• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA FK UMSU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA FK UMSU"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proporsi penduduk dewasa >18 tahun yang kelebihan berat badan di Indonesia sebesar 13,6% dan proporsi penderita obesitas sebesar 21,8%, meningkat dari tahun 2013 sebesar 7%. Proporsi obesitas pada orang dewasa >18 tahun di Sumatera Utara adalah sekitar 25%.1 Status gizi mengacu pada kondisi tubuh yang mencerminkan status gizi seseorang akibat makanan yang dikonsumsi atau penggunaan zat gizi tertentu. . 1 Ada beberapa cara dan metode yang digunakan untuk mengukur pola makan seseorang atau menentukan status gizi seseorang, salah satunya adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh atau BMI.

Pengukuran BMI akan menanyakan berat badan (kg) dan tinggi badan (m) seseorang kemudian memperkirakannya menggunakan rumus berat/tinggi badan. 2 Apabila hasil BMI <18,5 maka dapat diartikan underweight, BMI diartikan normal, BMI 23 - 24,9 disebut overweight, BMI 25 - 29,9 diartikan obesitas I dan BMI >30 disebut obesitas II . 3 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi, seperti perbedaan pola makan, fungsi pencernaan, dan metabolisme setiap individu. , serta faktor psikologis yang terlihat melalui keadaan depresi, stres dan kecemasan. Gangguan kecemasan digambarkan sebagai suatu gangguan psikologis yang sering dijumpai pada individu yang mengalami gangguan mental emosional. Prevalensi gangguan kecemasan emosional di Indonesia juga meningkat pada periode 2013-2018, yaitu pada tahun 2013 sebesar 6,1% dan meningkat sebesar 3,7% menjadi 9,8% pada tahun 2018.1 Beberapa skala digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan seseorang.

HARS adalah skala penilaian yang digunakan untuk mengukur seberapa parah gejala kecemasan pada individu. Pada mahasiswa kedokteran, gangguan cemas atau cemas banyak ditemukan pada wanita, hal ini ditandai dengan peningkatan BMI dan usia 6 tahun. Penyebab tingginya kejadian depresi, kecemasan, dan stres pada mahasiswa kedokteran adalah karena beban belajar dan jadwal yang padat. 5.

Rumusan Masalah

Pada penderita kecemasan, sistem saraf otonom akan mengalami hipersensitivitas dan bereaksi berlebihan terhadap berbagai rangsangan. 6 Orang yang cemas cenderung kehilangan nafsu makan, hal ini sesuai dengan penelitian Lee (2020) yang mengungkapkan bahwa gejala kecemasan kemampuan kognitif (repetitif) mempengaruhi berpikir, perasaan khawatir, bermimpi dan berimajinasi), perilaku disfungsional, perilaku menghindar dan perilaku kompulsif, gangguan emosi berupa rasa takut, cemas, marah dan gangguan fisiologis, gangguan tidur, pusing, lemas, kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan dan imobilitas.7 .

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelititan

Hipotesis

H0 = Tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan status gizi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Dengan demikian, dari hasil pengujian dapat disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan status gizi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis korelasi spearman diperoleh angka signifikansi (p-value) kurang dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan status gizi mahasiswa FK UMSU.

Keunggulan utama penelitian ini adalah pendekatannya yang holistik dalam menyelidiki hubungan tingkat kecemasan dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Manajemen stres yang efektif dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan dan dampaknya terhadap pola makan dan status gizi. Hasil: Berdasarkan analisis data diperoleh P < 0,002 dimana terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan status gizi FK UMSU.

