dengan prokrastinasi akademik, tingkat daya juang dalam mengerjakan skripsi, tingkat

Penelitian yang dilakukan Hermawan (2012) pada 114 mahasiswa fakultas psikologi UMS yang terdiri dari 54 mahasiswa yang tinggal bersama orang tua dan 60

Bagi Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberikan sumbangan informasi mengenai motivasi

Mahasiswa sebagai subyek menuntut ilmu di perguruan tinggi tidakakan terlepas dari keaktivan belajar dan mengerjakan tugas. Salah satu kriteria yang menunjukkan bahwa seorang

Subjek dalam penelitian berjumlah 158 asisten mata kuliah praktikum di Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Farmasi, Fakultas Teknik dan Fakultas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kecemasan memulai mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kecemasan memulai mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Hal ini juga terjadi pada mahasiswa Psikologi UIR, hasil dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 2 Novembar 2021 dengan salah satu dosen dan mahasiswa pada