1 Salah satu cara untuk mengukur keadaan gizi adalah dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT), yaitu dengan mengukur berat badan dan tinggi badan seseorang kemudian memperkirakannya dengan rumus berat badan (kg)/. Dengan demikian, dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kebiasaan makan mahasiswa.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Statuz Gizi
  • Ansietas
    • Definisi Ansietas
    • Tingkat Ansietas
    • Cara Pengukuran dan Penilaian Tingkat Ansietas
    • Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
  • Hubungan Ansietas dengan Status Gizi
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Penentuan Jumlah Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Pengolahan dan Analisis Data
    • Pengolahan Data
    • Analisis Data
  • Alur Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis

  • Karakteristik Subjek
  • Analisis Bivariat

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari total 96 siswa yang menjadi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, terdapat 33 siswa laki-laki (34,4%) dan 63 siswa perempuan (65,6%) yang ikut serta dalam penelitian ini. Pada tabel 4.2 tingkat kecemasan siswa menunjukkan bahwa 58 siswa (60,4%) tidak mengalami kecemasan, 17 siswa (17,7%) mengalami kecemasan ringan, 9 siswa (9,4%) mengalami kecemasan sedang, dan 12 siswa (12,5%) mengalami kecemasan. kecemasan yang parah Informasi ini memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai sejauh mana kecemasan yang dialami siswa dalam penelitian ini, yang mungkin menjadi elemen penting dalam menganalisis hubungan antara kecemasan dan status gizi mereka.

Berdasarkan hasil pengujian di atas diketahui bahwa sebaran data pengukuran angka menggambarkan karakteristik tinggi badan, berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) sampel siswa yang menjadi subjek penelitian. Indeks Massa Tubuh (BMI) menunjukkan variasi antara 16,53 dan 39,07, dengan rata-rata BMI sekitar 23,6 dan standar deviasi 4,4. Apabila data tidak berdistribusi normal maka analisisnya menggunakan uji nonparametrik, namun jika data berdistribusi normal maka analisisnya menggunakan uji parametrik.

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.4 diperoleh data variabel status gizi dan kecemasan karena masing-masing mempunyai nilai P-value (Sig.) lebih kecil dari . Hasil uji Korelasi Spearman dengan menggunakan SPSS 26 diperoleh nilai P-value (Sig.) yang lebih kecil sehingga dapat dinyatakan H0 ditolak. Koefisien negatif (-0,318) menunjukkan adanya hubungan searah antara kecemasan dengan status gizi, artinya semakin lemah tingkat kecemasan mahasiswa maka semakin baik status gizi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Kemudian nilai korelasi (Spearman Correlation) antara kecemasan dengan status gizi sebesar -0,318, dimana nilai korelasi tersebut termasuk dalam kategori korelasi cukup kuat.

Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Berdasarkan Tingkat Anseitas
Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Berdasarkan Tingkat Anseitas

Pembahasan

  • Hubungan antara Tingkat Ansietas dengan Status Gizi Mahasiswa

Karakteristik subjek yang memiliki tempat tinggal dan rumah mempengaruhi status gizi dan tingkat kecemasan. Status gizi siswa berdasarkan BMI diperoleh antara 6,53 dan 34,41, dengan rata-rata BMI kurang lebih 23,5 dan variasi ditunjukkan dengan standar deviasi 4,4. Fenomena ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kompleksitas interaksi antara faktor psikologis dan pola makan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi status gizi seseorang.5.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Khairiyah, (2016) yang dilakukan pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu lebih banyak mahasiswa yang memiliki pola makan buruk yaitu (59,5%). Hal ini disebabkan adanya perubahan pola makan yang tidak teratur pada kalangan mahasiswa perantauan yang jauh dari orang tua dan tinggal sendirian di asrama. 21. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi kompleks antara kecemasan, pola makan, dan respons neurobiologis yang mungkin berperan dalam hubungan antara kecemasan dan status gizi. strategi untuk mahasiswa. . Mengembangkan intervensi yang menargetkan aspek kesejahteraan mental, seperti manajemen kecemasan dan pendidikan tentang pola makan sehat, mungkin merupakan langkah penting dalam memaksimalkan status gizi siswa.

Penelitian ini tidak hanya mengukur tingkat kecemasan dan status gizi, tetapi juga mengumpulkan data mengenai karakteristik subjek, yang memberikan konteks analisis yang lebih lengkap. Pertama, penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam hal generalisasi karena hanya dilakukan pada mahasiswa fakultas dan universitas tertentu. Kedua, meskipun penelitian ini mengukur tingkat kecemasan dan status gizi, faktor-faktor lain yang berpotensi mempengaruhi hubungan ini, seperti pola makan sehari-hari, aktivitas fisik, aktivitas sehari-hari seperti menghadapi ujian, dan faktor genetik, tidak sepenuhnya dihargai atau dipertimbangkan.

Hubungan Depresi, Kecemasan dan Stress dengan Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Hubungan Depresi, Kecemasan dan Stress dengan Status Gizi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan judul 'Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Status Gizi Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMSU' Untuk dapat dilaksanakannya penelitian ini, saya mohon partisipasinya dan mohon kesediaan responden untuk menjadi responden penelitian. Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang akibat konsumsi makanan dan pemanfaatan zat gizi, yang terbagi menjadi gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.

Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara kecemasan dan nafsu makan, yang dapat mempengaruhi pola makan dan pada akhirnya mempengaruhi status gizi seseorang.8,9. Pertama, penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi hasil karena hanya dilakukan pada mahasiswa fakultas dan universitas tertentu. Kedua, meskipun penelitian ini mengukur tingkat kecemasan dan status gizi, faktor lain yang berpotensi mempengaruhi hubungan tersebut, seperti pola makan sehari-hari, aktivitas fisik, dan faktor genetik, tidak sepenuhnya dikontrol atau dipertimbangkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Mayoritas pelajarnya adalah perempuan, mayoritas pelajar berusia di atas 20 tahun, dan sebagian besar pelajar tinggal di rumah kos.

Saran

Oleh karena itu, kami perlu melakukan penelitian mengenai hal ini bersama Anda, guna mencegah terjadinya berbagai penyakit di kemudian hari. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan sampel sebanyak 96 siswa yang kemudian akan dilakukan pengecekan indeks massa tubuh dan pengisian kuesioner HARS. Koefisien negatif (-0,318) menunjukkan adanya hubungan searah antara kecemasan dengan status gizi, artinya semakin buruk tingkat kecemasannya.

Kemudian nilai korelasi (korelasi Spearman) antara kecemasan dengan kualitas hidup sebesar 0,318, dimana nilai korelasi tersebut termasuk dalam kategori korelasi cukup kuat. Selain faktor usia, mayoritas wanita dalam penelitian ini juga menjadi faktor sebagian besar siswa tidak mengalami kecemasan, hal ini diungkapkan oleh teori bahwa sekitar 5% populasi, kecemasan pada wanita dua kali lebih besar. tinggi seperti pada laki-laki, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kepribadian perempuan yang lebih tidak stabil dan peran hormon (estrogen dan progesteron), sehingga mempengaruhi keadaan emosi perempuan, sehingga cepat meledak, cemas dan curiga. 2021) menyatakan dalam penelitiannya bahwa hubungan antara kecemasan dan perilaku makan juga dapat dipahami dari sudut pandang neurobiologis. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang interaksi kompleks antara kecemasan, pola makan, dan kemungkinan respons neurobiologis.

Penelitian di masa depan dapat mempertimbangkan untuk memasukkan variabel lain yang mungkin mempengaruhi hubungan antara kecemasan dan status gizi, seperti faktor lingkungan, pola tidur, aktivitas fisik, dan dukungan sosial. Ini akan memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hubungan ini.

Tabel 1. Karakteristik Subjek
Tabel 1. Karakteristik Subjek

Gambar

Tabel 2.1 Kategori Indeks Massa Tubuh Menurut WHO Asia-Pasific
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Tabel 3.1 Definisi Operasional  Variabel  Definisi
Gambar 3.1 Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data primer dalam penelitian ini adalah usia menarche, data antropometri yaitu tinggi badan dan berat badan untuk menentukan status gizi (Makarimah &amp; Muniroh,